Di depan pintu kediaman Keluarga Howie sangat ramai. Segerombolan reporter yang membawa kamera menunggu Lisa di depan pintu.Lisa yang baru sampai di depan kediaman ditelepon ayahnya, "Kediaman Keluarga Khoman dikerumuni banyak reporter! Saham kita juga terus anjlok! Kapan kamu baru bisa bereskan rumor yang beredar di internet?"Lisa merasa sedih. Dia juga stres setelah terjadi masalah besar ini. Namun, ayahnya sama sekali tidak memperhatikannya. Dia hanya menyalahkan Lisa!Hanya saja, Lisa juga tidak bisa berharap pada Joshua. Dia hanya bisa mengandalkan orang tuanya untuk mempertahankan posisinya di lingkaran sosial keluarga kaya. Jadi, Lisa tidak boleh berselisih dengan Keluarga Khoman.Lisa berkata dengan sabar, "Aku sudah membereskannya. Kamu lihat saja, berita Keluarga Khoman akan segera ditutupi."Berita tentang Keluarga Khoman tentu tidak bisa dibandingkan dengan berita Maria. Bagaimanapun, hal-hal yang berkaitan dengan Maria sangat menarik perhatian.Jika Maria tertimpa masala
Lisa menganggap Joseph berniat melindungi Maria. Lisa merasa kesal, dia sudah menduga Joseph pasti akan melindungi istrinya. Lisa sudah membawa reporter, tetapi Joseph masih keras kepala. Benar-benar bodoh!Sebenarnya apa kelebihan Maria yang gila itu? Kenapa Joseph begitu menyukai Maria? Lisa memelototi Maria yang ekspresinya sangat polos.Lisa berpura-pura sedih saat melanjutkan penjelasannya, "Kak Joseph, hukum di negara kita menetapkan pembunuhan yang dilakukan orang gila nggak melanggar hukum. Kamu nggak usah khawatir Kak Maria celaka setelah masalah ini terekspos. Tapi, kamu salah kalau menutupi perbuatan Kak Maria. Itu melanggar hukum."Joseph tampak kebingungan. Dia bertanya dengan ekspresi muram, "Siapa yang membunuh? Sebenarnya apa maksudmu?"Lisa tidak berbicara dengan Joseph lagi. Dia melihat Naomi yang melindungi Maria dan berujar, "Bu Naomi, aku benar-benar salut padamu. Padahal anakmu baru mati, tapi kamu masih bisa berjemur dengan santai. Hanya saja, kita memang harus b
Lisa berbalik seraya mengernyit. Namun, dia segera berbalik lagi. Kenapa dia melihat Hayden sialan itu? Bukannya anak itu sudah mati?Lisa merasa penglihatannya pasti bermasalah. Dia menenangkan dirinya, lalu berbalik lagi. Hayden tersenyum lebar dan bertanya, "Kamu yang cari aku, ya?"Lisa berteriak histeris dan terduduk di tanah. Dia berseru, "Kamu ... hantu atau manusia?"Hayden membalas dengan ekspresi bingung, "Kamu nggak apa-apa, 'kan? Aku masih hidup. Mana mungkin aku ini hantu?"Lisa bertanya, "Bukannya ... kamu sudah mati?"Hayden berseru, "Ha? Siapa bilang aku sudah mati? Itu fitnah!"Lisa memelotot dan menghela napas. Hayden berpura-pura heran melihat Lisa, lalu kembali ke sisi Naomi dan Maria.Naomi sama sekali tidak khawatir Hayden dicelakai. Dia tidak tahu master mengikuti Hayden, tetapi dia tahu Caden mengutus pengawal untuk melindungi mereka.Hayden masih hidup. Kebenarannya terungkap. Para reporter mulai berkomentar."Bukannya anak ini masih hidup? Kenapa Bu Lisa menye
Tatapan Lisa sangat dingin. Sebelumnya, kedua pembunuh pasti tidak berani menyinggung Lisa. Namun, sekarang mereka lebih takut kepada master dan Hayden daripada Lisa. Dibandingkan Hayden dan master, Lisa tidak ada apa-apanya.Kedua pembunuh berujar, "Kami punya bukti. Ada bukti transfer, kami ...."Lisa menyergah, "Bukti transfer bisa dimanipulasi. Itu nggak termasuk bukti.""Kami juga punya rekaman suara," seru pembunuh. Mereka mengeluarkan ponsel, lalu memutar rekaman suara."Kami sudah berhasil. Kapan kami terima pelunasannya?""Kalian sudah pastikan anak itu mati?""Anak itu pasti sudah mati.""Apa kalian membunuh anak itu dengan sadis?""Matanya sudah dicungkil dan hidungnya sudah dipotong. Kedua kaki dan tangannya juga sudah dipotong, pokoknya kami sudah penuhi permintaan kalian. Cepat bayar, kami buru-buru pergi. Kalau kalian berani ingkar janji, jangan salahkan kami bertindak kejam!"Suasana menjadi gempar setelah rekaman suara selesai diputar. Hayden merekam dengan ponsel lain
“Percayalah padaku, aku akan bertanggung jawab! Aku juga akan membuatmu jadi wanita paling bahagia dan dihormati di dunia ini!” bisik pria itu dengan nada tegas.Naomi menggeleng kuat dan berseru, “Jangan ... jangan .... Ah!”Begitu pria itu mengerahkan kekuatannya, Naomi pun berteriak kesakitan dan langsung pingsan saking sakitnya. Saat tersadar kembali, sudah tidak ada lagi orang di sisinya, hanya terlihat tumpukan tisu dan pakaiannya yang berserakan di atas lantai. Semua itu adalah bukti kegilaan yang baru saja terjadi sebelumnya.Naomi menggigit bibirnya sambil mencengkeram seprai dengan kuat. Pandangannya berangsur-angsur kabur ....Naomi Tandi sudah menikah. Hari ini, dia datang ke bandara untuk menjemput suaminya. Namun, dia tidak bertemu suaminya, malah kehilangan kesuciannya. Apa ini termasuk perselingkuhan? Selanjutnya, apa yang harus dia lakukan? Bagaimana dia bisa menghadapi suaminya?Saat Naomi datang menjemput suaminya, tiba-tiba terjadi kekacauan di bandara. Dalam kepani
Enam tahun kemudian, di stasiun kereta api Kota Jawhar. Naomi yang membawa 3 putra kembarnya keluar dari stasiun kereta api langsung menarik perhatian semua orang. Naomi sendiri berpenampilan sederhana, tetapi luar biasa cantik meski tidak berdandan. Gerak-geriknya mampu membuat orang-orang terpana. Sementara itu, anak-anaknya juga terlihat sangat menggemaskan. Mereka memakai masker sehingga hanya menunjukkan mata besar yang sangat jernih dan bulu mata yang panjang. Namun, semua itu sudah cukup untuk meluluhkan hati semua orang.Naomi mengabaikan tatapan orang-orang. Dia berdiri di depan gerbang stasiun kereta api sambil menatap lingkungan di sekitar yang terasa familier nan asing dengan perasaan campur aduk.Dulu, Naomi langsung diceraikan tanpa mendapatkan apa-apa karena Caden menuduhnya berselingkuh. Sebulan kemudian, dia dinyatakan hamil dan tuduhan Caden terbukti. Gosip-gosip yang timbul hampir mematahkan semangat hidupnya.Orang tua asuh Naomi merasa dia sangat memalukan dan sud
Berhubung tidak sempat menghentikan Hayden, Braden pun memapah Jayden untuk berdiri sambil bertanya dengan penuh kasih sayang, “Jayden, mana yang sakit?”“Bagian sini ... sama sini,” jawab Jayden dengan terisak sambil menunjuk bokong dan kakinya.Begitu mengangkat celana Jayden, Braden langsung tercengang. Sebab, ada memar besar yang menghiasi kaki mulus Jayden. Braden langsung mengepalkan tangannya dan merasa sangat marah. Dia awalnya tidak berharap Hayden menimbulkan masalah. Sekarang, dia justru mendukung Hayden memberi pelajaran pada orang itu. Apa orang itu mengira Jayden bisa ditindas dengan seenaknya?“Nggak apa-apa. Jayden, Kakak bantu tiup, ya. Habis ditiup, lukanya nggak akan sakit lagi,” hibur Braden.Jayden mengangguk dan menjawab dengan tampang sedih, “Emm.”Di sisi lain, Hayden sudah mengejar Jessica sampai ke luar stasiun kereta api. Begitu melihat Jessica hendak naik ke mobil, dia segera mengadang di hadapan Jessica dan bertanya dengan tampang garang, “Woi, Jelek! Beran
Pada saat yang sama, Hayden sudah berkumpul kembali dengan Naomi.Naomi tidak tahu masalah besar apa yang sudah ditimbulkan Hayden. Saat melihat Hayden berlari kembali, dia bertanya dengan khawatir, “Hayden, kamu ke mana saja? Mama sudah cari kamu dari tadi.”Melihat sikap ibunya, Hayden tahu bahwa ibunya yang polos itu pasti belum tahu apa yang sudah terjadi. Dia pun menjawab sambil tersenyum, “Mama, nggak usah khawatir. Karena baru pertama kali datang, aku pun penasaran, jadi aku jalan-jalan ke sekeliling. Tempat ini ramai banget, ya!”“Tentu saja! Ini adalah salah satu kota terbesar di negara ini! Jadi, kamu nggak boleh keluyuran, ya! Kalau kamu diculik orang, bagaimana dengan Mama, Braden, dan Jayden?”Hayden memukul dadanya sembari menjawab, “Mama, nggak usah khawatir. Kalau ada penculik yang ingin menangkapku, seharusnya Mama khawatir sama penculiknya. Siapa suruh mamaku melahirkan anak sepintar aku. Mana mungkin aku bisa diculik?”“Kamu memang paling jago melawan!” tegur Naomi.
Tatapan Lisa sangat dingin. Sebelumnya, kedua pembunuh pasti tidak berani menyinggung Lisa. Namun, sekarang mereka lebih takut kepada master dan Hayden daripada Lisa. Dibandingkan Hayden dan master, Lisa tidak ada apa-apanya.Kedua pembunuh berujar, "Kami punya bukti. Ada bukti transfer, kami ...."Lisa menyergah, "Bukti transfer bisa dimanipulasi. Itu nggak termasuk bukti.""Kami juga punya rekaman suara," seru pembunuh. Mereka mengeluarkan ponsel, lalu memutar rekaman suara."Kami sudah berhasil. Kapan kami terima pelunasannya?""Kalian sudah pastikan anak itu mati?""Anak itu pasti sudah mati.""Apa kalian membunuh anak itu dengan sadis?""Matanya sudah dicungkil dan hidungnya sudah dipotong. Kedua kaki dan tangannya juga sudah dipotong, pokoknya kami sudah penuhi permintaan kalian. Cepat bayar, kami buru-buru pergi. Kalau kalian berani ingkar janji, jangan salahkan kami bertindak kejam!"Suasana menjadi gempar setelah rekaman suara selesai diputar. Hayden merekam dengan ponsel lain
Lisa berbalik seraya mengernyit. Namun, dia segera berbalik lagi. Kenapa dia melihat Hayden sialan itu? Bukannya anak itu sudah mati?Lisa merasa penglihatannya pasti bermasalah. Dia menenangkan dirinya, lalu berbalik lagi. Hayden tersenyum lebar dan bertanya, "Kamu yang cari aku, ya?"Lisa berteriak histeris dan terduduk di tanah. Dia berseru, "Kamu ... hantu atau manusia?"Hayden membalas dengan ekspresi bingung, "Kamu nggak apa-apa, 'kan? Aku masih hidup. Mana mungkin aku ini hantu?"Lisa bertanya, "Bukannya ... kamu sudah mati?"Hayden berseru, "Ha? Siapa bilang aku sudah mati? Itu fitnah!"Lisa memelotot dan menghela napas. Hayden berpura-pura heran melihat Lisa, lalu kembali ke sisi Naomi dan Maria.Naomi sama sekali tidak khawatir Hayden dicelakai. Dia tidak tahu master mengikuti Hayden, tetapi dia tahu Caden mengutus pengawal untuk melindungi mereka.Hayden masih hidup. Kebenarannya terungkap. Para reporter mulai berkomentar."Bukannya anak ini masih hidup? Kenapa Bu Lisa menye
Lisa menganggap Joseph berniat melindungi Maria. Lisa merasa kesal, dia sudah menduga Joseph pasti akan melindungi istrinya. Lisa sudah membawa reporter, tetapi Joseph masih keras kepala. Benar-benar bodoh!Sebenarnya apa kelebihan Maria yang gila itu? Kenapa Joseph begitu menyukai Maria? Lisa memelototi Maria yang ekspresinya sangat polos.Lisa berpura-pura sedih saat melanjutkan penjelasannya, "Kak Joseph, hukum di negara kita menetapkan pembunuhan yang dilakukan orang gila nggak melanggar hukum. Kamu nggak usah khawatir Kak Maria celaka setelah masalah ini terekspos. Tapi, kamu salah kalau menutupi perbuatan Kak Maria. Itu melanggar hukum."Joseph tampak kebingungan. Dia bertanya dengan ekspresi muram, "Siapa yang membunuh? Sebenarnya apa maksudmu?"Lisa tidak berbicara dengan Joseph lagi. Dia melihat Naomi yang melindungi Maria dan berujar, "Bu Naomi, aku benar-benar salut padamu. Padahal anakmu baru mati, tapi kamu masih bisa berjemur dengan santai. Hanya saja, kita memang harus b
Di depan pintu kediaman Keluarga Howie sangat ramai. Segerombolan reporter yang membawa kamera menunggu Lisa di depan pintu.Lisa yang baru sampai di depan kediaman ditelepon ayahnya, "Kediaman Keluarga Khoman dikerumuni banyak reporter! Saham kita juga terus anjlok! Kapan kamu baru bisa bereskan rumor yang beredar di internet?"Lisa merasa sedih. Dia juga stres setelah terjadi masalah besar ini. Namun, ayahnya sama sekali tidak memperhatikannya. Dia hanya menyalahkan Lisa!Hanya saja, Lisa juga tidak bisa berharap pada Joshua. Dia hanya bisa mengandalkan orang tuanya untuk mempertahankan posisinya di lingkaran sosial keluarga kaya. Jadi, Lisa tidak boleh berselisih dengan Keluarga Khoman.Lisa berkata dengan sabar, "Aku sudah membereskannya. Kamu lihat saja, berita Keluarga Khoman akan segera ditutupi."Berita tentang Keluarga Khoman tentu tidak bisa dibandingkan dengan berita Maria. Bagaimanapun, hal-hal yang berkaitan dengan Maria sangat menarik perhatian.Jika Maria tertimpa masala
Kedua pembunuh langsung melihat master. Mereka gemetaran. Salah satu dari mereka segera mengeluarkan ponsel dari saku dan berkata, "Tapi ... kami nggak punya nomor telepon Lisa. Bawahan dia yang hubungi kami, bagaimana?"Hayden mengernyit, tetapi dia sudah menduganya. Lisa adalah orang yang licik. Dia pasti tidak akan langsung turun tangan untuk mengurus pembunuhan ini. Jadi, tidak ada bukti yang menunjukkan Lisa terlibat dalam pembunuhan.Namun, Lisa pasti sakit hati jika kehilangan pelayan pribadinya. Hayden tidak akan melepaskan Lisa.Hayden memerintah, "Telepon orang yang hubungi kalian. Pokoknya kalian harus buat Lisa percaya aku sudah mati. Kalau kalian berani bocorkan rahasia, jangan salahkan aku bertindak kejam!"Kedua pembunuh mengangguk, lalu menelepon pelayan pribadi Lisa, "Kami sudah berhasil. Kapan kami terima pelunasannya?"Pelayan bertanya, "Kalian sudah pastikan anak itu mati?""Anak itu pasti sudah mati," sahut pembunuh."Kirim videonya," perintah pelayan.Pembunuh mem
Hayden mengamati kedua pria itu sejenak, lalu mengkritik, "Orang lemah seperti kalian mau bunuh aku? Seharusnya kalian becermin dulu. Kemampuan kalian biasa-biasa saja, tapi nyali kalian besar juga. Beraninya kalian asal terima kerjaan!"Hayden menambahkan, "Sekarang kalian bertemu orang hebat! Jangan harap kalian mampu bunuh aku!"Tiba-tiba, jam tangan pintar Hayden berdering. Braden yang menelepon. Hayden segera berdiri dan menjawab panggilan telepon, "Kak, aku baru mau telepon kamu. Apa Nenek dan Mama sudah keluar dari gedung utama?"Braden berjalan di belakang Naomi dan Maria. Dia berbisik, "Iya, Mama sudah tahu Lisa jatuh ke danau. Dia juga tahu kamu ada di gedung bagian barat."Braden meneruskan, "Mama mengkhawatirkanmu, jadi dia mau cari kamu di gedung bagian barat. Nenek nggak mau pisah dengan Mama dan bersikeras mau ikut. Mama terpaksa bawa Nenek keluar.""Bagaimana dengan Kakek?" tanya Hayden.Braden menjawab, "Kakek menerima panggilan telepon begitu keluar. Sebentar lagi dia
Lisa terbelalak. Dia menunjuk Hayden sembari berucap, "Kamu ...."Hayden yang melempar kotoran kucing itu. Hayden tertawa dan menimpali, "Nggak usah berterima kasih padaku. Seharusnya kamu berterima kasih pada baskom itu. Kalau bukan karena baskom, mungkin kamu sudah mati tenggelam.""Kamu hanya bisa andalkan baskom yang terapung itu. Setelah sembuh, kamu harus menyembah baskom itu. Tapi, aku penasaran. Kotoran kucing enak, nggak?" lanjut Hayden.Tubuh Lisa gemetaran. Dia melihat pelayan pribadinya dan berujar, "Mati ...."Pelayan langsung paham. Lisa memerintahkannya untuk membunuh Hayden. Sekarang pelayan juga membenci Hayden.Pelayan menyahut seraya mengangguk, "Nyonya, jangan marah. Masalah di sini begitu heboh. Orang di gedung utama mengabarkan Naomi mau datang cari anaknya. Maria nggak mau berpisah dengan Naomi sehingga ikut keluar dari gedung utama, kesempatan kita sudah datang."Lisa memerintah dengan geram, "Cepat bertindak!"Pelayan melihat pengawal dan memberi isyarat kepada
Sudut bibir Rayden berkedut saat melihat foto Lisa. Hanya Hayden yang bisa memikirkan cara aneh seperti ini untuk memberi seseorang pelajaran.Rayden menyadari Hayden sangat tertarik pada kotoran. Saat memberi pelajaran pada anggota Keluarga Pangestu di Kota Jawhar, Hayden juga memakai cara ini.Sepertinya, Jayden dan Baby juga tertarik. Setiap mengungkit tentang hal ini, mereka berdua akan tertawa terbahak-bahak. Apa semua anak-anak normal memang tertarik pada hal itu?"Serahkan padaku," sahut Rayden. Ini adalah hal yang sangat mudah baginya.Lisa belum keluar dari danau, tetapi kabar mengenai anggota Keluarga Khoman yang suka makan kotoran kucing sudah tersebar di Kota Haidi.Awalnya semua anggota Keluarga Khoman kebingungan, lalu mereka murka. Mereka menelepon Lisa. Namun, Lisa tidak menjawab panggilan telepon. Jadi, mereka menelepon Keenan untuk menanyakan kondisinya.Keenan yang mendapatkan kabar bergegas pergi ke gedung bagian barat. Dia juga kebingungan. Keenan mendengar ada see
Lisa berpikir sejenak sebelum berucap, "Pilih anak yang bernama Hayden itu. Dari beberapa anak Naomi, dia yang diculik. Itu berarti dia paling bodoh dan gampang dihadapi.""Oke," ujar pelayan. Kemudian, dia memberi instruksi kepada kaki tangan mereka.Lisa bersandar di kursi, lalu memejamkan mata untuk menenangkan dirinya. Mulut Lisa terasa hambar, jadi dia hendak mengambil buah.Alhasil, Lisa memegang sesuatu yang lembek. Dia terkejut. Lisa membuka matanya dan melihat ke arah piring buah. Seekor binatang menatap Lisa.Lisa tertegun sejenak. Wajahnya memucat. Dia melompat dari kursi dan berteriak. Tiba-tiba muncul seekor tikus besar di piring buah.Begitu Lisa berteriak, tikus itu langsung melompat ke tubuhnya. Lisa merasa takut dan jijik. Dia segera mundur dan menjerit, "Kenapa tiba-tiba ada tikus? Cepat pukul tikusnya!"Beberapa pelayan juga merasa jijik. Mereka panik dan tidak berani maju. Tikus terus memanjat tubuh Lisa dan naik ke kepalanya. Lisa yang ketakutan setengah mati terus