Ketika Naomi kembali, Nenek dan Baby sedang mengaitkan jari kelingking mereka. Dia pun bertanya sambil tersenyum, “Kalian lagi ngapain?”Baby menjawab dengan gembira, “Mama, mama! Aku mau jadi malaikat tanpa sayap!”“Hmm?”“Nenek Buyut bilang dia mau mengajariku.”Nenek tersenyum dan menjawab, “Naomi, aku rasa Baby akan punya masa depan yang cerah di dunia medis. Masih sekecil ini, dia sudah bisa temukan perbedaan berbagai macam obat herbal dengan mudah. Potensinya benar-benar nggak terbatas! Aku mau ajari keterampilan medis kepadanya. Kamu nggak keberatan, ‘kan?”Naomi langsung menjawab tanpa berpikir, “Tentu saja nggak. Baby suka nggak?”Bagi Naomi, memiliki keterampilan adalah sesuatu yang bagus. Jika berkemampuan, akan makin baik apabila seseorang belajar makin banyak keterampilan. Naomi bukanlah dokter, tetapi ilmu kedokteran yang diajarkan Nenek selama ini sangatlah membantunya. Jika bukan karena dia memahami psikologi dan pengobatan tradisional, dia tidak mungkin memiliki kesem
Dokter merupakan profesi yang sangat berat dan berisiko. Terutama dokter yang baik.Caden tertegun sejenak, lalu menoleh ke arah Naomi.Naomi berujar sambil tersenyum, “Aku merasa belajar ilmu kedokteran itu hal yang bagus. Baby juga suka.”Caden pun terdiam. Begitu mendengar jawaban Naomi, dia langsung paham bahwa Naomi sama sekali tidak tahu apa arti dari membiarkan Baby menjadi murid Nenek. Singkatnya, jika hal ini tersebar, seluruh dunia medis akan gempar dan Keluarga Santana akan gila saking cemburunya!Caden tentu saja merasa senang untuk Baby. Dia berkata pada Nenek dengan serius, “Kalau Nenek bersedia mengajari Baby, itu keberuntungan Baby. Terima kasih, Nek.”Berhubung Caden tidak membantah, Nenek langsung menjawab dengan gembira, “Sama-sama! Baby, ayo jalan! Nenek Buyut bawa kamu lihat barang-barang yang langka!”“Emm!”Baby minta diturunkan dari gendongan Caden, lalu berjalan ke kabin Nenek sambil bergandengan tangan dengan Nenek. Caden menjinjing keranjang bambu dan berjala
Nenek menghentikan pekerjaannya, lalu menyuruh Caden untuk duduk. Dia menuangkan 2 cangkir teh, yang satu untuk Caden dan satunya lagi untuk dirinya sendiri. Setelah meletakkan teko teh, dia baru duduk di seberang Caden dan bertanya, “Kamu mau tanya soal siapa?”Caden menjawab, “Orang yang meneliti virus ini.”Nada Caden terdengar sangat tenang, sedangkan Nenek malah menatapnya dengan terkejut. Setelah menenangkan diri, dia baru bertanya, “Kenapa kamu merasa aku mengenalnya?”“Aku bisa melihat virus ini nggak asing bagi Nenek.”Nenek memang merasa terkejut setelah melihat virus itu. Namun, dia bukan terkejut karena ada yang berhasil menelitinya, melainkan karena merasa sangat familier terhadap virus itu. Dengan kata lain, dia pernah berinteraksi dengan virus itu dan pasti mengetahui siapa orang yang menelitinya.Nenek mengerutkan kening dan menatap Caden untuk sejenak. Kemudian, dia mengambil cangkir teh dan meminumnya sebelum menatap Caden lagi.“Apa saja yang kamu ketahui? Coba kamu
Tidak ada orang yang menyangka orang tua Caden terlibat dengan kekuatan luar itu. Jika mengetahui hal ini, nenek dan kakek-kakek pasti akan mengorek informasi lengkap mengenai Caden.Caden mengerutkan keningnya dan menjawab, “Aku nggak tahu alasan spesifik kenapa mereka bisa berkonflik. Yang aku tahu sekarang, sebelum meninggal, orang tuaku menyimpan sesuatu yang sangat penting bagi mereka. Mereka nggak berhenti mengawasiku selama ini dan ingin temukan barang itu melaluiku. Konflik orang tuaku dengan mereka mungkin berkaitan dengan barang itu.”Ekspresi Nenek langsung menjadi sangat serius. Dia buru-buru bertanya, “Barang apa?”Caden menggeleng. “Aku nggak tahu. Kematian orang tuaku sangat mendadak. Sebelum meninggal, mereka nggak pernah kasih tahu aku informasi yang mencurigakan. Aku sudah periksa barang peninggalan mereka berkali-kali, tapi tetap nggak temukan apa pun.”Kerutan di kening Nenek makin dalam. Dia bertanya lagi, “Orang tuamu ilmuwan di bidang medis?”Caden menggeleng dan
Nenek mengangguk, lalu bertanya, “Waktu negara berada dalam bahaya, kamu akan bersembunyi di luar negeri atau ....”“Aku akan berdiri bersama negara dan keluargaku,” potong Caden sebelum Nenek menyelesaikan pertanyaannya. Sikapnya terlihat sangat serius.Nenek menatap Caden, lalu mengangguk puas dan berkata dengan nada hangat, “Aku nggak bisa kasih tahu kamu informasi mengenai orang itu. Soalnya, aku juga nggak tahu dia itu siapa.”Caden pun terkejut.Nenek menjelaskan, “Orang yang mau kamu cari tahu informasinya itu seharusnya adalah orang yang mengendalikan virus ini. Aku cuma pernah dengar soal tim penelitian mereka. Orang yang mencelakai orang tuamu seharusnya adalah pengendali itu.”Para peneliti di luar negeri itu sebenarnya setara dengan karyawan yang digaji tinggi. Arah penelitian dan penanganan hasil penelitian mereka bergantung pada investor mereka.Nenek lanjut berkata, “Kalau kamu membutuhkannya, aku akan ceritakan semua yang kuketahui dan kasih kamu informasi para peneliti
“Mereka sudah habiskan banyak upaya dan waktu untuk meneliti virus itu. Setelah berhasil mengembangkannya, mereka seharusnya melindunginya dengan sangat ketat. Mana mungkin seorang subjek percobaan bisa mencurinya?“Lagian, kalau orang tuaku benar-benar berhasil mencuri virus generasi ke-8, kenapa orang-orang itu memilih untuk membunuh orang tuaku, bukannya menangkap dan menginterogasi mereka? Selain itu, kalau memang virus generasi ke-8 sudah berhasil dikembangkan, tim penelitian mereka tinggal kembangkan ulang virusnya. Kenapa virus generasi ke-8 ini malah bermasalah?”Nenek menjawab pertanyaan Caden dengan ekspresi serius, “Keterkaitan orang tuamu dengan virus generasi ke-8 memang mencurigakan, tapi pertanyaan terakhirmu mudah dijelaskan. Virus generasi ke-8 yang dihasilkan setelah penelitian selama 35 tahun malah memiliki toksisitas yang jauh lebih buruk. ini berarti terjadi masalah pada tim penelitian itu.”“Mereka sudah habiskan puluhan tahun untuk kembangkan virus generasi ke-1
Berhubung teringat kenangan yang menyakitkan, wajah Nenek dipenuhi amarah.“Mereka mau habisi aku supaya bisa singkirkan ancaman bagi senjata biologis mereka. Dengan begitu, mereka bisa lenyapkan saudara sebangsa dan negaraku! Jangan mimpi mereka! Selama aku masih bernapas, aku nggak akan biarkan mereka berhasil!”“Aku memang sudah hidup mengasingkan diri. Itu nggak berarti aku nggak bisa berbuat apa-apa! Selama aku belum mati, mereka nggak akan bisa lukai saudara sebangsa dan negaraku!” ujar Nenek dengan murka sampai terbatuk.Caden pun tersadar dari keterkejutannya dan buru-buru menuangkan teh hangat ke dalam cangkirnya. “Nek, tenang dulu.”Nenek menarik napas dalam-dalam untuk beberapa kali. Setiap teringat orang-orang itu, dia langsung murka. Setiap teringat apa yang mereka lakukan untuk mencelakainya, dia pun kehilangan kendali atas emosinya.“Aku ini seorang dokter, orang yang dijuluki ‘Ibu Kedokteran’. Aku mencintai negara dan saudara sebangsaku! Aku sangat berharap bisa menyibu
“Baby, Nenek Buyut ada di sini.”Baby berlari masuk ke laboratorium. “Nenek Buyut, Papa, apa yang lagi kalian lihat?”Nenek tersenyum penuh kasih sayang dan menjawab, “Aku lagi tunjukkan koleksiku kepada papamu.”“Botol-botol kecil ini?”“Emm.”Baby melebarkan matanya yang cemerlang dan menatap ke-8 botol itu dengan rasa ingin tahu. “Nenek Buyut, apa isinya?”“Monster.”“Hmm? Monster kecil?”“Emm! Monster kecil yang bisa makan orang!”“Hah?” Baby sangat terkejut. IQ-nya memang mirip Naomi. Tidak peduli apa yang dikatakan Nenek, dia akan percaya. Dia sangat mudah dibujuk dan ditipu.Setelah mendengar isi botol-botol kecil itu adalah monster kecil yang bisa memakan orang, Baby merasa agak takut. Dia buru-buru bersembunyi di belakang Caden dan menarik pakaiannya erat-erat. “Papa, aku takut.”Caden berbalik, lalu membungkuk dan menggendong Baby. “Nggak usah takut. Papa ada di sini.”Nenek berkata sambil tersenyum, “Monster ini memang mengerikan, tapi mereka tetap punya kelemahan. Baby mau
Saat ini, Salvia sudah tidak menjerit lagi. Dia berbaring di atas ranjang dengan menekan bagian perut dan meringkuk. Keningnya kelihatan berkerut. Wajahnya memucat. Keringat dingin membasahi keningnya.“Ayo, cepat … cepat suntikan obat pereda rasa sakit …. Cepat! Aku nggak bisa bertahan lagi …. Huhuhu ….”Keringat dingin tidak berhenti menetes. Dia juga tidak berani menangis terlalu keras, juga tidak berani untuk menjerit. Jika Salvia bergerak, tubuhnya akan terasa semakin sakit.Robbin sungguh kasihan ketika melihat apa yang dialami Salvia. Hanya saja, orang seperti itu tidak pantas untuk dikasihani. Robbin tidak menatapnya lagi. Dia mencari tempat kosong untuk menelepon Caden.Saat ini, Caden sedang berada di perusahaan. Setelah Naomi dan anak-anak tidur, dia langsung berangkat ke perusahaan.Berhubung Caden sudah pergi lama, memang ada Steven yang membantunya, tetap saja ada banyak pekerjaan yang menunggu untuk diselesaikan sendiri oleh Caden.Begitu mengangkat panggilan, Robbin lan
Selain Salvia, para anggota tim Asosiasi Medika juga sangat egois! Jelas-jelas mereka tahu betapa kritis kondisi kali ini, tetapi demi tidak menyinggung Salvia, mereka malah berpihak pada Salvia! Mereka sama sekali tidak peduli dengan nasib pasien yang terjangkit virus generasi pertama. Sekarang, setelah mereka sendiri tertular penyakit, mereka pun merasa panik!Robbin meremehkan. Hanya saja, mereka tetap berinisiatif untuk menghubungi asistennya Anton, memberi tahu kondisi di sini.Tidak lama kemudian, Robbin menerima panggilan dari Anton. Suaranya terdengar buru-buru. “Salvia dan anggota timnya terkontaminasi virus?”“Emm.”“Bagaimana bisa begitu? Apa kalian nggak mengenakan APD ketika meneliti virus?”Robbin berterus terang, “Dugaan awal kita, mereka bukan tertular di ruang penelitian, melainkan di ruang rapat.”“Apa maksudmu? Kenapa bisa ada virus di ruang rapat?”Robbin tahu mereka semua bisa tertular karena ulah Caden.Caden memiliki obat penawar dan juga virus. Dia sengaja memb
Braden tidak bertanya rencana Caden dengan jelas. Dia berkata dengan kening berkerut, “Meski dijadikan tameng, dia juga akan dianggap berjasa. Dia sudah menyebar rumor menjelekkan Mama di belakang, kami masih belum beri pelajaran kepadanya! Aku nggak ingin dia merebut jerih payah Mama dan Nenek Buyut.”Caden mengusap kepala Braden dengan perlahan. “Tenang saja, kalian tinggal tunggu pertunjukan saja. Aku akan lampiaskan amarah mama kalian.”Usai berbicara, Caden melihat CCTV. Salvia sudah berhasil mengambil sampel virus dan keluar ruangan. Caden pun keluar dan menelepon, “Sudah boleh cari kesempatan untuk beraksi. Kalian jalankan sesuai dengan ucapanku. Ingat, obat penawar sebelumnya ….”Selesai Caden berpesan, terdengar suara Naomi dari lantai bawah. “Caden, Braden, Rayden, makan.”Saat ini, langit sudah mulai terang.Caden menyimpan ponselnya. “Ayo, turun. Kita makan sedikit di bawah, lalu kembali ke kamar buat tidur.”Joseph memasak sup dan beberapa jenis lauk. Masakannya memang kel
“Salvia?”Braden dan Rayden berkata dengan serempak! Berhubung Salvia tidak menyukai Naomi, juga pernah menyebar rumor menjelekkan nama Naomi, namanya pun cukup terkenal di telinga mereka! Dia adalah musuh bebuyutan para anak!Seandainya bukan karena belakangan ini mereka tidak berada di Kota Jawhar, mereka pasti sudah turun tangan untuk memberi pelajaran kepada wanita itu!Ketika melihat Salvia diam-diam berjalan di dalam ruangan, Braden dan Rayden sungguh merasa syok.Rayden bertanya, “Apa yang lagi dia lakukan?”Braden membalas, “Sepertinya dia ingin mencuri sampel virus.”Kening Rayden berkerut. Dia segera memalingkan kepalanya untuk melihat Caden.Braden tahu Caden mencurinya demi melakukan penelitian di pegunungan, bukan demi melakukan perbuatan jahat, juga tidak akan menyebarluaskan virus itu. Namun, beda cerita dengan wanita jahat yang bernama Salvia ini.Sekarang obat penawar memang sudah ditemukan. Namun jika sampai terjangkit virus, tetap saja akan tersiksa oleh virus.Seand
“Kebetulan aku masaknya kebanyakan. Nanti kamu juga makan sedikit. Kamu istirahat dulu sana. Kita akan segera mulai makan.” Usai berbicara, Joseph membalikkan tubuhnya berjalan memasuki dapur.Joseph yang sekarang sungguh tidak mirip dengan seorang bos besar. Dia lebih mirip dengan seorang pria tua yang kerjaannya melayani anak cucu di rumah. Tidak kelihatan sedikit pun rasa arogan di dirinya. Joseph menunjukkan sikap lembut dan ramahnya.Hati Caden sungguh terasa hangat. Berhubung dia mencintai Naomi, dia juga mencintai Joseph dan juga Maria. Sebaliknya, berhubung Joseph dan Maria mencintai Naomi, mereka juga mencintainya.Darman dan Wanda telah meninggal dini. Sudah lama Caden tidak merasakan kasih sayang dari orang tua. Sekarang ketika bertemu dengan Joseph dan Maria, hati Caden kembali terasa hangat.“Kenapa malam sekali? Kenapa Papa dan Mama sudah bangun?”Naomi berkata dengan tersenyum, “Setelah kami kembali, tadinya kami mau kembali ke kamar dengan pelan, nggak mau ganggu waktu
Robbin juga tidak menyukai Salvia. Dia langsung tidak menggubris Salvia, lalu berjalan pergi.Ketika melihat sikap Robbin, Salvia semakin gusar lagi. Dia mengejar Robbin dan bertanya, “Robbin, apa kamu nggak ingin bekerja di Asosiasi Medika lagi?”Robbin melanjutkan langkahnya.Salvia pun menjerit, “Sekarang kamu beri tahu aku, apa kamu nggak ingin bekerja di Asosiasi Medika lagi? Atau seluruh anggota Keluarga Lukman sudah nggak ingin bekerja di bidang kedokteran lagi?”Ketika mengungkit nama Keluarga Lukman, langkah kaki Robbin langsung berhenti. “Nona Salvia, apa kamu lagi mengancamku dengan Keluarga Lukman?”Robbin benar-benar merasa Salvia tidak pantas menjadi seorang dokter! Dia tidak memiliki kemampuan, hanya memiliki temperamen buruk saja!Salvia mengiakan, lalu berterus terang. “Aku tahu kamu berteman sama Naomi. Dia nggak suka sama aku, makanya kamu juga nggak suka sama aku. Aku juga tahu masalah kamu mengadu kepada kakekku! Aku memang nggak bisa mengendalikan segalanya, tapi
“Seandainya virus nggak berhenti menyebar, semua orang akan terjangkit virus. Pada saat itu, gimana kalau kita masih belum berhasil menemukan obatnya?” Salvia merasa marah. “Kenapa kamu berpikir kejauhan? Gimana kamu bisa tahu virus akan tersebar? Kenapa kamu tahu kita nggak bisa menemukan obatnya? Mengenai pasien gelombang pertama itu, meskipun Kakek datang, dia juga belum pasti bisa menyembuhkan mereka!”Amarah di hati Robbin semakin membara. “Kamu bilang aku berpikir kejauhan? Jadi, kamu suruh aku untuk lepas tangan? Bukannya seharusnya kita mencoba segala kemungkinan. Semua itu nyawa manusia!”Salvia mendengus dingin. “Kalau kamu murah hati sekali, kamu selamatkan saja sana! Nggak ada juga yang menghalangimu!”“Kamu ….” Robbin menatap anggota tim Asosiasi Medika. “Menurut kalian, apa nggak seharusnya kita mengundang Pak Anton pada saat seperti ini?”Mereka spontan melihat ke sisi Salvia, sepertinya tidak ada yang ingin menyinggungnya.Mereka semua berkata dengan sangat halus, “Gim
Semuanya akan dibicarakan lagi setelah mengetahui hubungan Wesley dengan anak itu. Hubungan Wesley dan Darman tergolong bagus. Sekarang dia malah memiliki hubungan dengan anak haram yang diantar orang misterius.Jujur saja, Caden sungguh berharap orang misterius itu berhubungan dengan Wesley, lalu ingin memanfaatkan Wesley untuk melakukan sesuatu. Sebab, kebetulan Caden juga berencana untuk mengobrol dengan orang misterius. Caden butuh perantara untuk menyampaikan permintaannya!…Sewaktu Caden tiba di rumah sakit, Robbin sedang rapat bersama tim Asosiasi Medika. Mereka kelihatan sedang bertengkar. Lebih tepatnya, Robbin dan Salvia sedang bertengkar!Nasib anak haram itu sedang berada di ujung tanduk. Sementara, ada lagi yang tertular virus di rumah sakit. Kondisi pasien yang tertular lebih parah daripada sebelumnya.Padahal mereka baru saja terinfeksi, kondisi mereka malah sudah tergolong gejala tahap menengah. Hal yang lebih membahayakan adalah sekarang virus juga terus bermutasi de
Sekarang tiba-tiba Wesley telah siuman. Begitu siuman, dia malah langsung pergi menemui anak haram Zaskia? Apa hubungannya Wesley dengan anak haram itu?Wesley, ayahnya, orang misterius, anak haram Zaskia ….Kening Caden berkerut. Dia berpikir sejenak, lalu bertanya, “Apa kamu yakin dia itu Wesley?”“Yakin. Aku ada videonya. Coba kamu lihat.”Steven mengeluarkan ponselnya, lalu mencari video untuk dilihat Caden.Di dalam video, seorang pria berusia sekitar 50 tahun sedang berdiri di depan jendela kaca ruangan isolasi. Dia mengenakan masker dan topi. Matanya kelihatan berlinangkan air mata ketika melihat anak haram di dalam ruang isolasi.Anak haram itu sedang berbaring tenang di atas ranjang dengan dipasang banyak selang. Kondisinya kelihatan sangat tidak bagus.Dari dalam video, dapat dilihat bahwa pria paruh baya itu adalah Wesley!Sepertinya Wesley sangat peduli dengan anak haram itu. Dia terus mengusap air matanya, menatap anak itu dengan tatapan penuh sakit hati.Raut wajah Caden