Share

Enggan Operasi

Author: Ziza
last update Last Updated: 2022-11-09 20:43:59

ANTARA AKU, SUAMI, DAN MADUKU – 35

Yang ada di dalam pikiran Bram, ‘Memangnya kalau aku menjalani operasi ini dan aku melakukan terapi seperti permintaan mereka, aku bisa sembuh total begitu? Aku bahkan tidak yakin ini akan berhasil ...’ Bram membatin dalam dirinya.

“Sudah, lakukan saja Mas … kamu mau menyenangkan aku kan? Mau sampai kapan kita begini terus. Aku kan juga butuh belaian dan kasih sayang dari kamu, Mas.” Alysa tetap bersikukuh pada argumennya bahwa Bram harus sembuh dengan dalih kebutuhan biologisnya.

Padahal, kalau Alysa … dia bisa mendapatkan laki – laki perkasa dan gagah yang jauh lebih muda daripada Bram. alysa hanya bersandiwara di depan mereka semua. Alysa bertahan pada perniakahan ini hanya dengan satu alasan, yakni harta.

Sejauh satu sampai dua tahun pernikahannya bersama Bram, ia sudah mendapatkan rumah yang ia inginkan. Masih banyak yang Alysa inginkan dari keluarga Prawiryo melalui Bram, termasuk perusahaan yang kini telah menjadi atas nama Esha.

‘Aku bahkan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Antara Aku, Suami, dan Maduku   Mama Lidya Drop!

    Antara Aku, SUAMI, DAN MADUKU – 36‘Kok seperti ada yang aneh ya dengan Bram. Apa jangan – jangan Bram masih mencari pelampiasan untuk kebutuhan biologisnya? Tapi … sepertinya tidak mungkin…’ batin mama Lidya dengan ekspresi wajah yang sulit untuk di jelaskan.Mama Lidya yang semula nampak kesal, kini justru merasa heran dan bertanya – tanya kala mendengar tanggapan Bram bahwa ia merasa terganggu dengan kehadiran Alysa. Dan sepertinya … bukan karena sikap Alysa yang membuat Bram jengkel, namun karena kehadiran Alsya lantas membuat Esha bersikap jauh berbeda dari sebelumnya.“Mama kenapa ngeliatin aku segitunya? Ada yang salah? Pokoknya ya Ma … aku tidak akan menjalani operasi itu. Jangankan atas permintaan mama, aku bahkan tidak bisa mengabulkan keinginan Esha atas itu.” Bram mengangkat kedua alisnya dengan sempurna, menunggu jawaban yang keluar dari mama Lidya.“Mama masih nggak ngerti dengan sikap kamu ini. sekarang, kamu jawab dulu pertanyaan dari mama. Apa kamu …..”Bram mengernyi

    Last Updated : 2022-11-09
  • Antara Aku, Suami, dan Maduku   Bukan Alysa?

    Antara Aku, Suami, dan Maduku – 37Bram sampai harus berjalan ke segala arah, menyusuri setiap lini tempat di sekitar lokasi jatuhnya pot bunga tersebut. Meski tak jauh, Bram cukup teliti untuk melihat setiap sudut lokasi di dekat tempat tersebut.‘Haish! Siapa sih! berani sekali dia. Apa ini ulah Alysa? Tapi, kalaupun Alysa untuk apa ia harus bersembunyi?’ Padahal Alysa bisa saja datang dan langsung menyela pembicaraan Bram dengan mama Lidya. Hampir berselang lima sampai tujuh menit Bram mencari dengan begitu teliti setiap inci bagian dari lokasi yang mungkin dilalui oleh si pelaku yang mungkin mendengar isi dari pembicaraan dirinya dan mama Lidya, namun sayangnya Bram tidak bisa mendapati bukti satu pun.Sehingga, Bram benar – benar tidak bisa bertahan lebih lama. Ia juga tak bisa melangkah lebih jauh untuk berjalan. Yang paling penting, Bram benar – benar tidak bisa menerima jika itu memang benar Alysa.Sampai kemudian Bram terus saja mencoba mencari dimana keberasaan orang terse

    Last Updated : 2022-11-12
  • Antara Aku, Suami, dan Maduku   Terserah Saja

    ANTARA AKU, SUAMI, DAN MADUKU – 38‘Aduh, kemana sih mama … kenapa juga perempuan ini terus saja mengikuti aku sih?’Bram hanya bisa membatin pada hatinya sendiri kala ia melirik ke arah Alysa. Jujur saja, Bram sama sekali tidak suka dengan sikap Alysa yang memang cenderung agresif dan terlalu ingin tahu akan sesuatu. Namun Bram juga tak bisa berbuat banyak. Terlalu malas baginya untuk meladeni sikap Alysa, atau bahkan mendebat dan melarangnya. Sehingga, sering kali bahwa sejak awal kali Alysa hadir di dalam hidup Bram dan Esha, mereka berdua lebih memilih untuk membiarkan saja apa yang Alysa inginkan, apapun itu selagi mereka bisa mengabulkan jika masih berada pada batas wajar.“Mas!? kamu kenapa malah bengong begitu, sih? dimana mama? Apa maksut ucapan kamu?” tanya Alysa sekali lagi. Bram ragu jika apa yang sedang Alysa lakukan adalah bentuk dari rasa simpati dan juga rasa perhatiannya pada mama Lidya. Bram berpikir bahwa bisa saja ini adalah settingan yang sengaja dibuat oleh Aly

    Last Updated : 2022-11-18
  • Antara Aku, Suami, dan Maduku   Jujur Saja Wahai Suami

    Antara Aku, Suami, dan Maduku – 39“Sekarang lebih baik kamu jujur, Mas. Ini sebenarnya ada apa sih, ada apa dan apa yang terjadi dengan mama?” tukas Alysa dengan ekspresi wajah yang sangat penasaran. “Mas!? jawab aku? jangan biarkan aku seperti orang bodoh yang tidak tahu apa – apa. Bagaimana mungkin perawat itu sampai bersikap dingin dan acuh begitu tahu bahwa kamu anaknya? Pasti ada sesuatu kan, Mas?” Alysa terus saja mendesak Bram untuk bicara. Perasaan geram dan kesal yang menyelimuti hati dan pikiran Alysa membuatnya terus saja merengek bahkan menarih bahu Bram, suaminya.“Tidak, tidak ada sesuatu yang parah. Toh mama juga pasti baik – baik saja kok,” balas Bram cuek. Nada bicaranya juga tak kalah keras dengan cara bicara Alysa.“Baik – baik saja gimana sih, Mas? dokter bahkan belum katakan apapun.”Bram melipat bibirnya seperti sedang berpikir. Ia lantas meletakkan tangan kirinya di pinggang dengan postur tubuh yang kini mulai menghadap ke arah Alysa.“Alysa, dengarkan aku …

    Last Updated : 2022-11-18
  • Antara Aku, Suami, dan Maduku   Mama Lidya masuk Rumah Sakit

    Antara Aku, Suami, dan Maduku – 40“Aku perlu bicara denganmu, Mas. Aku ingin kamu bersikap jujur soal diri kamu dan juga mama,” desak Alysa. Kedua lengannya yang terlipat membuat semakin tegang suasana yang ada.“Jujur? Apa kamu pikir selama ini aku tidak jujur?” balas Bram masih dengan nada bicaranya yang halus.“Tidak, aku tahu persis bagaimana kamu. Tapi aku pikir mama bukan orang yang punya kepribadian aneh seperti kamu, Mas. menurutku … menurutku kamu adalah orang yang berbeda dari kebanyakan.” Alysa tak berani menatap kedua bola mata Bram. ia mengatakan itu dengan menyembunyikan wajahnya, juga mengatakannya dengan terbata – bata.“Aku sungguh tersinggung dengan ucapanmu, Alysa. Kamu baru mengenalku kemarin. Esha saja bahkan tidak pernah mengatakan hal semacam ini kepadaku. Apa tujuan kamu sebenarnya?” Meski memang suara Bram terdengar sedikit marah, namun itu masih bisa dengan mudah untuk ia kendalikan. Bram tahu ini adalah rumah sakit. Bram juga tahu kemana arah pembicaraan A

    Last Updated : 2022-12-08
  • Antara Aku, Suami, dan Maduku   Kebutuhan Biologis

    Antara Aku, Suami, dan Maduku – 41‘Aku sangat lelah dengan pernikahan semacam ini … Ah sudahlah, Esha. Kamu hanya perlu bertahan sampai beberapa waktu lagi nanti sampai tiba saatnya kamu bisa kembali menuntut cerai Mas Bram,’ batin Esha. Keningnya kembali berkerut setiap kali dirinya harus memikirkan sang suami.Belum sampai Esha menemukan titik temu atas kegelisahan dan keresahannya, ponsel yang berada di genggamant tangannya kembali berdering.DrtDrtTertulis jelas di depan layar notifikasi panggilan yang berasal dari Mas Bram. Esha enggan untuk mengangkatnya. Namun semakin lama dibiarkan, panggilan itu seolah tak pernah berhenti. Bram terus saja menghubungi Esha berkali – kali.“Mau apa sih kamu, Mas?” Esha terpaksa mengangkat panggilan dari Bram. ia tak bisa membiarkannya begitu saja karena Esha tak bisa melakukan aktivitas yang lain. Ia jadi benar – benar merasa terganggu karena suara panggilan dari Bram. Tanpa basa – basi, Bram lantas mengatakan sesuatu dari dalam panggilan

    Last Updated : 2022-12-15
  • Antara Aku, Suami, dan Maduku   Kecemburuan Sang Madu

    Antara Aku, Suami, dan Maduku – 42“Bagaimana keadaan mama, Mas?”Esha baru saja tiba, deru napasnya masih terdengar kacau dan berantakan. Mungkin, memang Esha berjalan dengan sangat terburu – buru untuk sampai di tempat ini. “Sebentar lagi mama juga baikan, dokter hanya bilang kalau mama perlu banyak istirahat,” tukas Bram.Esha mengangguk sembari menatap wajah mama Lidya. Meski sejujurnya Esha merasa sakit hati dengan perlakuan mama Lidya selama ini kepada dirinya, namun itu semua tidak lantas membuat Esha mmebenci mama mertuanya itu.Ada perasaaa sayang dan kasihan yang melingkupi diri Esha. Ia merasa tak sampai hati untuk membiarkan mama Lidya merasakan betapa sakitnya tusukan jarum yang kini memberinya kekuatan seperti itu. Ya, jarum infus bukan hanya jarum kecil, rasanya bahkan perih dan sakit. “Mama sakit apa, Mas? bagaimana kejadian sebenarnya? Dan, dimana yang lain? Alysa? Kemudian papa dan semua kakakmu, dimana?” Bram secara to the point langsung saja di terjang dengan per

    Last Updated : 2022-12-15
  • Antara Aku, Suami, dan Maduku   De javu

    Antara Aku, Suami, dan Maduku – 43“Ma, aku tinggal sebentar ya. ada Esha yang akan menjaga mama. Aku tidak akan pergi terlalu lama, aku harap mama juga bisa segera siuman. Maafin aku ya, Ma.” Bram membisikkan kalimat perpisahan di telinga mama Lidya.Bukan untuk berpisah untuk selama – lamanya, melainkan hanya untuk sekedar pamit. Bram harus pergi ke suatu tempat. Bram benar – benar meninggalkan tubuh mama Lidya ynag saat ini sedanng terbaring tak sadarkan diri di pembaringan rumah sakit. ‘Mau kemaana coba Esha tadi? Kenapa dia … begitu buru – buru. Apa aku salah mengatakan sesuatu? Tapi kan memang aku sudah mengatakan apa adanya. Bagaimana bisa dia pergi begitu saja. Rasa – rasanya juga memang karena memang Esha terlihat tidak menyukai Alysa…’ batin Bram sembari berjalan ke arah pintu luar rumah sakit.Bram sengaja tak lagi menemui Esha setelah perempuan itu memilih untuk tidak lagi menanggapi soal pembelaan Bram untuk Alysa. Bram juga sengaja tidak memperjelas bagaimana keadaan ya

    Last Updated : 2022-12-24

Latest chapter

  • Antara Aku, Suami, dan Maduku   Melihat Bram

    Antara Aku, Suami, dan Maduku – 67“Kamu tunggu saja disini, aku akan bawa dia secepatnya ke hadapanmu. Aku janji, Esha.” Entah mengapa bagi Esha, setiap kata – kata yang kemudian keluar dari bibir dokter Haris terasa begitu menenangkan. Esha tak tahu ada ramuan apa di dalamnya, atau ada sihir apa yang sedang digunakan oleh laki – laki tampan yang ada di hadapannya itu.Bukan hanya sekali dua kali saja, sudah banyak kali rasanya Esha merasakan tatapan hangat dan kata – kata yang begitu hangat dari bibir dokter Haris. Benar – benar sosok laki – laki idaman yang memang Esha butuhkan dalam kondisi seperti ini.Tidak, mungkin tidak hanya dalam kondisi seperti ini saja. Melainkan banyak kondisi lain yang Esha butuhkan seperti halnya hidup bersama sampai akhirnya maut memisahkan keduanya.‘Hentikan Esha … jangan sampai kamu berpikiran yang tidak – tidak soal dokter Haris. Ini bukan saatnya kamu untuk memikirkan dia laki – laki terbaik atau semacamnya. Kamu harus selesaikan urusanmu. Berap

  • Antara Aku, Suami, dan Maduku   Gerak Cepat

    Antara Aku, Suami, dan Maduku – 66“Esha, lebih baik kita bersiap untuk pergi sekarang. Langit sudah semakin terlihat gelap. Khawatir kita akan terlambat untuk menemukan Bram,” ujar dokter Haris dengan tegas. Ia tak menatap wajah Esha sehingga ia tidak tahu bagaimana persisnya ekspresi wajah Esha saat ini.Yang dokter Haris tahu, saat ini ia bahkan kesulitan mengatur detak jantungnya sendiri. Ia buru – buru mengalihkan perhatiannya sembari memasangkan sabuk pengaman miliknya dan mengutak – atik kunci mobil yang berada di sebelah kemudi.Esha tahu. Ia sudah berlebihan. Segera ia mengalihkan wajahnya dari hadapan Dokter Haris.‘Bodoh sekali kamu Eshaaa … bagaimana bisa kamu, argh!!’ gumamnya dalam hati. Esha memaki – maki dirinya sendiri sembari menggigit bibirnya bagian bawah. Jujur saja, Esha merasa malu bukan main. Meski memang benar bahwa niat dan tujuannya adalah untuk mengekspresikan rasa senangnya, namun tetap saja … tetap saja itu bisa dianggap sebagai perasaan yang berlebih. A

  • Antara Aku, Suami, dan Maduku   Awal Berbisnis

    Antara Aku, Suami, dan Maduku – 65“ … Aku akan pinjamkan modal padamu sebagai langkah awal kita berbisnis. Itu pun kalau memang kamu mau. Yang mau saya tekankan disini adalah, kamu jangan sampai merasa jatuh sendiri hanya karena kejahatan orang lain. Mereka semua tidak berhak mendapatkan perhatian dan rasa belas kasihmu sama sekali.” Begitu bijak dan menenangkan. Esha tiddak bisa mengelak bahwa pesona dokter Haris begitu membuatnya silau. Bukan karena harta semata, namun dari segi kedewasaan dan tanggungjawabnya pada apa yang sedang menjadi amanahnya.Tapi Esha tidak pernah berpikir untuk bisa mendapatkan perhatian dokter Haris lebih dari ini. Ia pun tidak pernah berharap lebih. Esha menyadari dirinya siapa, dan dokter Haris itu siapa. Yang ada, Esha justru akan selalu merepotkan dokter Haris jika terus begini. Padahal, mereka tidak ada hubungan apapun dan perkenalan mereka juga masih dalam hitungan bulan saja. “Jadi bagaimana, Esha?” suara dokter Haris membuat Esha merasa terkesia

  • Antara Aku, Suami, dan Maduku   Kau Nampak Berbeda

    Antara Aku, Suami, dan Maduku – 64“Dasar br*ngs*k!!” ujar Esha yang memekik dengan cukup melengking dari bibirnya yang mungil itu.Meski mungkin menurut Esha tidak terlalu lantang, namun tetap saja dokter Haris bisa mendengarnya dengan sangat jelas baagaimana cara Esha meluapkan kekesalannya itu. Esha benar – benar terlihat penuh amarah dan kekesalan yang memuncak.“Are you okay?” dokter Haris pelan – pelan mulai membuka suaranya kala Esha nampak lebih tenang dari sebelumnya.Dan hal ini tidak bisa dilihat hanya dari satu dua menit saja. lebih dari itu, dokter Haris sampai harus menunggu sampai beberapa menit ke depan.Karena jujur saja, dokter Haris terkejut bukan main. Belum pernah dalam sejarahnya ia mendengar seorang perempuan yang begitu marah pada keadaan yang tidak bisa ia perbuat apa – apa. “Ya, I’m okay.” Esha menjawabnya singkat. Tanpa senyum, tanpa ekspresi. Dan tak lama berselang, bulir – bulir air mata mulai menetes membasahi pipi kanan Esha yang nampak bulat sempurna.

  • Antara Aku, Suami, dan Maduku   Harus Bertemu Bram Lebih Dulu

    Antara Aku, Suami, dan Maduku – 63“Apa nggak lebih baik kalau kamu segera menghubungi Ibu Lidya sekarang?” “Nggak, dok. Saya nggak bisa bilang sekarang. saya harus temukan mas Bram lebih dulu baru saya akan bilang. lagipula, kalau dipikir – pikir, bagaimana mungkin kita tidak bisa menemukan seorang Bram dalam satu kota yang sama seperti ini. aneh kan?” Esha menolak dengan tegas meski dokter Haris memintanya beberapa kali untuk menghubungi mama mertuanya itu. alasan Esha memang tegas, dan menurutnya memang logis bahwa terasa aneh jika saja Bram ada di satu daerah yang sama, semestinya sudah lebih cepat di temukan. Peristiwa kabur – kaburan ini tidak akan berhasil kalau memang tidak ada yang membantu Bram untuk bersembunyi. Atau justru … sebentar lagi Bram akan berniat untuk pergi lebih jauh dari jangkauan Esha. Esha benar – benar tidak akan bisa membiarkannya. Esha harus bergerak cepat. cepat untuk menemukan Bram dan meminta klarifikasi suaminya itu dengan sejelas – jelasnya.“Iya

  • Antara Aku, Suami, dan Maduku   Dasar Perempuan..

    ANTARA AKU, SUAMI, DAN MADUKU – 62“Hmmph. Perempuan..” “Dokter mau bilang saya tidak bisa baca google maps, begitu kan?” sergah Esha dengan rasa kesalnya. Bukan kesal, lebih tepatnya Esha tak suka dengan sikap dokter Haris yang nampak jengkel karena ulah Esha. Padahal, Esha benar – benar tidak sengaja melakukan itu. “Eh?” dokter Haris meringis pahit kala secara tak sengaja telinga Esha rupanya menangkap jelas apa yang dokter Haris keluhkan itu.“Um, bukan … bukan begitu maksut saya,” bela dokter Haris persis seperti seorang pencuri yang tidak bisa berkutik.“Lantas?” sambung Esha lagi seolah – olah ia tidak tahu. Padahal, Esha juga sangat tahu kemana arah kekesalan dokter Haris tadi sampai harus melengkuh seperti itu.“Tidak mengapa. Fokus saja, ini kita kembali bertemu persimpangan. Setelahnya kemana?” balas doketr Haris yang masih sangat sibuk melihat ke kanan dan ke kiri memperhatikan sekeliling. Khawatir ada sesuatu di sekitar mobilnya. dan yang jelas, dokter Haris sedang mema

  • Antara Aku, Suami, dan Maduku   Tidak Bisa Baca G****e Maps

    Antara Aku, Suami, dan Maduku – 61“Kamu jangan khawatir, aku bisa jaga rahasia kok. lagi pula, memang sudah sewajarnya aku bantu kamu. Karena memang sejak awal, dokter Luis sudah menitipkan kamu padaku.” Dokter Haris menatap Esha dengan tatapannya yang sendu.Esha menarik kedua alisnya ke atas seolah tak percaya dengan apa yang ia dengar sebelumnya. “Hum? Maksutnya, dok?”Senyum dokter Haris mengembang. Tak terlalu tinggi, namun cukup berhasil membuat Esha mulai merasakan detakan yang semakin cepat di dalam peredaran darahnya. Masih dengan ciri khasnya yang manis sembari menggenggam kedua bahu Esha, dokter Haris lantas mengatakan sesuatu dengan lirih. “Nanti saja. aku bisa ceritakan itu dengan lebar. Sekarang, kita cari Bram dulu. Bagaimana?” Mendapatkan perlakuan seperti itu, tentu saja Esha semakin tidak karuan. Perasaannya mulai kacau dan menjadi – jadi. Esha malu, kikuk, canggung, ingin tahu tapi tak bisa berbuat banyak. Yang ada, Esha hanya bisa diam menahan napasnya agar tak

  • Antara Aku, Suami, dan Maduku   Seperti Orang yg Dikenal

    ANTARA AKU, SUAMI, DAN MADUKU – 60“Ba – bagaimana, bisa?? Laki – laki itu?” ujar Esha yang masih tidak mengerti dengan apa yang kini ia lihat di hadapannya.Rupanya benar, Esha benar – benar mengenali siapa pria itu. Dia adalah orang yang sedang Esha cari. Dia adalah Bram. suami Esha sendiri. Tepat di depan matanya, Bram dibonceng oleh seseorang yang entah siapa. mereka terlihat begitu tergesa – gesa meninggalkan tempat ini sampai beberapa kali mereka harus di teriaki dan di klakson oleh beberapa orang pengendara mobil lainnya. “Mau kemana dia? Apakah mas Bram tahu kalau ini aku?” pikir Esha yang masih berbicara dengan dirinya sendiri.Tapi kalau dipikir – pikir, tidak mungkin rasanya Bram tidak tahu Esha. Meskipun dengan tumpukan mobil yang saling berjejer seperti ikan asin di tengah lautan jalan raya seperti itu, seharusnya Bram masih tetap tahu dimana Esha dan mobil yang sedang dikenakan oleh istrinya. Tidak mungkin Bram tidak tahu.Begitulah kiranya apa yang masih tersimpan di d

  • Antara Aku, Suami, dan Maduku   Asmara Alysa dengan Banyak Lelaki

    Antara Aku, Suami, dan Maduku – 59“Jadi benar bahwa siapa yang menghubungi ponsel Alysa tadi adalah Bram?” ujar laki – laki itu, ditambah dengan senyum tipisnya yang memiliki banyak arti yang berbeda.Esha yang semula hampir melangkah pergi, lantas menahan kakinya dan diam berdiri di sisi pintu keluar kamar Alysa. Posisi tubuh Esha, sudah menghadap ke arah laki – laki tersebut.“Siapa kamu sebenarnya? Dan bagaimana kamu tahu persis tentang keluargaku?” tanya Esha.“Tidak. Aku tidak tahu banyak soal kalian. Aku hanya orang lama yang sakit hati dengan kalian. Dan aku sudah bilang kan, bahwa Alysa memiliki hutang denganku sehingga ia harus membayar semuanya termasuk dengan rumah ini.” laki – laki itu menjelaskan dengan begitu santai.Esha mungkin mengerti, tapi ia tak terlalu paham hutang apa yang dimaksud oleh laki – laki itu.“Hutang apa?” tanya Esha penuh dengan rasa penasaran.“Hutang janin antara aku dan Alysa yang pernah kami nantikan bersama,” jawab laki – laki dengan suara yang

DMCA.com Protection Status