Share

Bab 32

Penulis: Ricny
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Selesai menelepon aku pun melelapkan diri sebentar. Niat hati ingin menghilangkan penat sedikit tapi aku malah menyesal.

Bagaimana tidak? Di dalam mimpi aku kembali didatangi Nila, ia tengah terisak-isak dengan air mata yang bersimbah darah.

Kemudian ia melambai ke arahku dengan sorot mata yang menghujam. Sebelah kakinya putus dan sebelah lagi tampak menggantung dari tanah.

Napasku tercekat rasanya, aku ingin berteriak namun entah kenapa tenggorokanku seperti dihalangi sesuatu. Dan semakin aku mencoba ingin lari kakiku terasa semakin berat seperti terbelenggu sesuatu.

Perlahan dengan langkah melayang ia berjalan ke arahku dan ... brak, secepat kilat leherku dicekiknya hingga aku terengah-engah.

"Nil-la, amp-pun."

Nila tak bersuara, cengkraman tangannya yang sedingin es di leherku malah makin kuat dan menjadi.

"Nilaaaa!" Aku tersentak bangun dengan keringat yang sudah membasahi seluruh tubuhku.

Kupegangi leher yang tadi dicekiknya, ternyata ada terasa dingin seperti es. Aneh, padahal a
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
siti akbar
hahahaa sarah yg jadi pembantu baru nya ......... dunia sempit sekali thorr
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Anakku Pulang Tanpa Nyawa   Bab 33

    "Terus siapa yang ngurus ibunya?""Ada Mae dan Ibu juga yang akan membantu mengurusnya, lagipula sekarang Aminah 'kan udah semakin membaik sejak operasi cangkok ginjal nya dilakukan."Aku menarik napas berat. Sial, setelah dia mendapatkan apa yang dia mau sekarang si Sarah malah pergi. Enak sekali hidupnya itu.Apa dia gak mikir kepergiannya itu akan mengancam keselamatan aku dan dirinya juga?Kalau dia sekarang sudah enggak ada di desa lalu untuk apa juga aku pulang? Di mana sekarang anak itu? Aku juga tidak bisa menelponnya sama sekali."Ada apa, Nak?" tanya Ibu lagi. Aku mengerjap dan membuyarkan kekesalan "Enggak apa-apa, Bu, Mila cuma kaget aja denger Sarah sekarang udah merantau ke luar." "Ya begitulah, anak itu keras kepala banget, walaupun kakak angkatnya udah nyuruh Sarah tetep diem di rumah tapi dia bersikeras, katanya kalau dia gak kerja sekarang gak ada lagi yang akan menghidupi dia dan ibunya itu."Aku menggigit bibir sedikit. Anak itu nyari kerja aja kenapa mesti di

  • Anakku Pulang Tanpa Nyawa   Bab 34

    Brukk. Bi Aminah didorong ibu hingga terjatuh ke atas kasur. Dan sejurus kemudian Bi Aminah seperti tersentak, ia langsung memegangi kepalanya."Masitah kamu di sini?" tanyanya lemah.Aku dan ibu saling melirik dengan wajah tegang.Ibu lalu merunduk."Aminah, kamu baik-baik aja?""Emangnya aku kenapa? Ya tentu aku baik, Tah.""Tapi tadii ... tadi kamu ...." Ibu kebingungan."Aku kenapa?""Tadi kamu nyekik anakku Nah, kamu minta pertanggungjawaban sama ank saya, maksudnya apa?"Bi Aminah terperangah."Masa sih? Aku gak inget Tah.""Iya bener."Malam itu seperti biasa aku melewati malam-malam yang panjang dan menyeramkan lagi sampai aku tidak bisa tidur dengan benar selama aku di rumah ibu.Setiap malam bayangan Nila selalu menghantuiku dan sekalinya aku bisa memejamkan mata Nila akan datang dalam mimpi.Argghh. Andai kalau bukan untuk menyelesaikan masalah penting aku pasti sudah enyah dari rumah ibu."Mil, kamu masih lama 'kan di sininya?""Emm rencananya sampai hasil surat autopsi it

  • Anakku Pulang Tanpa Nyawa   Bab 35

    "Mil, kepala saya kenapa pusing lagi?"Bani Azhar mulai memegangi kepalanya, segera kupapah dia keluar kantor."Kita pulang saja, Pak."Aku bergegas memasukan Bani Azhar ke dalam taksi online yang sudah siap sejak tadi.Untunglah Pak Anwar juga tak ada di depan kantor, hanya ada beberapa karyawan saja yang melihat kami.---"Astagfirullah, ya Allah."Bani Azhar melonjak kaget ketika ia tersadar. Aku ikut mengucek mata dan berpura-pura bangun dari tidur."Ya ampun Bapak, apa ini? Apa yang sudah Bapak lakukan?" Aku bertanya dengan wajah cemas dan tegang.Semampunya aku harus bisa menjebak Bani Azhar dan membuatnya tersudut hari ini."Anu itu Mil ... anu." Bani Azhar mulai kebingungan, wajahnya berubah pias dengan mulut tergagap."Saya juga bingung kenapa saya ada di sini?" katanya lagi."Tadi Bapak minta diantarkan ke hotel karena mau istirahat tapi saya bingung apa yang terjadi setelah itu? Kenapa kita ...?" Aku menutup mulut dan mulai terisak kemudian menelungkupkan wajahku pada lut

  • Anakku Pulang Tanpa Nyawa   Bab 36

    "Ibu tenang saja Bu, misalnya Bani Azhar nanti terbukti bersalah, Mila ikhlas, asal bayi yang tumbuh di rahim ini sudah jelas punya bapak.""Itu betul, Bu," sahut Bapak lagi.Ibu pun memegang kepalanya yang tampak berat kemudian menyeka air matanya yang tak kunjung reda."Ibu bingung, sedih dan marah, kenapa takdir harus membawa kita pada keadaan seperti ini? Kemarin Ibu benar-benar dibuat shock dengan kepulangan Nila yang sudah tak bernyawa dan sekarang kamu ...?""Sudahlah Bu, jangan sampai semua ini terdengar oleh orang lain."Ibu mendesah kesal lalu masuk ke dalam kamarnya. Sementara aku juga bangkit ke dapur."Mila." Bapak menarik lenganku lagi."Apa sih?""Dari kemarin Bapak ingin bertanya," katanya serius.Aku mengerling malas."Apa?""Soal luka lebam di tubuh Nila dan soal kedatangan Nila yang tiba-tiba sudah ada di sini, katakan, apa yang sebenarnya terjadi? Dan apa ini? Tiba-tiba kamu akan menikah dengan Bani Azhar? Apa kamu sudah gila?"Aku mendelik tak suka, bisa-bisanya b

  • Anakku Pulang Tanpa Nyawa   Bab 37

    "Ini rumah ibu dan bapak saya," tegasku sekali lagi.Mulut Bani Azhar spontan menganga."Ja-jadi ini ...? Terus kamu ..? Kamu siapanya Nila?""Nila? Nila adalah nama adik saya, tapi ... apa Nila yang Bapak maksud itu adalah Nila yang sama?" Aku mulai berakting.Mulut Bani Azhar kini mengatup dengan kepala yang spontan menggeleng. Wajahnya tampak bingung shock juga."Eng-gak, gak mungkin, gak mungkin.""Mila?" Bapak datang membuka pintu.Sontak Bani Azhar menoleh pucat."Bapak? Jadi bener Mil, Nila adalah adik kamu?" Aku mengangguk pelan."Ya ampun, kok bisa."Tanpa menungggu lagi, Bani Azhar pun segera memeluk mertuanya."Bapak apa kabar?""Baik," jawab Bapak tak bersemangat."Ayo masuk dulu," ucapku."Maaf Sultan baru ke sini lagi karena selama ini Sultan repot urusin pekerjaan, Pak." Bani Azhar mulai bicara setelah kami semua duduk di kursi.Bapak hanya menjawab dengan anggukan kepala, tampaknya bapak sangat malas dengan drama yang kubuat ini."Ibu dan Nila mana, Pak?" tanya Bani A

  • Anakku Pulang Tanpa Nyawa   Bab 38

    Aku berteriak menoleh ke arah kiri dan kanan jalan setapak, tapi tak kutemukan ia karena saat itu malam sangat gelap, tak ada cahaya bulan, hanya ada penerangan dari rumah warga dan dari ponselku saja."Kemana dia? Dasar gak jelas," dengusku.Kesal, kulanjutkan langkah. Karena si Parman malah kabur aku jadi harus cari saksi yang baru. Kira-kira siapa ya?Akhirnya aku pun melangkah lebar-lebar sambil terus berpikir. "Hahahaha bisa aja kamu ini Riiip, Riiip."Mendadak langkahku mati, saat aku melihat Parman sedang cekikikan di pos ronda bersama teman-temannya.Tubuhku kembali meremang, dadaku berdebar tak karuan. Sementara kedua kakiku terasa bergetar hebat.Kalau Parman ada di pos ronda lalu yang tadi bersamaku itu siapa? Apa jangan-jangan itu ... Nila?Napasku kembali tercekat, buru-buru aku berlari ke rumah meski kedua kakiju terasa lemas dan melayang dari bumi. Aku tahu, kalau sesuatu yang aneh terjadi sudah pasti Nila sedang datang menakutiku.Bruk. Gedebushh.Saking kencangnya ak

  • Anakku Pulang Tanpa Nyawa   Bab 39

    Bani Azhar duduk frustasi, diremas wajahnya yang tampan itu berkali-kali, dapat kulihat juga matanya yang bengkak sehabis menangis sejak tadi."Bapak, gak usah sedih lagi, semua ini memang sudah takdirnya, Pak, tapi saya janji setelah saya nanti jadi istri Bapak saya akan berusaha jadi istri yang baik sebaik Nila melakukannya," tuturku dengan yakin.Bani Azhar menoleh dengan wajah tak biasa. Sorot matanya sangat tajam dan meruncing.Aku menelan saliva, merasa ada sesuatu yang aneh sudah terjadi pada lelaki itu.Tapi meski begitu Bani Azhar tak mau berkata apa-apa, setelah aku bicara, ia memilih pergi ke kamar."Bani Azhar kenapa itu, Bu?" tanyaku cepat, setelah punggung lelaki itu menghilang.Alih-alih menjawab pertanyaanku, ibu juga ikut bangkit dan masuk ke dalam rumah."Mereka kenapa sih, Pak? Kok pada aneh gitu, Mila ngomong bukannya pada jawab malah pada melengos pergi," kesal aku berkata."Gak tahu juga," jawab Bapak pendek.Karena kesal dengan tingkah ibu dan Bani Azhar yang me

  • Anakku Pulang Tanpa Nyawa   Bab 40

    PoV Ibu."Ditangkap? Maksud Bapak, apa? Kenapa saya ditangkap?" Mila mulai tak santai.Spontan kakinya juga melangkah ke dekatku."Betul, Anda kami tangkap dengan tuduhan kasus pembunuhan berencana," tegas petugas polisi itu.Mila menggelengkan kepalanya cepat untuk menyangkal ucapan petugas."Enggak, itu gak bener, pembunuhan berencana bagaimana? Bisa-bisa nya kalian menuduh tanpa bukti.""Bu, tolong Mila, Bu, mereka salah sangka." Mila bersembunyi di belakangku.Aku bergeming. Rasanya periiih sekali hatiku ini."Tunggu dulu, Pak Polisi, sebaiknya kita bicarakan ini saja dulu, jangan asal tangkap saja, apa salah wanita ini?" sahut Parman."Kami punya buktinya, dan kami harap saudari Mila kooperatif, silakan nanti jelaskan semuanya di kantor."Kedua petugas itu lalu dengan paksa mulai memborgol tangan Mila."Eng-gak tunggu dulu Pak, saya gak bersalah, pembunuhan siapa yang kalian maksud?" Sekuat tenaga Mila memberontak, ia tak peduli walau tangannya sudah diborgol petugas."Pembunuh

Bab terbaru

  • Anakku Pulang Tanpa Nyawa   Bab 50 B

    Aku sama ngilunya juga, tak tega melihat jenazah Mila yang sangat mengkhawatirkan.Kedua matanya melotot, tubuhnya membiru dan lidahnya terjulur keluar. Tapi yang membuat kami makin ngilu adalah saat bagian dadanya sudah hilang sebagian."Kami perkirakan jenazah diserang binatang buas Bu, Pak," tutur seorang tim sar.Tubuhku meremang, bulu kuduk mendadak berdiri tak karuan.Segera seoranh petugas kembali menutup kantung itu.Setelah jenazah Mila ditemukan semua wargapun bubar. Tadinya petugas akan membawa jenazah Mila ke rumah sakit, tapi atas bantuan perangkat desa Sultan bisa meyakinkan mereka untuk langsung menyerahkan jenazah pada kami saja."Biar langsung kami makamkan di sini saja Pak, gak usah dibawa lagi ke rumah sakit dulu karena perjalanan cukup jauh."Dibantu orang yang sudah berpengalaman di desa ini, bu besan akhirnya mengurus jenazah Mila bersama mereka di rumahnya."Sabar Bu, sabar."Aku mengelus-ngelus pundaknya. Besan yang sedang memandikan jenazah Mila makin tertund

  • Anakku Pulang Tanpa Nyawa   Bab 50 A

    Mila melotot, wajahnya yang sedang marah tersorot cahaya bulan. "Ibu!" sentaknya tak suka."Kenapa? Kalau kau mau loncat, loncat saja! Hidupmu memang sudah tak ada gunanya!" besan kembali menantang.Segera kuelus pundak besan."Istighfar Bu besan, walau bagaimanapun dia anak Ibu," bisikku."Dia bukan anak saya lagi, Bu.""Ayo loncat Mila!" teriak besan lagi menatap tajam anak perempuannya itu."Tapi, Bu ... aaaaaa!" Suara Mila memekik langit dan malam yang hening."Milaaa!" Spontan mulutku berteriak saat melihat wanita itu terpeleset lalu jatuh ke sungai."Saudari Mila!" Bergegas para petugas juga maju ke sisi jembatan."Bu besan Mila jatuh Bu, Mila jatuh." Aku mengguncang kedua bahu besan.Bukannya beranjak ke tepi jembatan, besan malah ambruk di tempatnya dengan isak tangis yang mendadak pecah.Aku jadi bingung sendiri, tapi cepat kutinggalkan besan dan bergegas melihat ke tepi jembatan."Gimana Sultan?""Mila bener-bener jatuh, Bu.""Ya Allah ... nasibmu Mila." Aku menutup mulut.

  • Anakku Pulang Tanpa Nyawa   Bab 49 B

    "Ya tap-" Ucapanku terhenti saat kulihat Mila sudah mengeluarkan pisau cutternya.Aku bergegas bangkit dan menjauh darinya meski mendadak kedua kakiku terasa lemas dan bergetar.Wajah Mila tampak tengah dibakar api amarah, rupanya ia tersinggung karena tadi aku sempat menyebut dan membandingkan dia dengan Nila menantuku."Kamu ini apa-apaan Mila? Jangan main-main, itu benda tajam," ujarku memasang wajah waspada."Memang, memang ini benda tajam dan aku sengaja ingin memberimu kenang-kenangan," ucapnya diiringi gelak tawa.Dadaku bergemuruh hebat, napasku mendadak tercekat. Kulambaikan tangan ini untuk mencoba membuatnya tenang."Tenang Mila, kamu jangan begini, ingat aku adalah calon mertuamu."Mila mendecih dan terus maju ke arahku dengan tatapan tajam."Cih dasar pembohong, kalau kau adalah calon mertuaku kenapa kau sebut-sebut nama orang lain hah?"Sethh. Cutter itu menggores tepat di bagian atas lengan kananku.Aku menjerit, sejurus kemudian ibu besan datang membuka pintu kamar."Ya

  • Anakku Pulang Tanpa Nyawa   Bab 49 A

    PoV Ibu Ambarwati.Sultan menutup pintu kamar dengan kencang, lalu menguncinya agar Mila tak kabur sebelum polisi datang.Sementara di dalam Mila terus-terusan berteriak seperti orang kesetanan. "Biarkan dia teriak sendiri sampe capek sekalian," ujar Sultan penuh amarah.Aku bergidik ngeri sambil memegangi luka bekas sabetan pisau Mila. Wanita itu emang udah gak waras, hanya karena aku gak bisa membujuk anakku untuk menikahinya dia kalap dan gelap mata lalu tanpa ragu menyerangku dengan pisau cutter.Padahal aku sudah dengan besar hati tengah mencoba menerimanya karena ia sekarang sedang mengandung cucuku. Tapi rupanya aku salah, wanita seperti Mila itu memang pantasnya hidup di dalam penjara."Bu, Mila akan berikan bayi ini setelah ia lahir tapi Mila punya dua permintaan," ucapnya kemarin lusa, ketika aku dan Sultan menengoknya ke rumah sakit.Keningku mengerut, "permintaan apa?""Bebaskan Mila dari tuntutan Bani Azhar dan buatlah agar dia mau menikahi Mila," tegasnya menatapku seri

  • Anakku Pulang Tanpa Nyawa   Bab 48 B

    Dan ucapannya itu benar-benar jadi kenyataan. Ya Allah ... aku gak pernah membayangkan istriku akan benar-benar terbang dan gak pernah kembali lagi. Tapi keinginannya jadi orang yang berguna juga sudah tercapai.Sampai saat ini ginjal Nila masih berguna dan jadi wasilah kesehatan Bi Aminah. Semoga dengan hal ini Nila akan tenang dan bahagia di alam sana."Sudah sampai, Pak." Suara Pak Anwar menarikku dalam kesadaran."Eh kok cepet?"Tak terasa sepanjang jalan melamun, tahu-tahu mobil yang membawa kami sudah sampai saja di rumah sakit."Bapak ngelamun aja sih," balas Pak Anwar lagi.Ibu mertua dan Bi Aminah bergegas langsung masuk bahkan sebelum aku turun dari mobil.Sampai di ruangannya Sarah, kami tak diizinkan masuk bersamaan, karena Sarah masih dalam proses pengobatan setelah racunnya berhasil dikeluarkan."Masuk satu-satu ya Pak, agar tidak mengganggu kenyamanan pasien juga." Seorang perawat memperingatkan kami."Baik, Sus."Bi Aminah masuk lebih dulu, sekitar 20 menit beliau kemb

  • Anakku Pulang Tanpa Nyawa   Bab 48 A

    Aku menoleh. Mila sedang menyilangkan kedua tangannya di dada sambil tersenyum jahat."Dasar wanita gak punya rasa malu!"Ia malah tertawa puas."Aku hanya mengikuti skenario Tuhan Bani Azhar, awalnya aku gak pernah menduga dengan kehamilan ini ibumu akan membelaku tapi karena Tuhan sudah takdirkan ya sudah, mau bagaimana? Itu artinya kau memang ditakdirkan untukku 'kan?"Kedua tanganku mengepal hebat. Baru saja akan kutampar wanita itu ibuku sudah lebih dulu datang menampik tanganku."Apa ini Sultan? Jangan kasar sama wanita hamil, dia bisa stres dan jatuh lagi!" sentak beliau dengan mata melotot."Gak apa-apa kalau kamu gak mau terima aku Azhar, tapi bayi ini, tetap anakmu." Mila mulai berakting di depan ibuku, seolah-olah ia adalah orang yang paling tersakiti."Sudah Mila jangan nangis nanti bayimu stres, makanya saya 'kan udah bilang kamu di kamar aja, jangan deket-deket sama Sultan," ujar Ibuku lagi seraya meraih bobot Mila untuk setengah memeluknya.Geram, aku berteriak. "Bu, di

  • Anakku Pulang Tanpa Nyawa   Bab 47 B

    "Ayo Bu, lebih baik kita ke kantor polisi, kita harus tanyakan kenapa Mila bisa dibebaskan seperti itu pada petugas, gara-gara ulah mereka sekarang mata ibu Sultan malah tertutup dari kebenaran," ujarku penuh emosi.Kusetir sendiri mobil rental itu agar kami cepat sampai di kantor polisi."Bu Mila diberi keringanan bebas bersyarat, Pak."Aku kalap dan menggebrak meja."Kok, Bisa? Siapa yang beri kalian izin? Saya yang melaporkan Saudari Mila kenapa saya gak tahu apa-apa soal ini? Lancang sekali kalian!" sengitku.Ibu menahan bobotku agar aku tidak maju melawan mereka."Maaf Pak, tapi ... Bu Ambarwati bahkan sudah menjamin tersangka bebas dari hukuman.""Menjamin?!" teriakku lagi."Maaf Pak, jangan membuat keributan, kami harus bertugas dan melayani orang yang lainnya juga, kalau urusan Bapak sudah selesai silakan Bapak keluar," ucap petugas itu santun menunjuk ke arah pintu keluar.Aku menyipitkan mata. Aneh sekali rasanya mereka ini. Aku curiga mereka disuap dengan uang oleh ibuku. Y

  • Anakku Pulang Tanpa Nyawa   Bab 47 A

    "Sultaan cepat kemari!" teriak Ibu lagi.Aku dan ibu mertua bergegas ke kamar Mila."Cepat ambilkan air putih untuk Mila, kasihan perutnya sakit lagi!" titah Ibu.Aku bergeming tak segera melakukan perintah beliau. Si wanita licik itu tampak sedang berpura-pura meringis memegangi perutnya. Muak sekali aku, ingin rasanya kuguyur ia dengan air panas sampai jadi daging sop.Andai aja aku tahu sejak awal, bahwa wanita yang melamar di kantorku ini adalah kuntilanak akan kubuat ia mati untuk kedua kalinya."Ayo Sultan cepet!" Ibu mengejutkanku lagi.Spontan kakiku melangkah juga. Ibu mertua ikut ke belakang bersamaku."Nak Sultan tunggu! Ibu mau bertanya serius," ujar beliau seraya membawaku untuk duduk di kursi makan."Ada apa, Bu?""Ibu mau kamu jujur Nak, apa benar benih yang dikandung Mila sekarang adalah benihmu? Jujur sebelum Ibu tahu semua kejahatan Mila, Ibu kecewa dan marah sama kamu Nak, tapi setelah Mila memperlihatkan wajah aslinya Ibu jadi ragu apakah benar benih itu adalah beni

  • Anakku Pulang Tanpa Nyawa   Bab 46

    Aku mengangguk lesu."Kok bisa? Gimana ceritanya Sultan?!" Ibu bertanya setengah berteriak."Sabar dulu Bu, takut ibu mertua denger."Ibu menenangkan dirinya lalu duduk di sampingku."Sekarang ceritakan gimana awalnya? Kok bisa-bisanya Mila hamil anakmu? Apa jangan-jangan kamu sudah berbuat mesum? Astagfirullah Sultan, mau jadi apa hidup kamu?" "Enggak gitu Bu, tenang dulu. Kemarin itu Sultan juga gak ngerti kenapa tiba-tiba Sultan bangun tidur sama Mila."Kuceritakan semuanya dari awal hingga akhir sesuai yang kutahu kemarin saat kejadian di hotel itu.Ibuku sampai melotot tak percaya."Itu artinya kalian melakukannya atas dasar suka sama suka Sultan.""Gak gitu juga Bu, karena Sultan gak sadar waktu itu.""Tapi tetap saja sekarang benih itu tumbuh 'kan?""Gak Bu, Sultan ragu, apa iya benih bisa secepat itu terdeteksi tumbuh? Gak mungkin, Sultan yakin Mila sedang menjebak kita, entah sekarang anak siapa yang tengah dikandungnya itu," ujarku kesal mengepalkan jari jemariku.Tak lama

DMCA.com Protection Status