Home / Romansa / Andyp / Bab 2. Pulang Bareng

Share

Bab 2. Pulang Bareng

Author: Hikmdr
last update Last Updated: 2021-08-25 08:41:03

Paijo memberikan uang lima ribu. "Tiga ya. Nama kamu siapa?" tanya Paijo lembut dan tenang, sifat playboy-nya kumat lagi. 

Ratu menoleh. "Ratu. Lis, ini pisang gorengnya tiga. Nih kembaliannya," seperti biasa Ratu memang ramah pada semua pelanggan entah cogan atau cecan. 

Lisa mengambilkan tiga pisang goreng. "Salam ke Gerald ya. Pingin minta nomornya, boleh gak? Gue kasih bonus satu pisang goreng deh," Lisa membujuk Paijo dengan siasat negoisasi, karena sifat Gerald yang sebelas duabelas tigabelas sama dengan Andy sangat cuek dan irit bicara. 

Paijo tampak berpikir. "Tapi tambahin dua. Gue juga mau dong pisang goreng. Huh lo tau kan kalau Andy gak akan ngasih satu biji pun ke gue malah di suruh beli sendiri," curhatnya pada Lisa, setidaknya lega daripada diam dan nanges di pendam sendiri. 

Lisa mengangguk. "Iya deh. Cepet nomernya," Lisa langsung siap-siap mengetik nomor Gerald di hp canggihnya dengan apel tergigit setengah. 

Paijo pun mulai menyebutkan nomor Gerald. "Kosong kosong kosong satu kosong satu. Thanks ya, love you," Paijo malah kiss jauh pada Lisa. Cewek itu hanya melirik sadis dengan bibir manyun, dasar buaya daratan. 

Jenny berdecak kesal. "Heh! Ini tuh dagangan punya Ratu. Malah di kasih bonus aja tuh Paijo," ketus Jenny, ada perasaan tidak enak apalagi Ratu itu anak beasiswa.

Ratu hanya tersenyum. "Gak apa-apa. Anggap aja sedekah. Kalian gak makan? Daritadi bantuin aku jualan, makasih ya?" rasanya senang bisa di bantu seperti ini, apalagi sampai habis. Memang Lisa kalau jualan top deh. 

"Sama-sama," jawab Lisan dan Jenny kompak. 

Akhirnya, mereka makan. Tapi Jisoo dan Rose selesai, hanya mengobrol tentang produk baru, Ratu yang mendengar itu saja tak mengerti. 

'Mereka pasti mau beli. Kapan ya aku bisa beli barang-barang itu?' batinnya sedih, ia tau pasti mahal. Jangankan membeli memilikinya saja tidak akan pernah. 

Paijo kembali duduk, akhirnya selesai juga tugas membeli gorengan. 

Wajah Andy sedikit berubah, senang. "Namanya siapa?" tanyanya tak sabaran, ingin tau satu nama siapa tau terukir di hati untuk selamanya. 

Fafa mengernyit. "Namanya siapa? Kamu tanya nama siapa sayang?" pertanyaan Fafa sudah ruwet membingungkan pula. 

"Ratu. Gue dapat bonus dong dari Lisa," Paijo meletakkan pesanan Andy di meja. "Makan sendiri aja ya? Jangan di bagi kesiapa-siapa," matanya melirik Gerald dan Fafa, siapa tau dua orang itu minta. 

"Kenapa gak minta nomornya aja sekalian?" tanya Andy kesal, Paijo setengah-setengah. "Masa tanya namanya doang. Gue kan pingin ngobrol-" ucapannya tersela oleh gebrakan keras dari Fafa, ah pacarnya itu mulai cemburu. 

Brak.

"Jadi kamu mau kenalan sama penjual gorengan itu? Kenapa harus minta nomornya? Sayang, aku ini kan pacarmu," awalnya Fafa marah-marah, tapi ia melunak karena takut Andy juga memarahinya balik. 

"Kenapa? Gitu aja marah. Terserah aku mau kenal sama siapa, itu bukan urusan kamu," Andy menenteng kresek berisi gorengannya, berlalu pergi. Ribut dengan Fafa bisa membuat kepalanya pusing tujuh malam hari. 

"Sayang! Tungguin!" Fafa mengejar langkah Andy. 

Gerald menggeleng heran. "Minta satu dong jo. Masa di makan sendiri, bagi-bagi dong," tangan Gerald siap mengambil satu pisang goreng di tangan Paijo, tapi cowok itu menghindar dan melindungi makanannya. 

"Mwakanywa belwi sendwiri," Paijo fokus memakan gorengannya, Gerald hanya menghela nafasnya memandangi Paijo asyik dan lahap makan, di tahan dulu laparnya. 

Di kelas, Fafa berusaha membujuk Andy yang kini marah dan mecuekinya. 

"Sayang, kamu jangan deket-deket dia. Kamu kan udah punya aku yang cantik dan kaya. Pasti dia cuman anak beasiswa doang, kalau gak mana bisa masuk ke sekolah ini," ujar Fafa meremehkan, seketika Andy menatapnya tajam. Fafa terdiam. 

'Aku harus tau dia siapa. Kalau sampai pacarku di ambil, berarti berususan sama aku Fafa,' batinnya. Karena yang sudah menjadi miliknya tak bisa menjadi milik orang lain. 

Di kelas 11 Ips 1 Lisa mengeluh tentang bahasa Inggris kepada Jenny dan Jisoo. Tapi kedua temannya itu malah cuek dan tak menggubrisnya. Kan bete banget gak di anggap. 

"Ajarin gue dong. Gak bisa nih," Lisa menyodorkan buku tulisnya yang masih kosong. 

Jenny memberikan kamus bahasa Inggrisnya. "Cari aja di kamus kalimat yang gak lo ngerti. Kalau gak ada tanya aja sama bu Beti. Usaha dulu, jangan nyerah gitu aja. Belum dapet apa yang di inginkan aja udah nyerah, cemen banget," sindir Jenny entah pada siapa, mungkin masalah cintanya yang tak mendapat balasan perasaan. 

Lisa mendengus, Jenny malah curhat. Dasar tukang cinta. Beralih ke Jisoo, temannya itu mengerjakannya tanpa melihat kamus. Jisoo memang berasal dari Inggris, ia pindah karena mengikuti neneknya. Jisoo tidak punya siapa-siapa lagi. 

"Gue nyontek dong. Beneran gak faham," pinta Lisa memelas. Jisoo menoleh, memberikan buku tulisnya meskipun baru setengah di kerjakan. "Nih, cepetan salin. Biar gue ngumpulin yang pertama," begitulah Jisoo, selalu mengumpulkan tugas yang pertama bukan terakhir belum tentu akan bersama selamanya. 

Kriingg..kriingg

Bel pulang sekolah, Lisa berdecak kesal percuma saja tulisannya ayam cakar kalau nantinya di buat PR. 

"Silahkan pulang, tugasnya di buat PR aja ya? Di kumpulkan pertemuan selanjutnya, kalau gak bawa siap-siap aja ibu hukum," ujar bu Beti, lalu pergi dan di susul para penghuni 11 Ips 1 berhamburan keluar kelas tak sabar ingin pulang. 

Di parkiran sekolah, Dirga menunggu Ratu dengan sepeda vespa-nya. Tatapan aneh dari beberapa siswa pun tak membuatnya risih. 

"Itu siapa? Kok kesini bawa vespa? Seharusnya motor ninja atau mobil kek. Ini vespa, bikin malu aja."

"Kayaknya sih bokapnya anak baru itu yang jualan pisang goreng."

Fafa yang berjalan menuju parkiran mendengar itu pun terkejut. Ternyata Ratu diantar oleh bokapnya. Terlintas sebuah ide di otaknya. 

Fafa menghampiri Dirga. "Lagi nyari Ratu ya?" tanyanya dengan senyuman yang merekah. 

Dirga menoleh. "Kamu temannya Ratu? Dimana dia? Apa sudah keluar?" 

"Ratu lagi nyari bapak buat ke kelasnya. Lagi nungguin," rasanya Fafa tak sabar menjalankan aksinya. 'Dan Ratu gak akan bisa pulang sama bapaknya,' batinnya, Fafa tersenyum miring. 

"Makasih," Dirga melangkah pergi, ia sangat merindukan Ratu anak satu-satunya. 

Fafa mulai melancarkan aksinya. Ia mengempeskan kedua ban vespa itu. Setelah selesai, ia menuju mobil Andy sebelum ketauan siapa-siapa. 

"Gue pulang duluan ya? Bawa mobil sendiri soalnya," pamit Lisa pada Ratu. "Mau bareng?" tawarnya, sesekali ia ingin tau rumah Ratu. 

"Gak, makasih. Aku di jemput sama bapak. Kalian pulang aja," tolaknya halus, tak ingin merepotkan Lisa. 

"Oh ya udah, bye bye! See you besok! Dadah! Sampai jumpa!" Lisa melambaikan tangannya, Jenny dan Rose menarik tangan Lisa segera pergi daripada semakin miring. 

"Hati-hati," ucap Jisoo sebelum pulang. 

Ratu mengangguk. "Kamu juga," ia menatap kepergian teman barunya itu. Rasanya menyenangkan memiliki teman baru dan mau membantunya berjualan. Mereka baik, tak seperti di sekolahnya dulu. Ah, sudahlah tak perlu di ingat lagi. 

"Ratu? Ayo pulang nak. Kita ambil pisang di kebun," Dirga menghampiri Ratu. "Gimana sekolah kamu?" tanyanya basa-basi, seperti biasanya sejak dulu memperhatikan sekolah Ratu. 

"Seneng pak. Pisang gorengnya laris banget. Dan aku dapat teman baik, bantuin jualan juga," jawab Ratu senang, sambil berjalan ke parkiran yang agak jauh, Dirga menanyakan banyak hal, dari pelajaran, kantin, sampai letak kelas Ratu dan duduknya. 

"Siapa aja teman kamu? Pasti cowok ya?" goda Dirga, seketika Ratu menunduk malu-malu. 

Ratu menggeleng. "Cewek pak. Ada Jenny, Lisa, Jisoo sama Rose. Yang jualannya jago banget itu Lisa, terus Jenny ngasih pisang gorengnya ke pembeli, cekatan banget dia," Ratu takjub dengan dua temannya itu, Lisa yang selalu ceria dan mulutnya tak bisa berhenti bicara sedangkan Jenny cekatan melayani pembeli. 

Setelah sampai di parkiran, Dirga menyalakan vespa kesayangan-nya itu.

"Ayo nak," ajak Dirga setelah vespa-nya menyala. Tapi ia merasa tidak myaman. "Kok gak enak ya?"

Ratu mengernyit. "Kenapa gak enak pak? Apa vespa bapak ada yang salah?" tanya Ratu heran, ia memandangi vespa hitam itu sampai akhirnya menemukan permasalahan-nya, ban kempes. 

"Ban kempes pak. Itu coba bapak liat," Ratu menunjuk kedua ban vespa yang kini kempes. 

Dirga mengangguk. "Ada bengkel gak ya? Deket sini?" tanya Dirga kebingungan. 

Fafa yang melihat itu dari dalam mobil Andy pun tersenyum puas menyaksikan Ratu dan bapak-nya tak bisa pulang. 

"Hahaha, rasain! Makannya gak usah berurusan sama gue," Fafa menyisir rambutnya dengan cermin kecil yang selalu di bawanya agar tampil cantik di depan sang kekasih. 

Andy yang baru selesai rapat dari ruang OSIS menuju parkiran. Tangannya sibuk mengetik pesan kepada Fafa menanyakan gadisnya itu ada dimana. 

"Kamu jalan kaki aja ya nak? Biar bapak nyari bengkel buat benerin ban yang kempes ini," ujar Dirga tak enak hati, wajah Ratu murung. 

"Tapi kan pak, rumah kita jauh banget. Kalau aku jalan kaki yang ada nyampe disana sore," tolak Ratu tak mau tau. Daripada dirinya capek sendiri sampai besok. 

Andy yang mendengar suara Ratu pun menatap lurus, entah apa yang sedang di ributkan. 

"Ada apa?" tanya Andy heran. Dirga menoleh tapi Ratu tidak masih memandangi motor vespa-nya. 

"Ini, ban-nya kempes. Mau cari bengkel deket sini. Kamu tau gak nak?" tanya Dirga, karena ini tempat jauh dan asing. 

Andy mengangguk. "Nanti saya telepon asisten saja biar motor bapak di bawa ke bengkel. Mau pulang naik apa?" matanya melirik Ratu yang sama sekali tak menatapnya, apa cewek itu tidak menyadari kehadirannya?

"Mau naik angkot aja nak. Ayo, eh malah ngelamun. Ratu? Nak?" Dirga menepuk pipi anaknya itu. Ratu tersadar menatapnya kaget. "Ihh bapak, aku kaget tau," gerutunya kesal. 

Melihat wajah cemberut itu entah kenapa hati Andy senang. Ada apa dengan dirinya? Ah, sudahlah mungkin hanya perasaan saja. 

"Bareng sama saya aja pak. Dan Ratu juga. Mari, itu naik mobil. Ratu duduk di depan aja, biar bapak di belakang," ucap Andy dengan senyumannya, baru kali ini ia menunjukkan sisi keramahan pada orang biasanya cuek dan galak. 

"Gak usah, makasih. Kita gak mau ngerepotin kamu," tolak Ratu halus, tangannya menahan Dirga agar tidak mengikuti Andy menuju mobilnya. 'Aku gak pantes naik mobil kamu, aku ini miskin. Mau di katain apa sama siswa disini?' batinnya insecure. 

"Gak merasa di repotin. Ayo, gak ada siapa-siapa kok di mobil," ucapnya yakin, padahal Fafa sudah duduk di depan. 

Dan benar saja saat membuka pintu mobil, Fafa tersenyum manis. Andy menyuruh Fafa agar duduk di belakang, tapi gadis itu menolak. 

"Aku gak mau sayang, biar mereka aja yang duduk di belakang. Lagian juga aku duluan yang duduk disini kok malah diusir," ujar Fafa sengit dan ketus. 'Gue yakin udah kenal sama dia. Dasar cewek kegatelan!' serunya dalam hati. 

"Duduk di belakang, atau kamu pulang sendiri dan keluar dari mobil," tegas Andy sedikit mengancam. Fafa tetap saja keras kepala sejak dulu. 

Fafa menghela nafasnya. 'Ck, masa gue harus ngalah sama orang miskin kayak dia? Ogah banget,' batinnya kesal. Tapi ia pindah menuruti kekasihnya daripada pulang sendiri. 

Fafa duduk di belakang dengan Dirga. Rencananya gagal. Andai saja Andy tidak perlu ikut campur dengan Ratu dan bapak-nya itu. 

"Rumah kamu dimana?" tanya Andy tanpa melirik Ratu, ia tau gadis itu pasti gugup duduk di depan. "Gak apa-apa. Bilang aja, aku anterin kamu sampai rumah."

'Kalau aja gak ada bapak-nya tuh cewek udah gue jambak daritadi,' batin Fafa kesal. Kalau begini caranya, posisinya akan tergeser. Tidak bisa di biarkan, secepatnya ia harus menyingkirkan Ratu daripada pulang bareng menjadi kebiasaan. 

Dirga menoleh menatap Fafa. "Apa kamu juga teman Ratu? Satu kelas ya?" tanya Dirga tersenyum, anak-nya itu memiliki banyak teman perempuan. 

Fafa tersenyum kikuk. "E-bukan kok. Aku gak kenal Ratu. Kami juga gak sekelas," rasanya tidak nyaman duduk bersebelahan dengan Dirga, apalagi ia mencium aroma keringat. 

"Jalan Cempaka nomor lima. Rumahku di sebelah warung pecel lele," jawab Ratu memberikan alamat rumahnya meskipun ragu. 

"Oh," Andy mengangguk faham. "Kalau aku mampir boleh?" entah kenapa pertanyaan itu lolos begitu saja dari bibirnya. Apa ia ingin lebih dekat lagi?

"Sayang! Jangan mampir! Aku pingin pulang juga. Ke rumah aja sayang, kamu bisa ngobrol sama papa," Fafa mencegah Andy agar tidak mampir di rumah Ratu, kalau mampir dirinya kesepian dan menjadi nyamuk. Tidak semudah itu, kenapa kekasihnya itu lebih banyak bicara? Ah! Menyebalkan, lihat saja nanti. Ratu pasti akan pergi dari sekolah itu. 

"Mampir juga boleh kok nak. Sekalian bapak pingin ngobrol sama kamu," sahut Dirga mengiyakan tawaran Andy. 

Ratu terbelalak. Tidak! Kenapa Dirga malah menyetujuinya? 

"Gak usah pak, dia kan harus nganter pacarnya juga," tolak Ratu sedikit panik. Ia hanya tidak ingin mengganggu waktu berdua Andy dengan pacarnya, ah lupa lagi namanya siapa. 

"Itu bagus kalau nyadar," sahut Fafa ketus. 

"Fafa, gak boleh gitu. Lain waktu aja ya pasti saya akan mampir ke rumah bapak," tukas Andy ramah, berarti ada kesempatan di lain hari ke rumah Ratu. 

"Sayang! Kan kamu harus ke kantor juga. Jangan kelayapan gitu dong, kalau papa kamu marah?" tambah Fafa mencari alasan lain, mencegah Andy ke rumah Ratu. Kalau di biarkan, keduanya akan semakin dekat. 

"Gak bakal marah. Aku ambil cuti seminggu aja," jawab Andy dengan beralasan juga. Ia tau Fafa ingin melarangnya, tapi hatinya berkata lain ingin mengobrol lebih jauh lagi dengan Ratu dan bapak-nya. 

"Bapak namanya siapa?" Andy melirik dari kaca spion. Terpampang Fafa dan pria itu, Fafa dengan wajah cemberutnya. 

"Namaku-"

***

Jangan lupa makan buat yang baca. Sedikit perhatian kan gpp? Daripada laper hehe. Semangat buat hari ini. 

16:30 sore. 

See you-,

Related chapters

  • Andyp   Bab 3. Informasi Tentang Ratu

    "Namaku pak Dirga. Kalau kamu nak?"Andy tersenyum. "Andy. Senang bisa berkenalan dengan bapak," kalau sudah mengenal orang tuanya, ia bisa leluasa mendekati Ratu.Fafa yang melihat keduanya berinteraksi mendengus kesal. 'Ngapain juga harus kenalan sama bapaknya? Ih, bisa gak sih tadi Ratu gak usah bareng aja? Bikin kesel! Gara-gara dia jadinya aku duduk di belakang yang panas dan gerah,' batinnya melirik Dirga tak minat, kehadiran pria itu membuatnya sumpek.Setelah menempuh perjalanan selama 15 menit, akhirnya sampai juga di sebuah rumah kecil yang sederhana. Ratu, Dirga Andy dan keluar saling mengobrol sedangkan Fafa tetap stay safe di dalam mobil tak mau turun."Mari mampir nak. Ngeteh sebentar, di rumah lagi sepi. Ibu di kebun ambil pisang," ujar Dirga menawari Andy mampir, cowok itu menolaknya ya mengantarkan Fafa pulang daripada gadis itu rewel."Tidak perlu pak. Saya ingin mengantarkan Fafa pulang. Lain waktu saja. P

    Last Updated : 2021-08-26
  • Andyp   Bab 4. Raja Kembali

    Sebuah mobil sport hitam melaju dengan kecepatan standar akan menuju sekolah SMA Pelita. Mobil Raja, akhirnya setelah rindu beberapa hari yang tertahan bisa di obati dengan sebuah pertemuan.Raja juga berangkat dengan Ares, tapi cowok itu memilih duduk di belakang. Lebih nyaman dan enak untuk menyendiri."Ratu kelas apa? Biar nanti bisa satu kelas sama dia. Pingin jagain dari deket," Raja membuka obrolan, beberapa menit terdiam karena Ares tak menggubrisnya."Res? Lo tidur? Kok gak jawab?" tanya Raja heran, gumaman malas dari Ares membuatnya tau bahwa temannya itu masih mengantuk."Jojo bilang Ratu kelas sebelas Ips satu. Emang lo mau masuk sosial? Biasanya juga males karena ada sejarah," Ares berujar dengan lesu, matanya sayu ingin terpejam tapi di tahan karena mau ke sekolah.Raja mengangguk. Ia hampir saja lupa. "Oh, gak apa-apa asalkan tiap hari bisa liat bidadari cantik turun dari mata ke hati," gombal Raja. Kalau

    Last Updated : 2021-08-31
  • Andyp   Bab 5. Fafa Kehujanan

    "Itu dagangan aku kenapa sama kamu? Sini gak!" Ratu berusaha meraihnya namun Raja malah bermain-main dengan meninggikan sedikit wadah dagangan-nya itu. Dasar Raja! Mentang-mentang tinggi ia tak bisa mencapainya. Ares hanya diam. Tidak mau ikut campur. Selagi Raja tidak menyakiti hati Ratu itu tak masalah. Raja terkekeh, matanya mengamati setiap inchi wajah Ratu yang kini kesal dengan bibir mengerucutnya. Raja merekam setiap bentuk wajah Ratu untuk di ingat dalam pikirannya, bisa di ulang saat rindu. "Aku bantuin kamu dagang boleh?" tanya Raja, selain itu ia ingin lebih dekat dengan Ratu, kekasihnya. Ingat, belum ada kata putus. Ratu menggeleng, ia masih waras agar tidak berurusan dengan Raja. Puisi itu sudah membuktikan bahwa Raja menang gila! Bahkan mirip seperti psikopat. Dengan sedikit berjinjit, Ratu berhasil mengambil alih wadah dagangan-nya. Lalu melangkah pergi meninggalkan Raja dan Ares. Mereka berdua haru

    Last Updated : 2021-09-01
  • Andyp   Bab 6. Selingkuh?

    "Fafa! Kamu jangan kasar sama Ratu. Udahlah, aku gak mau satu payung sama kamu," Andy menjauhkan dirinya dari Fafa, tangannya menarik Ratu agar ikut masuk ke dalam mobilnya.Fafa pun membuka pintu mobil bagian belakang, ini memang hak-nya karena kedua orang tuanya pun sudah mengenal Andy bertahun-tahun. Terserah mau berbuat apa."Temen aku gimana? Aku gak enak kalau pulang duluan. Mereka berteduh disana," Ratu menunjuk supermarket IndoJaya, Jenny dan yang lainnya menatap pandang ke arahnya. Berharap bisa pulang secepatnya."Sebentar, aku keluar dulu. Kamu disini aja ya?" Andy keluar dari mobil, langkahnya menghampiri Jenny dan yang lainnya.Di dalam mobil, Fafa menarik rambut Ratu dari belakang. Sontak membuat Ratu kaget dan menjerit kesakitan."Sakitt! Lepaskan! Jangan begini! Nanti rambutku-arghh," Ratu berusaha menyingkirkan tangan Fafa yang begitu kuat menarik rambutnya."Gue akan lepasin rambut lo tap

    Last Updated : 2021-09-03
  • Andyp   Bab 7. Coklat dari Raja

    Kedatangan Andy dengan wajah datarnya membuat Gerald dan Paijo heran."Lo kenapa kok wajah di tekuk gitu? Ada masalah?" tanya Gerald hati-hati, ia tau ketika marah Andy sedikit sensitif dan mudah emosi.Andy menghela nafasnya. "Gue putusin Fafa," jawabnya tegas. Sama sekali tidak ada penyesalan, ini adalah keinginannya sejak dulu namun tak bisa memutuskan tanpa ada alasan tapi sekarang sudah ada bukti kuatnya.Paijo terkejut. Sejenak ia menghentikan kunyahan permen karetnya."Kenapa di putusin? Udah gak cinta lagi sama Fafa? Mending buat gue aja daridulu. Pasti dia sekarang lagi nangis," Paijo juga tertarik dengan Fafa, tapi dengan kata lain tak berani menikung Andy yang masih berpacaran dengan cewek itu, dan dulu.Tak ada jawaban, Gerald mencubit lengan Paijo agar tidak membahas Fafa. Pasti Andy menahan amarahnya."Sakitt tau! Merah nih," Paijo menunjuk bekas cubitan Gerald di tangannya.Di k

    Last Updated : 2021-09-05
  • Andyp   Bab 8. Aku sayang kamu

    Di kantin, semangat Ratu untuk berjualan pisang goreng seperti biasanya pudar. Pikirannya melayang masih ingat kata-kata Raja yang membuat hatinya tidak tenang."Gue pisang gorengnya empat. Gue harus paling pertama," ujar salah satu pembeli, memang datang pertama kalinya.Ratu melamun, tidak menanggapi pembelinya.Lisa yang menyadari itu pun menepuk bahu Ratu dan bertanya 'kenapa?' hanya jawaban menggeleng tanpa berkata apa-apa. Lisa semakin heran, tidak seperti biasanya Ratu lebih banyak diam.Ratu tersadar. "Aku capek. Kalian aja ya yang melayani pembelinya? Aku juga laper pingin makan."Lisa mengangguk. "Oh, ok. Tenang aja, pasti semuanya bakalan habis. Karena gue jagonya!" seru Lisa bangga, Ratu hanya menggeleng heran. Lisa sangat bersemangat.Ratu bergabung dengan Jisoo dan Rose."Tumben mau makan? Biasanya juga gak mau," ceketuk Jisoo sambil menikmati es teh-nya.Raja dan Ares dat

    Last Updated : 2021-09-07
  • Andyp   Bab 9. Diamond gang

    Ratu tersenyum remeh. "Apa? Sayang? Kamu itu gak menghargai perasaan aku. Sadar Raja! Selama ini aku selalu sabar dengan sikap kamu yang gila itu. Sampai Fafa jadi sasarannya. Aku kecewa sama kamu. Aku benci kamu Raja!" teriak Ratu frustasi, hatinya lelah menghadapi sifat Raja. Cowok itu selalu bermain-main.Raja menggeleng. Tangannya meraih jemari Ratu yang bebas. "Aku gak sengaja. Maafin aku ya? Aku kira Fafa bakalan nolak, tapi dia mau."Ratu menghempaskan tangan Raja. "Dan kamu juga mau.""Sayang maafin aku ya? Kamu jangan-""PERGI KAMU! AKU BENCI KAMU RAJA! ANGGAP KITA GAK PERNAH KENAL!" Ratu mendorong Raja agar menjauh, namun dorongan kuatnya itu membuat Raja terduduk di lantai."Ratu, kamu ingat baik-baik. Aku mencintaimu itu dengan caraku sendiri. Suatu saat nanti, dia-" Raja menunjuk Andy. "Pasti akan ada berbagai masalah. Aku bisa jamin itu. Kisah cinta gak akan selalu manis Ratu," Raja menasehati, kata-katanya tulus.

    Last Updated : 2021-09-12
  • Andyp   Bab 10. Ternyata Ratu

    Di sebuah kafe, Fafa mengajak Moza untuk merencanakan sesuatu yang sangat penting. Bahkan Moza sampai rela kehujanan sedikit dan rambutnya setengah basah, lalu Fafa dengan entengnya mengatakan nanti akan kering dengan sendirinya."Kipasin dong, atau bawain hair dryer dari rumah lo. Tega sama gue lo Fa," Moza cemberut, badannya sedikit menggigil karena hawa hujan yang dingin menusuk permukaan kulitnya.Fafa menahan senyumannya. "Gue mau ngomong penting. Ini soal Ratu yang jadian sama Andy," nadanya terdengar serius bahkan kedua alisnya menyatu memikirkan sesuatu.Moza mengernyit. "Rencana apa? Lo masih cinta sama Andy?" tanya Moza hati-hati takutnya Fafa marah.Fafa mengangguk. Tentu saja masih mencintainya."Gue gak nyangka kenapa Ratu anak baru yang jualan pisang goreng malah jadi pacarnya Andy sih? Gue gak terima za, masa iya di putusin gara-gara ciuman doang. Itu kan Raja gak sengaja," jelas Fafa tak ada yang di tutupi, sesuai fakta dan kejadian

    Last Updated : 2021-09-15

Latest chapter

  • Andyp   Bab 20. Masih Ada Rasa

    Fafa menatap seseorang yang dulunya spesial kini tidak apa-apanya. Tatapannya dingin kehangatan itu seolah sirna di terpa oleh debu bersama anginnya. Fafa merasa kehilangan orang yang sangat di cintainya.Bahkan sekarang Fafa berani pindah tempat duduk dan bertukar posisi dengan Gerald meskipun negoisasinya itu di tolak mentah-mentah kalau Fafa tidak menyodorkan beberapa lembar uang merah."Tinggalin dia. Kamu balik lagi sama aku ya?" Fafa sedikit memohon, sama saja meminta lagi apa yang telah di buang dan merasa sia-sia padahal kehadiran Gio terasa kurang cukup baginya. Terlalu berlebihan dalam sebuah pilihan memang.Andy menoleh. "Gak, lagipula dia itu selalu ada. Pasti sebelumnya masih sama dia kan?" hanya ingin meminta kejujuran dari mulut Fafa langsung daripada orang lain yang akan menimbulkan rasa sakit hati begitu hebat.Fafa menggeleng lemah meskipun itu benar dan tak bisa di tutupi dengan kebohongan, namun sudah terlanjur

  • Andyp   Bab 19. Ratu Yang Berbeda

    "Lo tau gak sih kalau Andy balikan lagi sama Ratu?" tanya Moza sambil memakan mie ayamnya yang sudah dingin itu. Gosip sekecil ini tentu mudah ia ketahui. Karena ia juga punya orang dalam yang memantau Ratu dan Andy.Fafa mengernyit, sedikit tertarik dengan apa yang Moza katakan. Balikan? Cepat sekali cowok itu melupakannya setelah kemarin masih mencintainya berbalik membencinya?"Emang lo punya bukti?" Fafa tidak percaya begitu mudahnya. Karena ia pikir Andy pasti masih mencintainya meskipun terbalut rasa benci yang mendominasi sekaligus amarah dan tatapan sinis setiap kali Fafa menatap mata berhazel coklat terang itu."Nanti lo bakalan liat sendiri. Tapi, pakai cara ini. Sini biar gue bisikin," Moza terbesit ide cemerlang untuk memaksa Ratu agar mengakui statusnya saat ini. Gadis polos itu pasti tak akan angkat bicara dengan mudahnya kalau bukan dengan paksaan.Fafa tersenyum senang. "Bagus juga rencana lo. Jangan sampai ada yang tau."

  • Andyp   Bab 18. Surprise?

    Setelah sampai di rumah, Ratu memandangi ponselnya. Apakah ada notifikasi dari kekasihnya itu?"Apa aku chat duluan aja ya?" pikirnya, tapi hatinya gengsi. Ratu menggeleng, ia tidak tau harus mengatakan apa.Ting!Satu notifikasi pop-up membuat jantung Ratu berdegup kencang. Hanya satu kata saja sangat bermakna bagi perasaannya yang masih ada meskipun pernah di sia-siakan sebentar lalu kembali lagi.He is mineKangen19:00AndaTadi kan udah ketemu sama kamu. Besok juga sekolah kan? Jadi bisa ketemu lagi19:01"Makannya daritadi ibu panggil di suruh makan malah senyum liatin hp. Chat sama siapa ya?" Kartika tiba-tiba datang, ia mengintip tampilan chat Ratu tapi anaknya itu mematikan ponselnya."Apa? Oh tadi aku gak kedengeran bu. Lagian kan diluar lagi hujan deras banget," kilahnya. Hujan deras memang pas buat alasan.Kartika mengangguk, faham saja lah. Ia tau Ratu berbohong

  • Andyp   Bab 17. Kencan

    Di kantin, bukannya makan tapi fokus Raja menatap Andy yang selisih beberapa tempat duduk itu. Apalagi nama Ratu yang disebut-sebut serta dukungan dari Gerald dan Paijo."Pokoknya lo semangat aja deh perjuangin Ratu lagi," Paijo menyemangati, kali ini ia tidak mengunyah makanan karena pesanan-nya belum datang.Ares menyodorkan es teh dingin untuk Raja. "Minum dulu yang seger. Jangan emosi terus," ujarnya menasehati.Raja menoleh. "Gue gak suka Ratu balik lagi sama dia res. Ratu masih pacar gue," bantah Raja tak terima, bahkan dirinya belum memutuslan sendiri hubungannya dengan Ratu. Dan Ratu masih berstatus sebagai kekasihnya begitu pikir Raja."Gak suka lo bilang?" tanya Ares membeo. Telinganya salah dengar dengan apa yang Raja katakan. Cinta darimana kalau Raja menerima Fafa dengan mudahnya?"Terus Fafa siapa lo? Cewek mainan? Atau simpenan doang?" tanya Ares menusuk, tidak suka rasanya adiknya sendiri di permainkan

  • Andyp   Bab 16. Olimpiade

    Tepat hari ini, SMA Pelita mengikuti olimpiade tingkat provinsi yang setiap tahunnya di laksanakan satu tahun sekali. Ada beberapa dari SMA lain yang sebagai pesaing.Seperti Raja saat ini di temani oleh Ares saja."Lo gak belajar dulu?" tanya Ares mengernyit, Raja sangat santai bahkan cowok itu sedari tadi hanya bermain games.Raja menggeleng. "Gak ah, nih mumpung ada wifi gratis sikat aja lah. Lagian gue pasti menang kok," Raja sangat percaya diri bisa mengalahkan Andy dengan mudahnya."Yakin?" Ares ragu, meskipun Raja sangat pintar dan tak perlu di ragukan lagi kecerdasannya dalam bidang akademik.Raja mengangguk mantap. "Yakin. Dan lo jangan nonjok gue lagi. Udah bikin taruhan sama Andy kalau yang menang bakalan dapetin Ratu," matanya sama sekali tak bisa beralih dari game favoritnya, meskipun begitu ia tetap berkosentrasi walaupun Ares mengajaknya berbicara.Ares sebenarnya tidak terima jika adiknya d

  • Andyp   Bab 15. Tawaran Raja

    Tapi reaksi Ratu sangat berbeda ketika Raja dengan mudahnya membalikkan hati dan berpindah ke yang lain.Lisa yang melihat kesedihan di wajah Ratu pun menawarinya degan. "Panas banget kan? Nah, lo minum yang seger-seger. Biar hatinya adem," Lisa menggeser segelas es degan yang ia beli masih utuh dan aman itu kepada Ratu di sebelah kanan-nya.Tapi tatapan nanar Jisoo karena sangat doyan makan san minum pun juga mau. "Gue mana Lis? Kok gak di kasih es degan juga?" nada Jisoo sangat putus asa seolah es degan itulah yang melepas dahaganya sekarang di cuaca siang hari yang sangat terik.Lisa menghela nafasnya, kalau sudah ada Jisoo pasti minta di traktir. "Gak ada, beli aja sana sendiri," jawab Lisa dengan malas.'Dua-duanya sama. Mudah membalikkan hati dan memilih wanita lain. Jadi, begini ya di sakiti dua kali secara bersamaan? Aku kira Raja bakalan jadi orang yang lebih baik, dan buat Andy dia udah bener melepas Fafa yang gak pantes sama sekali dan terlalu

  • Andyp   Bab 14. Pelampiasan Fafa

    Pagi sekali Andy sudah sampai di rumah Fafa, ia menjemput gadisnya untuk berangkat bersama. Saat menunggu di depan gerbang, tawa renyah Fafa dengan suara berat laki-laki itu mengalihkan Andy dari ponselnya yang tadinya ingin mengirimkan pesan kepada Fafa."Kamu hari ini cantik banget sayang. Aku tambah cinta sama-""Oh jadi ini ya chat aku seharian gak di bales dan nomor kamu gak aktif," sela Andy cepat, langkahnya menghadang Fafa dan laki-laki di sebelahnya yang memakai seragam berbeda."Dia siapa?" tanya Andy dengan nada dingin. Rasa tidak suka sekaligus cemburu menjadi satu. Pikirannya berkelana kemana-mana tentang laki-laki di hadapannya saat ini."Pacar aku. Iya kan sayang?" Gio menjawabnya dengan jujur, berbeda dengan Fafa yang terdiam dan gugup. "Emangnya lo siapa? Ngapain kesini?" Gio balik bertanya, karena selama ini hanya dirinyalah yang selalu datang ke rumah Fafa tidak ada laki-laki lain.Andy mengepalkan tangannya. Pacar? Jadi selama i

  • Andyp   Bab 13. Tentang Perasaan

    Saking senangnya, Andy mengajak Fafa ke sebuah kafe. Makan bersama atau kencan lagi. Disini Fafa paling bahagia, senyuman manis dari bibir pink merona itu tidak pernah luntur. Fafa begitu bahagia karena akhirnya bisa mengambil alih lagi, Andy dari Ratu yang hanpir berhasil memiliki Andy sebagai kekasih. Namun tidak untuk sekarang, status itu berubah menjadi mantan."Enak banget nih sayang. Kamu cobain deh spagheti punyaku," tangan Fafa siap menyuapkan spaghetinya. Tapi Andy menggeleng. "Gak usah, aku udah punya sendiri. Kamu makan aja," tolaknya halus, tapi kali ini tidak ada nada dingin dan wajah datar seperti berpacaran dulu, senyumannya membuat hati Fafa menghangat dan berdebar.Senyuman Fafa pudar. 'Kenapa gak mau? Padahal aku pingin romantisan,' batinnya sedikit kecewa.Selesai makan, Fafa sibuk membalas pesan dari rekan kerjanya sebagai model.Andy memperhatikan Fafa. "Sibuk banget ngetiknya. Serius gitu, penting ya?" tanyany

  • Andyp   Bab 12. Dua Bucin

    Malam ini Ratu tak berkosentrasi belajar. "Arghh," ia mengacak rambutnya frustasi. Pikirannya masih terbayang bagaimana Andy kembali lagi dengan Fafa. "Ini namanya cinta satu detik. Ck, sudahlah buat apa aku mengingatnya? Mereka sama saja selalu ada maunya dan ingin menang sendiri," tangannya kembali mengerjakan tugas PR Sejarah hingga selesai. Jam 12 malam, Ratu menguap. Sangat melelahkan belajar semalaman. Tapi setidaknya mengenyahkan pikirannya dari rumitnya cinta. *** Ratu yang sudah siap dengan seragam putih abu-abunya saat keluar dari kamar dan berbalik di kejutkan oleh kehadiran Raja, jangan lupakan senyuman jahilnya. Ratu berdecak kesal. "Kamu ngapain kesini? Kenapa bisa tau alamat rumahku?" tanya Ratu panik, bagaimana kalau bapak dan ibunya tau? Bisa gawat! Dan berpikir Raja ini pacarnya. Raja terkekeh. "Karena aku tau semuanya tentang kamu. Bahkan kedua orang tua kamu tadi menyapaku dan mengajak sarapan bareng. Gak ap

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status