Share

Dia Papa Abi?

Author: Nvika302
last update Last Updated: 2023-07-01 00:11:19

"Arya, Abi mana?" tanya Mami Ratna yang terbaring lemas karena penyakitnya kambuh.

Saat itu di hotel,

"Iya Mam"

"Halo, Tuan Arya ini saya, Ini Nyonya Tuan. Nyonya...." ucap Luna. Asisten yang memang disiapkan Arya untuk memantau Maminya dengan suara yang penuh dengan kecemasan.

"MAMI KENAPA?" teriak Arya.

"Pingsan" ucap

"APAAA?"

Dengan cepat, Arya segera beberes dan pergi dari hotel itu. Pikirannya penuh dengan harapan agar tidak terjadi apa-apa dengan Maminya. Dia merutuki sikapnya yang justru meninggalkannya hanya untuk menemui Swastika yang tidak memiliki hubungan apapun dengannya.

Sepanjang jalan, mulutnya komat kamit sambil terus mencoba menelfon dokter kenalannya yang menangani Maminya. Apabila saat ini ada polisi lalu lintas, niscaya dia akan terkena pasal berlapis.

Setelah berkendara cukup lama karena saat itu Arya sedang ada disalah satu rumah sakit yang dia tangani dan hanya kesana saat ada operasi, akhirnya dia sampai di rumah sakit tempat Ibunya dirawat.

"Bagaiman
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Anak Rahasia Dokter Arogan   Bukan Pelit, hanya Hemat

    "Abi sudah dengar semuanya Ma" ucap Abi sambil terus berjalan menuju Mama dan Neneknya yang saat ini sedang syok. "A-Abi.." ucap Mamanya terbata sambil melepas pelukan Ibunya dan mengusap jejak air matanya mencoba tersenyum menyembunyikan lukanya. "Jadi benar, Om Arya adalah Papa Abi?" tanya Abi sekali lagi setelah berada tepat didepan Mamanya. "M-Maaf Sayang. Mama tidak bermaksud untuk..." "Sudahlah Ma. Paling tidak sekarang Abi sudah tau siapa Papa Abi sebenarnya" potong Abi yang langsung memeluk Mamanya. "Sekarang biar Abi yang saja Mama. Jangan nangis lagi ya Ma" ucap Abi mencoba menenangkan Mamanya dan mengusap pipi cabi sang Mama. "Cantik" sambungnya yang membuat Mamanya tersipu malu. "Paling tidak Papa Abi ganteng Ma. Walaupun seperti itu. Hahahah" kelakar Abi mencoba mencairkan suasana. "Abi pintar sekali. Mulai sekarang buat Mama bahagia ya" ucap sang nenek sambil terus mengusap kepala Abi. "Abi adalah anugrah terindah yang Mama punya. Mama sangat bersyukur punya ana

    Last Updated : 2023-07-04
  • Anak Rahasia Dokter Arogan   Hutang menggunung

    "STOP" "JANGAN. TOLONG" "STOP" "BAIK. AKAN SEGERA KAMI LUNASI" Teriak Ibu Swastika pada preman-preman anak buah bos renternir yang mengobrak-abrik dan mencoba membawa perabotan yang terlihat masih berharga. Sementara sang suami sedang dipegang dan dipukuli oleh anak buah yang lain. "Kami sudah memberi tenggang waktu lama tapi sepertinya tidak ada niatan baik dari kalian" ucap bos renternir. "Akan segera kami lunasi. Tolong beri kami waktu sekali lagi" pinta Ibu Swastika sambil memegang suaminya yang sudah lemah dan babak belur. "Kami beri waktu dua minggu, kalau tidak segera dilunasi, segera angkat kaki dari rumah ini" ancam bos renternir itu. "Bisakah waktunya ditambah? Dua minggu terlalu cepat. Darimana kami bisa dapat uang sebanyak itu?" "Bukan urusan saya" ucap bos itu kemudian pergi dengan para anak buahnya yang membawa perabotan elektronik yang ada di rumahnya. "Yah. Bagaimana ini Yah?" ucap Ibu Swastika sambil menangis memeluk suaminya. Untuk melunasi semua biaya kar

    Last Updated : 2023-07-04
  • Anak Rahasia Dokter Arogan   Provokasi Dion

    Setelah kembali bekerja, Swastika mencoba pengajuan kasbon ke perusahaannya, Tapi ternyata dia hanya mendapat pinjaman 50 juta. Masih sangat jauh dari yang dia butuhkan. Dia memang tidak mencoba untuk meminjam pada Elena dan Balin, walau keduanya sudah menawarkan. Swastika hanya tidak ingin persahabatannya hancur hanya karena uang, karena takutnya nanti dia menggampangkan dalam pengembalian uangnya, mengingat mereka sangat dekat. Alhasil dia akan membayar dulu sesuai uang yang dia punya sambil menunggu apartement dan mobilnya terjual dan akan meminta sedikit perpanjangan waktu lagi. Saat perdebatan dengan Ayahnya kemarin, sebenarnya Ayahnya sudah mau merelakan saja rumah dan tanah yang mereka tempati, tapi Swastika tidak setuju karena itu semua adalah peninggalan dari keluarga kakeknya dan sudah turun temurun. Setelah mentransfer sejumlah uang dan melakukan negosiasi, diapun mendapat penpanjangan tenggang waktu 2 minggu lagi. "Paling tidak masih ada waktu tersisa kurang lebih 3 min

    Last Updated : 2023-07-06
  • Anak Rahasia Dokter Arogan   Pengakuan Arya

    Melihat Swastika yang histeris, Arya segera memeluknya disamping brangkar Abi. Tubuhnya dipenuhi oleh alat-alat dan selang yang entah untuk apa saja fungainya. Dokter jaga yang kebetulan adalah rekan kerja Arya menjelaskan bahwa banyak sekali luka lebam disekujur tubuh Abi. Kepalanya juga terkena benturan. Tapi beruntunglah, setelah dilakukan CT Scan menyeluruh organ vital Abi tidak ada yang luka, semua berfungsi dengan baik. Setelah mendengar sedikit penjelasan dari dokter itu, perasaan Swastika sedikit lega. Dia sudah jauh lebih tenang sekarang tapi tetap Arya tidak melepas peluknya. "Ibu, bisa jelaskan apa yang terjadi? Kenapa Abi bisa mengalami luka lebam seperti penganiyayaan?" Tanya Arya dengan tatapan tajam dan wajah datarnya. Hatinya terasa perih melihat Abi dalam keadaan lemah, banyak luka dan banyak alat terpasanh ditubuhnya. "Saya.... Saya juga tidak tahu Pak" jawab Bu Yuli yang gugup karena terintimidasi dengan tatapan Arya. Siapa yang tidak tau dengan Arya, dokter den

    Last Updated : 2023-07-07
  • Anak Rahasia Dokter Arogan   Permintaan Maaf Tulus Arya

    Swastika masih diam terpaku saat Arya meninggalkannya bersama dengan perawat. Dia masih syok mendengar pengakuan Arya. Tidak hanya Swastika, rekan kerja Arya dan para perawat juga kaget dibuatnya. Selama ini yang mereka tau, Arya sangat sangat tidak suka dengan anak kecil. Terang-terangan bahkan dia mengatakan bahwa tidak ingin memiliki anak. Yang berarti itu memutus rantai keluarganya karena Arya adalah anak tunggal sekaligus pewaris harta kekayaan Gunawan Group yang saat ini masih di atas namakan Ibunya. "Benarkah semua yang dikatakan oleh dr. Arya?" tanya dokter yang menangani Abi yang membuyarkan lamunan Swastika. "Dokter bisa tanyakan sendiri padanya" jawab Swastika sambil menghampiri brangkar Abi. Abi saat ini sudah mulai tenang, demamnya sudah berangsur turun. Tapi tetap saja harus dilakukan transfusi darah karena kondisinya yang sangat lemah. Berbanding terbalik dengan keadaan Bayu, saat ini dia sudah mulai pulih dan kalau keadaannya seperti ini terus, sore harinya dia su

    Last Updated : 2023-07-08
  • Anak Rahasia Dokter Arogan   Demi Abi

    "Kalian semua pasti tau kabar viral yang sedang beredar disekolah ini? Adakah yang bisa menjelaskan pada saya?" ucap Arya dengan kepercayaan diri tinggi dan wajah datar serta kedua tangan yang dilipat didepan dada. "Sebagai alumni sekolah ini, Saya merasa sangat malu pernah menjadi bagian dari sekolah ini" sambungnya karena tidak ada yang menjawabnya. "Begini Pak. Pada saat kejadian, CCTV yang mengarah ke sekitar belakang sekolah sedang rusak sejak 3 hari sebelum kejadian dan tidak ada saksi lain. Kami sudah mencoba menanyakan ke beberapa anak tapi mereka juga tidak tau" jawab kepala sekolah. "Benarkah? Kenapa tidak ada pihak sekolah yang mencoba bertanya pada Bayu? Padahal kondisinya jauh lebih baik daripada Abi" tanya Arya sekali lagi. "Hanya Bu Yuli yang sering mengunjungi mereka berdua" sambungnya sambil melirik ke arah Bu Yuli. "Saya sudah mengantongi nama para pelaku. Akan segera saya proses. Saya tidak akan membiarkan mereka yang telah menyakiti anak saya berkeliaran" ucap

    Last Updated : 2023-07-08
  • Anak Rahasia Dokter Arogan   Menyanggupi demi hutang

    "Bagaimana? Bisa kah?" tanya Arya yang masih menunggu jawaban dari Swastika yang memaksa bertemu dengannya di rumah sakit dan melarangnya untuk bertemu dikantor. "Persyaratan itu terlalu berat. Bisakah kami tetap tinggal di apartement? Dan Setiap pulang sekolah hingga malam hari kami akan menemani Bu Ratna seperti yang Anda minta" nego Swastika dengan penuh harap. Arya menggeleng dengan senyum yang terpatri diwajah tampannya. Setiap bersama dengan Swastika dia jadi sangat murah senyum. "Dan juga, ubah cara bicara kamu. Aku tidak suka kamu bicara terlalu formal padaku" titah Arya yang kemudian menenggak kopi susu yang memang selalu dia minta setiap selesai melakukan operasi. "Tidak perlu bertanya pada Abi, karena dia pasti akan setuju" sambungnya saat Swastika mula membuka mulutnya. Swastika berdecih kesal karena Arya seolah tau apa yang akan dia ucapkan. Dia diam cukup lama, sedang berpikir keputusan apa yang harus dia ambil. Dalam kepalanya, seperti sedang ada dua sisi yang sali

    Last Updated : 2023-07-09
  • Anak Rahasia Dokter Arogan   Belum genap satu hari

    "Satu lagi. Tolong jangan panggil Bu. Panggil Mami saja ya" pinta Bu Ratna yang langsung mendapat anggukan dari Swastika. Tak berapa lama, seorang pelayan mengabarkan bahwa makan malam sudah siap. Merekapun menuju meja makan. Kali ini Abi yang mendorong kursi roda Oma Ratna. Saat semua orang sedang makan malam, tiba-tiba seorang pelayan menghampiri Arya yang sedang menyantap makan malamnya. "Tuan, ada tamu" ucap pelayan itu. "Siapa?" tanya Arya yang seketika berhenti menggerakkan sendok kemulutnya. "Nona Liana""Suruh langsung kesini saja" jawab Arya yang membuat pelayan itu menganggukkan kepala kemudian pergi kepintu depan. "Tika, kamu pasti akan menyukai Liana. Sepertinya dia seumuran sama kamu. Dia juga sudah bersahabat dengan Arya sejak mereka bersekolah menengah pertama. Benarkah Arya?" ucap Oma Ratna yang membuat Tika tersenyum setelah mendapat anggukan kepala dari Arya. "Liana? Apakah model terkenal itu?" batin Swastika. Mansion Arya memang sangat besar, dari pintu depa

    Last Updated : 2023-07-10

Latest chapter

  • Anak Rahasia Dokter Arogan   Sudah tidak tahan

    "Apa kabar Bapak Arya yang terhormat" ucap pria itu setelah melepas topi dan maskernya. Dengan masih memegang lengannya yang terluka. "Masih berani Anda menemui saya?" ucap Arya dengan tenang. "Kenapa saya harus takut? Saya tidak pernah melakukan sesuatu setengah-setengah. Kalau ujungnya saya pasti akan masuk penjara, kenapa tidak sekalian saja saya mengirim Anda menghadap Tuhan Anda?" pria itu tertawa seolah bangga dengan apa yang dia katakan. "Psikopat. Tunggu saja. Sebentar lagi akan ada polisi yang datang" dan benar saja, tidak lama memang ada polisi yang datang kesana. "Biarkan saja. Saya tidak takut" pria itu masih terus tertawa. "Pak Bramanto, apa Anda yakin keluarga Anda sedang dalam keadaan baik-baik saja saat ini?" gertak Arya yang tentu saja langsung membuat Bramanto ciut. Apalagi saat melihat senyum mengerikan yang Arya berikan, sungguh membuat bulu kuduk meremang."Apa yang Anda tau tentang keluarga saya? Mereka sudah berada ditempat yang aman" ucap Bramanto dengan

  • Anak Rahasia Dokter Arogan   Pelaku mulai beraksi

    Pagi harinya, saat semua keluarga tengah berkumpul untuk sarapan, Arya dan David masih belum menampakkan batang hidungnya. "Kemana Arya? Kenapa belum turun?" gerutu Mamih Ratna. "Dia tadi malam sedikit mabuk Mih, mungkin masih tidur" jawab Swastika. "Akan aku coba bangunkan Mih" sambungnya. "Ya sudah. Suruh dia cepat mandi dan sarapan" "Iya Mih" Swastikapun meninggalkan makanannya dan bergegas menuju kamar Arya. Setelah menanyakan pada para pengawal yang berjaga didepan kamar, Swastika segera masuk. Dan benar saja, Arya masih tertidur pulas diatas ranjang dengan kemeja, celana panjang dan kaos kaki yang sudah berserakan dimana-mana. Swastika memunguti semuanya dan meletakkannya didalam paperbag yang semula berisi pakaian bersih untuk Arya berganti baju. "Ayo bangun" Swastika mencoba menarik lengan Arya untuk mengeluarkannya dari dalam selimut. "Hhmm" "Ayo. Mamih menunggu dibawah" "Biarkan saja. Kepalaku pusing sekali" "Makanya jangan mabuk. Kakimu jugakan masih sakit kenapa

  • Anak Rahasia Dokter Arogan   Rasanya seperti de javu

    "Aku tidak ingin pulang. Aku ikut kemana Anda pergi" ucap gadis itu dengan wajah memelas dan air mata yang masih menggenang. "HAH?" Rama yang bingung tidak tau harus membawa gadis itu kemana, akhirnya memilih untuk tetap meninggalkan acara pesta. Sebelum pergi dia mengabari Arya bahwa ada urusan mendesak yang membuatnya harus pergi lebih dulu. "Rama kenapa?" tanya Swastika yang mendapat bisikan mengenai kepulangan Rama. "Tidak tau. Katanya ada urusan mendesak" jawab Arya tidak peduli. Merekapun melanjutkan menikmati rangkaian acara lain dengan Abi yang sudah lebih dulu masuk kedalam kamar hotel. Arya sengaja memesan kamar hotel yang memang berada disatu lokasi dengan gedung tempat acara pernikahan Elena. Dia sudah menduga bahwa acara ini akan berlangsung hingga lebih dari tengah malam. Dia juga sudah memesan untuk yang lain termasuk Rama tapi karena dia sudah pulang lebih dulu, kamar itu hanya akan dihuni oleh David sementara Abi akan tetap bersama Ryan dan dua pengawal lain, da

  • Anak Rahasia Dokter Arogan   Pesta Pernikahan

    Dua jam sebelum acara dimulai, mereka sudah berangkat beriringan menggunakan tiga mobil dan beberapa pengawal yang ada di belakang rombongan mereka. "Jangan cemberut sepert itu dong. Ayo senyum" goda David pada Rama yang kalah dalam tantangan tahan nafas. "Sialan. Ini tidak mungkin. Pasti kalian berdua curang" tuding Rama pada Abi dan David. "TIDAK" sangkal Abi dan David. "Itu hampir 15 menit. Tidak mungkin kalian bisa tahan nafas sampai selama itu terutama kamu" tunjuk Rama pada David. "Lebih baik kita nanti tanyakan pada Pak Arya saja" jawab David yang tertawa bersama Abi. Mereka merasa lucu melihat Rama yang uring-uringan karena tidak terima dengan kekalahannya. Setelah berkendara membelah kemacetan hampir 2 jam akhirnya mereka sampai ke tempat acara. "Wow. Dekorasinya cantik sekali" kagum Swastika yang lekat memandang dekorasi ruangan itu. Pada awalnya Elena menginginkan tema outdoor tapi karena ramalan cuaca yang tidak menentu akhirnya dia harus mengganti tema menjadi indo

  • Anak Rahasia Dokter Arogan   Persiapan Acara

    "Wah, tadi itu benar-benar menyenangkan" ucap Abi kegirangan saat sudah masuk kedalam kamarnya. Tidak pernah dia membayangkan akan berada dalam situasi seperti itu. Sangat mirip dengan adegan perkelahian di film action yang sering ditontonnya. Seketika ponselnya bergetar menandakan ada sebuah pesan masuk. "Waaahhhh" teriak Abi kegirangan sembari joget-joget masuk kedalam kamar mandi. Pesan dari Arya yang berisi perintah untuk mulai belajar pisau dan pedang membuat adrenalin Abi terpacu. "Baru pulang sudah sibuk dengan ponselmu lagi?" Ucap Swastika yang keheranan dengan kelakuan Arya. "Hehe. Maaf. Sayang sini sebentar" "Ada apa?" Swastika mendekat membawa es jeruk dan beberapa cemilan. Arya merogoh sesuatu yang ada didalam sakunya dan menunjukkannya pada Swastika. "Marry Me?" ucap Arya tiba-tiba.Swastika yang kaget hanya bisa menutup mulutnya yang menganga. Jantungnya berdetak cepat sampai dia benar-benar tidak bisa berkata-kata. "Maaf karena tidak ada acara istimewa. Aku buk

  • Anak Rahasia Dokter Arogan   Saat Wanita Marah Lebih Baik Diam

    Sampai dikantornya, Arya segera menuju ruangannya dan meminta Rama dan David untuk segera menemuinya. "Kamu istirahat disini dulu sebentar ya. Aku ada meeting sebentar dengan Rama dan David" ucap Arya setelah mengantar Swastika keruangan pribadinya. "Baiklah. Sepertinya ini perihal rahasia perusahaanmu. Aku akan tunggu disini" jawab Swastika. Sebelum meninggalkan Swastika disana, Arya meninggalkan kecupan dikening dan kemudian menggunakan tongkatnya untuk berjalan menuju ruangannya. Disana Rama dan David sudah menunggu. "Jadi bagaimana? Jelaskan" pinta Arya.Merekapun menjelaskan pada Arya mengenai bukti-bukti temuannya dan siapa saja yang dicurigai sebagai komplotannya. Rama juga menjelaskan bahwa disalah satu cabang perusahaannya, mereka berhasil membawa kabur sejumlah uang. "Kenapa bisa kecolongan lagi?" tanya Arya yang sudah kesal sedari tadi. "Maaf, kami tidak menyangka kalau komplotannya bahkan sudah ada dimana-mana" jawab David. "Untuk sekarang, semua yang ada di kantor c

  • Anak Rahasia Dokter Arogan   Sesuatu yang baru dan menantang

    "Antar ke rumah sakit ya Pak" ucap Abi pada sopir yang mengawalnya. Karena permintaan Arya, untuk sementara Abi tidak diperbolehkan untuk naik sepeda motor sebagai gantinya, dia akan diantar jemput oleh sopir kepercayaan Arya dan beberapa pengawal. Karena hal itu pula, setelah Arya memberi instruksi pada Rama, ada pengawal yang datang kesekolah Abi dan mengambil motor yang dibawanya tadi pagi. "Kenapa harus sebegitunya sih? Kenapa juga tidak boleh naik motor? Dia yang punya musuh kenapa harus aku yang berkorban?" ocehan Abi disepanjang perjalanan. "Tuan Arya hanya mengkhawatirkan Tuan Muda. Karena dibidang yang digeluti Tuan Arya, para musuh tidak akan hanya mencoba menyerang Tuan Arya sendiri tetapi juga orang-orang yang ada disekelilingnya. Jadi saya mohon Tuan Muda untuk tidak berprasangka buruk dulu" ucap Ryan, pengawal pribadi Abi. "Hufh" Abi memutar bola matanya dan memilih untuk kembali fokus pada ponselnya. Setelah menempuh perjalanan yang memakan waktu lama karena terjeb

  • Anak Rahasia Dokter Arogan   Sudut Pandang Arya

    "Bu, saya mau ijin pulang dulu. Sebentar lagi mau masuk jam kantor" pamit Rama. "Iya. Berangkatlah" jawab Mamih Ratna. Setelah berpamitan, Rama diantar Swastika hingga keluar ruangan. "Rama, kalau ada info terbaru tolong kabari ya" pinta Swastika. "Baik Bu. Akan saya infokan kalau ada perkembangan. Saya permisi" Rama pun meninggalkan rumah sakit dan pergi menuju kantornya. Saat Swastika kembali kedalam ruangan dan melanjutkan kegiatannya mengelap tubuh Arya, tiba-tiba dia merasakan jemari Arya bergerak. Cepat-cepat dia berdiri dan memanggil Mamih Ratna dan Swastika meminta tolong pada Luna untuk memanggilkan dokter. Tak berapa lama, kedua mata Arya perlahan terbuka."Arya" "Sayang" "Kamu bisa dengar Mamih?" "Arya" "Arya" panggil Mamih Ratna dan Swastika saling sahut. Mereka terus memberikan afirmasi pada Arya agar segera sadar tetapi Arya tidak merespon apapun. Dia masih berusaha membuka matanya. "Mamih" "Tika" ucapnya tanpa mengeluarkan suara. "Hei, kamu sudah bangun? Tu

  • Anak Rahasia Dokter Arogan   Pencarian Bukti dan Olah TKP

    "Tenang dulu Bu" ucap dokter itu kala melihat Swastika yang menangis. "Bapak Arya mengalami patah tulung kaki sebelah kiri dan beberapa luka luar. Untuk luka luar sudah kami tangani, tetapi untuk luka dikaki kami akan segera melakukan operasi. Mohon Ibu untuk menandatangani dokumen persetujuan ini sebelum kami melanjutkan tindakan" ucap dokter itu. Kemudian salah seorang perawat mendatanginya dan menyodorkan dokumen yang harus ditandatangani. "Tapi dia baik-baik saja kan Dok?" tanyanya sekali lagi. "Sejauh yang kami periksa, tidak ada luka dalam selain pada kaki. Semuanya baik-baik saja Bu" jawab dokter. Setelah dokumen ditandatangani, mereka bergegas membawa Arya menuju ruang operasi dan menyuruh Swastika untuk menunggu didepan ruangan. Disana, Swastika menghubungi Luna untuk mengabarkan apa yang tengah terjadi pada Arya karena setelah mencoba menghubungi Rama dia masih belum mendapat jawaban. Luna yang saat itu masih mengantuk dan setengah sadar tersentak mendengar kabar itu. D

DMCA.com Protection Status