Home / Romansa / Antara Aku dan Dia / 27. Haruskah Memilih?

Share

27. Haruskah Memilih?

Author: Sinokmput
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Hanya 2 jam Aksa dan Leta sudah sampai di rumah. Aksa menghentikan mobilnya di depan pintu, membukanya dan keluar dari mobil. Tak lupa menunggu Leta keluar dari mobil. Aksa menggandeng tangan Leta untuk masuk, menyuruh Leta untuk duduk di ruang tamu.

"Bibi," teriak Aksa.

Suaranya yang lantang membuat orang-orang yang tadinya di dapur langsung berjalan ke arahnya.

"Lho, kok sudah pulang?" tanya Bi Prima heran, karena setaunya mereka akan pulang di hari minggu.

"Bi, di mana Kyra." tanya Aksa tak menjawab pertanyaan bi Prima.

Bi Prima menoleh ke arah Rossa yang berada di sampingnya. Karena setaunya tadi Kyra bersama dengan Rossa.

"Nona Kyra tadi diajak nyonya Jelita membeli ice cream Tuan," jawab Rossa.

"Astaga, apa kau tahu apa yang dilakukan orang tua itu," ucap Aksa berteriak. Memegang kepala dengan salah satu tangannya. Dia berjalan mundur dan terduduk di sofa.

Bi Prima dan Rossa bingung kenapa dengan tuannya. Tiba-tiba Farrel masuk d

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Antara Aku dan Dia    28. Melepaskanmu

    Jelita pergi ke rumah sakit setelah dari cafe, bertemu Aksa tadi. Dia yakin, pasti Aksa akan menuruti keinginannya. Sebenarnya video tadi hanyalah sebuah rekayasa. Jelita tak mungkin melukai cucunya sendiri, dia sengaja berbohong pada Kyra untuk bermain penculik dan polisi. Ternyata Kyra menyetujui dan menuruti permintaan omanya bahkan Kyra sangat bersemangat bermain karena banyak teman sabayanya tadi.Jelita masuk ke dalam ruangan Zeline. Ternyata di sana juga ada dokter Rendi."Dokter," ucap Jelita dari arah pintu."Nyonya, syukurlah anda datang cepat. Nona Zeline sadar kembali." ucap dokter Rendi.Jelita berjalan cepat, dia mendekat ke arah ranjang dan melihat Zeline yang membuka mata. Dia mengelus kepala Zeline.Zeline menggerakkan kepalanya, sangat pelan karena dia merasa seluruh tubuhnya kaku."Ma..ma.." ucapnya, suaranya terbata-bata."Ya Zeline, mama di sini. Apa masih sakit?" tanya Jelita.Zeline mengangguk, dia ingin bertanya ta

  • Antara Aku dan Dia    29. Sandiwara

    Aksa terbangun dari tidurnya, dia melirik ke samping tempat tidurnya, tidak ada Leta di sana. Dengan gerakan malas akhirnya dia bangun, melihat jam di atas nakas yang masih menunjukan jam 5 pagi. Aksa menuju ke kamar mandi, masih terlalu pagi untuknya mandi akhirnya dia hanya membasuh mukanya saja. Lalu keluar mencari keberadaan istrinya.Leta sedang membuatkan sarapan untuk Aksa, dia sendirian di dapur dan bibinya belum datang. Mungkin karena Leta terlalu bersemangat dia ke dapur pagi-pagi sekali.Dari arah ruang makan Aksa masuk, melihat Leta yang memasak dia mendekati dan memeluknya dari arah belakang. Dia meletakkan dagunya di bahu Leta, melihat tangan Leta yang lihai memasak."Pagi sayang," ucap Aksa dengan suara yang masih serak."Pagi, kenapa kau sudah bangun?" tanya Leta."Karena gulingku pergi tanpa menciumku," kata Aksa diselingi tawa."Kau ini, sudah jangan begini. Nanti bibi melihat kita," kata Leta mengusir halus Aksa, dia

  • Antara Aku dan Dia    30. Rindu

    Sudah 6 minggu Aksa menuruti kemauan bibinya. Tapi setiap kali dia menanyakan kabar Kyra, bibinya selalu mengelak. Aksa sudah sangat frustrasi dengan ini, dia sudah menyuruh beberapa orang kepercayaannya untuk mencari putrinya. Tapi hasilnya nihil, dia terpaksa menuruti semua permintaan bibinya karena dia satu-satunya kunci keberadaan Kyra sekarang.Meskipun Aksa bisa melakukan sesuatu dengan bibinya, tapi dia takut bibinya tidak sendirian. Jadi meskipun dia ingin menjebloskan bibinya atas penculikan putrinya, dia takut masih ada orang di belakang bibinya.Setiap hari dia selalu pulang larut karena menemani Zeline. Dia sudah mulai lelah dengan semua ini, tapi perkataan istrinya selalu dia ingat bahwa yang terpenting dia harus menemukan Kyra terlebih dahulu. Bahkan Aksa jarang memperdulikan Leta, setiap pagi dia harus bekerja di kantor dan setiap pulang dia selalu menemukan Leta sudah tertidur, dia tidak tega membangunkan istrinya, tubuhnya yang lelah pun sering langsung

  • Antara Aku dan Dia    31. Mencari dan Mencari Lagi

    Zeline berada di kamar Aksa, dia menunggu kepulangan Aksa. Tapi sampai selarut ini Aksa tidak pulang. Dia merasa cemas, apa terjadi sesuatu dengannya.Ketika Zeline ingin merebahkan dirinya, dia melihat foto seorang gadis kecil yang sangat cantik bermain di ayunan. Entah mengapa dada Zeline sedikit sesak, apa itu anaknya? Jadi selama ini buah cintanya dengan Aksa selamat? Ia meteskan air mata sambil mengusap foto itu.Seharian dia disuruh ibunya untuk tidur, dia juga belum mengelilingi kamar ini. 6 tahun yang lalu dia tidak diperbolehkan sama sekali masuk ke kamar Aksa, meskipun saat itu dia sudah menjadi istrinya tapi tetap saja Aksa selalu dingin padanya.Tapi sekarang tidak, dia berfikir bahwa Aksa sudahlah berubah, nyatanya dia membolehkan Zeline tidur di kamarnya, bahkan saat dia sadar kemarin Aksa selalu menjenguknya dan menghabiskan waktu di rumah sakit.Zeline menghela nafas pelan, besok dia akan menanyakan apa bayinya waktu itu selamat, jika iya kena

  • Antara Aku dan Dia    32. Bagaimana Ini?

    Zeline sedang duduk di taman bersama ibunya, sudah dua hari Aksa tidak pulang ke rumah dan itu membuatnya kepikiran. Ibunya tidak terlalu memikirkan itu, setiap kali dirinya bertanya ibunya hanya menjawab Aksa sedang sibuk di kantornya.Zeline menghela nafas perlahan, dia sangat bosan dan ingin segera keluar dari rumah ini. Di rumah dan di rumah sakit tak ada bedanya, Zeline merasa bosan karena tidak adanya Aksa.Zeline terlihat memikirkan bagaimana jika dia jalan-jalan saja, tapi dia melirik ke ibunya, pasti itu juga akan dilarang. Huh... Tiba-tiba dia ingat yang ada dipikirannya semalam. Dia menoleh ke arah ibunya yang sedang asik bermain handphone itu."Mama," ucap Zeline"Ya," saut Jelita tanpa mengalihkan pandangannya dari handphonenya."Ma, aku...aku ingin bertanya," ucap Zeline gugup."Bertanyalah, selagi aku tau jawabannya pasti akan ku jawab," ucapnya melirik sedikit anaknya, tapi kembali lagi pada handphone yang ada di tangannya."

  • Antara Aku dan Dia    33. Menemukan Kyra

    Seorang pria memakai jaket kulit, mengendarai montor membuntuti mobil yang berada di depannya. Meskipun dia mengambil jarak, tapi sebisa mungkin dia tidak tertinggal oleh mobil itu. Setelah berkendara sedikit lama, dia melihat mobil itu masuk di sebuah rumah dengan tulisan panti asuhan.Pria itu menghentikan sedikit jauh montornya lalu menelfon seseorang. Setelah mengatakan apa yang dia lihat, dia lalu mencari sebuah warung untuk beristirahat, sekalian memantau pergerakan mobil tadi.**"Ma, apa maksudnya ini?" Zeline berdiri dan menghampiri ibunya yang sedang duduk."Ya, itu benar," jawab Jelita singkat."Apa yang benar?" suara Zeline terdengar lantang. Membuat Kyra bersembunyi di belakang tubuh bu Kimmy."Itu semua benar, Aksa sudah menikah lagi, dan kau tau kenapa putrimu berada di sini?" tanya Jelita yang emosi kepada Zeline, dia menatap tajam putrinya. "Aku melakukannya demi kau, agar Aksa bisa kembali lagi dengan kau. Sekarang, bukannya bert

  • Antara Aku dan Dia    34. Diusir

    Aksa membawa Kyra dan Leta ke kamar Kyra, dia mendudukan Kyra di ranjang dan dia berjongkok di depannya."Papa kangen sekali sama Kyra, apa Kyra mengalami kesulitan selama ini?" tanya Aksa pada Kyra dengan lembut.Kyra hanya menggeleng, "Kyra kangen sama Papa dan Mama," ucap Kyra melihat Aksa dan Aletha bergantian.Aksa tersenyum, dia mengelus kepala putrinya itu, "Baiklah, Kyra mandi dulu ya. Papa dan Mama ingin berbicara sebentar," ucap Aksa."Oke Pa," Kyra mengangguk dan berlari ke kamar mandi.Aksa lalu berdiri dari jongkoknya, lalu duduk di tepi ranjang. Dia melihat Leta yang masih berdiri, dia pun menarik tangan Leta agar Leta duduk di pangkuannya. Dia memeluk perut Leta agar Leta tidak terjatuh, menatap lembut wajah Leta, tangannya mengelus pipi Leta yang memerah.Aletha hanya diam, dia menutup matanya tatkala tangan Aksa menyentuh pipinya yang masih terasa sakit."Akan ku minta bibi untuk mengompresmu agar tidak memar. Aku masih ada

  • Antara Aku dan Dia    35. Aneh

    Mereka sedang berbaring di ranjang kamar Kyra. Kyra berada di tengah dengan Aksa dan Leta di samping. Leta juga bertanya apa saja yang dilakukan Kyra selama di sana, dengan semangat Kyra menceritakan semua kejadian yang dialaminya 2 bulan ini.Meskipun Kyra sedih karena ditinggalkan sendiri di sana oleh omanya, tapi dia mempunyai banyak teman di tempat panti asuhan itu. Bahkan ada salah satu teman Kyra sangat baik pada Kyra, selalu menemani Kyra saat dia menangis."Papa, bisakah kita ke sana lagi? Kyra ingin bertemu dengan teman Kyra," ucap Kyra menoleh ke arah Aksa.Aksa memiringkan tubuhnya menghadap ke arah putrinya, dia menatap Kyra dan mengangguk."Jika Papa libur kita akan ke sana bersama mama," ucap Aksa."Yeay, beneran ya Pa. Kyra ingin bermain dengan teman-teman Kyra di sana," ucap Kyra girang."Baiklah tuan putri, karena ini sudah malam. Ayo segera tidur, Mama juga sudah mengantuk ini," kata Leta lembut pada Kyra.Kyra mengangguk,

Latest chapter

  • Antara Aku dan Dia    96. Bonus Part

    *8 tahun kemudian."Papa pulang..."3 anak yang sedang bermain itu menoleh. Melihat papanya yang merentangkan tangan dari arah pintu, membuat Kyra dan juga Reyna berlari ke arah Aksa. 2 gadis kecil beda usia itu memeluk papa mereka dengan erat. Memang, sudah 2 hari mereka tak bertemu karena papanya itu ada bisnis di luar kota.Aksa mengecup pipi Kyra dan Reyna bergantian. Setelahnya, pandangannya beralih pada Raydin yang masih duduk membaca buku. Aksa mendekat ke arah anak lelaki satu-satunya itu."Raydin." panggil Aksa.Anak lelaki itu langsung menoleh dan menatap ke arah papanya. "Ya, Papa.""Kenapa kau tidak memeluk Papa seperti yang lain, kau tidak merindukan Papa?" tanya Aksa."Rindu," ucap Raydin sambil mengangguk-anggukan kepalanya. "Tapi kita sama-sama lelaki ayah, aku tak mau memelukmu."Aksa yang mendengar ini merasa tercengang. Bagaimana bisa anak yang berumur 8 tahun ini berbicara seperti ini? Entah Aksa harus terke

  • Antara Aku dan Dia    95. Kelahiran Baby Twins (End)

    Leta sedang menyirami taman ketika Aksa mendekat. Suaminya itu mengecup wajahnya berkali-kali sebelum pamit pergi ke kantor. Hari demi hari terlewati begitu saja. Kandungan Leta sudah berusia 9 bulan. Kini dirinya sedang menanti kehadiran sang buah hatinya. Tangan Leta yang terbebas dari selang mengelus perutnya dengan lembut, Leta bahkan terdengar bernyanyi di sela-sela kegiatannya itu. "Mama." Kyra berlari menghampirinya, tak ingin membuat anaknya kotor karena sudah rapi, Leta mematikan kran airnya. Dia tersenyum pada putrinya yang memeluk dirinya. "Kakak Kyra berangkat sekolah dulu ya baby twins. Jangan nakal sama mama, dada.." Hanya sebatas itu, dan Kyra kembali berlari menghampiri Rossa yang sudah menunggunya. Leta hanya menatap Kyra dan menggelengkan kepalanya. Dia sangat senang karena Kyra terlihat menyayangi calon adiknya. Akhirnya Leta kembali dengan aktivitasnya lagi. Entah mengapa hari ini Leta sangat bersemangat. Di

  • Antara Aku dan Dia    94. Berbelanja

    "Papa... Kyra ikut..."Niat hati hanya ingin mengajak sang istri, kini Aksa hanya bisa menghembuskan nafas kasar ketika Kyra merengek ingin ikut.Gadis kecil itu tak sengaja memergoki kedua orang tuanya yang bersiap-siap ingin pergi. Tak ingin ditinggalkan, akhirnya dia mengeluarkan jurus merengeknya agar dirinya bisa ikut."Papa."Kyra kembali berucap ketika dirinya tak direspon, gadis kecil itu mendekati Aksa dan menggoyang-goyangkan lengan Aksa. Tatapan matanya yang terlihat sangat imut tak kuasa menahan Aksa. Akhirnya lelaki itu mengangguk dan tersenyum pada putrinya."Yeay...," sorak Kyra senang."Sekarang segera bersiap-siap... Minta kakak Rossa untuk ikut juga ya." pinta Aksa.Kyra langsung melaksanakan perintah papanya. Dia terlihat senang, bahkan saat turun dia terlihat bernyanyi, menirukan lagu anak-anak.Akhirnya, Farrel juga ikut mengantarkan mereka. Itu karena Aksa tak tega jika Rossa harus menemani Kyra send

  • Antara Aku dan Dia    93. Rumah Sakit Jiwa

    "Aksa.""Hem." Aksa langsung menoleh ketika Leta memegang pundaknya, wanita itu menatapnya dengan pandangan rumit membuat Aksa menjadi heran."Aku ingin tahu keadaan Zeline." lirih Leta."Sudah kukatakan Leta, jangan ungkit lagi wanita itu. Kenapa kau begitu keras kepala." gerutu Aksa.Leta tampak menghela nafas, susah sekali meminta hal ini pada suaminya. Dia sudah berkali-kali membahas ini, tapi Aksa langsung menghindarinya. Kini Leta tak membiarkan hal itu terjadi, dia mengunci ruang kerja Aksa dan menyembunyikan kuncinya."Aku mohon, ini yang terakhir. Aku ingin melihat keadaannya." kata Leta."Kau terlalu baik Leta, kau bahkan tetap memaafkan wanita itu meskipun kau selalu dibuat menderita olehnya." Aksa tampak menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Baiklah, tapi janji ini yang terakhir. Dan jangan ungkit masalah wanita itu lagi di depanku."Leta tersenyum manis, dia bahkan langsung memutar kursi Aksa ke arahnya. Dengan cepa

  • Antara Aku dan Dia    92. Menjenguk Baby

    WARNING, area dewasa!!! Harap bijak memilah sebuah cerita.Entah mengapa jantung Aksa menjadi berdebar ketika melihat gunung kembar Leta sedikit terbuka. Dia memang sedang membantu Leta melepaskan gaunnya agar dia bisa bisa tertidur nyaman.Tapi sepertinya sekarang dia malah terjebak. Hasratnya tiba-tiba menjadi naik, dan dia tidak tahan. Aksa menggoda Leta, mencoba mengecupi pipi, bibir, leher dan dada atas Leta.Tak ayal karena itu Leta menjadi terusik dari tidurnya. Dia membuka matanya perlahan dan langsung kaget melihat Aksa ada di atas tubuhnya."Aksa, apa yang kau lakukan?""Aku menginginkanmu Leta."Leta tak sempat berucap lagi ketika Aksa dengan cepat membungkam bibirnya. Lelaki itu melumatnya dengan lembut, memberikan permainan yang cukup lama sampai Leta benar- benar terbuai.Tangan Leta langsung merangkul ke leher Aksa, dia memejamkan matanya dan menikmati ciuman Aksa.Aksa yang mendapat respon ini segera menur

  • Antara Aku dan Dia    91. Pesta Perayaan

    Guan itu melekat pas di tubuh Leta. Perutnya yang membuncit tak menghalangi kecantikannya malam ini. Wanita itu bahkan terlihat sangat anggun. Kalung permata yang digunakannya senada dengan anting dan cincin yang terpasang di jari manisnya. Rambutnya dicurly, sebagian dirapikan ke arah belakang. Leta benar-benar cantik malam ini."Kau siap?" Aksa tiba-tiba ada di belakang Leta dan memeluknya. Dia mengecup singkat pipi istrinya dan menatapnya lewat cermin."Aku sedikit gugup." Memang, baru kali ini Leta menghadiri pesta. Dan pesta kali ini bukan sembarang pesta. Aksa membuat perayaan kehamilan Leta yang menginjak 7 bulan. Dia bahkan mengundang seluruh karyawannya untuk hadir, tentunya dengan para kolega bisnisnya juga."Tak apa, aku akan ada di sisimu," ucap Aksa sambil tersenyum.Aksa lalu menggandeng tangan Leta untuk turun ke bawah. Di sana sudah ada Farrel dan Kyra yang menunggu. Sebagian orang bahkan sudah berangkat duluan ke kantor Aksa.

  • Antara Aku dan Dia    90. Makan Malam

    Kabar bahagia itu disambut baik oleh Prima dan Gandhi, mereka tak menyangka jika selama ini anaknya, Farrel menyukai seseorang yang dekat dengan mereka. Mereka sudah bekerja bersama selama 5 tahun terakhir, cukup tahu dengan bagaimana sikap Rossa selama ini.Leta juga ikut bahagia, bahkan Aksa menjanjikan akan mengurusi semua keperluan pernikahan mereka. Tapi Farrel bilang jika mereka belum terburu-buru untuk hal itu.Aksa sedang di kantor saat ini, kebetulan Leta datang mengantarkan makan siang untuknya. Sejak kehamilannya memasuki trimester kedua, Leta memang selalu ingin dekat dengan suaminya.Hal itu tak membuat Aksa terganggu, dia malah senang acapkali Leta menemani dirinya di kantor. Meskipun kadang wanita itu suka merengek dan meminta hal yang cukup aneh bagi Aksa.Tok.. Tok... Tok...Aksa menoleh ke arah pintu, dia melihat Vino yang berjalan masuk sambil membawa map di tangannya."Tuan, ini berkas yang perlu Anda tanda tangani.

  • Antara Aku dan Dia    89. Farrel dan Rossa

    "Kau ingin anak laki-laki atau perempuan sayang?" tanya Aksa mendongak menatap Leta. Saat ini dia sedang tidur di paha Leta, menatap perut Leta dan sesekali menciuminya."Laki-laki atau perempuan sama saja. Yang terpenting mereka sehat dan lahir dengan selamat." jawab Leta.Aksa tersenyum, dia mengusap lagi perut istrinya itu. Meskipun baru menginjak 3 bulan, perut Leta memang sudah terlihat membuncit. Mungkin itu efek dari bayi kembar yang dikandungnya."Bisakah kita tidur, aku lelah." Leta menutup buku yang sedang dibacanya, dia lalu meletakkan buku tersebut di nakas. Tatapan matanya terlihat sayu, Aksa yang melihat hal itu langsung duduk dan membiarkan istrinya berbaring."Tidurlah, aku akan memelukmu sampai pagi."Leta tersenyum, dia mendekatkan lagi tubuhnya pada Aksa. Menyembunyikan kepalanya di ceruk leher Aksa, tangannya juga memeluk tubuh Aksa seperti sebuah guling.~Kehamilan Leta tak membuat susah dirinya. Bahkan Leta terl

  • Antara Aku dan Dia    88. Baby Twins

    Ketika sampai di rumah sakit, Sam segera berlari menuju ruang UGD. Dia menanyakan pada seorang suster tentang pasien yang mengalami tabrak lari. Ternyata Zeline benar-benar di sana dan sedang ditangani oleh dokter. Hampir 1 jam akhirnya seorang dokter keluar dari sana. Sam yang melihat itu langsung mendekatinya. "Dokter, bagaimana keadaannya?" tanya Sam. "Anda keluarga pasien?" tanya Dokter dengan nametag Ridwan tersebut. "Tidak, saya temannya. Keluarganya ada di luar negeri semua," ucap Sam berbohong. "Kondisi pasien masih belum stabil, suster akan membawanya ke kamar rawat. Biarkan pasien beristirahat sampai kondisinya pulih." kata Dokter Ridwan. "Lalu... lalu bagaimana dengan bayinya?" tanya Sam dengan gugup. Dokter Ridwan tampak menghela nafas, dia menggeleng pelan menampilkan senyuman yang dipaksakan. "Maaf Tuan, kami sudah berusaha. Tapi takdir berkehendak lain, pasien mengalami keguguran." Sam mematung menden

DMCA.com Protection Status