Sedangkan perasaan Bela yang mendengar itu baper, walaupun berusaha melupakan tapi kalau ada sebersit perasaan tak dapat dihindarkan. 'Buat aku ya sa? Kalau iya, boleh kok balikan.'
"Bel, kenapa nasinya gak lo makan?" tanya Ratih teman sebangkunya, Bela membawa bekal, kondisi jamkos bisa dibuat makan santai dan pergi ke kantin.
"Ah-eh. Iya, lupa." Bela nyengir, kalau ada lalat hinggap mana tau kan? Ratih sedari tadi hanya bermain game strategi, demi mendapat poin tertinggi.
🌸🌸🌸
"Gimana sama guru-guru dikantor? Terus, bu Ghina mau kan sama roti buaya lo?" tanya Virgo setelah menelan bakso beranaknya. Shh hah, pedas beb!
"Semuanya beres kok. Sa, gimana sama puisi lo? Pasti Bintang langsung klepek-klepek kan?" Pandu menatap Angkasa yang kini hanya membaca buku kalkulus yang halaman sebanyak 578 itu. 'Gak pusing kan kepala lo sa?'
"..." tak ada jawaban, apa Angkasa sudah pacaran dengan buku?
"Ya baper dong," suara Bela menyahut dari ar
Pandu yang baru saja turun dari motornya pun seragamnya ditarik ke belakang dengan kasarnya. "Lepasin gak! Siap..a" Pandu berbalik dan mendapati Farhan yang kini berhasil menangkap satu mangsanya, memang Farhan tak diperbolehkan masuk oleh satpam rumah sakit ini, tapi ia tetap disini. Siapa tau kan kalau yang lainnya juga kesini? Farhan melihat Pandu membawakan tas Bela dan Angkasa, mau-mau saja kau diperbudak!"Cih! Mau saja disuruh-suruh, dasar budak!" sindir Farhan. Pandu yang mulai jengah pun melangkah menjauhi Farhan, mendengar ocehan yang seperti menghasutnya membuat telinga panas. Farhan tau Pandu ingin kabur menarik kembali seragamnya. "Santailah, main sebentar. Lagipula gue gak jahat-jahat amat kok."Pandu menyingkirkan tangan Farhan. "Gak jahat apanya hah? Lo udah nyelakain Rangga dan Bela!" balas Pandu emosi, jangan berpura-pura baik kalau ada seseuatu yang buruk sudah dilihat orang lain."Oh, gak sengaja. Lagian Rangga gak sampai mati kan? Bela kan c
Suara dentuman musik remix menggema diruangan yang kini riuh karena asyik berjoget, club semakin ramai. Bau alkohol, rokok bercampur padu dan menyengat. Tapi tak berpengaruh pada Farhan yang kini duduk di sofa, memandang bosan dance floor yang terdapat pasangan menari meliuk-liukkan tubuhnya.Vodka yang Farhan minum setengah, walaupun belum mabuk tapi Farhan merasa risih ketika seorang cewek berbaju ketat selutut mendekatinya."Main yuk, kenapa diam aja? Gak mau gabung?" tanyanya centil, ia merangkul pinggang Farhan.Pandu yang tak jauh dari Farhan pun memotret posisi tersebut, Pandu merasa mual berlama-lama ditempat laknat ini, bercampur bau yang menbuat kepalanya bereaksi pusing. Pandu cepat-cepat keluar dari club ini.'Hm, belum tentu yang baik itu hatinya juga sama. Hanya menipu pandangan semua orang agar dipandang hormat dan disegani, ketika merasa tersaingi dan di singkirkan rasa iri pun timbul.'🌸🌸🌸Bu Ghina masih tak percaya dengan sebuah
Manda meringis sakit ketika kuah bakso yang panas tumpah mengenai seragamnya. "Aw, lo bisa gak sih jalan yang bener?!" teriak Manda marah dan mendongak melihat Adisti sengaja melakukan ini, ia memiliki rasa iri dengan Manda, ia tak diterima di anggota cheerlader padahal kemampuannya bagus sedangkan Manda hanya biasa saja. Manda masuk tanpa seleksi, dirinya sudah bersusah payah latihan."Ups! Gak sengaja sayang. Lagian ini bakso panas banget sih, jadi gue gak bisa bawanya." Adisti berkilah, padahal ia ingin Manda ditonton seisi kantin tapi kini tak ada yang berani menatapnya.Igo yang melihat itu langsung menghampiri Manda, seragam cewek itu basah dan menerawang bentuk tubuhnya. Igo melepas seragamnya hingga mengisakan kaos putih polos. Manda terkejut merasakan perlakuan spesial dari cowok yang tak dikenalnya. "Makasih." ucapnya datar. Selera makan Manda untuk melahap mi ayam sirna, satu hari saja Adisti tak bisa mengusik ketenangannya. Erna pun sama, ia beranjak pergi
"Jangan pulang sendirian didaerah sini." peringat dua pria yang pernah merampas uang Bintang dulu."Kenapa? Ada begal?" tanya Bintang polos. Ah, rupanya dua pria ini sudah berubah. Tampilannya pun tak seperti preman lagi."Bukan sih, tapi bisa saja kan ada penjahat ditempat sepi dan gelap ini. Apa mau diantar?" tawarnya ramah.Bintang menggeleng, ia sungkan jika pulang dengan pria ala om-om ini ke rumah, kalau ibunya tau bisa remuk tulangnya. "Tidak terima kasih, saya pulang sendiri saja." Bintang pergi, tapi dua pria itu mengikuti langkah Bintang memastikan wanita yang punya tenaga kuat berkelahi selamat.🌸🌸🌸"Eh, kok kemarin malam gue liat Bintang diantar sama dua om-om ya?" Pandu membuka topik ketika Angkasa dan Virgo baru saja duduk dikursi pojok kantin.Virgo tercengang, Angkasa terkejut."Wah-wah? Habis ngapain malem-malem?" Virgo ngelantur, Angkasa masih tak percaya. Kemarin malam ia masih bekerja di kafe, bahkan Sergio meng
Setelah ujian kelas 12 selesai.Tinggal menunggu nilai dan pengumuman lulus. Hari ini Niko tampak sedih karena tak ada kehadiran Farhan, padahal ia sudah mengirkmkan foto kebahagiaan geng Elang dari waktu ke waktu. Tapi cowok itu tak kunjung ada kabar, terakhir kali Farhan berpesan padanya 5 bulan yang lalu. Kalau anda lelah menjadi jahat maka berhentilah sebelum menyesal dan diluputi rasa bersalah. Setelahnya Farhan tak lagi menjawab teleponnya, nomornya pun tak aktif. Niko menatap mading yang kini sudah ada nilai mata pelajaran uji coba ujian, Niko menatapnya miris. Nilai itu tak sesuai harapannya, terlalu ikut campur dengan geng Rajawali membuatnya jarang belajar apalagi menguasai materi yang di ujikan.🌸🌸🌸"Ah kamu tambah ganteng tau kalau pakai jas formal ini," goda Imelda pada Farhan, cowok itu terpaksa datang ke pesta Imelda sahabatnya dulu sebelum ia melanjutkan ke SMP. Lampu kerlap-kerlip dan alunan lagu dansa membuaf pesta ulang tahun Imelda semakin mewah.
"Kok Angkasa gak masuk yah?" tanya Virgo heran pada Tika sebagai seketaris yang mencatat daftar hadir. Tika menggeleng, bahkan ia tak melihat Angkasa sejak tadi."Iya, biasanya dia duluan sampai disekolah." Pandu ikut menimpali, kursinya pun masih kosong. Selama dua jam hanya suara berisik musik dangdut menggema. Jamkos memang kebebasan bagi semuanya, asalkan tidak keluar kelas jika tak penting."Gue disini," suara Angkasa membuat seisi kelas bungkam, musik dangdutnya pun dimatikan.Virgo dan Pandu terperangah melihat penampilan Angkasa."Wah, sekarang lo berubah yah. Jadi siapa nih yang bakalan ganti siswa teladannya?" sindir Virgo tak suka. Bahkan ia mencium aroma rokok ketika Angkasa duduk didepannya, Fino yang sebangku dengan Angkasa pun tak masalah asalkan tak mengusik aktifitas baca bukunya."Sa, kalau lo berubah gini kita merasa kehilangan Angkasa yang dulu. Apa sih yang membuat lo jadi begini sa?" Pandu tak akan membenci perubahan Angkasa y
Nyong meggebrak meja, kedatangannya yang berlari-lari membuat Rayhan, Bayu dan Angkasa kaget. Sampai bakso yang dikunyah Bayu keluar dari mulutnya dan mengenai pipi Rayhan."Lo kalau kaget biasa aja toh bakso lo mendarat di pipi mulus ganteng gue!" semprot Rayhan kesal. Bayu hanya menyengir dan kembali fokus dengan Nyong."Anak Rajawali nantangin kita!.." jeda sejenak, Nyong mengatur nafasnya. "Balapan! Kali ini taruhan nyawanya Angkasa!" ucap Nyong menggebu.Angkasa bersikap santai, pasti balas dendam Farhan melalui anggota geng barunya. Padahal sekarang Farhan sudah tak terlihat lagi kehadirannya."Di jalan kenanga jam 9 malam. Kalau gak ikut balapan, Rajawali bakalan menyuruh pasukan Batalyon buat menyerang sekolah kita." ucap Nyong lagi. Angkasa berdecih, beraninya main keroyokan."Terima saja, lagipula Farhan kan di Madrid." ucap Angkasa santai. Nyong terbelalak, ia tak pernah tau tentang Farhan. "Lo tau darimana?" tanya Nyong penasaran.
Pandu menatap heran wajah Angkasa yang kini begitu sedih. Ia menepuk bahu cowok itu. "Kenapa? Cerita saja, jangan dipendam sendiri." ucap Pandu menenangkan, tapi Angkasa menatapnya sekilas lalu menunduk lagi. Sangat berat apabila harus menjauhi geng Elang.Virgo yang baru datang pun tak mencampuri Pandu, sudah jelas tak bertegur sapa dan berubah masih saja di kancah¹.Tak digubris, Pandu mulai mengobrol dengan Virgo, jangan dicuekin terlalu lama kalau dia masih cemburu. "Gimana acara sepak bola yang lo tonton kemarin malam?"Virgo mengangguk. "Baik, 42 bro. Lo sih diajak begadang malah sibuk ngerjain tugas, tenang saja Ndu, gue contekin kok." goda Virgo, tak seperti biasanya Pandu mau diajak kumpul dirumahnya, terutama menonton sepak bola. Pandu juga terlalu sibuk dengan toko rotinya, membantu ibunya membuat adonan kue dan mengantarkan pesanannya."Kapan-kapan saja, gak asik kalau nontonnya cuma kita berdua." sindir Pandu dan menoleh pada Angkasa. Vi