Share

Bab 72

Penulis: Ricny
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

-

-

Setelah mengobrol lumayan lama. Akhirnya Laura dan Zehra mohon pamit.

"Maaf ya Sayang Kak Syabilanya malah belum pulang sampe sore begini," ucap Nisa.

"Gak apa-apa ya Cel, 'kan nanti Kak Syabila juga mau ke rumah kita setelah selesai mengurus kepindahan sekolahnya." Laura ikut menyemangati.

"Iya deeh tak apa-apa, Cela atan tundu di lumah Cela aja."

"Anak pinter. Yuk sekarang kita pulang."

"Ayuuk!" seru Zehra.

Mereka gegas berjalan menuju mobil dan cepat melaju pulang karena hari sudah semakin sore.

"Semoga niatku mencari keadilan buat Zehra gak sia-sia," gumamnya sambil menyetir mobil.

Laura tak peduli apa keputusan pihak berwenang nantinya. Yang penting dia sudah berusaha.

Jam 17:35 mereka sampai di rumah.

"Tadi ada Mbak Dewi ke sini, Nya," kata Pak Iglo.

"Oh ya? Mau apa dia ke sini?"

"Katanya mau ketemu Non Zehra."

"Ouuh saya kira ada urusan penting. Ya sudah makasih, Pak."

Baru saja mereka membuka pintu, Fras datang.

"Hai kalian baru sampe rumah?" tanyanya.

Laura berbalik mala
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 73

    "M-Mas, kamu ... tahu dari mana soal itu?" Dewi langsung tegang dan gemetar."Gak penting aku tahu dari mana Dewi, sekarang kamu jujur, apa bener semua itu Dewi? Dan untuk apa kamu melakukannya, hah?""Aku ... Mas aku ... aku emang bersalah dan aku emang melakukannya tapi ... aku melakukannya dulu karena aku sakit hati sama kamu, Mas.""Ya Tuhan Dewii. Kamu tahu gak betapa bahayanya tindakan kamu itu? Untungnya Zehra ketemu sama orang baik, kalau dia ketemu sama orang jahat gimana, hah? Aku bersumpah gak akan pernah memaafkanmu Dewi!" sentak Fras.Dewi cepat berhambur di kaki Fras."Mas, Mas maafin aku Mas, aku ngaku aku salah, tapi aku udah berubah sekarang Mas, aku udah menerima Zehra, aku udah sadar bahwa ternyata gak ada yang lebih penting di dunia ini selain anakku. Dulu aku melakukan itu karena aku terlalu terobsesi sama kamu Mas, aku cemburu lihat kedeketan kamu sama Laura, tapi sekarang enggak lagi. Aku bahkan gak menginginkan apa-apa lagi selain Zehra. Aku berani sumpah, Mas,

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 74

    Fras terbelalak saat melihat wajah Laura yang sudah berubah merah. Baru ia sadari ucapannya salah."Laura, bu-bukan begitu maksudku, aku hanya ....""Tapi baik, baik kalau itu mau kamu, Mas! Akan kukembalikan Zehra sama Dewi, agar kamu juga puas!" pekik Laura. Gegas wanita itu pergi ke kamarnya dengan emosi yang memuncak."Laura! Lauu! Bukan begitu maksudku!" teriak Fras.Blam! Pintu dibanting Laura dengan kencang."Aku memang belum pernah hamil, aku belum pernah melahirkan, aku juga belum pernah menyusui tapi apa perlu dia bicara begitu? Setelah apa yang sudah kulakukan dan kuberikan pada anaknya, apa perlu Fras bicara begitu? Dia bilang aku bukan seorang ibu, lalu selama ini yang mengurus Zehra layaknya seorang ibu itu siapa? Siapaaa?!" Laura teriak histeris sambil mengacak-ngacak kamarnya.Wanita itu memang paling tidak bisa jika ada yang sudah menyinggung ke arah sana. Perasaaannya akan hancur dan emosinya selalu meledak seketika."Dia pikir siapa yang ingin seperti ini? Wanita m

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 75

    "Masa? Kok bisa gitu?" Mbah Asti tak percaya."Ya karena ini Zehra sendiri yang mau, tadi Mas Fras telepon Dewi suruh bikin bekal buat Zehra.""Oh ya? Emangnya Non Laura kemana?""Tahu deh, bodo amat juga ah. Oh ya bagus gak Bu bentonya?"Mbah Asti menatap bento berbentuk kepala Teddy Bear yang sudah Dewi masukan ke dalam kotak bekal itu."Bagus, tapi inget, jangan kecewa kalau Zehra nolak lagi.""Ck Ibu nih. Ya udah Dewi berangkat ya." Wanita itu mencium punggung tangan Mbah Asti dengan semangat."Hati-hati kamu Dew, semoga kali ini Zehra gak nolak kamu lagi.""Aamiin."--Sementara Zehra dan Fras sampai di sekolah. Sebetulnya mendadak Zehra tak bersemangat hari ini. Karena selain tidak membawa bekal, Zehra juga memikirkan keadaan Laura di rumah.Zehra merasa ada yang tak beres. Karena biasanya Laura akan menemani dan mengantar Zehra sekolah walau hanya sebentar. Tapi tadi, jangankan mengantar sekolah, menemani sarapan saja tidak."Ayo Cel turun, udah sampe ini kita," kata Fras.Ze

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 76

    Aagha bengong, ia bingung sendiri dengan apa yang diucapkan Zehra. "Mamah Dewi itu jahat Pak Gulu, Mamah Dewi halus dibuang," kata Zehra lagi.Waduh. Fras nyengir sambil garuk-garuk kepala. Sementara Dewi sampai di sebuah tempat makan. Ia sengaja datang ke sana karena pikirnya ingin membelikan Zehra bekal dari luar saja agar gadis kecil itu mau menerimanya."Mbak, tolong bungkusin saya nasi setengah porsi pake ayam goreng dan tumis sayuran hijau ya, dibungkus pake kotak nasi ya, Mbak.""Baik, Mbak."Sembari menunggu penjaga tempat makan menyiapkan pesananya, Dewi duduk bersender di sebuah bangku panjang. Tubuhnya lesu sekali, bukan karena kurang tenaga, tapi karena perlakuan Zehra tadi membuatnya amat shock.Tak lama masuk seorang ibu membawa anak yang usianya agak besar dari Zehra."Bu, Aku mau ayam goreng, ikan goreng sama udang. Boleh ya, Bu? Boleh ya pliiis.""Iyaa, Sayaang. Tapi nanti dihabisin ya, oke?""Oke."Dengan wajah berseri-seri mereka duduk tak jauh dari tempat Dewi d

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 77

    Tring!Panggilan masuk dari nomor Fras. Laura masih tak ingin mengangkatnya. "Biarkan saja, aku tahu dia mau apa meneleponku."Laura kembali membalut diri dalam selimut. Untuk pertamakalinya dalam hidup Laura melakukan itu. Bersikap bodo amat dan bersantai di atas kasur sambil membalut diri dengan selimut."Aku ingin menghabiskan waktuku sebelum aku kembali kerja dan Mbak Nisa datang ke sini, biarkan saja, aku ingin tahu bagaimana mereka tanpa aku," katanya dengan senyuman remeh.Sementara Dewi masih menunggu di dekat pos security.Tring!"Hallo, Mas. Gimana? Apa Laura udah berangkat?""Gak diangkat teleponnya, Dek.""Yaah terus gimana dong?""Adek coba rayu aja dulu. Ajak Zehra pulang.""Kamu gak bisa kesini apa, Mas? Anterin dulu Zehra ke rumah Laura.""Gak bisa Dek, aku lagi kerja. Mas lagi ada target perusahaan hari ini, gak bisa ditinggalin. Tapi Mas akan berusaha pulang nanti kalau lagi jam istirahat.""Oh ya udah."Tut!Dewi cepat mematikan sambungan telepon."Ayo, Bu," ajak A

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 78

    Mulut Dewi mengatup dengan mata berkaca-kaca. Dia bahagia, bukan karena Fras akan menikahinya, melainkan karena ia mendengar Zehra akan segera dibawa dari rumah Laura dan kembali tinggal bersamanya."Kamu dengar Mas, aku sangat bahagia dengar kabar ini, karena itu, jangan coba-coba mengulur waktu lagi. Aku ingin Zehra segera bersamaku lagi."Fras mengangguk. Kalau Mbah Asti tidak mengancamnya semalam, mungkin sampai saat ini ia pun masih bingung memutuskan antara terus bertahan dengan Laura atau kembali pada Dewi. Pasalnya pria itu benar-benar ada di posisi yang sulit.Fras sendiri sudah tahu resiko apa yang akan ia terima saat ia kembali menikahi Dewi. Tapi Fras sudah pasrah, toh sekarangpun Laura memang sudah tidak ingin bersamanya lagi, jadi ia merasa memang Tuhan ingin ia kembali pada Dewi agar bisa mengurus Zehra bersama wanita itu."Iya Dek, secepatnya Mas usahakan. Besok Mas akan ajukan gugatan perceraian Mas ke pengadilan," balas Fras.Di balik pintu depan, Laura yang berniat

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 79

    "Eh Mas, kamu ini bikin kaget aja sih.""Adek ngapain ngelamun di sini? Itu Laura emang belum pulang juga?""Belum Mas, Cela di luar terus dari tadi nungguan dia.""Ya Tuhaan, pantesan tadi kuajak dia masuk gak mau. Lagian kemana itu si Laura."Fras cepat membuka ponselnya dan melakukan panggilan telepon pada nomor Laura.Tut tut tut."Malah dimatiin, kemana dia?""Mungkin di rumah Nyonya Trissy, Mas.""Mungkin, coba Mas telepon dulu." Cepat Fras melakukan panggilan telepon ke nomor mertuanya.Tring!"Fras? Mau apa lagi dia?" Nyonya Trissy kembali menaruh ponselnya di meja saat ia tahu yang menelepon adalah Fras."Malah gak diangkat, Dek," kata Fras."Tumben Laura begini, kasihan Zehra Mas, dia nungguin terus dari tadi, gak mau makan, gak mau mandi.""Ya ampun, masa sih?""Iya Mas, padahal aku udah buatin dia cemilan dan jus tapi malah dianggurin sampe sekarang, lihat aja di meja teras."Fras gegas pergi menghampiri Zehra di depan. Dewi juga mengekor tapu hanya sampai dekat pintu."C

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 80

    "Dewi masuk penjara Fras.""Apa? Dipenjara?" Fras terkejut bukan main."Iya Fras. Tadi ada pihak kepolisian nelepon Ibu, mereka bilang Dewi ada di sana.""Y-ya tapi kok bisa? Kenapa Dewu bisa dipenjara?""Ibu gak tahu Fras, makanya ayo buruan antar Ibu ke sana. Ibu khawatir banget sama dia, pantesan aja dia gak balik-balik dari tadi siang.""O-oke Bu, oke Fras jemput Ibu sekarang juga."Tut!"Cel, Papa mau ke rumah Mbah sebentar ya, Cela bobok sekarang ya, Nak."Zehra menggeleng, "Cela tak mau bobo cendilian Papa, Cela tatut.""Aduh gimana ini?" Fras menggosok kepalanya. Dia bingung."Ah ya udah ya udah Cela ikut aja sama Papa ke rumah Mbah ya, gak apa-apa 'kan?"Zehra mengangguk. Fras buru-buru memakaikan Zehra sweater. Pria itu tidak ada lagi pilihan selain mengajak Zehra pergi, karena ia tak mungkin menitipkan Zehra pada Laura.Setelah memesan taksi online, Fras gegas membawa Zehra keluar."Eh kamu bawa Zehra juga Fras?" tanya Mbah Asti saat mereka sampai."Iya Bu, di rumah gak ada

Bab terbaru

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 106

    Fras mengangguk. Dia agak merasa heran dengan pertanyaan Nyonya Nagita yang mendadak seperti memperdulikan Dewi."Ya Tuhan Fras bisa-bisanya kamu nyuruh Dewi pulang sendirian. Kasihan dia, ini udah malem. Kalau terjadi apa-apa sama dia gimana?"Fras terbelalak. Antara haru dan tak percaya matanya sampai berkaca-kaca."Sana pergi, antarkan dia pulang," titah Nyonya Nagita.Fras mengerjap dan refleks bangkit mengejar Dewi keluar. Tapi sayang rupanya Dewi sudah pergi naik angkot."Ah udah gak ada pula," dengus Fras.Dia pun terpaksa kembali ke ruangannya Nyonya Nagita."Loh kamu kok balik lagi aja?""Dewi udah pergi, Ma. Dia udah naik angkot kayaknya.""Yaah telat kamu Fras."***Seminggu kemudian. Di hari minggu. Zehra dan Dewi kebetulan sedang libur jadi mereka semua sedang ada di rumah.Tok tok tok."Ceel, bisa tolong bukain pintu? Mama lagi nyapu Sayaang!" teriak Dewi."Ote, Mamah."Zehra gegas berhambur ke depan.Kreet."Papaaa. Opaaa." Gadis kecil itu tersenyum lebar dan langsung b

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 105

    Nyonya Nagita lalu bangkit. Perutnya terasa lapar. Dia baru ingat dari pagi dia belum makan apa-apa. "Ah meningan aku nyari makan ke jalan raya," katanya.Nyonya Nagita jalan tergesa ke jalan raya. Dan saking tergesanya dia sampai tak memperhatikan lalu lalamg mobil yang sedang ramai hingga akhirnya ia terserempet mobil.Bughh. Gedebussh."Aaaa!"Dalam sekali hantaman Nyonya Nagita langsung tak sadarkan diri. Kepalanya terbentur ke bahu jalan sampai keningnya sobek dan mengeluarkan darah yang tak sedikit.Sontak saja semua orang yang ada di sekitar sana langsung berlari mengerubungi Nyonya Nagita."Eh ada kecelakaan ada kecelakaan.""Ada apa itu Dew?" Koh Liem yang melihat orang-orang berlarian depan tokonya ikutan panik."Gak tahu Koh, mungkin ada kecelakaan. Coba Dewi lihat dulu boleh gak Koh?""Ya udah sana sana."Karena penasaran, Dewi gegas lari ke arah orang-orang yang sedang berkerubung."Bawa aja bawa ke rumah sakit.""Tapi siapa yang bakal tanggung jawab? Mana gak ada yang k

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 104

    "Ya sudah Pak, boleh. Saya izinkan Bapak menjemput Zehra pulang sekolah tapi itu pun kalau gak merepotkan Bapak.""Terimakasih Dew." Pak Indra mengecup pucuk kepala Zehra.Gadis kecil itu hanya tersenyum membalasnya.***Esok harinya Pak Indra benar-benar menjemput Zehra. Pria itu merasa sangat bahagia sebab impian di masa tuanya terkabul bahkan lebih cepat dari dugaannya. Sepulang menjemput Zehra, Pak Indra juga menyempatkan diri bermain dengan cucu satu-satunya itu sampai lewat tengah hari. Pria itu benar-benar menikmati hidupnya bersama Zehra.Walau sekarang hidupnya kekurangan bahkan cenderung miskin, ia sudah tak peduli lagi. Baginya yang terpenting sekarang adalah dia selalu melihat dan bertemu Zehra setiap hari.Sebab hal itu adalah kebahagiaan yang tak bisa ia dapatkan dari manapun. "Cel ... Opa pulang dulu ya, Cela istirahat 'kan capek main terus dari tadi.""Iya, Opa. Tapi eman Cela tak boyeh itut Opa puyang te lumah Opa?""Nanti ya Nak, sekarang belum saatnya. Nanti kalau

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 103

    Zehra mengangguk polos."Terus selain ngasih permen Opa Indra ngapain lagi? Dia pasti marahin Mama sama Opa ya?" tanya Fras lagi. Perasaannya mendadak cemas karena kedatangan papanya ke kontrakan Dewi."Eendaa. Opa Indla baik, Opa Indla tak malahin Mamah cama Mbah, Opa cuma main cama Cela," jawab gadis kecil itu apa adanya.Kening Fras mengerut. Ia masih tak percaya. Karena penasaran pria itu pun gegas ke dalam menemui Dewi."Dek, apa bener tadi Papa ke sini?""Iya, Mas.""Mau apa dia? Pasti Papa mau jahatin kamu ya?" tembak Fras.Dewi menggeleng cepat. "enggak Mas, Papamu gak jahatin aku. Beliau ke sini justru mau minta maaf soal kejadian kemarin sore karena aku dimarahin sana mama kamu. Oh ya, papa kamu juga main sama Zehra sampai siang. Aku gak nyangka Mas, ternyata beliau sesayang itu sama Zehra. Papamu mau nerima Zehra sebagai cucunya," jawab Dewi panjang lebar.Fras mengembuskan napas lega."Oh ya? Mas sampe gak percaya, kok bisa tiba-tiba Papa jadi baik sama kamu dan Zehra? Buk

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 102

    "P-pagi." Dewi langsung gugup. Perasaannya berubah tak karuan."Boleh saya masuk?" Pak Indra tersenyum ramah."Oh ya, ya silakan, Pak," katanya.Pak Indrapun gegas masuk dan duduk di kursi sederhana yang ada di kontrakan Dewi."Ad-da apa ya, Pak?" Dewi makin gugup.Pak Indra mengulum senyuman lebar."Oh iya. Begini. Sebetulnya saya datang ke sini karena saya mau minta maaf sama kamu atas perlakuan istri saya kemarin sore," jawabnya.Dewi menunduk, "gak apa-apa Pak, gak usah dipikirin saya makum kok."Mbah Asti keluar dari dapur."Ada siapa Dew?" tanyanya. Dan keningnya langsung mengerut saat wanita tua itu melihat pria paruh baya tengah duduk bersama putrinya.Sementara Pak Indra menggangguk sopan pada Mbah Asti, "selamat pagi, Bu.""Ya selamat pagi. Maaf Anda siapa ya?" tanya Mbah Asti.Dewi menoleh, "Ibu ini ... ini Papanya Mas Fras," ucapnya.Sama halnya dengan Dewi tadi, perasaan Mbah Asti juga mendadak tak karuan saat tahu yang datang adalah papanya Fras.Mau apa dia datang ke si

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 101

    "Mas cuma pengen tahu, Dek. Kalau Adek cinta sama Mas, harusnya Adek itu enggak perlu ragu, malu ataupun nolak rencana pernikahan kita."Dewi menarik napas berat, "aku itu bukan ragu, malu ataupun nolak Mas, aku cuma lagi berusaha berdamai aja sama keadaan aku yang baru. Pernikahan itu bukan cuma menyatukan dua insan Mas, kita gak bisa memaksakan kehendak kita sementara orang-orang di sekitar kita kita abaikan begitu aja. Lebih-lebih orang tua kamu. Aku tahu cara mereka mungkin salah, tapi usaha mereka untuk memisahkan kita itu adalah bukti rasa sayang mereka sama kamu Mas, mereka itu gak mau kamu sampai salah langkah dan menikahi orang yang gak tepat," ujar wanita itu panjang lebar.Fras bergeming dengan napas kasar. Kadang ia juga tak percaya wanita di hadapannya itu sekarang sudah berubah banyak sekali. Lebih bijak, lebih dewasa dan lebih pendiam tentunya."Yuk sayang buruan makannya, kita harus pulang, takut Mbah nungguin," ucap Dewi lagi pada Zehra."Ote, Mamah."Selesai makan da

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 100

    Laura dan Aagha yang tak menyangka akan bertemu dengan Zehra di tempat makan itu langsung salah tingkah. "Pak Gulu ciniii," panggil Zehra lagi.Aagha cengar-cengir dan gegas menghampiri meja Zehra. Laura juga mengekor di belakangnya."Eh Cela kok ada di sini?" tanya Aagha."Iya Pak Gulu, Cela ladi mam cama Papa dan Mama Dewi. Pak Gulu cama Mama Laula mau mam juga?""Hehe iya.""Cini duduk baleng Cela." Gadis kecil itu menepuk kursi di sampingnya."Eh gak usah. Pak Guru sama Mama Laura duduk di sana aja, kalau di sini nanti kami malah ganggu," tolak Aagha.Zehra menggeleng, "endaa. Enda dandu kok, iya tan, Pa?"Fras yang sedang berpura-pura fokus makan refleks megangguk, "ah ya silakan, silakan duduk aja bareng kami," ucap dia sekenanya."Gak usah. Pak kita duduk di sana aja," tolak Laura seraya menunjuk ke meja yang ada di pojok. "Oh oke. Gadis cantik Pak Guru sama Mama Laura makan di sana ya."Zehrapun mengangguk.Baru saja Laura dan Aagha akan beranjak ke meja itu, beberapa oran

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 99

    "Gak apa-apa, gak usah dipikirin."Dewi diam meski perasaannya mulai diterpa gundah. Orang tua Mas Fras jelas menolakku, dia gak akan menerima aku sebagai menantunya. Terus aku harus gimana? Ujarnya sepanjang jalan."Gimana gimana tadi? Apa calon mertuamu mau nerima kamu, Nak?" tanya Mbah Asti saat mereka sampai.Dewi menggeleng lesu. Raut wajah Mbah Asti yang tadi sangat bersemangat mendadak ikut lesu."Tadi Mamah dimalah-malahin cama Oma, Mbah," ucap Zehra dengan polosnya.Mbah Asti menarik napas berat. Ketakutannya benar-benar jadi kenyataan.Kasihan Dewi. Padahal dia udah berusaha jadi wanita yang lebih baik lagi. Sebelum berangkat dia juga gak henti-hentinya berdo'a tapi dia malah harus menerima kenyataan pahit ini. Ya Tuhan, semoga Dewi gak sampai putus asa lagi."Gak apa-apa Dek, gak usah dipikirin, mereka cuma masih kaget aja karena Mas tiba-tiba datang ngenalin kamu, harusnya Mas emang bilang dulu sama mereka," ujar Fras. Mengelus pundak Dewi."Gak apa-apa Mas, bukan salah k

  • Anak yang Tak Diinginkan   Bab 98

    Sore harinya setelah Fras pulang kerja. Fras benar-benar mengajak Dewi dan Zehra bertemu dengan kedua orang tuanya."Pa, kita mau temana?""Kita mau ketemu sama Oma, Sayang.""Oma? Omana Cela?""Iya Omanya Cela, Papa sama Mamanya Papa." Fras menunjuk dadanya memberi Zehra penjelasan."Ooh aciiik," sorak gadis kecil itu polos."Ini, bawa makanan ini buat mereka Fras." Mbah Asti memberikan kue Adas yang tadi dibuatnya bersama Dewi."Iya Bu, makasih ya. Kalian siap?" Fras bertanya pada Zehra dan Dewi yang terlihat masih ragu-ragu itu."Ciaaap." Zehra bersemangat."Dek?"Dewi terdiam lesu."Loh Nak, kok malah lesu? Ayo sana, temui calon mertuamu," kata Mbah Asti pada putrinya."Dewi kayaknya masih belum siap deh Bu, Mas."Mbah Asti mengembuskan napas kasar, "iya tapi mau sampe kapan toh? Sudah sana pergi, mumpung mereka juga ada di sini 'kan?" Dewi pun akhirnya mengangguk lalu gegas pergi bersama Fras dan Zehra."Mas, aku ragu, meningan jangan sekarang deh ya." Dewi menghentikan langkah

DMCA.com Protection Status