Share

Bab 91

Author: Ricny
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Nyonya Nagita cepat sembunyi ke balik tembok rumah warga. Sementara Fras yang tengah asik mengobrol bersama Zehra lewat.

"Oh ya? Jadi tadi Cela ketemu Kak Syabila?"

"Iya, Papa. Cela ceneeeng deh."

Nyonya Nagita terbelalak sambil memegangi dadanya.

"Papa? Kan kayaknya aku gak salah, anak itu adalah anaknya Fras sama perempuan kampung itu."

Diam-diam Nyonya Nagitapun berniat mengikuti Fras, tapi sayang saat di pertigaan gang dia bingung sendiri.

"Loh Fras kemana? Kok udah gak kelihatan aja? Ini belok kiri, kanan apa lurus aja sih? Ya Tuhaan."

Sampai sekitar 5 menit lamanya Nyonya Nagita berdiri di sana, berharap Fras akan kembali lewat. Tapi nihil, pria itu berniat akan bermalam lagi di kontrakan Mbah Asti rupanya.

"Hah sial. Fras kemana sih? Malah gak balik lagi," dengusnya.

Nyonya Nagitapun berbalik dan kembali jalan ke arah warung kelontong untuk membeli air mineral.

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam. Ya Allah Celaaa, Mbah khawatir banget, Nak." Mbah Asti berhambur memeluk Zehra.

S
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 92

    "Minta tolong apa, Bik?" tanya Nyonya Trissy."Bibik mau minta pekerjaan Nya, iya tahu Bibik sudah tua, tenaga juga udah enggak sekuat dulu, tapi Bibik masih bisa kok Nya kalau untuk sekedar nyapu, ngepel sama cuci piring dan ngerjain pekerjaan rumah lainnya."Nyonya Trissy bergeming. Hatinya merasa tak tega pada wanita tua yang kini ada di hadapannya itu. "Tapi Bik, apa Bibik yakin mau kerja di sini lagi? Saya takut nanti orang yang melihatnya malah berprasangka buruk sama saya karena saya masih memperkerjaan orang yang harusnya sudah istirahat," tanya Nyonya Trissy lekat."Bibik mohon Nya, mohoon sekali, Bibik benar-benar sedang butuh pekerjaan ini karena Nyonya tahu sendiri bagaimana keadaan kami sekarang. Dewi dipenjara sedangkan Bibik dan Zehra juga butuh biaya buat kebutuhan sehari-hari."Ya Tuhan ....Nyonya Trissy mencelos. Hatinya begitu sedih saat mendengar alasan Mbah Asti ingin kembali kerja di rumahnya."Bagimana, Nya? Apa Bibik bisa kerja di sini lagi?" tanya Mbah Asti

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 93

    "Cih. Dasar pria gak punya hati. Gak usah kamu berlagak sok enggak tahu apa-apa. Lagipula apa kamu setega itu membiarkan Bik Asti kerja lagi di usianya yang sekarang?"Fras terbelalak."Ya Tuhan Laura, tunggu dulu. Maksud kamu ini apa sebetulnya? Aku bener-bener gak ngerti. Mbahnya Zehra kerja? Kerja di mana?" Fras masih kesulitan mencerna ucapan Laura yang berapi-api."Ya di rumah Mamiku tentu saja, di mana lagi?" Laura makin emosi."Di rumah Mami?""Awas ya kamu Fras, kalau sampai terjadi apa-apa sama Zehra hanya karena kelalaianmu, kamu bisa saja kujebloskan ke dalam penjara," ancam Laura.Tut tut tut."Hallo? Hallo? Hallo hallo hallo. Arghh." Fras mendesah kesal saat sambungan telepon dimatikan sepihak.Ibu mertua kerja? Buat apa? Ya Tuhaaan bisa-bisanya ibu mertua bertindak tanpa memberitahuku dulu.Tanpa pikir lagi, Fras yang tadinya akan ke rumah Laura urung. Dia memilih pergi ke rumah Nyonya Trissy lebih dulu.Ting nong!Mbah Asti langsung memburu daun pintu dan membukanya saa

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 94

    "Ada apa Fras? Siapa yang telepon?" Pertanyaan Mbah Asti membuat Fras mengerjap. Ia lalu mengangkat telapak tangannya untuk memberi Mbah Asti isyarat supaya wanita tua itu bersabar sebentar.Walau tak sabar, akhirnya Mbah Asti diam."Oh baik kalau gitu Pak, nanti besok kita bertemu di kantor polisi saja ya, saya juga akan bawa orang saya pikir sangat dengan Dewi ke sana," ujarnya pada pengacara itu."Baik Mas, saya tunggu besok di sana ya, jam 10.""Baik, Pak."Tut!"Ada apa Fras? Siapa yang telepon? Kenapa tadi kamu sebut-sebut nama Dewi? Apa Dewi akan secepatnya bebas?" cecar Mbah Asti tak sabar."Enggak Bu, jadi tadi itu pengacara yang kemarin nelepon, dia minta ketemuan sama Fras besok, dan katanya Fras disuruh bawa orang yang dekat dengan Dewi juga supaya bisa membantu meyakinkan dan memotivasi Dewi agar Dewi mau dibebaskan dari sana," jawab Fras seadanya."Ooh. Kalau gitu biar Ibu saja, Ibu akan bicara dengan anak itu supaya dia mau dibantu dibebaskan Fras.""Iya Bu, tapi Fras p

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 95

    Fras menyeringai, "Ma, cukup. Omongan Mama itu sama sekali gak berdasar. Perempuan kampung, perempuan kampung, ituuu terus yang Mama sebut. Memangnya apa yang salah sama perempuan kampung, Ma? Apa mereka merugikan, Mama? Enggak 'kan?" Fras mulai habis kesabaran."Memang enggak! Tapi perempuan kampung yang kamu kenal itu udah menghancurkan hidup kita, kamu paham?!" teriak Nyonya Nagita. Kedua matanya melotot menatap anak laki-lakinya tajam.Pak Indra yang juga ada di sana refleks saja bangkit saat melihat istri dan anaknya mulai tak santai."Udah udah ah. Malu sama tetangga. Kalian ini apa-apaan sih? Pagi-pagi begini masa teriak-teriak gitu.""Lihat Pah, anak kamu sekarang bahkan udah berani bentak-bentak Mamah. Semua ini pasti gara-gara dia deket lagi sama perempuan kampung itu!""Mah!" sentak Fras."Lihat kamu sekarang Fras. Kamu bener-bener berubah. Kemarin-kemarin saat kamu masih sama Laura kamu baik-baik aja, kamu lembut, perhatian, bahkan hampir setiap hal tentang kami kamu pedul

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 96

    Fras menarik napas berat saat mendengar ucapan Nyonya Nagita yang masih saja penuh dengan prasangka buruk.Andai aku ke sini bukan karena mau mengantarkan nasi goreng ini, mungkin aku udah males dan gak akan balik lagi sampai urusanku selesai."Ma, Pa." Fras memaksa kakinya masuk.Keduanya menoleh."Oh bagus ya kamu Fras, mau apa kamu ke sini lagi hah? Apa jangan-jangan kamu udah sadar kalau semua ucapan Mamah itu benar?!" sembur Nyonya Nagita cepat.Pak Indra gegas menahan istrinya."Sabar, Mah.""Fras ke sini cuma mau kasih nasi goreng ini buat sarapan Mama sama Papa."Fras menaruh nasi goreng itu di atas toples biskuit yang ada di sana."Dari mana kamu dapat nasi goreng itu Fras? Mamah gak sudi kalau itu buatan perempuan kampung itu.""Dimakan saja kalau Mama lapar!" pekik Fras. Pria itu lalu kembali keluar.Setelah mengantarkan nasi goreng Fras melanjutkan sarapannya di kontrakan Mbah Asti. Selesai sarapan mereka lalu langsung meluncur ke kantor polisi. Di sana Pak Rudi yang merup

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 97

    Setelah bicara dengan Dewi. Mbah Asti dan Zehra kembali pulang. Sementara Fras langsung menemui temannya untuk meminjam uang dan Pak Rudi sendiri tetap di sana untuk melanjutkan mengurus kasus Dewi.Sepanjang perjalanan Mbah Asti tak hentinya bersyukur karena apa yang ia harapkan terkabul. "Terimakasih ya Cela, udah bantu Mbah ngomong sama Mamah," ucapnya sambil mengelus dagu mungil Zehra.Gadis kecil itu mengangguk, "iya, Mbah.""Cela pinter sekali tadi. Mbah sampe gak percaya Cela akan seberani itu.""Nanti talo Mamah Dewi puyang Mamah Dewi tak akan pukun Cela ladi?" "Oh tentu enggak dong. Mamah Dewi pasti akan saaangat menyayangi Cela."Zehra tersenyum lebar.***Esok harinya.Pulang kerja Fras langsung ke kontrakan Mbah Asti. Selain dia males debat lagi sama mamanya, sekarang Fras juga sudah sedikit tenang karena kemarin dia sudah memberikan uang yang ia pikir cukup untuk makan kedua orang tuanya selama seminggu.Fras duduk di kursi teras sambil melepaskan penat dan lelahnya. Ta

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 98

    Sore harinya setelah Fras pulang kerja. Fras benar-benar mengajak Dewi dan Zehra bertemu dengan kedua orang tuanya."Pa, kita mau temana?""Kita mau ketemu sama Oma, Sayang.""Oma? Omana Cela?""Iya Omanya Cela, Papa sama Mamanya Papa." Fras menunjuk dadanya memberi Zehra penjelasan."Ooh aciiik," sorak gadis kecil itu polos."Ini, bawa makanan ini buat mereka Fras." Mbah Asti memberikan kue Adas yang tadi dibuatnya bersama Dewi."Iya Bu, makasih ya. Kalian siap?" Fras bertanya pada Zehra dan Dewi yang terlihat masih ragu-ragu itu."Ciaaap." Zehra bersemangat."Dek?"Dewi terdiam lesu."Loh Nak, kok malah lesu? Ayo sana, temui calon mertuamu," kata Mbah Asti pada putrinya."Dewi kayaknya masih belum siap deh Bu, Mas."Mbah Asti mengembuskan napas kasar, "iya tapi mau sampe kapan toh? Sudah sana pergi, mumpung mereka juga ada di sini 'kan?" Dewi pun akhirnya mengangguk lalu gegas pergi bersama Fras dan Zehra."Mas, aku ragu, meningan jangan sekarang deh ya." Dewi menghentikan langkah

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 99

    "Gak apa-apa, gak usah dipikirin."Dewi diam meski perasaannya mulai diterpa gundah. Orang tua Mas Fras jelas menolakku, dia gak akan menerima aku sebagai menantunya. Terus aku harus gimana? Ujarnya sepanjang jalan."Gimana gimana tadi? Apa calon mertuamu mau nerima kamu, Nak?" tanya Mbah Asti saat mereka sampai.Dewi menggeleng lesu. Raut wajah Mbah Asti yang tadi sangat bersemangat mendadak ikut lesu."Tadi Mamah dimalah-malahin cama Oma, Mbah," ucap Zehra dengan polosnya.Mbah Asti menarik napas berat. Ketakutannya benar-benar jadi kenyataan.Kasihan Dewi. Padahal dia udah berusaha jadi wanita yang lebih baik lagi. Sebelum berangkat dia juga gak henti-hentinya berdo'a tapi dia malah harus menerima kenyataan pahit ini. Ya Tuhan, semoga Dewi gak sampai putus asa lagi."Gak apa-apa Dek, gak usah dipikirin, mereka cuma masih kaget aja karena Mas tiba-tiba datang ngenalin kamu, harusnya Mas emang bilang dulu sama mereka," ujar Fras. Mengelus pundak Dewi."Gak apa-apa Mas, bukan salah k

Latest chapter

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 106

    Fras mengangguk. Dia agak merasa heran dengan pertanyaan Nyonya Nagita yang mendadak seperti memperdulikan Dewi."Ya Tuhan Fras bisa-bisanya kamu nyuruh Dewi pulang sendirian. Kasihan dia, ini udah malem. Kalau terjadi apa-apa sama dia gimana?"Fras terbelalak. Antara haru dan tak percaya matanya sampai berkaca-kaca."Sana pergi, antarkan dia pulang," titah Nyonya Nagita.Fras mengerjap dan refleks bangkit mengejar Dewi keluar. Tapi sayang rupanya Dewi sudah pergi naik angkot."Ah udah gak ada pula," dengus Fras.Dia pun terpaksa kembali ke ruangannya Nyonya Nagita."Loh kamu kok balik lagi aja?""Dewi udah pergi, Ma. Dia udah naik angkot kayaknya.""Yaah telat kamu Fras."***Seminggu kemudian. Di hari minggu. Zehra dan Dewi kebetulan sedang libur jadi mereka semua sedang ada di rumah.Tok tok tok."Ceel, bisa tolong bukain pintu? Mama lagi nyapu Sayaang!" teriak Dewi."Ote, Mamah."Zehra gegas berhambur ke depan.Kreet."Papaaa. Opaaa." Gadis kecil itu tersenyum lebar dan langsung b

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 105

    Nyonya Nagita lalu bangkit. Perutnya terasa lapar. Dia baru ingat dari pagi dia belum makan apa-apa. "Ah meningan aku nyari makan ke jalan raya," katanya.Nyonya Nagita jalan tergesa ke jalan raya. Dan saking tergesanya dia sampai tak memperhatikan lalu lalamg mobil yang sedang ramai hingga akhirnya ia terserempet mobil.Bughh. Gedebussh."Aaaa!"Dalam sekali hantaman Nyonya Nagita langsung tak sadarkan diri. Kepalanya terbentur ke bahu jalan sampai keningnya sobek dan mengeluarkan darah yang tak sedikit.Sontak saja semua orang yang ada di sekitar sana langsung berlari mengerubungi Nyonya Nagita."Eh ada kecelakaan ada kecelakaan.""Ada apa itu Dew?" Koh Liem yang melihat orang-orang berlarian depan tokonya ikutan panik."Gak tahu Koh, mungkin ada kecelakaan. Coba Dewi lihat dulu boleh gak Koh?""Ya udah sana sana."Karena penasaran, Dewi gegas lari ke arah orang-orang yang sedang berkerubung."Bawa aja bawa ke rumah sakit.""Tapi siapa yang bakal tanggung jawab? Mana gak ada yang k

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 104

    "Ya sudah Pak, boleh. Saya izinkan Bapak menjemput Zehra pulang sekolah tapi itu pun kalau gak merepotkan Bapak.""Terimakasih Dew." Pak Indra mengecup pucuk kepala Zehra.Gadis kecil itu hanya tersenyum membalasnya.***Esok harinya Pak Indra benar-benar menjemput Zehra. Pria itu merasa sangat bahagia sebab impian di masa tuanya terkabul bahkan lebih cepat dari dugaannya. Sepulang menjemput Zehra, Pak Indra juga menyempatkan diri bermain dengan cucu satu-satunya itu sampai lewat tengah hari. Pria itu benar-benar menikmati hidupnya bersama Zehra.Walau sekarang hidupnya kekurangan bahkan cenderung miskin, ia sudah tak peduli lagi. Baginya yang terpenting sekarang adalah dia selalu melihat dan bertemu Zehra setiap hari.Sebab hal itu adalah kebahagiaan yang tak bisa ia dapatkan dari manapun. "Cel ... Opa pulang dulu ya, Cela istirahat 'kan capek main terus dari tadi.""Iya, Opa. Tapi eman Cela tak boyeh itut Opa puyang te lumah Opa?""Nanti ya Nak, sekarang belum saatnya. Nanti kalau

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 103

    Zehra mengangguk polos."Terus selain ngasih permen Opa Indra ngapain lagi? Dia pasti marahin Mama sama Opa ya?" tanya Fras lagi. Perasaannya mendadak cemas karena kedatangan papanya ke kontrakan Dewi."Eendaa. Opa Indla baik, Opa Indla tak malahin Mamah cama Mbah, Opa cuma main cama Cela," jawab gadis kecil itu apa adanya.Kening Fras mengerut. Ia masih tak percaya. Karena penasaran pria itu pun gegas ke dalam menemui Dewi."Dek, apa bener tadi Papa ke sini?""Iya, Mas.""Mau apa dia? Pasti Papa mau jahatin kamu ya?" tembak Fras.Dewi menggeleng cepat. "enggak Mas, Papamu gak jahatin aku. Beliau ke sini justru mau minta maaf soal kejadian kemarin sore karena aku dimarahin sana mama kamu. Oh ya, papa kamu juga main sama Zehra sampai siang. Aku gak nyangka Mas, ternyata beliau sesayang itu sama Zehra. Papamu mau nerima Zehra sebagai cucunya," jawab Dewi panjang lebar.Fras mengembuskan napas lega."Oh ya? Mas sampe gak percaya, kok bisa tiba-tiba Papa jadi baik sama kamu dan Zehra? Buk

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 102

    "P-pagi." Dewi langsung gugup. Perasaannya berubah tak karuan."Boleh saya masuk?" Pak Indra tersenyum ramah."Oh ya, ya silakan, Pak," katanya.Pak Indrapun gegas masuk dan duduk di kursi sederhana yang ada di kontrakan Dewi."Ad-da apa ya, Pak?" Dewi makin gugup.Pak Indra mengulum senyuman lebar."Oh iya. Begini. Sebetulnya saya datang ke sini karena saya mau minta maaf sama kamu atas perlakuan istri saya kemarin sore," jawabnya.Dewi menunduk, "gak apa-apa Pak, gak usah dipikirin saya makum kok."Mbah Asti keluar dari dapur."Ada siapa Dew?" tanyanya. Dan keningnya langsung mengerut saat wanita tua itu melihat pria paruh baya tengah duduk bersama putrinya.Sementara Pak Indra menggangguk sopan pada Mbah Asti, "selamat pagi, Bu.""Ya selamat pagi. Maaf Anda siapa ya?" tanya Mbah Asti.Dewi menoleh, "Ibu ini ... ini Papanya Mas Fras," ucapnya.Sama halnya dengan Dewi tadi, perasaan Mbah Asti juga mendadak tak karuan saat tahu yang datang adalah papanya Fras.Mau apa dia datang ke si

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 101

    "Mas cuma pengen tahu, Dek. Kalau Adek cinta sama Mas, harusnya Adek itu enggak perlu ragu, malu ataupun nolak rencana pernikahan kita."Dewi menarik napas berat, "aku itu bukan ragu, malu ataupun nolak Mas, aku cuma lagi berusaha berdamai aja sama keadaan aku yang baru. Pernikahan itu bukan cuma menyatukan dua insan Mas, kita gak bisa memaksakan kehendak kita sementara orang-orang di sekitar kita kita abaikan begitu aja. Lebih-lebih orang tua kamu. Aku tahu cara mereka mungkin salah, tapi usaha mereka untuk memisahkan kita itu adalah bukti rasa sayang mereka sama kamu Mas, mereka itu gak mau kamu sampai salah langkah dan menikahi orang yang gak tepat," ujar wanita itu panjang lebar.Fras bergeming dengan napas kasar. Kadang ia juga tak percaya wanita di hadapannya itu sekarang sudah berubah banyak sekali. Lebih bijak, lebih dewasa dan lebih pendiam tentunya."Yuk sayang buruan makannya, kita harus pulang, takut Mbah nungguin," ucap Dewi lagi pada Zehra."Ote, Mamah."Selesai makan da

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 100

    Laura dan Aagha yang tak menyangka akan bertemu dengan Zehra di tempat makan itu langsung salah tingkah. "Pak Gulu ciniii," panggil Zehra lagi.Aagha cengar-cengir dan gegas menghampiri meja Zehra. Laura juga mengekor di belakangnya."Eh Cela kok ada di sini?" tanya Aagha."Iya Pak Gulu, Cela ladi mam cama Papa dan Mama Dewi. Pak Gulu cama Mama Laula mau mam juga?""Hehe iya.""Cini duduk baleng Cela." Gadis kecil itu menepuk kursi di sampingnya."Eh gak usah. Pak Guru sama Mama Laura duduk di sana aja, kalau di sini nanti kami malah ganggu," tolak Aagha.Zehra menggeleng, "endaa. Enda dandu kok, iya tan, Pa?"Fras yang sedang berpura-pura fokus makan refleks megangguk, "ah ya silakan, silakan duduk aja bareng kami," ucap dia sekenanya."Gak usah. Pak kita duduk di sana aja," tolak Laura seraya menunjuk ke meja yang ada di pojok. "Oh oke. Gadis cantik Pak Guru sama Mama Laura makan di sana ya."Zehrapun mengangguk.Baru saja Laura dan Aagha akan beranjak ke meja itu, beberapa oran

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 99

    "Gak apa-apa, gak usah dipikirin."Dewi diam meski perasaannya mulai diterpa gundah. Orang tua Mas Fras jelas menolakku, dia gak akan menerima aku sebagai menantunya. Terus aku harus gimana? Ujarnya sepanjang jalan."Gimana gimana tadi? Apa calon mertuamu mau nerima kamu, Nak?" tanya Mbah Asti saat mereka sampai.Dewi menggeleng lesu. Raut wajah Mbah Asti yang tadi sangat bersemangat mendadak ikut lesu."Tadi Mamah dimalah-malahin cama Oma, Mbah," ucap Zehra dengan polosnya.Mbah Asti menarik napas berat. Ketakutannya benar-benar jadi kenyataan.Kasihan Dewi. Padahal dia udah berusaha jadi wanita yang lebih baik lagi. Sebelum berangkat dia juga gak henti-hentinya berdo'a tapi dia malah harus menerima kenyataan pahit ini. Ya Tuhan, semoga Dewi gak sampai putus asa lagi."Gak apa-apa Dek, gak usah dipikirin, mereka cuma masih kaget aja karena Mas tiba-tiba datang ngenalin kamu, harusnya Mas emang bilang dulu sama mereka," ujar Fras. Mengelus pundak Dewi."Gak apa-apa Mas, bukan salah k

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 98

    Sore harinya setelah Fras pulang kerja. Fras benar-benar mengajak Dewi dan Zehra bertemu dengan kedua orang tuanya."Pa, kita mau temana?""Kita mau ketemu sama Oma, Sayang.""Oma? Omana Cela?""Iya Omanya Cela, Papa sama Mamanya Papa." Fras menunjuk dadanya memberi Zehra penjelasan."Ooh aciiik," sorak gadis kecil itu polos."Ini, bawa makanan ini buat mereka Fras." Mbah Asti memberikan kue Adas yang tadi dibuatnya bersama Dewi."Iya Bu, makasih ya. Kalian siap?" Fras bertanya pada Zehra dan Dewi yang terlihat masih ragu-ragu itu."Ciaaap." Zehra bersemangat."Dek?"Dewi terdiam lesu."Loh Nak, kok malah lesu? Ayo sana, temui calon mertuamu," kata Mbah Asti pada putrinya."Dewi kayaknya masih belum siap deh Bu, Mas."Mbah Asti mengembuskan napas kasar, "iya tapi mau sampe kapan toh? Sudah sana pergi, mumpung mereka juga ada di sini 'kan?" Dewi pun akhirnya mengangguk lalu gegas pergi bersama Fras dan Zehra."Mas, aku ragu, meningan jangan sekarang deh ya." Dewi menghentikan langkah

DMCA.com Protection Status