Share

25. Kemana Siska?

Setelah sampai di rumah sakit, sebuah pesan tiba-tiba masuk ke ponsel Sabrina. Tapi kuabaikan sejenak karena keinginan menyampaikan berita tentang Siska terlebih penting untuk saat ini.

Kuketuk pintu perlahan, lalu tak lama ruangan rawatan Mas Fadly terbuka perlahan.

"Ibu?"

Sabrina nampak terhenyak dengan kedatanganku.

"Ibu nggak bisa tidur?"

"Bukan, Nak. Ada masalah penting yang mau Ibu sampaikan sama Ayahmu."

"Masalah penting?"

"Iya, apa Ayahmu sudah tidur?"

"Belum, Bu. Ayah sedang menerima telpon dari salah satu sahabatnya di rumah sakit Cipto."

"Masalah pemeriksaan DNA?"

"Iya, Buk. Yaudah Bu ayo masuk dulu."

Lekas langkah ini memasuki kamar. Melihatku datang, Mas Fadly segera menutup telpon. Senyuman hangat menjadi penyambut kedatanganku malam itu. Akankah semuanya berganti gelisah, sesaat setelah aku mengabarkannya perihal Siska.

"Kematian, Din," ucapnya menunjuk kursi di sebelah ranjang. Aku menurut.

"Saya kemari karena ada hal penting yang ingin saya sampaikan pada Mas Fadly."

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Asnidar Ummu Syifa
hukum tabur tuai benar adanya, seakan kejahatan orang pd diri baru sj terjadi ketika mereka mendapat balasan baru kita sebagai korban menyadari. ketika keiklasan sperti Dina maka balasan buat pelaku lebih parah dari perbuatannya.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status