Saat Keenan berbalik, Hayden memelototinya. Dia sudah tidak sabar untuk membalas orang yang tidak tahu berterima kasih ini!Hayden memandang Joseph, lalu sengaja bertanya, "Kakek, siapa paman yang memakai kacamata itu?"Joseph menjelaskan dengan ekspresi lembut, "Dia itu termasuk keluargaku. Selama ini, aku nggak bisa sering-sering temani istriku karena ada urusan. Aku hanya bisa andalkan dia untuk menjaga istriku. Aku menganggapnya sebagai anak angkatku, selama ini aku sudah merepotkannya."Joseph sudah membuat surat warisan untuk Keenan. Dia sangat menyayangi putra angkatnya ini. Selain itu, Joseph juga berterima kasih kepada Keenan yang sudah menjaga Maria.Hayden mengernyit sembari memandang Joseph. Dia merasa Joseph kurang rasional sehingga menganggap Keenan sebagai orang baik. Ada orang yang mempunyai sifat jahat, jadi tidak ada gunanya memperlakukan mereka dengan baik.Hayden harus menahan emosinya. Sekarang belum saatnya mengungkap sifat asli Keenan. Dia harus menghibur Maria t
"Jadi, bagaimana caranya temui ibunya anak itu?" tanya pelayan."Gampang," sahut Lisa.Setengah jam kemudian, Naomi sampai di kediaman Keluarga Howie bersama Braden dan Jayden. Caden, Rayden, dan Baby tidak datang.Rayden sedang meneliti sistem kamera pengawas Keluarga Howie di hotel. Baby langsung tidur setelah sampai di hotel. Sementara itu, Caden belum bisa muncul sekarang.Selain itu, Caden harus mengurus masalah penting yang berkaitan dengan Keluarga Howie. Setelah berdiskusi, mereka memutuskan Naomi, Braden, dan Jayden yang pergi ke kediaman Keluarga Howie.Pelayan Keluarga Howie membawa Naomi dan kedua anaknya ke gedung utama. Saat ini, Lisa sedang berada di jalan yang harus dilewati saat pergi ke gedung utama. Dia ingin berpura-pura tidak sengaja bertemu Naomi.Melihat pelayan membawa Naomi dan kedua anaknya dari kejauhan, pelayan pribadi Lisa melapor, "Nyonya, itu mereka."Jaraknya agak jauh sehingga Lisa tidak bisa melihat wajah Naomi dengan jelas. Namun, dia bisa melihat pen
Pelayan memandang Naomi dengan ekspresi terkejut. Dia tidak menyangka Naomi berani menegurnya. Ini adalah kediaman Keluarga Howie, beraninya dia bertindak semena-mena! Bagaimanapun, dia merupakan pelayan Keluarga Howie.Pelayan ingin membalas Naomi, tetapi tidak tahu harus berkata apa. Ucapan Naomi memang benar. Nyonya besar di rumah ini adalah Maria.Namun, Maria sudah menjadi gila selama bertahun-tahun. Lisa juga mengeklaim dirinya sebagai nyonya besar di rumah ini. Jadi, mereka selalu memperkenalkan Lisa sebagai nyonya besar kepada orang luar demi menyanjung Lisa.Naomi sudah tahu bagaimana sikap pelayan Keluarga Howie kepada Maria. Itulah sebabnya dia langsung menegur pelayan.Naomi menyindir Lisa, "Kamu itu nyonya kedua, tapi menganggap dirimu sebagai nyonya besar. Kalau di zaman kerajaan kuno, orang yang lancang sepertimu akan dipenjara!""Kurang ajar! Kamu ...," ucap Lisa dengan ekspresi muram. Dia tidak menyangka wanita dari keluarga biasa berani menyindirnya.Selain Joseph, Jo
Joseph belum memperhatikan Naomi. Dia yang menggendong Jayden menegur Lisa, "Ada apa ini?"Lisa menyahut dengan ekspresi sedih, "Kenapa kamu tegur aku? Jelas-jelas aku ini korban. Aku nggak sengaja bertemu mereka dan aku menyapa mereka dengan sopan. Tapi, mereka tiba-tiba memarahi dan menghinaku."Braden berusaha menahan antusiasmenya karena baru pertama kali bertemu kakeknya. Dia menenangkan dirinya, lalu menimpali, "Dia berbohong. Tadi dia mengaku sebagai nyonya besar di rumah ini."Braden melanjutkan, "Mamaku mengira dia itu Nenek Maria. Hanya karena salah paham, dia langsung membentak mamaku dan berniat memukul kami."Tentu saja, Lisa tidak ingin mengaku. Dia menyangkal, "Nggak, mereka fitnah aku!"Joseph menimpali dengan ekspresi dingin, "Fitnah kamu? Kalau kamu nggak bilang begitu, apa anak kecil bisa tahu? Kalau kamu itu nyonya besar di kediaman Keluarga Howie, jadi Maria itu apa? Maria cuma sakit, dia belum mati!"Lisa membantah, "Kak Joseph, aku nggak bilang begitu. Aku ...."
Joseph terbelalak saat melihat kedua mata yang familier itu. Dia mengira penglihatannya bermasalah. Joseph terpaku di tempat sembari berkata terbata-bata saking emosionalnya, "Kamu ... kamu ...."Joseph melihat putrinya. Ini adalah Celine! Joseph ingin segera mengakui putrinya, tetapi dia takut salah mengenali orang dan menakuti Naomi.Joseph gemetaran. Dia berusaha mengendalikan dirinya dan berucap dengan hati-hati, "Kamu itu ...."Naomi memandang Joseph sambil berlinang air mata. Ini adalah ayah kandung yang mencarinya dengan susah payah selama 20 tahun lebih!Jelas-jelas Naomi tidak mengingat sosok Joseph. Namun, sekarang dia merasa sangat familier begitu melihat Joseph. Naomi juga merasa sedih melihat sikap Joseph yang hati-hati.Joseph pasti terlalu antusias sampai-sampai begitu gugup begitu melihat Naomi. Dia pasti sering kecewa setelah mencari Naomi selama bertahun-tahun. Joseph sangat berharap bisa bertemu putrinya.Jadi, Joseph baru bersikap hati-hati serta meragukan penglihat
Joseph sangat gelisah. Jayden yang sensitif ikut menangis saat melihat Naomi meneteskan air mata. Dia melepaskan diri dari pelukan Joseph dan menghampiri Naomi. Jayden memanggil, "Mama ...."Naomi berjongkok, lalu memeluk Jayden dengan erat seraya menangis tersedu-sedu. Braden memandangi mereka dengan mata memerah. Dia sangat sedih.Braden bisa memahami perasaan Naomi. Setelah telantar selama 20 tahun lebih, akhirnya Naomi bertemu dengan orang tuanya. Dia pasti sangat emosional. Hanya saja, sekarang Naomi tidak bisa mengungkap identitasnya.Menurut kabar tepercaya, 15 persen saham perusahaan Keluarga Howie ada di tangan Naomi. Joseph memiliki saham 40 persen. Jadi, total saham mereka adalah 55 persen. Joseph pasti akan menang di rapat pemegang saham.Namun, rapat itu baru diadakan 3 hari lagi. Jika sekarang Naomi mengungkap identitasnya, orang-orang yang berniat jahat pasti akan menyembunyikan kelicikan mereka setelah memahami situasinya. Mereka akan terus mendekati Joseph dan menunggu
Hayden dan Maria masih menunggu di depan pintu gedung utama. Begitu melihat Naomi, perhatian Maria langsung teralih padanya.Maria memiringkan kepalanya sambil mengamati Naomi. Terkadang dia tampak terkejut, terkadang dia tampak kebingungan.Joseph memperkenalkan, "Maria, ini ibunya Hayden, Naomi."Joseph melihat Naomi sembari memperkenalkan, "Naomi, ini istriku, Maria."Ini adalah pertama kalinya Naomi bertemu ibunya. Matanya berkaca-kaca. Dia menyapa seraya terisak, "Halo."Maria tidak menanggapi sapaan Naomi. Dia terus memandangi Naomi. Tiba-tiba, Maria memelotot dan berseru, "Celine! Celine anakku!"Naomi dan ketiga anaknya terkejut. Joseph tertegun sejenak, lalu membujuk, "Maria, jangan emosional. Nanti Naomi terkejut."Maria berujar, "Joseph, Celine sudah pulang. Dia ini Celine!"Maria berseru lagi sambil menangis, "Celine! Ini Ibu! Dia memang Celine kesayanganku! Joseph ... Celine ...."Maria mulai panik. Tangannya yang dibalut kain kasa menarik Joseph, lalu memeluk lengan Naomi
Maria sangat gembira. Dia menepuk tempat tidur dan berkata, "Nanti malam kamu tidur di sini. Ibu temani kamu tidur.""Oke," sahut Naomi.Joseph sangat terharu ketika melihat ekspresi Maria yang gembira. Naomi menjelaskan, "Dia menjadi gila karena terlalu stres. Kebetulan aku memahami ilmu psikologi. Kalau Pak Joseph nggak keberatan, aku bisa bantu periksa kondisinya."Joseph menanggapi dengan ekspresi terkejut, "Kamu memahami ilmu psikologi?"Hayden dan Jayden langsung berujar, "Mama sangat hebat. Dia juga menguasai ilmu medis!"Joseph berucap dengan ekspresi kagum, "Kalau begitu, mohon bantuanmu. Naomi, kamu baru periksa kondisinya kalau ada waktu.""Nggak usah sungkan. Apa sekarang kamu bisa biarkan kami berduaan sebentar?" timpal Naomi.Joseph menyahut, "Oke. Aku tunggu di luar. Panggil aku kalau ada masalah.""Oke," ujar Naomi.Joseph membawa anak-anak keluar. Naomi segera membujuk Maria dan membuka kain kasa yang membalut tangannya.Maria sudah disiksa selama bertahun-tahun, tetap
Camila berkata, “Aku menganggapmu sebagai teman.”Kening Dylan berkerut. “Itu berarti karena masalah malam itu. Bukannya kamu menegaskan untuk melupakannya?”Camila terdiam membisu.Suasana di dalam ruang pasien tiba-tiba terasa agak canggung.Iya, Camila terus menegaskan untuk melupakannya, tetapi dia sendiri yang tidak bisa melupakannya. Hanya saja, mereka pernah tidur bersama, bagaimana cara melupakannya?Hati Camila sungguh terasa penat. Dia tidak tahu bagaimana membalas dalam seketika. Untung saja ponselnya tiba-tiba berdering pada saat ini, membantunya memecahkan rasa canggung.Orang yang menelepon adalah Naomi. “Camila, aku dan Caden lagi dalam perjalanan ke rumah sakit. Kamu mau makan apa? Biar aku bawakan.”Camila tersenyum. “Aku baru saja berencana buat pesan makanan. Kalau kamu lewat, tolong singgah ke toko kue langganan aku buat beli beberapa potong kue dan bawakan boba buat aku. Oh, ya ….”Demi memecahkan rasa canggung, Camila berinisiatif untuk bertanya pada Dylan, “Kamu
Camila tidak menjelaskan. Dia berkata dengan galak, “Sebenarnya kamu sudah hubungi Catherine belum? Hari ini dia datang atau nggak? Kalau dia nggak datang, aku pergi, nih!”Dylan segera berkata, “Datang, datang, datang. Dia balas aku kalau dia bakal datang, tapi dia datangnya agak sorean.”Kening Camila berkerut. “Kenapa sore?”Dylan berterus terang. “Aku juga nggak tahu. Kutebak mungkin sekarang dia lagi nggak di Kota Jawhar. Dia lagi perjalanan dari luar kota.”Camila merasa tidak senang. “Jadi, kenapa kamu nggak beri tahu aku sebelumnya?”Jika Camila tahu Catherine baru akan datang di sore hari, dia pun tidak akan datang ke rumah sakit di pagi hari!Apalagi hubungan mereka berdua sudah canggung!Dylan merasa agak kesal. “Kamu juga nggak tanya ….”Camila memelototinya.Belum sempat Camila kepikiran bagaimana untuk mengomeli Dylan, Dylan malah mulai muntah lagi. Dia berbaring di samping ranjang sembari mual-mual.Tadinya Camila tidak ingin menghiraukannya. Namun, ketika melihat dia mu
Kevin juga menambahkan, “Aku juga sama! Seluruh tubuhku terasa rileks!”Di kamar rawat sebelah.Begitu melihat orang tuanya, Dylan buru-buru duduk tegak dan menyapa mereka dengan hati-hati karena takut dipukul, “Ayah, Ibu.”Kevin kembali menjadi ayah yang bijaksana dan penuh kasih sayang. “Nggak usah gugup, kami datang bukan untuk memukulmu. Kamu benar-benar beruntung karena ketemu sama Camila! Kelak, kamu harus perlakukan Camila dengan baik. Kalau kamu berani membuatnya marah, aku dan ibumu pasti akan menghabisimu!”Lyana juga tertawa. “Putraku yang baik, gimana keadaanmu hari ini? Sudah punya selera makan?”Dylan merasa sangat terkejut setelah melihat perubahan sikap orang tuanya. Dia juga sudah berubah dari putra durhaka menjadi putra yang baik? Camila benar-benar berhasil menghibur orang tuanya? Ya Tuhan, bagaimana Camila melakukannya?Dylan diam-diam melirik Camila. Begitu tatapan mereka bertemu, Camila segera mengalihkan pandangannya dan mengabaikan Dylan.Dylan pun mengalihkan
Kali ini, Kevin juga langsung menunjukkan sikapnya.“Camila, tenang saja. Kali ini, kami nggak akan paksa Dylan untuk menikahinya lagi. Meski aku ... sangat ingin Keluarga Hermanto memiliki penerus, juga benar-benar inginkan anak itu, aku lebih rela Keluarga Hermanto nggak punya penerus daripada harus memisahkan kalian!”Kevin bahkan hampir meneteskan air mata. Dia benar-benar menginginkan seorang cucu. Kata orang, ada 3 bentuk ketidakberbaktian seorang anak dan yang terbesar adalah tidak memiliki penerus keluarga. Keinginan agar putranya meneruskan garis keturunan Keluarga Hermanto selalu menjadi beban dalam hatinya.Tidak peduli siapa yang melahirkannya, semua itu sebenarnya sama saja bagi Keluarga Hermanto. Oleh karena itu, Kevin baru mengucapkan kata-kata seperti itu. Dia lebih rela tidak memiliki cucu daripada menghancurkan kehidupan Camila dan Dylan.Camila mengetahui beban pikiran Kevin. Setelah mendengar ucapan Kevin, dia merasa lumayan terharu. Selain merasa terharu, dia juga
“Camila, kamu benar-benar pacaran sama Dylan?”“Emm! Kami juga berencana untuk menikah dan punya anak. Tapi, aku masih belum tenang karena Leon belum tertangkap. Jadi, aku undur dulu masalah pernikahan.”Mata Lyana dan Kevin langsung berbinar. Mereka bertanya dengan tidak percaya, “Se ... serius?”“Serius!”Lyana dan Kevin buru-buru bertanya lagi, “Kamu nggak keberatan nikah sama dia?”Camila pun tertawa. “Dia bahkan nggak keberatan aku ini seorang janda. Kenapa aku harus keberatan nikah sama dia? Dia memang pernah punya banyak pacar, tapi dia juga bukan cowok berengsek. Dia punya pandangan hidup dan kepribadian yang baik, juga bisa menyenangkan orang. Setelah kami bersama, dia cuma setia padaku dan memperlakukanku dengan baik.”Hati Lyana dan Kevin yang sudah mati pun hidup kembali! Meskipun Camila tidak mengandung, Camila dan Dylan benar-benar sedang berpacaran. Selain itu, mereka juga memiliki rencana untuk menikah dan melahirkan anak. Bagi Lyana dan Kevin, ini adalah hal yang sang
Camila menenangkan diri, lalu berjalan ke arah kamar rawat sebelah. Memberi pelajaran pada Catherine bukanlah yang terpenting. Dia harus terlebih dahulu menghibur Lyana. Amarah yang terlalu besar akan sangat melukai tubuh. Camila tidak boleh membiarkan Lyana terus-menerus merasa marah.Sebelum Camila tiba di depan pintu kamar rawat, terlihat Caden berjalan keluar dari dari kamar rawat Lyana. Camila pun menyapanya, “Pak Caden.”Melihat Camila, Caden merasa agak terkejut. “Kapan kamu pulang?”Camila menjawab, “Aku baru beli tiket pesawatnya semalam dan tiba pagi ini.”Caden menghela napas panjang. “Bagus juga kamu pulang. Kak Fiona nggak tahu masalah Bibi Lyana, sedangkan aku juga nggak begitu bisa berkomunikasi dengan Bibi Lyana. Berhubung kamu sudah pulang, temani dan hiburlah dia.”Camila menjawab, “Kak Fiona lagi hamil. Sebaiknya jangan buat dia khawatir. Aku akan jaga Bibi Lyana.”“Emm. Naomi tahu kamu pulang?”Camila menggeleng. “Pesawatku terbang di tengah malam. Dia seharusnya s
“Anak yang dikandung Catherine itu anakmu atau bukan?”Dylan mengernyit. “Aku nggak tahu.”Camila bertanya lagi, “Jadi, kamu sudah pikirkan cara penyelesaiannya?”Dylan menggeleng lagi dan menjawab dengan kesal, “Belum.”Camila menghela napas panjang. “Ajak dia keluar. Bilang saja kalian akan pergi daftarkan pernikahan kalian hari ini.”Dylan langsung membelalak. “Aku nggak akan nikahi dia! Pernikahan itu bukan permainan anak. Aku nggak akan menikah dengannya!”Camila menjulingkan matanya. “Memangnya kamu nggak bisa bohong?”Dylan pun terlihat bingung. “Hmm?”Camila tidak menjelaskan, hanya berkata, “Kalau kamu mau tangani masalah Catherine dengan baik, turuti kata-kataku! Ajak dia keluar hari ini!”Dylan buru-buru bertanya, “Kamu punya cara penyelesaiannya?”Camila menjawab, “Kamu ajak dulu dia keluar. Paling bagus kalau bisa ajak dia ketemu di rumah sakit. Aku akan bicara dengannya.”Dylan segera menunjukkan tampang layaknya seekor pug dan menyanjung, “Kalau kamu bisa bantu aku tanga
Keesokan paginya.Dylan terbaring di ranjang pasien dan tidak berhenti muntah kering. Dia memanggil Caden dengan lemas, “Caden, tolong ambilkan segelas air untukku. Aku mau kumur-kumur. Cepat dikit. Mulutku bau banget.”Pintu kamar pasien dibuka seseorang, lalu tercium aroma familier seseorang ....Dylan menyadari sesuatu dan jantungnya tiba-tiba berdebar kencang. Dia pun buru-buru mendongak.Camila mengenakan mantel panjang dan menggeraikan rambut ikal panjangnya yang berwarna cokelat sedang berdiri di depan pintu. Dia juga memakai masker, kacamata hitam, dan sepatu hak tinggi setinggi 7 cm. Sebelah tangannya bertumpu pada koper, sedangkan yang satu lagi dimasukkan ke saku mantel. Dia benar-benar terlihat layaknya seorang wanita yang mendominasi.Meskipun Camila membalut dirinya dengan rapat, Dylan tetap langsung mengenalinya. Seluruh tubuh Dylan pun menegang. Entah kenapa, dia mulai merasa panik dan jantungnya juga berdebar makin kencang. Dia hanya menatap Camila dengan mata membelal
“Halo, Naomi. Kangen sama aku?”Naomi menghela napas dan berkata, “Hari ini, Bibi Lyana pingsan.”Camila seketika terkejut. “Bibi Lyana kenapa?”Naomi menceritakan masalah Catherine kepada Camila. Setelah tertegun beberapa saat, Camila baru menyahut, “Benar-benar ada orang yang mengandung anak Dylan? Ternyata mual kehamilan bisa berpindah ke seorang ayah!”Di pagi hari, mereka baru membicarakan hal ini. Camila dan Naomi merasa Dylan hanya sakit, tetapi tidak percaya mual kehamilan bisa berpindah ke seorang ayah. Tak disangka, berita heboh mengenai kehamilan Catherine langsung keluar malamnya.Naomi berujar, “Masih belum tentu itu anak Dylan atau bukan. Apalagi, itu cuma kata-kata sepihak Catherine. Dia bahkan menolak untuk melakukan tes DNA. Aku rasa pasti ada yang disembunyikannya.”Camila terdiam sejenak sebelum menjawab, “Memang ada yang aneh. Kalau itu memang anak Dylan, dia pasti akan biarkan Dylan tes DNA dengan tenang! Tapi, Catherine bernyali juga. Beraninya dia mengancam Dylan