Share

Mencari Jejak

Penulis: Lysa_Yovita22
last update Terakhir Diperbarui: 2024-03-25 23:55:06

Seperti kesetanan, Ocean mengamuk di kamarnya. Hatinya hancur melihat apa yang Ivy tinggalkan. Apalagi ketika melihat tulisan Ivy di secarik kertas sebagai pesan terakhir, beserta uang seratus dollar.

"Kalau kau membaca surat ini, tandanya aku sudah pergi jauh. Jangan cari aku karena apa yang terjadi di antara kita sudah berakhir. Aku kembalikan uang seratus dollar yang kemarin sempat aku pinjam. Beserta semua kepalsuan yang kau berikan. Terima kasih karena kau juga ikut andil dalam semua kehilangan dalam hidupku."

Ocean terduduk pasrah di lantai berkarpet tebal itu. "Dia sudah tau semuanya. Kenapa kau tak mau membahasnya dulu, Sayang?"

Lelaki itu patah hati. Rasa sakit yang ditinggalkan Ivy jauh lebih mengerikan. Daripada saat ia tersadar setelah malam panjang panas pertama bersama Ivy.

Firasat buruk yang Ocean rasakan ternyata benar. Apalagi ketika menghubungi Charlotte yang juga tak tahu di mana keberadaan Ivy. Dunia Ocean gelap gulita dalam sekejap.

Ocean menatap sedih bercampur
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Di Bully

    Ketika bangun, Ivy tanpa sadar meraba area kosong di sampingnya. Kosong. Lalu Ivy membuka mata dan mendapati sisi itu tak ada penghuninya.Ivy bangun dengan hati yang hampa. "Ternyata walau hanya sebentar, kau sudah menancapkan ingatan tentang kebersamaan kita."Sejak dahulu, Ivy merupakan orang yang sulit untuk move on. Rasa kehilangan tak semudah itu lenyap dari kepalanya. Ivy butuh waktu untuk beradaptasi kembali. Seperti saat Lake dibawa pergi, Ivy butuh menyesuaikan diri dengan kehampaan itu. Terkadang tanpa sadar, Ivy malah masih menyempatkan diri untuk memasak puding cokelat kesukaan Lake. Yang ujung-ujungnya akan dihabiskan oleh Ivy dan Charlotte.Ivy menyembunyikan air matanya. Ternyata Ocean masih mampu menyakitinya seperti sekarang ini. Ivy tak menyangka. Padahal dia pikir menjauh dari Ocean adalah jalan keluar terbaik. Ivy tak menyangka kalau kenyamanan hidup di dekat Ocean membuatnya lebih lemah. Apalagi ketika kembali ke tempat kerja dan melihat sikap antipati dari beb

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Joshua

    Ivy tak langsung pulang ke flat. Dia memilih untuk berjalan-jalan menyusuri pantai. Lalu Ivy menepi di salah satu kursi pantai untuk menikmati keindahan alam.Tanpa sengaja, matanya melihat ke arah kanan. Di mana sepasang kekasih sedang sibuk bercerita sambil sesekali berciuman mesra. Lalu tak jauh dari arah keduanya, tampak sepasang suami istri yang sibuk bermain pasir putih bersama bocah laki-laki.Kedua pemandangan itu menimbulkan gejolak ambigu di batin Ivy. 'Seandainya putraku masih hidup, pasti seumuran dengan anak itu.'Ivy bingung harus merindukan apa dan siapa. Hatinya hampa. Sakitnya nyata. Semua orang datang dengan alasan membawa cinta, tetapi semua malah pergi dengan meninggalkan jejak luka berbeda. Lalu Ivy harus tertatih-tatih untuk menyembuhkan lukanya, sendiri.Tatapan Ivy beralih. Lurus, menerawang jauh melewati batas karena sambil melamun. 'Sebenarnya, cinta itu apa? Kenapa begitu banyak luka menyertainya? Dan di mana kebahagiaan yang bisa dicicipi orang lain?'Ivy t

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-27
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Mual

    Hari ini, Ivy tak bisa bangun dari tempat tidur. Tubuhnya terasa lemas dan tak berdaya."Sepertinya aku demam. Mataku terasa panas dan lidahku pahit sekali." Ivy menutup kembali matanya. Rasa enggan beranjak dari tempat tidur, membuatnya ingin terus berbaring. Apalagi cuaca pagi ini cukup dingin. Di luar sana turun hujan cukup deras. Ivy ingin beristirahat sebentar lagi. Maka ditariknya selimut lebih rapat lagi. Di flat ini, Ivy tak begitu mengakrabkan diri dengan tetangga sekitar. Sifat introvert yang membuatnya seperti itu.Ivy hanya tersenyum tipis apabila kebetulan berpapasan. Selebihnya, dia adalah pribadi yang cukup tertutup. Karena itulah, tidak ada yang bisa diharapkan untuk menolong saat dia sakit.Ponsel butut yang bergetar membuat Ivy tersadar dari rasa kantuknya. Dicobanya untuk menjangkau letak benda itu tanpa beringsut sama sekali. Berhasil. "Tuan Joshua? Astaga!" Ivy menekan tombol terima panggilan. "Ya, halo.""Aurora, kenapa kau belum masuk kerja? Apa kau sakit?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-30
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Sepakat

    Ocean sedang sangat terkejut dengan kemungkinan yang dipaparkan oleh Anthony. Tak hanya itu, hatinya kembali terpukul karena kembali mengulang kesalahan yang sama. Jarret menatap prihatin pada wajah pucat pasi sang Tuan. Sementara Anthony tak berani melanggar privasi dengan bertanya lebih detil. Walau dari reaksi spontan dari Ocean, membuat otaknya merangkai banyak spekulasi."Kau hanya perlu menjaga pola makan dan vitamin saja. Selebihnya, aku pikir olahragamu masih cukup baik."Beberapa nasehat terkait kondisi kesehatan diucapkan Anthony sebagai dokter pribadi. Lalu saran tentang apa yang harus dilakukan Ocean sebagai suami siaga untuk istrinya.Ocean manggut-manggut, tetapi tatapannya sendu. Hatinya hancur karena menyadari kalau ini kali kedua Ivy hamil, tanpa sosok suami. Mafia kejam yang haus darah? Tidak, Ocean hanyalah lelaki tanpa hati.Setelah dokter Anthony pergi, Ocean beranjak sembarangan lalu melempari perabotan. Ia mengamuk sampai puas, lalu terduduk dengan bahu merosot

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-31
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Jalan Kehidupan

    Ivy masih tergolek lemah. Tidak ada yang bisa diandalkan untuk merawat. Dan dirinya pun sungkan untuk meminta bantuan rekan kerja di restoran.Persediaan makanan di kulkas mini sudah tidak ada. Ivy terpaksa memesan layanan antar, tetapi harus turun ke lantai satu untuk mengambil.Saat tubuhnya menggigil hebat, ponselnya memberi notifikasi pesan masuk. Kurir makanan telah sampai. Susah payah Ivy menarik kardigan untuk menutupi gaun tidurnya, sembari berjalan lambat menuju pintu. Ivy berpegangan erat pada pegangan tangga. Penuh perjuangan untuk tiba di lantai dasar. Ketika berhasil melakukannya, tatapan Ivy berubah menjadi hitam. Ivy pingsan, tepat di hadapan Joshua yang sengaja mampir untuk memeriksa keadaan salah satu pekerja di restorannya. "Astaga, Nona Aurora!" Kurir makanan pun tak kalah terkejutnya melihat sosok wanita bertubuh kurus yang jatuh pingsan. Dengan instruksi dari Joshua, si kurir makanan membukakan pintu mobil. Sementara Ivy digendong oleh atasannya itu.Joshua mas

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-01
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Flat yang Bocor

    Ivy mencintai pekerjaannya. Seperti hari-hari biasa, dia tampak tenggelam dalam pekerjaannya. Laporan pembelian dan penjualan dari masing-masing cabang masuk secara bersamaan. Kesibukan itu membuat Ivy melewatkan jam makan siangnya."Tok ... tok." Joshua tertawa setelah menirukan bunyi ketukan pintu. Konsentrasi Ivy langsung teralih dari layar komputer. "Hai, Tuan Pemilik Restoran. Ada yang bisa aku bantu?"Joshua masuk dengan menenteng kotak makanan. "Jangan lewatkan makan siang. Bayi dalam perutmu butuh asupan gizi."Ivy tercenung. Benar. Terkadang dia memang seperti abai dengan kondisi yang tengah berbadan dua. Baby bump nya sudah mulai tampak. Usia kandungannya berjalan empat belas minggu."Aku bawakan baked potato dan meat ball. Kalau kau masih lapar, ada lasagna di depan." Joshua menarik kursi untuk duduk di depan meja kerja Ivy. "Terima kasih atas perhatiannya. Aku akan membalasnya dengan bekerja lebih baik lagi." Ivy bersungguh-sungguh. Mencari pekerjaan dalam kondisi hamil

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-01
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Unit Apartemen

    Sembari terisak-isak Ivy bercerita. Di seberang percakapan, Charlotte pun ikut menangis. "Katakan, apa yang harus aku lakukan?" tanya Charlotte di antara derai air mata."Tidak ada. Tolong rahasiakan keberadaanku. Juga nomor ponsel baru ini." Ivy sudah merasa jauh lebih baik setelah bercerita pada sahabatnya."Tapi, Sayang, dia berhak tau dan kau kejar pertanggung jawaban." Charlotte masih berusaha melunakkan hati Ivy."Biarlah. Aku hanya ingin hidup berdua dengan bayi ini." Ivy menyeka air mata. "Maafkan karena aku mengganggu tidurmu.""Hei, apa kau tau kalau belakangan ini aku jarang bisa tidur dengan nyenyak, hah? Aku terus teringat dan merindukanmu." Charlotte masih sempat mengomeli Ivy.Sungguh, Ivy merasa terharu. Disadarinya rasa rindu itu utuh untuk gadis cerewet yang dapat dibayangkan bagaimana raut wajahnya saat ini. "Aku rindu. Aku tak bersemangat kuliah karena kau tak ada. Apa kau tak ingin mencicipi cheese pizza di kantin kampus?" Air liur Ivy muncul membayangkan keju

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-02
  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Pemecatan

    Joshua menempatkan diri sebagai lelaki yang siaga. Bukan hanya membantu Ivy berbenah, tetapi juga membawakan barang-barang itu ke apartemen. Sedikit banyak, hati Joshua iba melihat apa yang Ivy bawa. Sangat sedikit jika dibandingkan dengan selayaknya orang pindah rumah. Pun sejak saat itu, kedekatan di antara keduanya terus terjalin. Membuat Ivy merasa begitu banyak berhutang budi. Semuanya mulai tampak berbeda. Saat Ivy berada di dalam salah satu bilik toilet, ada suara dari luar. "Kau tau kalau sekarang dia sudah tinggal bersama pemilik restoran ini.""Dia?" "Ya. Si Aurora. Apa mungkin bayi dalam kandungannya itu pun anaknya Tuan Joshua?"Ivy yang tadinya hendak keluar dari bilik toilet, langsung mematung. Rumor itu sangat oimengerikan. Tuduhan menyakitkan hati yang terkesan kalau Ivy adalah perempuan murahan. "Hush! Jangan menebar gosip. Kalau ternyata bukan, itu akan menjadi bumerang bagi mulutmu sendiri."Ivy tak bisa mengenali siapa saja yang ada di luar bilik toilet. Hanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-03

Bab terbaru

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Melebur Rasa

    Ocean membimbing Ivy ke depan kaca. "Lihatlah. Betapa cantiknya wajah istriku."Ivy menggeleng. "Tidak. Kau memuji hanya untuk menyenangkan hatiku saja."Ocean mengecup pundak Ivy. "Kenapa bisa terpikir seperti itu, hm?""Entahlah. Mungkin karena beberapa bekas luka yang belum sepenuhnya sembuh. Atau kau bosan karena sudah terpisah sekian lama denganku." Sebenarnya, hati Ivy sakit saat mengutarakan rasa. Ocean tersenyum. "Apa kau ingin tau seberapa parahnya keadaanku saat kau pergi tanpa pesan?""Kau tampak baik-baik saja." Ivy masih bersikeras. Ocean menarik tubuh Ivy agar saling berhadapan. "Lihat baik-baik suamimu ini. Apa yang berubah sejak kau pergi, hm?"Ivy menelisik dengan teliti. "Kau lebih kurus. Cambangmu berantakan. Kau juga seperti lupa caranya bersisir dengan rapi.""Dan apa kau tak melihat kalau aku punya kantung mata?"Tatapan Ivy terkunci di sepasang bola mata sebiru lautan itu. "Apa kau tidak bisa tidur?"Ingin sekali Ocean mengigit bibir Ivy yang begitu ringan ber

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Tak Menarik Lagi

    Ocean menatap lembut. Jemarinya terulur untuk merapikan rambut Ivy, lalu diselipkan di belakang telinga. "Kau adalah hal paling luar biasa yang bisa mengubah sudut pandangku tentang cinta."Ivy tak mampu menahan semburat merah yang hadir akibat rasa jengah karena pujian itu. Isi kepala dan hatinya bertentangan. Kedua organ tubuh itu sedang melakukan tugasnya masing-masing."Katakan, Sayang. Apa yang terjadi sampai kau bisa mengikuti acara lelang itu?" Ocean ingin memperbaiki semua dari awal pertemuan mereka. Lalu Ivy pun bercerita tentang pekerjaan sampingan yang diambilnya setelah pulang kuliah, yakni menjadi petugas katering. Saat itu, adik tirinya datang sebagai tamu. Salah satu pelayan yang juga bekerja di sana, memberi Ivy minuman. Setelahnya tubuh Ivy terasa aneh. Ivy pun mengadukan hal itu ke Lucy, adik tirinya. Lalu dia dibimbing masuk ke kamar milik penyelenggara pesta, Mike.Ocean tahu ada sesuatu yang dicampurkan dalam minuman itu. "Maaf, apa sebelum ini, kau pernah minu

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Kejujuran

    Dokter sudah mengizinkan Ivy untuk pulang. Saat dia mengatakan harus mampir ke apartemen milik Joshua, Ocean hanya menggelengkan kepalanya. "Tapi barang bawaanku ada di sana, Ocean." Ivy hendak melepas seat beltnya."Aku sudah meletakkannya di bagasi belakang, Sayang. Kita hanya perlu pulang saja." Ocean berkata lembut. Sungguh, Ocean sudah berjanji akan benar-benar memperlakukan Ivy dengan sebaik-baiknya. Ocean berniat untuk membahas semua tentang masa lalu keduanya. Agar kelak tak akan ada lagi bahan bangkitan dari masa lalu. Ivy pun tak jadi membantah. Apalagi melihat sorot mata sebiru lautan itu begitu teduh menenangkan hati. Ivy terhipnotis."Kita belum boleh mengunjungi Kakek lagi. Dan sekarang, setiap aku dinas ke luar kota atau luar negeri, kau harus ikut."Nyali Ivy sudah tak seberani saat mengetahui kebenaran yang sengaja disembunyikan Ocean. Sekarang, dia hanya ingin hidup tenang sambil membesarkan anak dalam kandungan saja. Ke-empat orang itu berada di satu pesawat yan

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Menyelesaikan

    Joshua tak menyangka kalau perempuan hamil yang menarik perhatiannya ternyata adalah istri konglomerat.Walau penampilan Ocean tampak dingin, tetap saja aura dirinya mampu mengintimidasi lawan bicara. "Maaf, aku tak tahu kalau Aurora punya suami. Dia sama sekali tidak pernah membahas tentang itu."Tanpa berkata apa-apa, Ocean mengeluarkan semua bukti. "Empat pekerjamu mengeroyok istriku. Seperti ini kondisinya sekarang."Joshua gusar bukan main. Apalagi melihat foto yang diam-diam diambil Ocean ketika pertama kali tiba di ruang pasien itu. "Ini ... astaga! Berengsek sekali.""Ya. Semua hanya karena kau memperlakukan istriku secara berlebihan di mata orang lain. Katakan, berapa yang harus aku bayar?" Kesombongan begitu kuat terpancar dari Ocean.Joshua tersenyum tipis. Lelaki di hadapan ini bukan sedang menantang harga dirinya sebagai atasan Ivy. Lelaki ini hanya sedang berusaha melindungi istrinya. "Tidak ada. Aku ikhlas melakukan hal itu. Dia adalah stafku yang berdedikasi tinggi."O

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Dia Datang

    Masih dalam kondisi gemetaran, Ivy menekan tombol pemanggil suster. Tak lama kemudian, suster datang. "Ibu sudah siuman? Bagaimana? Apa yang Ibu rasakan?""Bayiku bagaimana?" Ivy tidak mencemaskan keadaannya. Masih ada yang jauh lebih penting."Bayi Ibu baik-baik saja. Luka lebam juga sudah diobati. Bukti visum juga sudah ada." Suster itu menatap iba. Paramedis yang menangani, mengira kalau Ivy menjadi korban perampokan."Boleh tolong ketikkan alamat lengkap rumah sakit ini? Keluargaku ingin berkunjung." Ivy menyodorkan ponsel berisi aplikasi pesan langsung ke nomor Charlotte."Oh, tentu saja boleh. Sebentar." Dengan sigap, suster membantu apa yang Ivy inginkan, lalu mengembalikan ponsel. "Terima kasih banyak, Suster. Maaf, di mana orang yang menolongku?""Beliau sudah pergi. Tapi dia meninggalkan nomor telepon. Nanti akan aku tanya di pihak resepsionis.""Baik. Sekali lagi terima kasih, Suster." Ivy mencoba tersenyum.Rahangnya masih terasa sakit. Pun lehernya agak nyeri. Cekikan di

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Dikeroyok

    Biasanya, Ivy selalu tersenyum ketika berpapasan dengan para pekerja di restoran itu. Namun, sejak kejadian dengan beberapa waiters dipecat sepihak oleh Joshua, lebih banyak yang melengos atau pura-pura tidak melihatnya.Ivy hanya bisa mengelus dada. Bersikap sabar ada semua cobaan yang sedang di jalaninya. Isi tahu ada janin yang harus ditanggung secara mental dan fisik. Sepulang kerja, Ivy menyempatkan diri untuk mengunjungi salah satu gerai salad. Lidahnya tiba-tiba menginginkan makanan itu. Ivy sampai membawa pulang satu pack salad untuk dimakan di apartemen.Karena lokasi gerai salad itu dekat dengan taman, Ivy menyempatkan diri untuk menikmati senja. Dia duduk di bangku taman yang kosong. Sembari menatap keindahan semesta, Ivy mengelus lembut perutnya. "Bayiku, sedang apa di sana? Kau suka dengan rasa salad yang tadi Mama makan?"Sesekali Ivy tersenyum. Di bayangannya, ada anak yang terlahir dari rahimnya lagi. Dia bisa melupakan kerinduan kepada Lake yang sampai sekarang pun

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Pengakuan Joshua

    Ivy tak bisa lagi bersikap seperti biasa ke Joshua. Pun lelaki itu seperti sengaja menjaga jarak. Ivy berusaha bekerja sangat profesional. Jika harus bersinggungan dengan Joshua, Ivy memasang sikap sangat formal. Hal itu membuat Joshua berang. Sepulang dari memeriksa laporan cabang-cabang restoran, Joshua sengaja mampir ke unit apartemennya. Walau sudah hafal luar kepala passcode, tetap saja Joshua harus menekan bel. Demi kesopanan, pikirnya. Ivy muncul dengan tampilan gaun tidur bermotif bunga dengan panjang selutut. "Ah, ternyata Anda. Maaf kalau aku sudah bersiap untuk tidur."Joshua tersenyum canggung. "Ada hal yang mengganggu pikiranku. Jadi aku putuskan untuk mampir.""Oh, begitu? Silahkan masuk. Toh ini unit milik Anda sendiri." Ivy membukakan pintu selebar mungkin.Joshua masuk dan mencium aroma teh. "Kau menyeduh teh?""Ya. Agar pikiranku bisa lebih rileks. Mau aku buatkan juga?""Sepertinya masih ada stok kopi di lemari. Aku akan membuatnya sendiri." Joshua berjalan cepat

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Pemecatan

    Joshua menempatkan diri sebagai lelaki yang siaga. Bukan hanya membantu Ivy berbenah, tetapi juga membawakan barang-barang itu ke apartemen. Sedikit banyak, hati Joshua iba melihat apa yang Ivy bawa. Sangat sedikit jika dibandingkan dengan selayaknya orang pindah rumah. Pun sejak saat itu, kedekatan di antara keduanya terus terjalin. Membuat Ivy merasa begitu banyak berhutang budi. Semuanya mulai tampak berbeda. Saat Ivy berada di dalam salah satu bilik toilet, ada suara dari luar. "Kau tau kalau sekarang dia sudah tinggal bersama pemilik restoran ini.""Dia?" "Ya. Si Aurora. Apa mungkin bayi dalam kandungannya itu pun anaknya Tuan Joshua?"Ivy yang tadinya hendak keluar dari bilik toilet, langsung mematung. Rumor itu sangat oimengerikan. Tuduhan menyakitkan hati yang terkesan kalau Ivy adalah perempuan murahan. "Hush! Jangan menebar gosip. Kalau ternyata bukan, itu akan menjadi bumerang bagi mulutmu sendiri."Ivy tak bisa mengenali siapa saja yang ada di luar bilik toilet. Hanya

  • Anak Sang Mafia yang Dirahasiakan   Unit Apartemen

    Sembari terisak-isak Ivy bercerita. Di seberang percakapan, Charlotte pun ikut menangis. "Katakan, apa yang harus aku lakukan?" tanya Charlotte di antara derai air mata."Tidak ada. Tolong rahasiakan keberadaanku. Juga nomor ponsel baru ini." Ivy sudah merasa jauh lebih baik setelah bercerita pada sahabatnya."Tapi, Sayang, dia berhak tau dan kau kejar pertanggung jawaban." Charlotte masih berusaha melunakkan hati Ivy."Biarlah. Aku hanya ingin hidup berdua dengan bayi ini." Ivy menyeka air mata. "Maafkan karena aku mengganggu tidurmu.""Hei, apa kau tau kalau belakangan ini aku jarang bisa tidur dengan nyenyak, hah? Aku terus teringat dan merindukanmu." Charlotte masih sempat mengomeli Ivy.Sungguh, Ivy merasa terharu. Disadarinya rasa rindu itu utuh untuk gadis cerewet yang dapat dibayangkan bagaimana raut wajahnya saat ini. "Aku rindu. Aku tak bersemangat kuliah karena kau tak ada. Apa kau tak ingin mencicipi cheese pizza di kantin kampus?" Air liur Ivy muncul membayangkan keju

DMCA.com Protection Status