Di istana genderuwo, Desti dan Tania yang duduk di sebuah gusang kosong kerajaan merasakan hal yang tak mengenakan. Jantung mereka berdua berdetak dengan kencang, dan mereka seakan-akan ingin menangis tapi entah mereka menangis karena apa, mereka kebingungan.
"Duh, perasaan aneh apa lagi ya ini, Des? Gue kok makin takut aja. Pertama kita ngerasain kaya jatuh dari tebing terus kita ngerasain hal yang sedih banget sampe mau nangis and jantung kita berdetak kencang, ada apa ya?"
"Gue juga bingung, Tan. Dari tadi hawa bawaannya nggak enak mulu, bingung gue."
"Jangan-jangan ada sesuatu yang kita nggak tau, apa ... apa Sumelika, Aisyah sama Rindu kenapa-kenapa di naaglok?" Tania, menebak.
"Jangan menebak-nebak hal yang buruk, Tan, itu nggak boleh, karena omongan sama aja dengan do'a."
"Iya deh, Des. Tapi gue punya firasat aja kaya gitu, gue takut kalo ada apa-apa sama mereka."
Keadaan di penjara sekarang menjadi runyam, para taha
"J-jadi kamu masih hidup, Mel? K-kok bisa?" Rindu, yang begitu heran. Kini ada ribuan pertanyaan berkeliaran di pikiran Rindu perihal Sumelika yang bangkit dari kematian."Iya! Gue juga nggak tau, tau-tau gue ada di kuburan dan gue nyoba keluar. Tapi waktu gue bangun, gue ngerasain jantung gue bercahaya merah gitu, seakan-akan ada cahaya nyawa yang masuk ke jantung gue untuk gue hidup." Jelas Sumelika kepasa Aisyah dan Rindu."Alhamdulilah, lo hidup lagi, Mel. Gue panik banget tadi, beneran." Aisyah."Sama, aku juga, Mel. Kondisi kamu tadi bener-bener parah, tubuh kamu hitam, sampe jantung sama kepala kamu mengeluarkan darah terus menerus." Ucap Rindu."Eh, dulu bu Iis sempet cerita ke aku tentang cahaya merah yang kamu bilang tadi, Mel.""Apa itu, Rin?""Kata bu Iis, cahaya merah itu adalah nyawa kedua kamu karena kamu adalah manusia serigala merah generasi terakhir dari sebuah marga. Setiap manusia serigala merah be
"Alhamdulilah!" akhirnya, trisula Sumelika bisa menghancurkan kapak sakti milik Iis dan Mohini tanpa menghancurkan trisulanya sendiri, ini adalah sebuah keajaiban, Sumelika sangat bersyukur.Trisula Sumelika kembali ke tangan Sumelika lagi, Iis dan Mohini merasa kesal dengan perbuatan Sumelika yang sangat bebal ini."Kita harus melakukan sesuatu!""Tapi apa? Kau bodoh sekali, Iis, jika kamu tidak membuat Sumelika tahu akan semua rahasia dan keistimewaannya, pasti kita sudah akan mendapatkan semuanya dari Sumelika sekarang! Caramu sangat tidak ada gunanya!" celetuk Mohini kepada cara Iis yang terlalu berbelit-belit."Kau jangan banyak omong seperti si bocah ingusan itu, kita harus bersama-sama mengalahkan Sumelika agar kita bisa mendapatkan semua keistimewaan dana rahasianya. Ayo kita panggil sebuah kekuatan dari cahaya lava gunung tengkorak, dengan lava itu kita akan bisa membuat Sumelika mengalami kekalahan!" teriak Iis.Mohini m
"Ini bukan waktu yang tepat untuk ngejelasin, Kak! Yang terpenting kita secepatnya harus baca ayat kursi supaya mereka semua nggak menyerang kita!" tutur Arsela."Tapi--""Udah, Kak. Untuk penjelasan nanti aja kalau semuanya udah stabil, kalo dijelasin sekarang prajurit genderuwo itu bisa ngehabisin kita semua!" ucap Arsela.Irene yang kesal dengan Arsela, terpaksa mengiyakan apa yang dikatakan oleh adik semata wayangnya itu karena kadaan sudah sangat genting."Bapak-Bapak! Ibu-Ibu, ayo kita membaca ayat kursi!!" teriak Arsela dengan sangat keras.Arsela sudah sangat berpengalaman dalam hal berbau supernatural, hanya keyakinan yang bisa menolong jika sudah seperti ini. Arsela menyuruh semua orang bersama-sama membaca ayat kursi, para prajurit genderuwo nampak akan menyerang dan mengepung mereka semua. Sesuai dengan perkataan Arsela, para tahanan Mohini membacakan ayat kursi, bacaan ayat kursi itu membuat para prajurit genderuwo merasa kepanas
Matahari terbit dari ufuk timur, menghiasi cakrawala di seluruh penjuru, menyambut hari baru dimana kejahatan sudah berhasil ditumpaskan. Hari ini begitu tenang, gemercik air sungai dan bekasan embun di pepohonan yang menetes membuat udara sejuk dan segar. Sumelika begitu senang berjumpa dengan hari ini, hari dimana dia sudah keluar dari alam naaglok dan mengetahui semua kebenaran. 1 misinya sudah berhasul, sekarang Sumelika tinggal menyelesaikan 1 misinya lagi, misi utama dari puluhan misinya di sini, yaitu menghentikan kutukan yang akan diberikan kepada leluhurnya yang ada di masa lalu. Pagi itu, para tahanan Mohini baik yang dari masa lampau atau masa depan sadar dan mereka pun diberi penjalasn juga oleh Arsela tentang semua yang terjadi. Ada sebagian dari mereka yang tenang, dan ada pula yang sangat panik mengkhawatirkan kepulangan mereka. Rencananya, pagi ini mereka akan kembali ke Desa Tengkorak untuk menghentikan Tono datang ke goa serigala. Saat mereka
"K-kita ada d-di mana?" tanya Desti, yang terlihat agak pening dan pusing."K-kalian? K-kenapa banyak banget orang di sini?" tanya Tania juga dengan terbata-bata seperti Desti."Mereka berdua masih pusing dan pening karena sudah pingsan terlalu lama, mendingan sekarang Nak Desti dan Nak Tania kita bawa ke rumah Ibu, di sana mereka bisa beristirahat. Tenang, di sana ada banyak sekali orang, termasuk ibunya Rindu yaitu Arum.""Terimakasih banyak ya, Buu!" Arsela bersemangat lagi ketika melihat Desti dah Tania sudah sadar."Bi, sebaiknya kita singgah di rumah bu Iis yang ada di tengah hutan karena tau sendiri kan misi dari Sumelika, Bi? Takutnya kami kecolongan oleh pak Tono dan saudara-saudaranya." Ucap Rindu pada bibinya."Oh, ada benarnya juga. Yasudah ayo kita kesana saja, Tania dan Desti harus beristirahat dengan cukup agar mereka berdua bisa pulih total.""Bu, saya berhutang budi kepada Ibu. Terimakasih banyak ya, Bu, karena t
"Yaelah, kirain ada apa. Eh tau-taunya kalian berdua mau minta maaf toh." Sumelika, tertawa kecil melihat Fanny dan Rani yang begitu konyol."Maafin ya, Mel. Kita nyesel banget udah bully lo di sekolah, kita janji deh kagak akan bully lo lagi. Sekarang kita mau tobat-tobat, nggak mau bully-bullyan lagi deh." Rani, menyesali perbuatannya."Iya, Mel. Maafin kita berdua ya, plissss! Kita harap lo maafin kita berdua." Fanny."Ini tulus kan minta maafnya? Nggak gara-gara kejebak di masa lalu?" tanya Sumelika, dia menggoda Fanny dan Rani."Tulus dongg, Mel." Fanny."Yaudah, gue maafin. Tapi kalian harus janji, jangan bully siapapun mulai dari sekarang, mau itu anak baru kek, senior kek, junior kek, pokoknya jangan, paham?""Iya, kita janji, Mel.""Ayo sini peluk!" Sumelika, tersenyum ramah.Mereka berdua memeluk Sumelika dengan erat sebagai bukti bahwa mereka sudah baikan dan menjadi teman baik."Alhamdulilah, jadi ini s
Malam tiba, suasana di rumah Iis yang berada di tengah hutan sangat ramai. Padahal kemarin rumah itu sangat kosong bagaikan rumah mati yang sudah tak dihuni lagi selama bertahun-tahun, tapi dalam sehari rumah itu menjadi ramai dan penuh dengan kehidupan. Para orang banyak dari masa Sumelika yaitu tahun 2015, tidur di dapur, gudang, ruang keluarga sampai ruang tamu. Sementara itu, Sumelika, Irene, Aisyah, Arsela, Sabrina, Fanny, Rani, Rindu, Desti dan Tania berada di 1 kamar yang sama. Mereka semua ada yang tertidur di ranjang bahkan lantai, terpaksa mereka seperti ini demi misi terakhir Sumelika tercapai. Ranjang kayu Sumelika berada di dekat jendela yang ditutupi gorden, dengan itu Sumelika bisa melihat keadaan luar dan melihat goa serigala dari kejauhan meski sedikit buram.Di dalam 1 kamar terlihat begitu ramai sekali, Desti dan Tania yang melihat kondisi begitu stabil membuat mereka berdua lebih tenang, mereka berdua melupakan sakitnya karena melihat keramaian seperti ini
Di pagi hari yang cerah ini, Irene dan Arsela sedang memikirkan cara supaya semuanya bisa kembali ke masa depan. Kebanyakan orang-orang di sana sangat panik dan ketakutan jika mereka sampai tidak bisa kembali lagi ke masa depan karena semua kehidupan mereka ada di sana. Sumelika dan kawan-kawannya mengajak Irene dan Arsela berdiskusi di tukang nasi goreng sebari menikmati sajian nasi goreng berbumbu kasar dan menggugah selera. Sumelika berusaha tenang dan tidak memikirkan hilangnya kompas waktu miliknya."Salah satu cara supaya kita bisa pergi dari masa lampau adalah menggunakan kompas waktu yang diberikan oleh Sri, kuntilanak hitam waktu itu. Tapi sayangnya, kompas waktunya nggak ada, Kak, nggak tau kemana!" ucap Sumelika diiringi nada kepanikan."Eh, tenang, Mel. Kamu nggak perlu panik kaya gini, apapun yang bakalan menimpa kamu, pasti kita ada bersama kamu. Dan lagian pasti ada solusi dari semua permasalahan ini, kamu tenang aja, Sumelika." Arsela menenangkan Sumeli