Finn masuk ke ruangan Elov setelah mencari banyak petunjuk keberadaan Andrea. Dia cukup takut melihat wajah Elov yang tampak tegang juga suram."Kami sudah mencari ke beberapa tempat bahkan sampai ke bandara tetapi kami tidak menemukan aktivitas Andrea di sana," lapor Finn.Elov membuang napas kasar, dia sudah menunggu tetapi tidak satu pun yang datang membawa kabar baik tentang Andrea."Dia nggak mungkin kabur sejauh itu dengan membawa si kembar," desis Elov."Tunggu dulu, kamu belum mengatakan padaku apa sebenarnya yang terjadi. Aku tahu Andrea sangat suka kabur darimu tetapi bukankah hubungan kalian sudah cukup baik?"Elov membuang napas kasar, dia teringat kembali kejadian tadi di pusat perbelanjaan. Andrea jelas salah paham padanya saat melihat dia bersama Geez. Elov juga merasa bersalah karena tidak langsung memberi penjelasan agar Andrea tidak salah paham padanya dan berujung dengan kaburnya wanita itu membawa kedua anak mereka."Seharusnya kamu nggak lakuin itu. Dia pasti sed
Elov mengepalkan tangannya mendengar setiap ucapan kasar Sarah. Wanita itu tidak tahu apapun tentang mereka tetapi dia seenaknya mengeluarkan kata-kata."Awalnya aku setuju jika Rea akhirnya mendapatkan pertanggungjawaban tetapi setelah aku sendiri melihat bagaimana tuanmu itu berselingkuh, aku yang akan menjauhkan Rea dari dia!" teriak Sarah.Finn ingin sekali menjahit mulut wanita ini. Dia berteriak seolah-olah suaranya tidak bisa didengar. Finn juga yakin Elov pasti sudah mendengar beberapa makian dan umpatan wanita ini."Kamu salah paham, oke? Wanita itu bukan selingkuhan Tuan Elov. Aku datang untuk bertanya, sekali lagi katakan di mana Nyonya Andrea?"Sarah tertawa sumbang kemudian dia menatap sinis wajah Finn yang beberapa waktu lalu menjadi favoritnya. Sarah menggeleng. "Aku sudah bilang Rea nggak ada. Dia nggak ada di rumahku. Jika nggak percaya coba saja gele—"Mata Sarah terbelalak bersama dengan mulutnya yang terbuka lebar. Dia menarik paksa masker wajahnya saat melihat Fi
Mobil memasuki pekarangan rumah, Finn menyipitkan matanya begitu melihat seorang gadis yang sangat dia kenali sedang duduk di teras dengan wajah kuyu.Dia cukup kaget, berpikir apa yang dilakukan malam-malam begini di rumah ini."Tch, ini adalah masalah!"Finn turun membawa Elov yang sudah tidak sadarkan diri. Pengawal yang menjaga di depan rumah bergegas membantunya begitupun dengan Geez yang langsung menghampiri mereka."Ada apa? Apa yang terjadi dengan Elov? Dia …."Geez tidak melanjutkan pertanyaannya sebab dia sudah mencium bau alkohol yang sangat menyengat di tubuh Elov.Finn menatapnya sekilas dan pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaan Geez. Bagi Finn, semua yang terjadi pada hubungan Elov dan Andrea adalah karena wanita ini.Geez juga tidak mengambil pusing sikap acuh Finn, dia menerobos masuk ke kamar Elov untuk melihat kondisinya dan mungkin bisa mengambil keuntungan.Sesampainya di kamar Elov, lelaki itu langsung dibaringkan oleh Finn sedangkan Geez sendiri berusaha me
Geez bangun dalam keadaan pusing bukan karena sakit mwlainkan semalaman dia terus menerka-nerka siapa pemilik kamar di rumah Elov itu. Dia yakin seorang wanita selain pelayan telah menempatinya dan mungkin saja itu adalah kekasih rahasia Elov.Memikirkan jika ternyata diam-diam Elov telah memiliki kekasih membuat hati Geez sakit. Dia tidak mau kehilangan Elov dan keberuntungannya untuk kembali masuk ke dalam keluarga Graff seperti dulu. Jadi, sebelum keluarga Graff mengetahui kebenaran itu, dia harus bisa mengambil hati orang tua Elov.Setelah mandi dan berganti pakaian, Geez menuju ruang makan dan berbincang dengan kedua orang tuanya. Dia sudah menduga jika mereka pasti akan menanyakan sampai di mana progres hubungannya dengan Elov."Jangan berlama-lama menunda, hubungan kalian harus segera diresmikan agar kita juga bisa mendapatkan berkat dari keluarga Graff."Geez hanya bisa mengiyakan ucapan ibunya sebab dia tidak ingin banyak bicara. Andai saja mereka tahu jika dia pun memiliki
Pagi hari udara terasa begitu sejuk di villa ini. Andrea sudah menyiapkan beberapa makanan untuk si kembar sebelum mereka berangkat ke sekolah. Beruntung kemarin mereka baru berbelanja perlengkapan sekolah sehingga si kembar tidak perlu pusing dan Andrea tidak perlu kerepotan mencari kembali. Di meja makan tampak si kembar saling melirik, kedua yang terbiasa berbicara menggunakan tatapan sehingga Andrea yang mengerti situasi pun berdeham untuk memecah kebisuan. "Apakah ada yang tidak kalian sukai? Katakan pada Mama," tanya Andrea kemudian dia memasukkan sepotong roti ke dalam mulutnya. "Itu Ma, Kak Levin ingin bicara," sahut Luvina.Andrea hampir saja menyemburkan roti yang ada di dalam mulutnya sebab putri kecilnya itu selalu saja pandai berkelit dan membuat kakaknya berada dalam masalah. Luvina sangat pandai membuat Levin terjebak dan harus bertanggung jawab dengan apa yang telah dia lakukan.Levin mendengus kemudian dia menatap Andrea dan berkata, "Mengapa kita tinggal di sini,
Levin dan Luvina keluar dari kelas sambil berbincang sesuatu yang tak jelas. Begitu keduanya berada di luar, tatapan mereka tertuju pada kedua orang tuanya yang terlihat akrab sedang tersenyum pada mereka. Luvina melirik Levin kemudian kakaknya itu menganggukkan kepala. Gadis kecil itu bergegas berlari untuk masuk ke dalam pelukan Elov yang sudah merentangkan kedua tangannya sambil membungkukkan tubuhnya. Levin sendiri berjalan ke arah Andrea. Dia menggelengkan kepalanya sambil menatap ayahnya yang sedang mencium wajah Luvina dengan begitu gemas. "Aku hanya nggak menyangka mengapa Papa begitu bodoh sampai-sampai mengekspos wajahnya di sekolah ini. Apakah Papa lupa jika Papa mantan Aktor terkenal?" Di detik itu juga Andrea dan Elov tersentak, mereka baru menyadari situasi saat ini jika saja Levin tidak menegurnya.Benar saja, sejak tadi banyak pasang mata yang terus menatap mereka, rupanya karena kehadiran Elov yang begitu mencolok dan sekarang mereka bahkan mengumbar kemesraan, se
Lusiana tiba di rumah orang tuanya, dia tidak segera kembali ke rumahnya bersama Damian sebab dia harus membicarakan tentang pertemuan tak disengaja dia dan Andrea.Wanita itu terlihat semakin cantik dari terakhir kali dia terlibat menyeret kopernya dari rumah ini. Lusiana sangat takut jika kelak Damian dan Andrea akan bertemu kembali maka suaminya itu pasti akan sangat mencintai dan memuja Andrea.Rumah orang tuanya adalah tempat paling aman untuk dia kembali dan mengeluarkan keluh kesahnya. Langkah Lusiana berhenti di depan pintu kamar orang tuanya. Tanpa mengetuk pintu dia langsung masuk sebab tahu Harry Ammann masih berada di tempat kerja saat ini."Ibu ...."Wanita yang panggil ibu itu segera menoleh. Dia tadi sedang sibuk dengan ponselnya sehingga tidak sadar jika putri kesayangannya sudah berada di dalam kamar."Mengapa wajahmu terlihat sangat suram?"Bergegas Lusiana duduk di samping ibunya kemudian dia membuang napas lelah."Bagaimana ini Ibu? Aku takut Kak Dam akan meninggal
"Lapor Tuan Besar, sepertinya keberadaan kami telah dicurigai. Kami bahkan tidak bisa mendapatkan satu informasi pun. Tuan Muda sangat hati-hati."Brandon meremas ponselnya. Dia sudah tahu seperti apa perangai Elov, semua tidak akan mudah jika bukan dia sendiri yang mendatanginya."Mundur. Orang-orang Elov bisa menangkap kalian.""Baik Tuan Besar."Brandon memikirkan ucapan Geez, dia menjadi semakin penasaran wanita mana yang berani masuk ke dalam kehidupan putranya bahkan sampai tinggal serumah. Dia hanya khawatir Elov akan salah melangkah lagi seperti dulu saat memilih Celine. Putranya itu sangat polos dalam memilih pasangan."Tidak ada cara lain, aku harus mendatanginya ke rumah."Brandon menghela napas, dia teringat pada saat dia mendatangi rumah anaknya itu beberapa hari yang lalu tetapi Elov segera menyuruhnya pergi ke perusahaan. Seharusnya sejak saat itu dia mencurigai gelagat anaknya, seharusnya dia tahu ada yang coba Elov sembunyikan darinya...."Awasi pergerakan mereka, ak