Robbin mendekati Naomi dan berbisik, “Dia itu cucu kandung Pak Anton. Menurutku, dia datang untuk numpang dapat pujian. Kalau kita berhasil kendalikan virus ini, dia bisa rebut jasanya. Kalau gagal, dia juga nggak perlu takut disalahkan karena masih ada banyak pakar senior yang akan disalahkan.”Naomi bertanya dengan kening berkerut, “Siapa itu Pak Anton?”“Ketua Asosiasi Medika.”Naomi pun terdiam. Pantas saja Salvia begitu arogan. Ternyata dia diutus kemari dengan mengandalkan koneksi. Cucu kandung Ketua Asosiasi Medika setara dengan putri bangsawan di dunia medis.Asosiasi Medika adalah organisasi yang memiliki wewenang di dunia medis. Semua ahli medis terkenal di dalam negeri merupakan anggota dari Asosiasi Medika. Asosiasi ini sangat terkenal dan mempunyai koneksi luas. Siapa pun yang menduduki posisi sebagai ketua asosiasi, siapa pula yang akan menjadi bosnya.Bagaimanapun juga, yang namanya manusia pasti harus menjalani siklus hidup. Tidak peduli apa pekerjaannya, bagaimana lata
“Atasan sudah berulang kali berpesan pada kita untuk nggak bocorkan informasi ini, tapi kamu malah kasih data-datanya ke orang luar. Dari mana datangnya nyalimu itu! Kalau dia beberkan hal ini, kamu bisa tanggung jawab? Memangnya kamu nggak tahu akan betapa mengerikan situasinya kalau masyarakat panik?”Robbin menjelaskan dengan sabar, “Aku suruh dia datang kemari untuk minta bantuannya. Dia sangat hebat dalam pengobatan tradisional, juga adalah temanku yang bisa dipercaya. Dia nggak akan bocorkan informasi ini.”Salvia mengejek, “Bisa dipercaya? Dari mana kamu tahu dia bisa dipercaya? Dari tampangnya yang cantik?”Hari ini, suasana hati Salvia pada dasarnya sudah buruk. Berhubung dipermalukan Caden lagi, dia pun murka dan meluapkan amarahnya pada Robbin.“Dia hebat? Memangnya dia lulusan universitas mana? Dia kerja di rumah sakit mana? Kalau dia sehebat itu, kenapa dia nggak bergabung sama Asosiasi Medika? Dia bahkan nggak direkrut Asosiasi Medika, tapi kamu malah bilang dia hebat. Ap
“Dokter Robbin, aku mau bawa pulang sedikit sampel obat penawar dan virus ini untuk diteliti lebih lanjut. Apa kamu bisa memberikannya padaku?”Naomi ingin pergi meminta bantuan nenek dari gunung. Jadi, dia perlu membawa pulang sampelnya.“Mau bawa pulang? Nggak akan bisa.” Robbin berujar, “Sekarang, semua sampelnya ada di tangan Asosiasi Medika. Aku bisa minta izin pada mereka untuk biarkan kamu bergabung dalam tim penelitian. Tapi, kalau kamu bawa pulang sampelnya untuk diteliti sendiri, mereka nggak mungkin mengizinkannya.”Naomi pun mengernyit. Jika tidak bisa membawa pulang sampelnya, bagaimana dia bisa meminta bantuan nenek?Robbin bertanya, “Memangnya kamu nggak bisa menelitinya di rumah sakit kami?”“Nggak bisa.”“Kenapa?”Naomi tidak bisa membocorkan identitas nenek. Jadi, dia tidak menjelaskan alasannya. Setelah terdiam sejenak, dia menjawab, “Untuk saat ini, aku juga belum temukan terobosan apa pun. Aku pulang dulu, ya. Kalau ada perkembangan baru, hubungi saja aku.”Naomi t
Jika Caden tanpa sengaja merusak peralatan penyimpanan virus saat merebutnya secara paksa, masalahnya akan menjadi makin serius!Caden mengelus kepala Naomi dan menjawab, “Aku tahu.”Saat Naomi dan Caden tiba di rumah, waktunya sudah dini hari.Jonathan masih belum tidur. Dia sedang duduk di sofa ruang tamu sambil membaca majalah keuangan. Begitu melihat Naomi dan Caden pulang, dia buru-buru bangkit dari sofa. “Akhirnya kalian pulang juga.”Naomi bertanya dengan terkejut, “Ayah, kenapa kamu belum tidur?”“Aku nggak bisa tidur.” Sebenarnya, Joseph mengkhawatirkan Naomi dan sedang menunggunya. Dia bertanya, “Gimana? Masalahnya sudah selesai?”Naomi tidak ingin membuat Joseph khawatir dan mengangguk. “Emm, sudah selesai. Ibu dan anak-anak sudah tidur?”“Baguslah kalau masalahnya sudah selesai. Mereka sudah tidur dari tadi. Kalian lapar nggak? Mau aku masakkan sesuatu?”Saat makan malam, Naomi hanya makan sedikit. Joseph menyadari hal ini dan merasa khawatir. Berhubung khawatir putrinya ti
Di lantai bahwa, kedua presdir kaya sedang memasak di dapur. Mereka mengenakan celemek dan menyingsing lengan baju mereka.Joseph khawatir putri kesayangannya kelaparan, tetapi juga harus mempertimbangkan lambungnya. Dia pun menguleni adonan mie karena ingin membuat mie halus yang bisa dicerna dengan lebih mudah untuk putrinya.Demi mendapatkan hati mertua dan menyenangkan istri secara tidak langsung, Caden berubah menjadi asisten koki yang mencuci dan memotong sayur dengan ligat.Joseph pun memuji, “Dulu, aku cuma pernah rumor bahwa Caden Pangestu sangat cakap dan merupakan tokoh penting di dunia bisnis. Tak disangka, kamu juga bisa masak.”Caden menjawab, “Aku belajar dari ayahku waktu kecil. Ayahku bilang, memasak adalah keterampilan bertahan hidup yang paling mendasar. Waktu cari istri kelak, ini juga akan jadi nilai plus. Jadi, aku harus mempelajarinya.”Joseph mengangguk setuju. “Yang ayahmu bilang benar. Bagi pria, memasak itu bukan hal yang memalukan. Leluhur kita malah bilang,
Caden bertanya, “Waktu balik ke gunung beberapa hari lagi, kamu mau bawa Ayah dan Ibu?”Naomi menggeleng. “Nggak deh. Aku sudah janji mau rahasiakan identitas Kakek dan Nenek. Aku nggak bisa bawa terlalu banyak orang ke sana. Lagian, Ibu juga nggak mungkin bisa manjat gunung dengan keadaannya sekarang.”Jalan pegunungan pada dasarnya sulit ditempuh. Terlebih lagi, tempat tinggal Kakek dan Nenek begitu tersembunyi. Selain harus melewati kawasan pegunungan, mereka juga harus melintasi sebuah hutan primer yang luas sebelum tiba di lokasi tujuan. Saat Naomi dan anak-anak turun gunung sebelumnya, mereka bahkan menghabiskan waktu beberapa hari hanya untuk melintasi hutan.“Jadi, apa yang akan kamu katakan pada Ayah dan Ibu? Mereka pasti enggan berpisah denganmu.”Naomi berpikir sejenak dan menjawab, “Aku akan jujur sama mereka. Mereka pasti ngerti.”Caden bertanya lagi, “Kamu masih ingat jalan pulang?”“Tentu saja nggak.”“Jadi, gimana kamu bisa pulang?”“Bukannya ada Putih sama Hayden? Mer
Setelah mengobrol tentang rumah, Naomi memanfaatkan kesempatan untuk berkata pada Joseph, “Ayah, beberapa saat lagi, aku mau bawa anak-anak ke tempat yang jauh. Aku nggak bisa bawa kamu dan Ibu. Kalian tunggu aku di rumah, ya. Kalau urusannya sudah selesai, aku akan langsung pulang.”Joseph bertanya, “Kamu mau ke mana?”Naomi menjawab dengan jujur, “Aku mau bawa anak-anak kembali ke gunung.”“Tempat yang pernah kamu tinggali dulu?”“Emm. Aku pernah janji sama penyelamatku untuk nggak bocorkan informasi mereka. Jadi, aku nggak bisa bawa kalian bersamaku. Lagian, kondisi Ibu juga kurang baik. Dia nggak bisa melakukan perjalanan jauh.”Joseph merasa enggan untuk berpisah. Dia bertanya dengan penuh perhatian, “Kenapa kamu mau kembali ke sana sekarang? Ada masalah?”“Ada sedikit masalah, tapi Ayah nggak perlu khawatir. Itu bukan urusan pribadi kok.”“Apa itu hal yang berbahaya?”“Nggak kok. Tenang saja.”Naomi hanya ingin meminta bantuan nenek untuk meracik obat penawar. Meskipun gagal, dia
Ada orang yang langsung percaya, lalu merasa kagum pada Salvia dan memujinya.“Keturunan Pak Anton memang beda! Hebat sekali! Kamu benar-benar sudah buat Pak Anton bangga!”“Meski masih muda, tapi kamu sudah sehebat ini. Masa depanmu pasti cerah! Dokter Salvia itu bintang paling cemerlang di generasi muda dunia medis!”Namun, ada juga orang yang tidak memercayai hal ini. Mereka semua tahu jelas kemampuan Salvia. Sejak kapan dia jadi begitu hebat sampai mampu menguraikan komposisi obat penawar? Yang benar saja?Hanya saja, karena status Salvia, mereka juga tidak berani menunjukkan keraguan mereka. Jika ingin lanjut berkecimpung di dunia medis, mereka tidak boleh menyinggung Salvia. Jadi, mereka juga memuji Salvia.Salvia merasa sangat gembira dan menunjukkan ekspresi bangga, seolah-olah memang dia yang berhasil menguraikan komposisi obat penawar. Setelah merebut jasa Naomi, dia pergi mencari Robbin.“Berikan nomor temanmu itu padaku.”Robbin sudah mendengar tentang Salvia yang merebut j
Camila berkata, “Aku menganggapmu sebagai teman.”Kening Dylan berkerut. “Itu berarti karena masalah malam itu. Bukannya kamu menegaskan untuk melupakannya?”Camila terdiam membisu.Suasana di dalam ruang pasien tiba-tiba terasa agak canggung.Iya, Camila terus menegaskan untuk melupakannya, tetapi dia sendiri yang tidak bisa melupakannya. Hanya saja, mereka pernah tidur bersama, bagaimana cara melupakannya?Hati Camila sungguh terasa penat. Dia tidak tahu bagaimana membalas dalam seketika. Untung saja ponselnya tiba-tiba berdering pada saat ini, membantunya memecahkan rasa canggung.Orang yang menelepon adalah Naomi. “Camila, aku dan Caden lagi dalam perjalanan ke rumah sakit. Kamu mau makan apa? Biar aku bawakan.”Camila tersenyum. “Aku baru saja berencana buat pesan makanan. Kalau kamu lewat, tolong singgah ke toko kue langganan aku buat beli beberapa potong kue dan bawakan boba buat aku. Oh, ya ….”Demi memecahkan rasa canggung, Camila berinisiatif untuk bertanya pada Dylan, “Kamu
Camila tidak menjelaskan. Dia berkata dengan galak, “Sebenarnya kamu sudah hubungi Catherine belum? Hari ini dia datang atau nggak? Kalau dia nggak datang, aku pergi, nih!”Dylan segera berkata, “Datang, datang, datang. Dia balas aku kalau dia bakal datang, tapi dia datangnya agak sorean.”Kening Camila berkerut. “Kenapa sore?”Dylan berterus terang. “Aku juga nggak tahu. Kutebak mungkin sekarang dia lagi nggak di Kota Jawhar. Dia lagi perjalanan dari luar kota.”Camila merasa tidak senang. “Jadi, kenapa kamu nggak beri tahu aku sebelumnya?”Jika Camila tahu Catherine baru akan datang di sore hari, dia pun tidak akan datang ke rumah sakit di pagi hari!Apalagi hubungan mereka berdua sudah canggung!Dylan merasa agak kesal. “Kamu juga nggak tanya ….”Camila memelototinya.Belum sempat Camila kepikiran bagaimana untuk mengomeli Dylan, Dylan malah mulai muntah lagi. Dia berbaring di samping ranjang sembari mual-mual.Tadinya Camila tidak ingin menghiraukannya. Namun, ketika melihat dia mu
Kevin juga menambahkan, “Aku juga sama! Seluruh tubuhku terasa rileks!”Di kamar rawat sebelah.Begitu melihat orang tuanya, Dylan buru-buru duduk tegak dan menyapa mereka dengan hati-hati karena takut dipukul, “Ayah, Ibu.”Kevin kembali menjadi ayah yang bijaksana dan penuh kasih sayang. “Nggak usah gugup, kami datang bukan untuk memukulmu. Kamu benar-benar beruntung karena ketemu sama Camila! Kelak, kamu harus perlakukan Camila dengan baik. Kalau kamu berani membuatnya marah, aku dan ibumu pasti akan menghabisimu!”Lyana juga tertawa. “Putraku yang baik, gimana keadaanmu hari ini? Sudah punya selera makan?”Dylan merasa sangat terkejut setelah melihat perubahan sikap orang tuanya. Dia juga sudah berubah dari putra durhaka menjadi putra yang baik? Camila benar-benar berhasil menghibur orang tuanya? Ya Tuhan, bagaimana Camila melakukannya?Dylan diam-diam melirik Camila. Begitu tatapan mereka bertemu, Camila segera mengalihkan pandangannya dan mengabaikan Dylan.Dylan pun mengalihkan
Kali ini, Kevin juga langsung menunjukkan sikapnya.“Camila, tenang saja. Kali ini, kami nggak akan paksa Dylan untuk menikahinya lagi. Meski aku ... sangat ingin Keluarga Hermanto memiliki penerus, juga benar-benar inginkan anak itu, aku lebih rela Keluarga Hermanto nggak punya penerus daripada harus memisahkan kalian!”Kevin bahkan hampir meneteskan air mata. Dia benar-benar menginginkan seorang cucu. Kata orang, ada 3 bentuk ketidakberbaktian seorang anak dan yang terbesar adalah tidak memiliki penerus keluarga. Keinginan agar putranya meneruskan garis keturunan Keluarga Hermanto selalu menjadi beban dalam hatinya.Tidak peduli siapa yang melahirkannya, semua itu sebenarnya sama saja bagi Keluarga Hermanto. Oleh karena itu, Kevin baru mengucapkan kata-kata seperti itu. Dia lebih rela tidak memiliki cucu daripada menghancurkan kehidupan Camila dan Dylan.Camila mengetahui beban pikiran Kevin. Setelah mendengar ucapan Kevin, dia merasa lumayan terharu. Selain merasa terharu, dia juga
“Camila, kamu benar-benar pacaran sama Dylan?”“Emm! Kami juga berencana untuk menikah dan punya anak. Tapi, aku masih belum tenang karena Leon belum tertangkap. Jadi, aku undur dulu masalah pernikahan.”Mata Lyana dan Kevin langsung berbinar. Mereka bertanya dengan tidak percaya, “Se ... serius?”“Serius!”Lyana dan Kevin buru-buru bertanya lagi, “Kamu nggak keberatan nikah sama dia?”Camila pun tertawa. “Dia bahkan nggak keberatan aku ini seorang janda. Kenapa aku harus keberatan nikah sama dia? Dia memang pernah punya banyak pacar, tapi dia juga bukan cowok berengsek. Dia punya pandangan hidup dan kepribadian yang baik, juga bisa menyenangkan orang. Setelah kami bersama, dia cuma setia padaku dan memperlakukanku dengan baik.”Hati Lyana dan Kevin yang sudah mati pun hidup kembali! Meskipun Camila tidak mengandung, Camila dan Dylan benar-benar sedang berpacaran. Selain itu, mereka juga memiliki rencana untuk menikah dan melahirkan anak. Bagi Lyana dan Kevin, ini adalah hal yang sang
Camila menenangkan diri, lalu berjalan ke arah kamar rawat sebelah. Memberi pelajaran pada Catherine bukanlah yang terpenting. Dia harus terlebih dahulu menghibur Lyana. Amarah yang terlalu besar akan sangat melukai tubuh. Camila tidak boleh membiarkan Lyana terus-menerus merasa marah.Sebelum Camila tiba di depan pintu kamar rawat, terlihat Caden berjalan keluar dari dari kamar rawat Lyana. Camila pun menyapanya, “Pak Caden.”Melihat Camila, Caden merasa agak terkejut. “Kapan kamu pulang?”Camila menjawab, “Aku baru beli tiket pesawatnya semalam dan tiba pagi ini.”Caden menghela napas panjang. “Bagus juga kamu pulang. Kak Fiona nggak tahu masalah Bibi Lyana, sedangkan aku juga nggak begitu bisa berkomunikasi dengan Bibi Lyana. Berhubung kamu sudah pulang, temani dan hiburlah dia.”Camila menjawab, “Kak Fiona lagi hamil. Sebaiknya jangan buat dia khawatir. Aku akan jaga Bibi Lyana.”“Emm. Naomi tahu kamu pulang?”Camila menggeleng. “Pesawatku terbang di tengah malam. Dia seharusnya s
“Anak yang dikandung Catherine itu anakmu atau bukan?”Dylan mengernyit. “Aku nggak tahu.”Camila bertanya lagi, “Jadi, kamu sudah pikirkan cara penyelesaiannya?”Dylan menggeleng lagi dan menjawab dengan kesal, “Belum.”Camila menghela napas panjang. “Ajak dia keluar. Bilang saja kalian akan pergi daftarkan pernikahan kalian hari ini.”Dylan langsung membelalak. “Aku nggak akan nikahi dia! Pernikahan itu bukan permainan anak. Aku nggak akan menikah dengannya!”Camila menjulingkan matanya. “Memangnya kamu nggak bisa bohong?”Dylan pun terlihat bingung. “Hmm?”Camila tidak menjelaskan, hanya berkata, “Kalau kamu mau tangani masalah Catherine dengan baik, turuti kata-kataku! Ajak dia keluar hari ini!”Dylan buru-buru bertanya, “Kamu punya cara penyelesaiannya?”Camila menjawab, “Kamu ajak dulu dia keluar. Paling bagus kalau bisa ajak dia ketemu di rumah sakit. Aku akan bicara dengannya.”Dylan segera menunjukkan tampang layaknya seekor pug dan menyanjung, “Kalau kamu bisa bantu aku tanga
Keesokan paginya.Dylan terbaring di ranjang pasien dan tidak berhenti muntah kering. Dia memanggil Caden dengan lemas, “Caden, tolong ambilkan segelas air untukku. Aku mau kumur-kumur. Cepat dikit. Mulutku bau banget.”Pintu kamar pasien dibuka seseorang, lalu tercium aroma familier seseorang ....Dylan menyadari sesuatu dan jantungnya tiba-tiba berdebar kencang. Dia pun buru-buru mendongak.Camila mengenakan mantel panjang dan menggeraikan rambut ikal panjangnya yang berwarna cokelat sedang berdiri di depan pintu. Dia juga memakai masker, kacamata hitam, dan sepatu hak tinggi setinggi 7 cm. Sebelah tangannya bertumpu pada koper, sedangkan yang satu lagi dimasukkan ke saku mantel. Dia benar-benar terlihat layaknya seorang wanita yang mendominasi.Meskipun Camila membalut dirinya dengan rapat, Dylan tetap langsung mengenalinya. Seluruh tubuh Dylan pun menegang. Entah kenapa, dia mulai merasa panik dan jantungnya juga berdebar makin kencang. Dia hanya menatap Camila dengan mata membelal
“Halo, Naomi. Kangen sama aku?”Naomi menghela napas dan berkata, “Hari ini, Bibi Lyana pingsan.”Camila seketika terkejut. “Bibi Lyana kenapa?”Naomi menceritakan masalah Catherine kepada Camila. Setelah tertegun beberapa saat, Camila baru menyahut, “Benar-benar ada orang yang mengandung anak Dylan? Ternyata mual kehamilan bisa berpindah ke seorang ayah!”Di pagi hari, mereka baru membicarakan hal ini. Camila dan Naomi merasa Dylan hanya sakit, tetapi tidak percaya mual kehamilan bisa berpindah ke seorang ayah. Tak disangka, berita heboh mengenai kehamilan Catherine langsung keluar malamnya.Naomi berujar, “Masih belum tentu itu anak Dylan atau bukan. Apalagi, itu cuma kata-kata sepihak Catherine. Dia bahkan menolak untuk melakukan tes DNA. Aku rasa pasti ada yang disembunyikannya.”Camila terdiam sejenak sebelum menjawab, “Memang ada yang aneh. Kalau itu memang anak Dylan, dia pasti akan biarkan Dylan tes DNA dengan tenang! Tapi, Catherine bernyali juga. Beraninya dia mengancam Dylan