Andrea tertegun saat dia keluar dan mendapati Elov sedang berpelukan dengan Levin. Dia tidak menyangka akan secepat ini Levin menerima Elov. Tidak bisa dipungkiri jika saat ini Andrea merasa senang dan sangat terharu. Apakah memang benar jika dia dan Elov bersama maka kedua anak mereka akan merasa senang?Andrea hanya ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Apapun itu selagi dia bisa penuhi maka akan dia berikan.Mungkin termasuk dengan menerima keberadaan Elov di sisinya.Setiap anak pasti menginginkan keluarga yang utuh, mereka berharap ada dua sosok orang tua yang menjadi panutan dan juga pelindung mereka. Dengan dia bersama dengan Elov maka kedua anaknya akan mendapatkan semua itu."Mama mengapa Mama berdiri saja di depan pintu?"Suara Luvina mengejutkan Andrea, begitupula dengan Elov dan Levin.Pelukan Elov dan Levin terlepas sedangkan Andrea yang ketahuan sedang mengintip kebersamaan mereka pun menjadi salah tingkah. Dia melempar senyuman canggung pada Elov yang menat
Elov sudah selesai memandikan Levin. Dia membawa bocah tampan itu kembali ke kamarnya karena di sana pakaian Levin berada. Dia juga ingin mengatakan yang sejujurnya pada Luvina. Dia ingin menggendongnya lagi tetapi sebagai ayahnya.Saat memasuki kamar, Elov melihat Andrea baru saja selesai mengepang rambut Luvina dan anaknya itu terlihat sangat cantik. Jika ingin melihat Elov versi wanita maka lihat saja pada Luvina."Kamu sangat cantik Singa imut," ucap Elov yang berjalan sambil menggendong Levin yang hanya mengenakan handuk.Andrea dan Luvina menoleh, Luvina cukup terkejut karena melihat saudara kembarnya berada dalam gendongan 'Papa' mereka."Mengapa Kakak digendong?" tanya Luvina sedikit cemburu."Karena aku ingin," jawab Levin kemudian dia meminta untuk diturunkan.Elov tergelak dengan jawaban yang diberikan putranya untuk putrinya. Dia tidak menyangka masih sekecil ini tetapi Levin memiliki lidah yang tajam yang bisa menyayat hati seseorang.Luvina mendengus, dia menatap Elov se
Suasana ruang makan kali ini sangat ramai, Alvons yang melihat suasana sehidup ini pun tidak bisa menyembunyikan senyumannya. Sudah sejak lama dia berharap rumahnya seramai ini, tetapi dia harus mengubur kembali impiannya karena sebentar lagi Elov akan membawa Andrea beserta si kembar bersamanya.Alvons juga tidak bisa melarang sebab yang paling dia inginkan adalah kebahagiaan Andrea beserta kedua anaknya.Gurat kesedihan itu tertangkap oleh mata Andrea. Dia yang berada di sebelah Alvons pun mengusap tangan pria penyelamatnya itu. Andrea bekrata, “Jika Paman ingin aku dan anak-anak tinggal maka kami akan tinggal. Elov cukup kaya untuk bolak-balik datang menjenguk kami.”Awalnya Elov mengangguk tetapi dua detik kemudian dia terbelalak. “Apa katamu tadi? Kalian akan tinggal dan aku yang harus bolak-balik? Oh sayangku, apakah kamu tidak memikirkan jarak tempuh dari tempatku tinggal ke rumah pamanmu ini?”Finn menahan tawanya. Dia akhirnya melihat Elov yang menjadi budak cinta. Dulu saja
Brandon mengetuk jari telunjuknya di atas meja. Dia menerima laporan jika dua hari ini Elov tidak pergi ke perusahaan bersama Finn. Dia juga menerima kabar jika Elov tidak begitu berminat dengan Geez. Geez sekarang berada di hadapan Brandon sambil memasang wajah muram. Dia diundang untuk sarapan bersama sayangnya dia tidak melihat sosok Elov di sini. "Dia nggak tinggal di sini. Dia memiliki rumah sendiri." Reyna berinisiatif memberi tahu Geez yang terlihat terus mencari seseorang lewat sorot matanya. Senyuman penuh keterpaksaan terbit di bibir Geez. Rupanya memang benar jika Ekov tidak berada di rumah ini. "Aku hanya ingin membicarakan masalah perjodohan ini, Bibi. Aku dan Kak Elov sudah lama tidak bertemu dan semua terasa canggung. Aku juga bisa melihat dia menolak keberadaanku. Aku nggak mau memaksakan perasaannya." Geez menundukkan kepalanya. Jelas saja dia harus merendah seperti ini agar mendapat dukungan total dari kedua orang tua Elov. Dia yakin pria itu tidak akan mampu
Perusahaan GraffEkspresi Elov begitu datar dan dingin begitu dia memasuki ruangannya. Bisa dia tebak jika daddy-nya sudah sampai lebih dulu di dalam ruangan ini.Brandon yang memang sudah duduk di kursi kebesaran Elov itu langsung tersenyum simpul melihat putranya yang sangat gagah dan tampan masuk ke ruangan dengan mengenakan setelan kerja. Dalam hati dia berdecak kagum karena pria itu adalah keturunannya. “Ini masih pagi dan Daddy sudah pensiun dari perusahaan, mengapa datang mengganggu?”Brandon sudah biasa dengan ucapan sarkas Elov sehingga dia malas menanggapi. Dia berdiri dari kursinya kemudian mengajak Elov duduk di sofa. Elov yang enggan namun harus tetap menurutinya sebab pria ini adalah ayahnya. Sesering apapun mereka beradu pendapat tetapi Elov akan tetap menghormatinya.“Apa yang Daddy inginkan?” tanya Elov.Brandon berdecak kesal. “Ini masih pagi, buatlah wajahmu seceria mungkin agar ketampananmu semakin bertambah.”Elov memutar bola matanya malas. Jika dilihat dari car
Andrea tampak sibuk mempersiapkan si kembar untuk keluar. Hari ini Andrea tidak ingin membuang waktu lagi, dia harus mendaftarkan si kembar ke sekolah agar mereka tidak merasa bosan serta dia juga sudah berjanji pada mereka akan membawa ke sekolah yang lebih baik.“Karena kalian sudah siap, ayo kita berangkat,” ucap Andrea setelah puas melihat kedua anaknya yang memang sangat cantik dan tampan, persis seperti … Elov Graff.Luvina mengangguk antusias, dia sudah tidak sabar untuk melihat sekolah baru dan juga tebar pesona. Berbeda dengan Levin, dia bersikap biasa saja tetapi terlihat waspada.“Ada apa denganmu Sayang, kamu terlihat tidak senang?” tanya Andrea.“Mama tidak ingat jika warna mata kami akan sangat mencolok di negara ini? Bola mata ini sangat langka dan orang-orang bisa curiga nanti.”Andrea tersedak ludahnya sendiri, jika saja Levin tidak mengingatkannya maka dia pasti akan menjadi pusat perhatian. Dia sendiri juga bingung mengapa Levin sampai memikirkan hal ini padahal dia
Mobil taksi yang ditumpangi Andrea pun berhenti di dekat perkebunan bertepatan dengan mobil Sarah yang juga baru sampai. Sarah berteriak heboh begitu dia keluar dan melihat penampakan kedua anak Andrea secara langsung. Dia tidak berhenti berdecak kagum melihat ketampanan Levin dan juga keimutan Luvina.“Kalian sangat mengagumkan. Ayo kita masuk dan mari kita makan siang bersama,” ucap Sarah sambil menggandeng tangan Levin yang terpaksa mau untuk menyenangkan hati sahabat ibunya.Di salah satu tempat beristirahat mereka berempat duduk sambil menikmati makan siang yang Sarah bawakan. Gadis itu tidak berhenti berceloteh dan terus mengajak si kembar bercerita. Jika Luvina begitu antusias menanggapi berbeda dengan Levin yang terus mengagumi keindahan perkebunan ini.“Bibi, apakah aku boleh berkeliling?” tanya Levin.“Tentu saja. Habiskan makananmu lalu kita akan berkeliling,” jawab Sarah.“Aku juga mau ikut,” seru Luvina.“Tentu saja.”Kedua bocah itu bergegas menghabiskan makanan mereka,
Finn masuk ke ruangan Elov setelah mencari banyak petunjuk keberadaan Andrea. Dia cukup takut melihat wajah Elov yang tampak tegang juga suram."Kami sudah mencari ke beberapa tempat bahkan sampai ke bandara tetapi kami tidak menemukan aktivitas Andrea di sana," lapor Finn.Elov membuang napas kasar, dia sudah menunggu tetapi tidak satu pun yang datang membawa kabar baik tentang Andrea."Dia nggak mungkin kabur sejauh itu dengan membawa si kembar," desis Elov."Tunggu dulu, kamu belum mengatakan padaku apa sebenarnya yang terjadi. Aku tahu Andrea sangat suka kabur darimu tetapi bukankah hubungan kalian sudah cukup baik?"Elov membuang napas kasar, dia teringat kembali kejadian tadi di pusat perbelanjaan. Andrea jelas salah paham padanya saat melihat dia bersama Geez. Elov juga merasa bersalah karena tidak langsung memberi penjelasan agar Andrea tidak salah paham padanya dan berujung dengan kaburnya wanita itu membawa kedua anak mereka."Seharusnya kamu nggak lakuin itu. Dia pasti sed