Orang misterius berkata, “Aku bisa beri tahu kamu kabar Leon. Aku juga bisa bantu kamu untuk menyembunyikan identitas Andrew. Sekarang dia lagi di Yenar. Kalau aku melakukan sesuatu, dia pun nggak bakal bisa kembali lagi. Dia akan mati di sana.”Ekspresi Caden berubah muram dan juga dingin.“Kabar Leon nggak pantas untuk ditukar dengan kabarku. Mengenai Andrew … coba saja kalau kamu mau sentuh dia. Kalau dia kenapa-napa karena kamu, aku akan membuatmu menyesal! Setelah aku benar-benar menemukan virus generasi ke-8, aku akan segera menyerahkannya kepada negara. Nggak ada yang perlu kita bicarakan lagi!”Orang misterius terdiam sesaat, baru berkata, “Bercanda. Aku juga malas untuk ikut campur dalam masalah Andrew. Haih, turut berduka cita, ya. Setelah kamu menemukan virus generasi ke-8 yang sebenarnya, aku pasti akan pergi menemuimu!”Usai berbicara, orang misterius pun mengakhiri panggilan.Saat mendengar suara telepon diakhiri, kening Caden pun berkerut.Steven sedang mengendarai mobil
“Percayalah padaku, aku akan bertanggung jawab! Aku juga akan membuatmu jadi wanita paling bahagia dan dihormati di dunia ini!” bisik pria itu dengan nada tegas.Naomi menggeleng kuat dan berseru, “Jangan ... jangan .... Ah!”Begitu pria itu mengerahkan kekuatannya, Naomi pun berteriak kesakitan dan langsung pingsan saking sakitnya. Saat tersadar kembali, sudah tidak ada lagi orang di sisinya, hanya terlihat tumpukan tisu dan pakaiannya yang berserakan di atas lantai. Semua itu adalah bukti kegilaan yang baru saja terjadi sebelumnya.Naomi menggigit bibirnya sambil mencengkeram seprai dengan kuat. Pandangannya berangsur-angsur kabur ....Naomi Tandi sudah menikah. Hari ini, dia datang ke bandara untuk menjemput suaminya. Namun, dia tidak bertemu suaminya, malah kehilangan kesuciannya. Apa ini termasuk perselingkuhan? Selanjutnya, apa yang harus dia lakukan? Bagaimana dia bisa menghadapi suaminya?Saat Naomi datang menjemput suaminya, tiba-tiba terjadi kekacauan di bandara. Dalam kepani
Enam tahun kemudian, di stasiun kereta api Kota Jawhar. Naomi yang membawa 3 putra kembarnya keluar dari stasiun kereta api langsung menarik perhatian semua orang. Naomi sendiri berpenampilan sederhana, tetapi luar biasa cantik meski tidak berdandan. Gerak-geriknya mampu membuat orang-orang terpana. Sementara itu, anak-anaknya juga terlihat sangat menggemaskan. Mereka memakai masker sehingga hanya menunjukkan mata besar yang sangat jernih dan bulu mata yang panjang. Namun, semua itu sudah cukup untuk meluluhkan hati semua orang.Naomi mengabaikan tatapan orang-orang. Dia berdiri di depan gerbang stasiun kereta api sambil menatap lingkungan di sekitar yang terasa familier nan asing dengan perasaan campur aduk.Dulu, Naomi langsung diceraikan tanpa mendapatkan apa-apa karena Caden menuduhnya berselingkuh. Sebulan kemudian, dia dinyatakan hamil dan tuduhan Caden terbukti. Gosip-gosip yang timbul hampir mematahkan semangat hidupnya.Orang tua asuh Naomi merasa dia sangat memalukan dan sud
Berhubung tidak sempat menghentikan Hayden, Braden pun memapah Jayden untuk berdiri sambil bertanya dengan penuh kasih sayang, “Jayden, mana yang sakit?”“Bagian sini ... sama sini,” jawab Jayden dengan terisak sambil menunjuk bokong dan kakinya.Begitu mengangkat celana Jayden, Braden langsung tercengang. Sebab, ada memar besar yang menghiasi kaki mulus Jayden. Braden langsung mengepalkan tangannya dan merasa sangat marah. Dia awalnya tidak berharap Hayden menimbulkan masalah. Sekarang, dia justru mendukung Hayden memberi pelajaran pada orang itu. Apa orang itu mengira Jayden bisa ditindas dengan seenaknya?“Nggak apa-apa. Jayden, Kakak bantu tiup, ya. Habis ditiup, lukanya nggak akan sakit lagi,” hibur Braden.Jayden mengangguk dan menjawab dengan tampang sedih, “Emm.”Di sisi lain, Hayden sudah mengejar Jessica sampai ke luar stasiun kereta api. Begitu melihat Jessica hendak naik ke mobil, dia segera mengadang di hadapan Jessica dan bertanya dengan tampang garang, “Woi, Jelek! Beran
Pada saat yang sama, Hayden sudah berkumpul kembali dengan Naomi.Naomi tidak tahu masalah besar apa yang sudah ditimbulkan Hayden. Saat melihat Hayden berlari kembali, dia bertanya dengan khawatir, “Hayden, kamu ke mana saja? Mama sudah cari kamu dari tadi.”Melihat sikap ibunya, Hayden tahu bahwa ibunya yang polos itu pasti belum tahu apa yang sudah terjadi. Dia pun menjawab sambil tersenyum, “Mama, nggak usah khawatir. Karena baru pertama kali datang, aku pun penasaran, jadi aku jalan-jalan ke sekeliling. Tempat ini ramai banget, ya!”“Tentu saja! Ini adalah salah satu kota terbesar di negara ini! Jadi, kamu nggak boleh keluyuran, ya! Kalau kamu diculik orang, bagaimana dengan Mama, Braden, dan Jayden?”Hayden memukul dadanya sembari menjawab, “Mama, nggak usah khawatir. Kalau ada penculik yang ingin menangkapku, seharusnya Mama khawatir sama penculiknya. Siapa suruh mamaku melahirkan anak sepintar aku. Mana mungkin aku bisa diculik?”“Kamu memang paling jago melawan!” tegur Naomi.
Saat melihat Naomi, ada kilatan aneh yang juga melintasi mata Caden. Dia bereaksi seperti itu bukan karena Naomi sangat cantik, melainkan merasa Naomi lumayan familier .... Caden merasa seperti pernah bertemu dengan Naomi sebelumnya. Namun, setelah mengamati Naomi dengan saksama, dia tetap tidak ingat di mana mereka pernah bertemu. Setelah itu, dia pun berjalan ke depan meja rapat dan duduk dengan ekspresi dingin.Saat melihat tatapan membunuh Naomi, Caden mau tak mau mengerutkan keningnya. Putra Naomi sudah merusak mobilnya, tetapi Naomi bukannya meminta maaf, malah menatapnya dengan tatapan seperti sedang memelototi musuh. Meskipun berperawakan kecil, Naomi benar-benar bernyali seperti putranya.“Kenapa kamu suruh anakmu merusak mobilku?” tanya Caden. Dia langsung menyalahkan Naomi atas perbuatan Hayden.Naomi masih mengepalkan tangannya dan memelototi Caden. Berhubung terlalu emosi, seluruh tubuhnya pun gemetar. Begitu mendengar ucapan Caden, dia merasa agak bingung. Apa pria itu t
Sangat jelas bahwa Caden telah menyalahartikan maksud Naomi. Dia merasa Naomi sedang merayunya di depan umum. Dia pun memaki, “Dasar nggak tahu malu!”Naomi membelalak dan tahu bahwa Caden telah salah paham. Dia buru-buru menjelaskan, “Kamu salah paham. Aku cuma mau lihat ....” (Apa ada bekas gigitan di bahumu atau nggak!)Setelah pingsan dulu, Naomi sempat tersadar lagi karena kesakitan. Jadi, dia pun menggigit bahu pria itu dengan kuat. Dengan kekuatan seperti itu, gigitannya pasti akan meninggalkan bekas di kulit orang normal. Apabila ada bekas gigitan di bahu Caden, dia sudah bisa membuktikan bahwa Caden adalah pria bajingan itu. Namun, sebelum Naomi menyelesaikan kalimatnya, ponsel Caden tiba-tiba berdering. Dia pun mengangkat teleponnya dan bertanya, “Ada apa?”Entah apa yang dikatakan orang di ujung telepon sehingga membuat ekspresi Caden berubah drastis. Kemudian, terdengar Caden menjawab, “Aku akan segera pulang.”Setelah memutuskan sambungan telepon, Caden langsung pergi den
“Rayden ....”“Kamu keluar saja. Aku mau tenangkan diri.”Caden merasa tidak berdaya dan hanya bisa meninggalkan Rayden untuk sementara. Begitu keluar dari kamar, ekspresinya langsung berubah. Baru saja dia hendak pergi ke rumah Jessica, Jessica yang berlinang air mata tiba-tiba muncul di ruang tamu lantai 1.Begitu melihat Caden keluar dari kamar Rayden, Jessica buru-buru menghampirinya dan bertanya dengan penuh perhatian, “Caden, bagaimana keadaan Rayden?”Ekspresi Caden sangat dingin, tetapi dia tidak langsung meluapkan emosinya. Bagaimanapun juga, Jessica adalah penyelamat Rayden. Dulu, Jessica yang menemukan Rayden di depan pintu sehingga berhasil menyelamatkan nyawanya. Caden pernah curiga apakah benar ada kejadian yang begitu kebetulan? Dia sempat berpikir mungkin saja demi mendekatinya, Jessica menyembunyikan ibu kandung Rayden, lalu sengaja meletakkan Rayden yang baru lahir di depan pintunya dan berpura-pura menyelamatkan Rayden agar dia merasa berterima kasih pada Jessica. D
Orang misterius berkata, “Aku bisa beri tahu kamu kabar Leon. Aku juga bisa bantu kamu untuk menyembunyikan identitas Andrew. Sekarang dia lagi di Yenar. Kalau aku melakukan sesuatu, dia pun nggak bakal bisa kembali lagi. Dia akan mati di sana.”Ekspresi Caden berubah muram dan juga dingin.“Kabar Leon nggak pantas untuk ditukar dengan kabarku. Mengenai Andrew … coba saja kalau kamu mau sentuh dia. Kalau dia kenapa-napa karena kamu, aku akan membuatmu menyesal! Setelah aku benar-benar menemukan virus generasi ke-8, aku akan segera menyerahkannya kepada negara. Nggak ada yang perlu kita bicarakan lagi!”Orang misterius terdiam sesaat, baru berkata, “Bercanda. Aku juga malas untuk ikut campur dalam masalah Andrew. Haih, turut berduka cita, ya. Setelah kamu menemukan virus generasi ke-8 yang sebenarnya, aku pasti akan pergi menemuimu!”Usai berbicara, orang misterius pun mengakhiri panggilan.Saat mendengar suara telepon diakhiri, kening Caden pun berkerut.Steven sedang mengendarai mobil
Orang misterius berkata, “Aku ingin pergi, tapi aku nggak bisa ke sana. Kalau aku ke sana, bukannya kamu akan menangkapku? Terlalu berbahaya.”Caden tidak melanjutkan omongannya. Dia menyalakan rokok, lalu mengisapnya sembari memandang ke luar jendela.“Apa kamu orangnya?” Orang misterius bertanya kembali, “Siapa?”Caden berkata, “Saat ayahku masih hidup, dia memperlakukanmu dengan nggak baik. Dulu kamu juga sangat mencintai negaramu.”Orang misterius terkekeh. Suara tawanya terdengar sangat mengerikan.“Cinta negara? Hehe, aku lebih mencintai uang. Coba kamu katakan, siapa aku? Kalau tebakanmu benar, besok aku akan pergi menemuimu.”Caden tidak berbicara. Sebelum saatnya, dia tidak akan mengatakan nama di dalam hatinya. Jika tebakannya salah, bisa jadi orang itu akan menjadi kambing hitam.Caden merokok lagi, lalu mengetuk batang rokok. Nada bicaranya masih kedengaran sangat tenang. “Kalau kamu menginginkan virus generasi ke-8, kamu mesti datang mencariku. Kalau kamu nggak datang sen
Waktu berlalu dengan sangat cepat. Dalam sekejap mata, akhir bulan pun telah tiba.Berhubung master dari kuil mengganti jadwal pembukaan peti sebanyak 2 kali, pada akhirnya jadwal pembukaan peti ditetapkan pada tanggal 26 September jam 10 pagi. Hanya berbeda beberapa hari dari hari ulang tahun Caden. Tanggal ulang tahun Caden adalah 29 September.Malam sebelum hari pembukaan peti, Naomi kembali memeriksa kembali barang-barang yang diperlukan saat ritual. Dia tidak ingin ada yang salah.Naomi sangat mengagumi dan menghormati Darman dan Wanda. Dia tidak tahu bagaimana mengekspresikan rasa cinta seorang menantu terhadap mereka, jadi dia hanya bisa melakukan apa yang bisa dia lakukan. Dia ingin menjalankan upacara pembukaan peti dengan sangat sempurna.Setelah menyibukkan diri, waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Anak-anak sudah tidur dari tadi. Naomi pun pergi ke ruang baca untuk melihat Caden.Caden sedang duduk dan merokok di sana. Ketika melihat kedatangan Naomi, dia segera mematik
Caden terdiam.Dylan dapat menebaknya. Dia pun merasa gembira atas penderitaan Caden.“Haha. Kesalahan apa yang kamu perbuat? Sampai diusir Bu Naomi dari kamar!”Raut wajah Caden berubah muram. Dia tidak membahas topik pembicaraan ini lagi, melainkan menyampaikan pesan Naomi sebelumnya. Kemudian, Caden kembali menegaskan, dia tidak peduli apakah Dylan akan mengejar Camila atau tidak. Kalau Camila bersedih karena Dylan, dia pasti akan membantu Naomi untuk memberi pelajaran kepada Dylan.Setelah mendengar, Dylan sungguh kehabisan kata-kata. “Setelah punya cewek, kamu jadi nggak punya perasaan, ya! Padahal aku ingin menghiburmu tadi. Apa kamu nggak bisa sedikit pun memikirkan perasaan sahabatmu?”Caden berkata, “Aku lagi serius.”Dylan menggigit bibirnya. “Ampun! Apa perlu kamu begitu takut sama istrimu? Aku sungguh nggak habis pikir, apa yang perlu ditakutkan dari seorang cewek? Itulah alasannya aku nggak mau menikah. Kalau aku menikah, aku pasti akan menjadi raja di hadapan istriku! Dia
Naomi mengambil nasi, lalu berjalan keluar. Joseph tersenyum dengan tidak berdaya.Joseph memalingkan kepalanya untuk melirik Caden sekilas. Dia mengangkat-angkat pundaknya dengan tidak berdaya. ‘Papa juga sudah berusaha, tapi Papa nggak bisa membantumu.’Setelah Naomi menyajikan makanan keluar, dia melihat Caden sekilas, lalu segera mengalihkan pandangannya. Dia berlagak tidak melihat ekspresi kasihan Caden.Sebenarnya Naomi ingin pisah kamar dengan Caden demi memberi pelajaran kepada Caden. Selain itu, masih ada alasan lain lagi. Dia ingin mempersiapkan sebuah kejutan untuk Caden, sebagai hadiah ulang tahunnya. Berhubung adalah kejutan, tentu saja tidak boleh kelihatan oleh Caden.Jadi, sementara ini Naomi mesti mengabaikan ekspresi malang Caden.Sebelum tidur, demi menenangkan hati anak-anak dan tidak khawatir dengan masalah siang hari tadi, Naomi sengaja menyuruh anak-anak ke kamarnya. Dia juga membacakan dongeng sebelum tidur untuk mereka.Setelah anak-anak telah mengantuk, mereka
“Apa katamu?” Naomi berkata, “Kataku, malam ini kamu tidur di kamar tamu!”Caden merasa gugup. “Jangan! Kamu pukul aku saja!”Caden mengambil gantungan pakaian, lalu kembali menyerahkannya kepada Naomi.Naomi tidak mengambilnya. “Aku sudah bilang tadi, aku nggak akan pukul kamu, tapi aku ingin beri pelajaran sama kamu!”“Istriku ….”“Jangan panggil aku. Aku makan dulu di bawah. Terserah kalau kamu mau berlutut.”Naomi berjalan ke sisi pintu. Caden segera mengejarnya. Dia menarik lengan Naomi. Naomi malah menepisnya. Ketika melihat Naomi hendak keluar pintu kamar, Caden langsung membulatkan tekadnya untuk menindih Naomi di daun pintu, kemudian menciumnya. Dia berencana meluluhkan hati Naomi.Saat Caden mencium Naomi, Naomi mengelak. “Caden, kamu benar-benar minta dipukul, ya?”“Istriku, aku sudah menyadari kesalahanku. Kamu boleh pukul aku, tapi kamu nggak boleh pisah ….”Belum sempat Caden menyelesaikan omongannya, terdengar suara Baby dari luar. “Kak Braden, Kak Hayden, Kak Jayden, K
“Kamu yang serius!” Nada bicara Naomi bagai seorang guru yang sedang mendidik seorang murid saja. Murid itu juga sangat penurut.Caden segera menyembunyikan senyumannya, lalu melangkah ke hadapan Naomi.Tanpa menunggu Naomi meluapkan amarahnya, dia langsung berlutut di lantai!Naomi terbengong. Dia spontan ingin meloncat, tetapi Caden malah menahannya.Caden berlutut di hadapan Naomi, lalu meminta maaf, “Masalah hari ini salahku. Nggak seharusnya aku membelakangimu meminta izin buat Hayden, apalagi izin sakit! Aku benar-benar sudah menyadari kesalahanku. Aku jamin kelak aku nggak akan mengulanginya lagi!”“Semua orang juga berkata, maafkanlah orang yang ingin bertobat. Aku mohon Istriku, beri aku 1 kesempatan. Ampuni aku kali ini.” Naomi masih terbengong dengan sosok Caden yang berlutut. Dia mengejapkan matanya untuk beberapa saat. “Kamu … kamu berdiri!”“Kalau istriku nggak memaafkanku, aku nggak akan berdiri!”Naomi juga merasa panik. “Apa kamu nggak tahu cowok itu nggak boleh asal
Sekarang setelah dipikir-pikir, Caden sungguh merasa menyesal. Besok adalah hari Sabtu, Hayden juga tidak sekolah. Seharusnya Caden baru membawanya ke markas militer besok.Namun, menyesal juga sudah terlambat.Joseph merasa kasihan ketika melihat kerutan di kening menantunya. Dia pun berkata, “Kamu akui kesalahanmu dulu. Pakai cara lama. Kalau dia pukul kamu, kamu jerit saja, kami akan menyelamatkanmu.”Caden membalas, “Terima kasih, Papa.”Di dalam ruang tamu, Maria sedang menggendong Baby untuk pergi mencari Angel. Hanya tersisa Braden, Jayden, dan Rayden saja di sana.Begitu Caden memasuki ruangan, Braden langsung berkata padanya, “Celaka! Mama menyadari masalah kamu minta izin buat Hayden. Sekarang ada aura membunuh di dalam tatapannya. Kamu persiapkan mentalmu dulu.”Caden menatap Braden dengan bingung. “Bagaimana kamu bisa tahu?”Braden menjawab, “Tadi saat aku turun dari lantai atas, kami pergi sapa Mama. Mama berusaha untuk tersenyum sama kita, kemudian dia suruh kami untuk ma
Sekitar 10 menit kemudian, Caden pulang bersama anak-anak.Satu tangan Caden menggendong Baby. Kemudian, tangannya yang satu lagi menenteng tas sekolah Baby.Hari ini Baby mengepang dua rambutnya dengan jepitan kelinci imut. Dia mengenakan terusan tuan putri dengan kaus kaki berwarna putih. Sementara itu, dia mengenakan sepatu kulit dengan mutiara di atasnya. Matanya bulat. Pipinya tembem. Dia memang kelihatan sangat imut. Keempat teman mengenakan kemeja dan celana model sama, dengan memikul tas ransel. Mereka semua kelihatan sangat tampan.Keempat bocah langsung berlari ke gedung utama. Belum sempat mereka memasuki gedung, malah duluan terdengar suara jeritan mereka, “Kakek, Nenek, kami sudah pulang!”Joseph dan Maria sudah menunggu dari tadi. Mereka langsung berjalan menyambut kepulangan anak-anak dengan gembira. “Iya, iya!”Ketika melihat keempat cucu tampan mereka, mereka semakin gembira lagi. Mereka memeluk dan mencium 1 per 1 cucu mereka.Baby yang digendong Caden mengikuti di