Share

Mengantar Periksa

Author: Aldra_12
last update Last Updated: 2023-10-27 18:30:58

Evan mengantar Renata ke rumah sakit di hari berikutnya. Tentu saja karena ingin memastikan bagaimana kondisi janin di kandungan sang istri.

Tentu saja Dhira dan Dharu juga ikut. Keduanya sangat antusias ingin melihat seperti apa calon adik mereka.

“Kalau ada adiknya, kenapa perut Mama kecil? Memangnya muat di sana?” tanya Dhira dengan polosnya. Dia sedang mengamati perut Renata, membayangkan jika tidak mungkin misal bayi akan muat di perut sang mama.

Mereka berada di depan poliklinik menunggu antrian. Dharu geleng-geleng kepala mendengar pertanyaan Dhira, sedangkan Evan dan Renata menahan senyum.

“Bayi tidak langsung besar, Dhira. Dia akan kecil dulu, terus nanti lama-lama besar sesuai dengan usianya. Seperti kamu dan Dharu, dulu hanya sekecil ini, kemudian besar dan lahir, lalu sebesar ini.” Renata menceritakan sambil membuat bentuk kecil dengan telunjuk dan jempol, lantas menepuk pucuk kepala saat berkata tentang Dhira besar.

“Iyakah begitu?” tanya Dhira masih tidak percaya.

Renata
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
vieta_novie
margaret terima telp dari sapa tuh...dpt berita apa yaa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Anak Kembar Sang Presdir    Berita

    “Pastikan kamarnya bersih. Lalu stok buah dan makanan kesukaan Renata juga disiapkan. Mereka akan pulang bersama calon anak mereka. Ya Tuhan, ini masih seperti mimpi.”Margaret begitu senang mendapat panggilan dari Evan. Apalagi putranya itu berkata jika Renata hamil dan mereka akan pulang.Renata dan Evan memutuskan untuk tinggal di rumah Margaret sampai memiliki rumah sendiri, apalagi Renata hamil dan butuh banyak perhatian.“Ada apa, Ma? Kenapa Mama sangat heboh?” tanya Edward yang baru saja pulang dan melihat istrinya sedang memerintah pelayan ke sana-kemari.Margaret menoleh suaminya yang baru saja pulang. Terlihat jelas raut kebahagiaan yang terpancar di wajah dan tidak bisa disembunyikan.“Sini duduk dulu, Pa. Mama punya kabar yang membahagiakan,” kata Margaret tak menghilangkan senyum di wajah.Edward pun duduk sambil memandang sang istri yang begitu bahagia, menunggu apa yang akan dibicarakan oleh istrinya itu.“Anak-anak dan Renata akan pulang, mereka akan tinggal lagi bersa

    Last Updated : 2023-10-28
  • Anak Kembar Sang Presdir    Sudah Tidak Apa-apa

    “Mama.”Dhira mengusap-usap pipi Renata agar sang mama bangun. Dia sangat cemas mengetahui Renata pingsan.Renata pingsan karena syok. Takut jika sampai Evan ikut menjadi korban kecelakaan beruntun seperti yang diberitakan di televisi.“Mama bangun.” Dhira terlihat begitu sedih melihat kondisi Renata yang seperti ini.Setelah memanggil beberapa kali, Renata akhirnya menggerakkan kelopak mata. Samar-samar mendengar suara Dhira memanggi, juga suara Margaret yang bicara ke seseorang.Kepala Renata terasa berdengung, suara-suara seolah memenuhi kepalanya. Dia berusaha membuka kelopak mata tapi begitu berat.“Kamu sudah sadar, Re.” Magaret duduk di tepian sofa, mengusap punggung tangan Renata agar merespon ucapannya.Renata masih berusaha membuka kelopak mata. Dhira terus bertanya apakah kondisi sang mama baik-baik saja.“Di mana Evan dan Dharu, mereka baik-baik saja ‘kan, Ma?” Renata langsung menanyakan dua orang tercintanya itu begitu membuka mata.Margaret tersenyum mendengar pertanyaan

    Last Updated : 2023-10-28
  • Anak Kembar Sang Presdir    Setengah Frustasi

    Evan mengajak Renata pergi keluar hanya berdua. Mereka mencari penjual rujak yang diinginkan Renata.“Sepertinya sudah pada tutup, Re.” Evan mengamati sepanjang jalan yang dikatakan pembantu biasanya ada penjual rujak, tapi sudah mencari cukup jauh tetap tidak menemukan penjual yang diinginkan Renata.“Aku ga mau pulang kalau ga dapat.” Renata masih kekeh ingin makan rujak. Dia mengamati jalan dengan seksama, siapa tahu melihat penjual rujak.Evan terkejut mendengar Renata tidak mau pulang jika tidak mendapat yang diinginkan. Akhirnya membuat Evan harus berusaha keras mencarikan rujak untuk sang istri.“Kalau yang jual sudah pada pulang, bagaimana kalau beli buah sendiri nanti Simbok di rumah yang suruh bikin sambalnya?” Evan mencoba memberi penawaran, daripada mereka berputar-putar tidak jelas mencari tukang rujak.“Nggak mau, nanti rasa sambelnya beda.” Renata tetap menolak tawaran Evan.Evan mengembuskan napas frustasi, hari hampi malam, mana mungkin ada penjual rujak yang masih be

    Last Updated : 2023-10-28
  • Anak Kembar Sang Presdir    Ngidam Mangga

    Evan baru saja bangun saat matahari sudah menyelinap masuk ke celah jendela. Saat membuka mata, Evan tidak melihat Renata di kamar, membuatnya buru-buru bangun karena berpikir Renata muntah di kamar mandi lagi.Namun, sang istri tidak ada di kamar mandi, membuat Evan akhirnya memilih keluar kamar hanya masih memakai piyama. Dia turun ke lantai bawah, di sana pun sepi tidak ada satu pun orang, kecuali pembantu yang sedang bersih-bersih.“Di mana Renata?” tanya Evan.“Non Rena sama anak-anak dan Nyonya jalan-jalan pagi,” jawab pembantu, “Anda mau saya buatkan kopi, Tuan?” tanya pembantu itu kemudian. Biasanya yang membuat Renata, tapi karena wanita itu sedang keluar, membuat pembantu berinisiatif menawari.“Ya, buatkan saja,” jawab Evan.Pembantu itu permisi ke dapur, sedangkan Evan berjalan keluar rumah untuk melihat apakah Renata dan yang lain sudah kembali.Evan berdiri di teras, memandang ke gerbang rumah hingga beberapa saat kemudian melihat Dhira dan Dharu yang berjalan dengan ria

    Last Updated : 2023-10-29
  • Anak Kembar Sang Presdir    Pernikahan Kasih

    Renata, Evan, dan anak-anak hari itu pergi menghadiri acara pernikahan Dean dan Kasih. Margaret dan Edward juga ikut serta sebagai keluarga dari pihak Dean.Renata menemui Kasih di ruang ganti khusus wanita. Di sana sahabat juga tutornya itu sedang dirias dan baru saja selesai memakai gaun pengantin.“Kak Kasih.” Renata menatap kagum ke Kasih.Kasih menoleh dan mengulas senyum melihat Renata. Dia senang melihat calon adik sepupu iparnya itu datang.“Kupikir kamu tidak akan datang,” ucap Kasih terlihat senang melihat kedatangan Renata.Renata mendekat, memandang gaun Kasih yang terlihat begitu mewah.Perias sudah selesai melakukan pekerjaan, kini meninggalkan Kasih bersama Renata.“Aku terlalu tua ya untuk mengadakan pesta pernikahan?” tanya Kasih sedikit berkecil hati. Diusianya yang sudah 30 tahun, baru akan menikah.“Siapa bilang? Memang menikah harus mandang umur?” Tentu saja Renata menyanggah ucapan Kasih.“Mau berapa pun usianya, lagi pula kapan orang akan menikah dan tidak, buka

    Last Updated : 2023-10-29
  • Anak Kembar Sang Presdir    Bukan Harapanku

    Evan menghadiri rapat tahunan perusahaan rekan bisnis yang bekerjasama dengan perusahaannya. Sebagai salah satu pemegang saham di sana, tentunya Evan pun memiliki hak untuk hadir di sana.Semua orang sudah hadir dalam rapat itu, termasuk Keysha yang juga menghadiri karena memiliki saham di perusahaan itu.“Lama tidak berjumpa denganmu,” ucap Keysha sambil mengulurkan tangan ke Evan.Keysha tahu jika Evan tidak mungkin menolak jabat tangannya sebab akan banyak mata yang melihat.“Bertemu denganmu juga bukan harapanku,” balas Evan sambil menjabat tangan Keysha meski sedikit terpaksa.Keysha tersenyum masam mendengar balasan Evan. Dia memang tidak lagi memiliki muka untuk malu berhadapan dengan Evan. Keysha beruntung Evan tidak melaporkannya ke kantor polisi perihal hampir menjebak Evan agar tidur dengannya, sebab Evan tidak memiliki bukti kuat.Namun, hal itu tak lantas membuat Keysha mundur begitu saja. Kini bukan lagi obsesi yang menguasainya, tapi amarah, cemburu, juga iri yang meray

    Last Updated : 2023-10-29
  • Anak Kembar Sang Presdir    Kangen

    Renata berada di kamar makan mangga muda seperti biasa. Dia tidak akan bisa makan nasi jika tidak makan mangga terlebih dahulu.Saat sedang bersantai, pintu kamar terbuka dan terlihat Evan yang baru saja masuk kemudian menutup pintu.“Kamu sudah pulang.”Renata buru-buru meletakkan piring yang ada di pangkuan, kemudian berjalan menghampiri Evan.Evan merasa begitu lelah seharian ini, hingga istrinya tiba-tiba memeluk erat, membuat lelah itu tiba-tiba saja menghilang.“Ada apa, hm? Kenapa tiba-tiba memeluk?” tanya Evan keheranan. Dia membalas pelukan bahkan mengusap punggung istrinya dengan lembut.“Bayi kita kangen,” bisik Renata yang menjawab pertanyaan Evan dengan candaan.Evan tergelak mendengar bisikan Renata. Dia melepas pelukan, kemudian menangkup kedua pipi istrinya dan mendaratkan sebuah kecupan di kening Renata.“Bayinya atau kamu, hm?”Renata melebarkan senyum mendengar pertanyaan Evan, hingga kemudian membalas, “Mungkin dua-duanya.”Renata memandang wajah lelah suaminya. Di

    Last Updated : 2023-10-29
  • Anak Kembar Sang Presdir    Pesta Rekan Bisnis

    Renata berdiri di depan cermin besar, memandang perutnya yang berbalut gaun sedikit longgar, hingga memperhatikan seluruh tubuh ingin menilai apakah gaun yang dikenakan cocok untuknya.“Kamu belum siap?” tanya Evan saat melihat Renata masih bercermin.Renata menoleh Evan yang berdiri di ambang pintu, lantas dia mengusap perut.“Apa ini terlihat besar?” tanya Renata yang cemas jika penampilannya akan jadi bahan cemoohan rekan bisnis Evan.Evan tertawa kecil mendengar pertanyaan Renata. Dia pun mendekat, kemudian menyingkirkan tangan Renata dari perut. Evan pun memandang dengan seksama perut Renata, lantas menggelengkan kepala.“Tidak, tidak terlihat,” jawab Evan, “kenapa kamu sangat mencemaskan penampilanmu, bukankah biasanya kamu juga tidak peduli dan tidak pernah memperhatikan apakah yang kamu kenakan layak atau tidak?” tanya Evan kemudian keheranan.“Bukan begitu. Kita pergi ke pesta rekan bisnismu, aku tidak ingin berpenampilan buruk yang bisa mengundang cemooh orang terhadapmu,” j

    Last Updated : 2023-10-29

Latest chapter

  • Anak Kembar Sang Presdir    ~Akhir~

    Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Kasih melahirkan dengan cara cesar. Kini Kasih sudah dipindah ke ruang inap, tapi bayinya masih dalam pemantauan dokter di ruangan khusus perawatan bayi. “Syukurlah semua berjalan dengan lancar,” ucap Liliana penuh kelegaan melihat Kasih baik-baik saja. “Kita akhirnya punya cucu.” Jefrine merangkul istrinya, terlihat tatapan penuh kebahagiaan di mata pria itu. Dean melihat tatapan berbeda dari sang papa ke sang mama. Tatapan yang dianggapnya sudah lenyap sejak bertahun-tahun lamanya. “Kamu sudah menghubungi ibunya Kasih?” tanya Liliana yang ingat ke besannya itu. “Sudah, Ma. Ibu bilang akan datang secepatnya naik kereta, jadi butuh waktu ke sini,” jawab Dean. “Iya ga papa, terpenting kamu sudah mengabarinya,” ujar Liliana. Renata dan Evan senang melihat kebahagiaan Dean. Akhirnya bisa melihat pria itu bisa tersenyum penuh kelegaan dan bahagia. “Kami pulang dulu, kalau nanti Kak Kasih bangun dan tanya, katakan kami akan datang besok,” ujar R

  • Anak Kembar Sang Presdir    Makan Malam Menegangkan

    “Benarkah? Ini berita yang sangat bagus.”Renata begitu senang mendengar Kasih dan Dean akhirnya berbaikan dengan Jefrine.Malam itu Kasih dan Dean mengajak makan malam Evan juga Renata, tentu saja untuk merayakan kebahagiaan keduanya yang kini sudah berbaikan dengan orang tua Dean.“Ya, kami pun tak menyangka. Kupikir bertemu dengan Papa akan membuat kami kembali bertengkar hebat. Namun, siapa sangka jika kemarin malam adalah malam yang benar-benar di luar dugaanku,” ujar Dean menjelaskan.Renata paham maksud Dean, hingga kemudian membalas, “Terkadang kita terlalu takut akan pemikiran kita sendiri. Kita merasa jika orang yang membenci kita, benar-benar akan terus membenci kita selamanya. Tapi siapa sangka jika ketakutan itu tidak benar, nyatanya papamu mau meminta maaf dulu.”“Benar, sama seperti Mama saat dulu tak suka Renata. Tiba-tiba saja datang dan meminta maaf, lalu menerima hubungan kami. Bukankah terkadang kita yang terlalu takut untuk memperbaiki kesalahan, hingga menunggu o

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story

    Dean dan yang lain terkejut saat melihat siapa yang kini berdiri memandang mereka, bahkan Liliana langsung berdiri karena panik.Dean langsung memalingkan wajah, seolah tak sudi melihat pria yang kini berdiri memandang dirinya.Kasih sendiri mengalihkan pandangan ke Dean, melihat suaminya yang terlihat tidak senang dan tidak nyaman.“Kamu sudah pulang. Kupikir kamu akan pulang minggu depan,” ujar Liliana dengan wajah panik.Jefrine—ayah Dean, menatap istrinya yang sudah berdiri dengan sikap kebingungan.“Mumpung kamu di sini, ada yang ingin kubicarakan denganmu,” ujar Jefrine sambil menatap Dean.Kasih langsung memandang suaminya, terlihat jelas jika Dean benar-benar tertekan.Jefrine menunggu Dean bicara, hingga sekilas melirik ke Kasih.“Hanya sebentar,” ucap pria itu kemudian.Dean menghela napas kasar, hingga akhirnya berdiri lantas memandang ke arah Jefrine.“Aku juga merasa perlu menyelesaikan sesuatu denganmu,” ucap Dean yang tak mau bersikap sopan ke pria yang dianggapnya buru

  • Anak Kembar Sang Presdir    Side Story : Kasih-Dean

    Dean akhirnya setuju pergi makan malam ke rumah orang tuanya. Dia dan Kasih kini berada di mobil menuju rumah Liliana.Kasih menoleh Dean, melihat suaminya terlihat serius menyetir. Sebelumnya Dean tidak memberi keputusan apakah mau datang makan malam di rumah orang tuanya, tapi tiba-tiba saja sore ini Dean meminta Kasih bersiap.“De, kamu tidak apa-apa, kan? Kalau memang masih tidak bisa, kita tidak usah datang. Mama juga pasti maklum kalau dijelaskan,” ujar Kasih yang tidak tega memaksa suaminya pulang.Kasih tahu bagaimana suaminya itu berjuang melawan sang papa. Dia sendiri tidak pernah menyalahkan sikap Dean yang membenci ayahnya, semua tak terlepas dari perbuatan ayah Dean di masa lalu, yang membuat Dean memilih membenci sang ayah.Deon menoleh Kasih, melihat istrinya itu terlihat cemas.“Aku tidak apa-apa. Sejak kita menikah, aku juga belum pernah melihat Mama. Ya, aku sadar jika membenci Papa, tapi Mama tidak salah sama sekali, jadi kupikir tidak ada salahnya berkunjung, selam

  • Anak Kembar Sang Presdir    Melayani Renata Bergosip

    “Kamu benar-benar tidak apa, kan? Bagaimana calon bayi kita? Dia tidak kaget, kan?”Dean sangat mencemaskan kondisi Kasih. Bahkan kembali memastikan saat sudah sampai apartemen.“Aku baik-baik saja, De. Serius.” Kasih mencoba meyakinkan jika dirinya baik-baik saja.Dean memandang Kasih. Dia sedih karena sang istri mendapat perlakukan tidak baik berulang kali.“Apa kita pindah saja. Kita ke tempat Ibu saja,” ujar Dean. Dia tidak bisa terus menerus panik karena istrinya beberapa kali hampir celaka.Kasih terkejut mendengar ucapan Dean. Jarak rumah ibu Kasih dan kota tempat mereka tinggal cukup jauh. Kasih tidak tega jika Dean harus bolak-balik menempuh jarak yang jauh.“Tidak apa, De. Aku janji akan hati-hati lagi. Lagian aku kalau pergi pasti bersama Renata, jadi ada yang melindungiku. Tadi saja memang mengalami kejadian tak terduga, tapi serius aku baik-baik saja,” balas Kasih mencoba meyakinkan.Dean menatap sendu. Dia sibuk bekerja sampai tidak bisa menemani istrinya pergi atau seka

  • Anak Kembar Sang Presdir    Balasan untuk Kanaya

    Dean berjalan cepat menuju ke ruang guru begitu sampai di sekolah Dhira dan Dharu. Renata memang menghubungi Dean, agar pria itu bisa melindungi Kasih, serta tahu apa yang dilakukan Kanaya ke Kasih.Dean masuk ke ruang guru, lantas secepat kilat menghampiri Kasih yang duduk dengan ekspresi wajah terkejut menatapnya.“Kamu baik-baik saja? Apa ada yang terluka?” tanya Dean yang sangat panik. Dia mengecek tubuh sang istri apakah ada luka.“Aku baik-baik saja, De.” Kasih mencoba menenangkan istrinya.Kanaya terkejut melihat Dean di sana. Dia tidak pernah tahu jika Dean menikah dengan Kasih, karena pernikahan keduanya dilakukan secara tertutup dan hanya orang tertentu saja yang diundang.Renata melihat wajah panik Kanaya, lantas memberi isyarat ke Dean untuk menoleh ke pelaku yang mencoba menabrak Kasih.Dean menoleh ke Kanaya, tatapan tidak senang tersirat jelas dari sorot mata pria itu saat melihat Kanaya.Hingga beberapa saat kemudian, seorang pria masuk ke ruang guru, membuat semua ora

  • Anak Kembar Sang Presdir    Membalas

    Renata benar-benar geram melihat siapa yang keluar dari mobil. Sungguh tak paham dengan pemikiran seperti manusia itu.“Matamu sudah buta, hah! Ini lingkungan sekolah, bukan area balapan yang bisa kamu jadikan tempat ajang ugal-ugalan!”Renata mengamuk, membuat banyak orang akhirnya kini memperhatikan dirinya.Kasih mendekat lantas mencoba menarik Renata agar tidak terlibat masalah.“Sudah, Re. Aku juga baik-baik saja, tidak apa.” Kasih mencoba menjauhkan Renata.“Tidak bisa, Kak. Dia sengaja melakukannya!” Renata tetap saja tidak terima.Kanaya tersenyum miring melihat Renata marah, lantas melirik ke Kasih yang mencoba mengajak pergi Renata.“Tolong! Apa anaknya sekolah di sini? Apakah begini adab di dalam sekolah!” Renata berteriak keras, meminta pendapat para orang tua di sana.“Jika manusia seperti ini, berkeliaran dan ugal-ugalan di area sekolah, kemudian menabrak salah satu dari anak kalian, apa kalian akan terima?” Renata menatap satu persatu orang tua yang ada di sana.Para or

  • Anak Kembar Sang Presdir    Takut Pulang

    “Maaf ya, Re. Aku sekarang jadi sering merepotkanmu.” Kasih menatap tak enak hati karena terus meminta bantuan Renata untuk menemaninya.“Tidak apa. Seperti kayak siapa saja. Dulu aku sering sekali merepotkan Kakak, sekarang anggap saja aku sedang membalasnya,” balas Renata tidak masalah jika sering menemani Kasih.Kasih terharu mendengar balasan Renata, lantas merangkul tangan ibu tiga anak itu untuk jalan.“Kamu tidak dimarahi Bibi karena sering meninggalkan Aldric, kan?” tanya Kasih sambil berjalan.Kasih ingin jalan-jalan karena bosan di apartemen, tapi tidak berani pergi sendiri, sehingga mengajak Renata.“Bukan marah, yang ada Mama malah senang karena Aldric aku tinggalkan sama Mama. Katanya kalau aku di rumah, Aldric akan banyak bersamaku,” jawab Renata diakhiri tawa kecil.Kasih ikut tertawa mendengar jawaban Renata.“Oh ya, tapi nanti siang aku jemput anak-anak sekalian ga apa-apa, kan?” tanya Renata kemudian.“Tentu saja, aku malah senang bisa ikut menjemput mereka,” balas K

  • Anak Kembar Sang Presdir    Tidak Banjir?

    “Tampaknya Kasih hanya dekat denganmu di sini.” Renata menoleh ketika mendengar Margaret bicara. Dia melihat mertuanya itu berjalan masuk kamar menghampiri dirinya. “Iya, Ma. Karena kata Evan, Kak Kasih memang tidak memiliki teman di sini,” ujar Renata menjelaskan. Renata sedang menyusui Aldric, lantas menatap Margaret yang duduk di tepian ranjang memperhatikan dirinya. “Hm … ya, Mama jadi ingat saat pertama kali melihatnya. Dia pendiam bahkan mama lihat tidak pernah bergaul dengan mahasiswa lain,” ujar Margaret karena memang dulu pernah menyelidiki siapa Kasih, sebab Evan berkata menyukainya. Margaret tiba-tiba menatap Renata dengan cepat, hingga kemudian kembali berkata, “Kamu jangan salah paham. Mama bicara begini bukan apa-apa, hanya ingin bicara sesuatu yang mama tahu.” Renata tertawa kecil melihat mertuanya salah tingkah. Dia pun kemudian membalas, “Tenang saja, Ma. Baik aku atau Evan, sama-sama sudah menganggap itu masa lalu. Lagi pula hubungan kami baik, jadi Mama jangan

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status