“Mamamu emosi, langsung menampar orang tua anak itu. Sekarang kondisi pun menjadi kacau.”Naomi sungguh merasa panik. “Apa Mama terluka?”“Nggak, ada aku dan sekuriti sekolah yang melindunginya. Hanya saja, sekarang masalah semakin kacau, orang tua anak itu juga nggak bersedia untuk damai. Guru juga nggak izinkan kami untuk bicara dengan orang tua anak itu. Pihak sekolah minta kamu dan Caden untuk kemari.”Naomi bertanya lagi, “Apa hari ini Tiara nggak di sekolah?”“Nggak. Sepertinya dia ada seminar.”Kening Naomi berkerut. “Sekarang aku masih dalam perjalanan pulang. Papa beri tahu guru dulu, kami akan tiba sekitar 40-an menit. Kamu dan Mama jaga anak-anak dulu. Jangan berdebat sama mereka lagi.”“Oke, oke.”Panggilan diakhiri, Naomi segera menelepon guru taman kanak-kanak untuk menanyakan kondisi. Guru memberi tahu kondisi di sekolah, kemudian berkata berharap bisa membahasnya dengan tatap muka.Ketika melihat Naomi mengakhiri panggilan lagi, Caden bertanya, “Mereka berantem dengan s
Kening Naomi berkerut. Dia tidak percaya dengan omongan Nico! Naomi tahu jelas bagaimana karakter anak-anaknya. Rayden memang tidak suka berhubungan dengan orang asing, tapi dia memiliki sopan santun. Seandainya Nico benar-benar ingin berteman dengan Rayden, Radyen tidak mungkin akan mengabaikannya!Sementara, karakter Jayden lebih lembut, tidak mungkin dia mengambil inisiatif untuk memukul orang lain! Hayden memang jago berkelahi, tapi dia juga punya batasan saat turun tangan. Tidak mungkin dia akan memukul Nico secara habis-habisan!“Apa kata Hayden, Jayden, dan Rayden?” Guru merasa tidak berdaya. “Rayden nggak bersedia mengatakan apa pun. Aku sudah bertanya beberapa kali. Dia hanya terdiam saja.”Ketika kepikiran Rayden yang sedang mengerutkan keningnya, Naomi pun merasa sakit hati. “Apa kata Hayden dan Jayden?”Guru menjawab, “Kata Jayden, dia melihat Nico mengambil pensil dan menusuk Rayden. Itulah sebabnya Jayden bisa pergi melindungi Rayden. Kalau kata Hayden, Nico selalu meni
Rayden menangis terisak-isak. “Aku nggak suka sama Nico. Dia selalu ambil barangku tanpa permisi, juga suka panggil aku Bisu. Tadi dia paksa aku buat bicara, tapi aku nggak mau. Dia pun marah, ingin pukul aku. Dia bisa seni bela diri. Aku dan Jayden nggak bisa mengalahkannya.”Jayden berkata, “Aku juga nggak suka dia. Dia jahat sekali!”Baby menangis. “Dia … dia tahu aku punya Angel. Dia bilang dia mau bunuh Angel, lalu dimasak jadi sup. Huhu ….”Hayden mengepal erat kedua tangannya. “Aku memang nggak suka sama dia. Dia selalu saja mengangkat jari tengahnya untuk provokasi aku. Aku sudah bersabar, tapi hari ini aku nggak bisa bersabar lagi. Dia malah berani turun tangan terhadap Rayden dan Jayden!”Raut wajah Braden kelihatan muram. Saat bertengkar hari ini, dia tidak berada di ruang kelas. Jika tidak, semua itu pasti tidak akan terjadi. Hanya saja, Braden tahu semua itu adalah ulah Nico.“Mama, aku sudah tanya beberapa teman di kelas. Mereka semua bilang Nico yang duluan turun tangan.
Si pria mengeluarkan suara tawa sinis.“Kalau begitu, kita selesaikan secara pribadi dulu. Berani nggak kamu lawan aku di atas arena pertandingan? Kalau aku kalah, kita lupakan masalah hari ini. Kalau sampai kamu kalah, kalian bukan hanya mesti bayar ganti rugi, kalian juga mesti bersujud untuk minta maaf sama aku!”Ahli bela diri dari Negara Thaima langsung bersorak, “Kalau kamu itu cowok, ayo kita bertanding!”Wanita itu menatap Naomi, lalu berkata dengan nada menyindir, “Kalau kalian nggak berani bertanding, langsung saja bersujud dan minta maaf. Panggil juga anak-anakmu dan wanita gila itu untuk sekalian bersujud. Selesai minta maaf, biarkan anakku pukul si Hayden itu. Kemudian, kita anggap masalah ini sudah berlalu.”Caden bahkan tidak melirik wanita itu sama sekali, langsung bertanya kepada ayahnya Nico, “Rencananya tanding di mana? Gimana kalau tanding di balai seni bela diri kalian saja?”Si pria merasa syok. “Kamu tahu juga keluarga kami buka bisnis balai seni bela diri. Kamu
Rayden berkata lagi, “Aku juga sudah menyelidiki latar belakang keluarganya Nico. Kakeknya adalah seorang ahli seni bela diri yang sangat hebat. Dia sangat terkenal di Negara Thaima! Sementara, ayah dan pamannya juga adalah juara ahli seni bela diri di Negara Thaima. Mereka semua itu keturunan seni bela diri, makanya mereka bisa buka balai seni bela diri.”Jayden kelihatan cemas. “Papa, bagaimana kalau sampai kamu kalah?”Caden mengusap kepala Jayden dengan lembut. “Tenang saja, kalau aku nggak sanggup, aku juga nggak bakal terima ajakannya. Saat perjalanan ke sekolah tadi, aku sudah menyelidiki latar belakang keluarganya Nico. Papa nggak bakal kalah.”Kakeknya Nico memang adalah tokoh yang hebat. Reputasinya cukup terkenal di dunia seni bela diri. Hanya saja, ayahnya Nico tidak sehebat itu. Waktu itu, dia bisa mendapatkan juara pertama juga karena main belakang. Caden bisa memastikan bahwa dirinya tidak akan kalah jika berhadapan dengan Nico. Lagi pula, dia juga punya pemikirannya se
Caden menyipitkan matanya. “Emm?”Braden mengeluarkan sesuatu kepada Caden. “Pakai ini.”Caden melihat sekilas. Benda ini Braden dapatkan dari Tony dengan menggunakan identitas Braxton-nya.Benda ini sangatlah hebat di kota gelap ini.Konon katanya, dengan menggunakan benda ini, bisa bertanya apa pun terhadap majikannya. Tidak ada hal di dunia ini yang tidak bisa dijawab majikannya. Mengenai siapa majikan dari benda ini, tidak ada yang mengetahuinya.Sebelumnya demi mencari ibunya Rayden, Caden juga pernah kepikiran untuk menggunakannya. Hanya saja, dia tidak menemukan kesempatan.Mengenai bagaimana Tony bisa mendapatkannya, Caden juga tidak mengetahuinya. “Seandainya ada yang Papa curigakan, Papa bisa menggunakannya. Biar kita bisa menemukan virus generasi ke-8 yang asli!” Braden mengernyitkan keningnya, kemudian berbicara dengan raut serius.Dari semua anak-anaknya, Braden adalah satu-satunya yang sangat teliti. Kecerdasannya juga mewarisi Caden!Selain Caden, hanya Braden saja yang
Caden menulis doa kepada Wanda dan Darman, mengenang kembali memori kebersamaan mereka. Dia tidak sedikit pun kelihatan sedih. Alhasil, Naomi pun merasa ada yang aneh! Mereka berdua sudah bersama dalam waktu lama. Ini pertama kalinya Caden kelihatan begitu santai dalam menangani masalah Wanda dan Darman.Ketika Naomi membantu merapikan pakaian Caden, dia bertanya, “Apa yang kamu dan Braden katakan di lantai atas tadi siang? Kenapa kamu kelihatan gembira sekali?”Caden menunjukkan ekspresi puasnya. “Kata Braden, aku sangat unggul, mulia, dan merupakan ayah yang baik.”Ujung bibir Naomi refleks melengkung ke atas. “Pantas saja kamu segembira ini. Ternyata kamu mendapat pengakuan dari anak!”Caden berkata, “Ucapan itu enak didengar sekali.”Naomi merapikan dasi Caden. Kedua tangannya diletakkan di atas pundak Caden. “Aku merasa kamu bukan hanya seorang ayah yang baik, kamu juga seorang suami yang hebat.”Caden menyipitkan matanya. “Ucapanmu ini juga enak didengar.”Caden mengangkat tanga
Baru saja Caden pergi, Hayden diam-diam keluar dari jendela. Master Bercodet sedang menunggunya di luar. Mereka berdua berangkat menuju balai seni bela diri.Hati Hayden terasa penat. Sepertinya dia merasa bingung.Baru saja Master Bercodet hendak berbicara untuk menanyakan apa yang terjadi untuk mengatasi kebingungannya, Hayden pun bertanya, “Paman Seperguruan, menurutmu, kenapa Papa suka sekali mencium Mama?”Master terdiam membisu. Bagaimana dia menjawab pertanyaan ini? Dia juga tidak pernah berpacaran. Dia tidak mengerti kenapa pasangan suami istri suka bermesra-mesraan. Setelah berpikir beberapa saat, Master pun berkata, “Mungkin karena cinta.”Hayden bertanya, “Kalau begitu, setelah aku besar nanti, apa aku akan seperti papaku? Selalu menempel dan mencium istriku?”Master Bercodet membalas, “Belum … pasti.”“Kenapa belum pasti? Tadi bukannya kamu bilang Papa cium Mama karena cinta? Aku pasti juga akan mencintai istriku, lalu menciumnya tiap hari.”Master Bercodet berkata, “Mungk
Selebgram itu sampai berlinangkan air mata.“Aku melihat seorang ayah dan suami yang mulia, melihat seorang petarung yang begitu mulia, dan juga melihat warga negara yang begitu mencintai negaranya!”Semua orang Negara Thaima di tempat juga semakin antusias lagi. Mereka berteriak dengan penuh semangat, bersorak mendukung Nico.Di dalam arena, ada juga petarung dari area Timur. Mendengar kata-kata itu, dia hanya mencibir dan mengingatkan, “Karena ini hanya pertandingan persahabatan, jangan membawa nama bangsa. Kalian hanya mewakili diri sendiri, jangan mengaitkannya dengan negara. Jangan merusak hubungan baik antara kedua negara.”Mendengar itu, ayah Nico langsung mengernyitkan keningnya.Beberapa petarung Thaima yang lebih frontal. Mereka segera mengarahkan kemarahan mereka kepadanya.Ada yang memaki-maki, ada yang mengacungkan jari tengah, bahkan ada yang langsung mendorong dan menyentuhnya dengan sengaja.Petarung muda dari Timur yang masih penuh semangat dan emosi, langsung membalas
Saat Hayden kembali ke Vila Maison, dia pun berjaga di luar Vila Maison. Waktu paling gembira Master adalah pada jam 5-7 pagi. Itu adalah waktu dia membawa Hayden untuk latihan di belakang gunung.Sekarang Hayden ingin menambah waktu latihannya, itu berarti waktunya untuk menemani Hayden akan semakin banyak lagi. Itulah sebabnya dia merasa gembira.“Kalau begitu, setiap malam kita tambah latihan 1 jam. Kemudian, kamu baru mandi dan tidur.”“Oke!” Si pria tua dan anak kecil sudah selesai berembuk. Mereka pun mengenakan masker wajah, lalu berjalan ke dalam balai seni bela diri.Suasana di luar pintu balai seni bela diri sangat ramai. Ada banyak orang yang melakukan siaran langsung. Kebanyakan dari mereka adalah selebgram dari Negara Thaima. Mereka sedang berbicara bahasa Thaima yang tidak dimengerti Hayden dan Master.Berhubung tidak mengerti, mereka berdua juga tidak peduli, langsung berjalan ke dalam balai seni bela diri.Saat berada di bagian pemeriksaan tiket masuk, terlihat ada 2 or
Baru saja Caden pergi, Hayden diam-diam keluar dari jendela. Master Bercodet sedang menunggunya di luar. Mereka berdua berangkat menuju balai seni bela diri.Hati Hayden terasa penat. Sepertinya dia merasa bingung.Baru saja Master Bercodet hendak berbicara untuk menanyakan apa yang terjadi untuk mengatasi kebingungannya, Hayden pun bertanya, “Paman Seperguruan, menurutmu, kenapa Papa suka sekali mencium Mama?”Master terdiam membisu. Bagaimana dia menjawab pertanyaan ini? Dia juga tidak pernah berpacaran. Dia tidak mengerti kenapa pasangan suami istri suka bermesra-mesraan. Setelah berpikir beberapa saat, Master pun berkata, “Mungkin karena cinta.”Hayden bertanya, “Kalau begitu, setelah aku besar nanti, apa aku akan seperti papaku? Selalu menempel dan mencium istriku?”Master Bercodet membalas, “Belum … pasti.”“Kenapa belum pasti? Tadi bukannya kamu bilang Papa cium Mama karena cinta? Aku pasti juga akan mencintai istriku, lalu menciumnya tiap hari.”Master Bercodet berkata, “Mungk
Caden menulis doa kepada Wanda dan Darman, mengenang kembali memori kebersamaan mereka. Dia tidak sedikit pun kelihatan sedih. Alhasil, Naomi pun merasa ada yang aneh! Mereka berdua sudah bersama dalam waktu lama. Ini pertama kalinya Caden kelihatan begitu santai dalam menangani masalah Wanda dan Darman.Ketika Naomi membantu merapikan pakaian Caden, dia bertanya, “Apa yang kamu dan Braden katakan di lantai atas tadi siang? Kenapa kamu kelihatan gembira sekali?”Caden menunjukkan ekspresi puasnya. “Kata Braden, aku sangat unggul, mulia, dan merupakan ayah yang baik.”Ujung bibir Naomi refleks melengkung ke atas. “Pantas saja kamu segembira ini. Ternyata kamu mendapat pengakuan dari anak!”Caden berkata, “Ucapan itu enak didengar sekali.”Naomi merapikan dasi Caden. Kedua tangannya diletakkan di atas pundak Caden. “Aku merasa kamu bukan hanya seorang ayah yang baik, kamu juga seorang suami yang hebat.”Caden menyipitkan matanya. “Ucapanmu ini juga enak didengar.”Caden mengangkat tanga
Caden menyipitkan matanya. “Emm?”Braden mengeluarkan sesuatu kepada Caden. “Pakai ini.”Caden melihat sekilas. Benda ini Braden dapatkan dari Tony dengan menggunakan identitas Braxton-nya.Benda ini sangatlah hebat di kota gelap ini.Konon katanya, dengan menggunakan benda ini, bisa bertanya apa pun terhadap majikannya. Tidak ada hal di dunia ini yang tidak bisa dijawab majikannya. Mengenai siapa majikan dari benda ini, tidak ada yang mengetahuinya.Sebelumnya demi mencari ibunya Rayden, Caden juga pernah kepikiran untuk menggunakannya. Hanya saja, dia tidak menemukan kesempatan.Mengenai bagaimana Tony bisa mendapatkannya, Caden juga tidak mengetahuinya. “Seandainya ada yang Papa curigakan, Papa bisa menggunakannya. Biar kita bisa menemukan virus generasi ke-8 yang asli!” Braden mengernyitkan keningnya, kemudian berbicara dengan raut serius.Dari semua anak-anaknya, Braden adalah satu-satunya yang sangat teliti. Kecerdasannya juga mewarisi Caden!Selain Caden, hanya Braden saja yang
Rayden berkata lagi, “Aku juga sudah menyelidiki latar belakang keluarganya Nico. Kakeknya adalah seorang ahli seni bela diri yang sangat hebat. Dia sangat terkenal di Negara Thaima! Sementara, ayah dan pamannya juga adalah juara ahli seni bela diri di Negara Thaima. Mereka semua itu keturunan seni bela diri, makanya mereka bisa buka balai seni bela diri.”Jayden kelihatan cemas. “Papa, bagaimana kalau sampai kamu kalah?”Caden mengusap kepala Jayden dengan lembut. “Tenang saja, kalau aku nggak sanggup, aku juga nggak bakal terima ajakannya. Saat perjalanan ke sekolah tadi, aku sudah menyelidiki latar belakang keluarganya Nico. Papa nggak bakal kalah.”Kakeknya Nico memang adalah tokoh yang hebat. Reputasinya cukup terkenal di dunia seni bela diri. Hanya saja, ayahnya Nico tidak sehebat itu. Waktu itu, dia bisa mendapatkan juara pertama juga karena main belakang. Caden bisa memastikan bahwa dirinya tidak akan kalah jika berhadapan dengan Nico. Lagi pula, dia juga punya pemikirannya se
Si pria mengeluarkan suara tawa sinis.“Kalau begitu, kita selesaikan secara pribadi dulu. Berani nggak kamu lawan aku di atas arena pertandingan? Kalau aku kalah, kita lupakan masalah hari ini. Kalau sampai kamu kalah, kalian bukan hanya mesti bayar ganti rugi, kalian juga mesti bersujud untuk minta maaf sama aku!”Ahli bela diri dari Negara Thaima langsung bersorak, “Kalau kamu itu cowok, ayo kita bertanding!”Wanita itu menatap Naomi, lalu berkata dengan nada menyindir, “Kalau kalian nggak berani bertanding, langsung saja bersujud dan minta maaf. Panggil juga anak-anakmu dan wanita gila itu untuk sekalian bersujud. Selesai minta maaf, biarkan anakku pukul si Hayden itu. Kemudian, kita anggap masalah ini sudah berlalu.”Caden bahkan tidak melirik wanita itu sama sekali, langsung bertanya kepada ayahnya Nico, “Rencananya tanding di mana? Gimana kalau tanding di balai seni bela diri kalian saja?”Si pria merasa syok. “Kamu tahu juga keluarga kami buka bisnis balai seni bela diri. Kamu
Rayden menangis terisak-isak. “Aku nggak suka sama Nico. Dia selalu ambil barangku tanpa permisi, juga suka panggil aku Bisu. Tadi dia paksa aku buat bicara, tapi aku nggak mau. Dia pun marah, ingin pukul aku. Dia bisa seni bela diri. Aku dan Jayden nggak bisa mengalahkannya.”Jayden berkata, “Aku juga nggak suka dia. Dia jahat sekali!”Baby menangis. “Dia … dia tahu aku punya Angel. Dia bilang dia mau bunuh Angel, lalu dimasak jadi sup. Huhu ….”Hayden mengepal erat kedua tangannya. “Aku memang nggak suka sama dia. Dia selalu saja mengangkat jari tengahnya untuk provokasi aku. Aku sudah bersabar, tapi hari ini aku nggak bisa bersabar lagi. Dia malah berani turun tangan terhadap Rayden dan Jayden!”Raut wajah Braden kelihatan muram. Saat bertengkar hari ini, dia tidak berada di ruang kelas. Jika tidak, semua itu pasti tidak akan terjadi. Hanya saja, Braden tahu semua itu adalah ulah Nico.“Mama, aku sudah tanya beberapa teman di kelas. Mereka semua bilang Nico yang duluan turun tangan.
Kening Naomi berkerut. Dia tidak percaya dengan omongan Nico! Naomi tahu jelas bagaimana karakter anak-anaknya. Rayden memang tidak suka berhubungan dengan orang asing, tapi dia memiliki sopan santun. Seandainya Nico benar-benar ingin berteman dengan Rayden, Radyen tidak mungkin akan mengabaikannya!Sementara, karakter Jayden lebih lembut, tidak mungkin dia mengambil inisiatif untuk memukul orang lain! Hayden memang jago berkelahi, tapi dia juga punya batasan saat turun tangan. Tidak mungkin dia akan memukul Nico secara habis-habisan!“Apa kata Hayden, Jayden, dan Rayden?” Guru merasa tidak berdaya. “Rayden nggak bersedia mengatakan apa pun. Aku sudah bertanya beberapa kali. Dia hanya terdiam saja.”Ketika kepikiran Rayden yang sedang mengerutkan keningnya, Naomi pun merasa sakit hati. “Apa kata Hayden dan Jayden?”Guru menjawab, “Kata Jayden, dia melihat Nico mengambil pensil dan menusuk Rayden. Itulah sebabnya Jayden bisa pergi melindungi Rayden. Kalau kata Hayden, Nico selalu meni