Setelah mengobrol tentang rumah, Naomi memanfaatkan kesempatan untuk berkata pada Joseph, “Ayah, beberapa saat lagi, aku mau bawa anak-anak ke tempat yang jauh. Aku nggak bisa bawa kamu dan Ibu. Kalian tunggu aku di rumah, ya. Kalau urusannya sudah selesai, aku akan langsung pulang.”Joseph bertanya, “Kamu mau ke mana?”Naomi menjawab dengan jujur, “Aku mau bawa anak-anak kembali ke gunung.”“Tempat yang pernah kamu tinggali dulu?”“Emm. Aku pernah janji sama penyelamatku untuk nggak bocorkan informasi mereka. Jadi, aku nggak bisa bawa kalian bersamaku. Lagian, kondisi Ibu juga kurang baik. Dia nggak bisa melakukan perjalanan jauh.”Joseph merasa enggan untuk berpisah. Dia bertanya dengan penuh perhatian, “Kenapa kamu mau kembali ke sana sekarang? Ada masalah?”“Ada sedikit masalah, tapi Ayah nggak perlu khawatir. Itu bukan urusan pribadi kok.”“Apa itu hal yang berbahaya?”“Nggak kok. Tenang saja.”Naomi hanya ingin meminta bantuan nenek untuk meracik obat penawar. Meskipun gagal, dia
Ada orang yang langsung percaya, lalu merasa kagum pada Salvia dan memujinya.“Keturunan Pak Anton memang beda! Hebat sekali! Kamu benar-benar sudah buat Pak Anton bangga!”“Meski masih muda, tapi kamu sudah sehebat ini. Masa depanmu pasti cerah! Dokter Salvia itu bintang paling cemerlang di generasi muda dunia medis!”Namun, ada juga orang yang tidak memercayai hal ini. Mereka semua tahu jelas kemampuan Salvia. Sejak kapan dia jadi begitu hebat sampai mampu menguraikan komposisi obat penawar? Yang benar saja?Hanya saja, karena status Salvia, mereka juga tidak berani menunjukkan keraguan mereka. Jika ingin lanjut berkecimpung di dunia medis, mereka tidak boleh menyinggung Salvia. Jadi, mereka juga memuji Salvia.Salvia merasa sangat gembira dan menunjukkan ekspresi bangga, seolah-olah memang dia yang berhasil menguraikan komposisi obat penawar. Setelah merebut jasa Naomi, dia pergi mencari Robbin.“Berikan nomor temanmu itu padaku.”Robbin sudah mendengar tentang Salvia yang merebut j
“Bawa pulang? Tentu saja nggak bisa! Kamu cuma bisa datang ke rumah sakit untuk menelitinya.” Salvia berkata dengan tampang cemberut, “Menelitinya bersamaku adalah kesempatan bagus yang sangat langka bagimu. Kalau bukan berkat aku, kamu nggak akan pernah ketemu sama pakar-pakar di dunia medis! Jangan tawar-menawar sama aku lagi!”“Ya sudah kalau begitu. Aku nggak akan pergi ke sana,” jawab Naomi dengan acuh tak acuh.Salvia bertanya dengan terkejut, “Kamu nggak akan datang? Kamu nggak mau teliti virus ini bersamaku?”“Emm, nggak mau.”“Ka ... kamu sudah dengar jelas apa yang kukatakan? Aku suruh kamu meneliti virus itu bersamaku. Kamu bukan cuma bisa interaksi sama pakar dunia medis, juga bisa bergabung dengan Asosiasi Medika!”“Emm, aku sudah dengar jelas, tapi aku nggak mau.”Salvia terdiam sejenak, lalu bertanya lagi, “Kamu tahu apa arti dari berinteraksi sama pakar dunia medis dan bergabung sama Asosiasi Medika?”“Aku nggak tahu, juga nggak ingin tahu. Aku nggak tertarik untuk berg
Naomi mengangkat tangannya, lalu diam-diam menyentuh Caden. Naomi menyentuh wajahnya, alisnya, hidungnya, dan bibirnya ....Jari Naomi tidak berhenti menelusuri bibit Caden. Kemudian, hatinya mulai berdebar kencang dan dia tanpa sadar menelan ludah. Sebuah adegan panas tiba-tiba melintasi benaknya. Dia pun merasa malu dan buru-buru menarik kembali tangannya.Namun, sebelum Naomi sempat menarik kembali tangannya, Caden sudah menggigit jarinya.Naomi pun membelalak karena merasa terkejut. Dia berusaha menarik tangannya, tetapi Caden tidak melepaskan gigitannya. Saat merasakan lidah Caden yang menyentuh jarinya, hatinya langsung berdebar tidak karuan. Matanya juga membelalak makin lebar.Kemudian, mata Caden yang terpejam perlahan-lahan terbuka. Naomi sontak terkejut dan berseru, “Kamu pura-pura tidur?”Mata Caden yang hitam pekat terlihat sangat mendalam. Dia menatap Naomi bagaikan serigala kelaparan yang baru bangun dari tidurnya dan langsung menemukan mangsanya ....Naomi langsung meny
Caden langsung menarik selimut yang menutupi Naomi. Sebelum sempat berbicara, dia sudah melihat sosok yang ramping dan putih.Rambut panjang, pinggang ramping, kaki jenjang, lekuk tubuh yang indah, dan kulit yang halus ....Meskipun sudah pernah melihat, menyentuh, dan menggigit tubuh indah ini, Caden masih tetap tergoda. Dia menelan ludah lagi. Di benaknya, muncul sebuah adegan di mana dia menekan seseorang ke pintu kaca, lalu mengangkat sebelah kakinya dan melakukan hal itu ....Caden yang pada dasarnya belum puas pun mulai terangsang lagi. Dia sangat ingin menyiksa Naomi lagi, tetapi juga tidak berani.Naomi sudah tidak sabar untuk membawa sampel virus kembali ke gunung. Jika Caden menyiksa Naomi sampai dia tidak bisa turun dari tempat tidur, Naomi pasti murka. Masih mending jika Naomi hanya tidak menghiraukannya. Bagaimana jika Naomi tidak mengizinkannya naik ke tempat tidur setiap malam? Menghancurkan kebahagiaan masa depan demi kesenangan sesaat tidaklah menguntungkan.Caden meng
Kota Jawhar adalah markas utama Caden. Dia bisa menghadapi seseorang dengan mudah. Hanya saja, master memiliki hubungan yang aneh dengan Hayden. Jadi, dia tidak bisa langsung turun tangan.Master memiliki konflik dengan gurunya Hayden. Menurut logika, Hayden seharusnya adalah musuhnya. Namun, dia juga begitu melindungi Hayden ....Hayden terlihat khawatir. Setelah berpikir sejenak, dia berkata, “Aku akan bicara dengannya.”Seusai berbicara, Hayden lagi-lagi melompat keluar dari jendela. Melewati halaman belakang lebih dekat dengan gunung belakang.Caden tidak menghentikan Hayden. Ini adalah masalah di antara Hayden dengan orang aneh itu. Sebagai ayah, dia tidak akan menggantikan putranya mengambil keputusan dengan seenaknya. Dia hanya akan selalu berdiri di belakang putranya dan membantu putranya ketika putranya membutuhkan bantuannya.Di gunung belakang.Begitu melihat Hayden kembali, master pun mengamatinya dengan bingung.Hayden mengerutkan keningnya, lalu langsung bertanya, “Apa se
Melihat anak-anak yang antusias, orang dewasa juga merasa gembira.Setelah menenangkan Maria, Naomi mulai mengemasi barang-barangnya. Dia sangat ingin membawakan segala sesuatu yang dia anggap bagus untuk kakek dan nenek. Selain merupakan penyelamatnya, mereka semua juga sudah hidup bersama selama 5 tahun. Jadi, dia sudah menganggap mereka sebagai keluarga.Joseph mengingatkan Naomi, “Celine, bukannya kalian harus lewat jalan gunung? Apa kamu bisa bawa barang sebanyak itu?”Naomi baru tersadar bahwa mereka harus melewati gunung, sungai, dan hutan primer. Dia memang tidak bisa membawa terlalu banyak barang. Akhirnya, dia terpaksa mengeluarkan lagi barang-barang yang dikemasnya.Saat Hayden kembali ke Vila Maison, Naomi dan anak-anak sudah hampir selesai mengemas barang masing-masing. Hayden langsung mencari Caden dan berkata, “Papa, dia akan ikut bersama kita.”Caden memicingkan matanya. “Kalian sudah selesai diskusi?”“Emm! Dia janji akan dengar semua perintahku setelah tiba di sana. A
“Kamu nggak punya latar belakang maupun koneksi apa pun di dunia medis. Selain aku, nggak akan ada yang bisa membantumu! Kamu seharusnya merasa terhormat karena aku memintamu meneliti virus ini bersamaku!” seru Salvia.Naomi menjawab dengan dingin, “Aku nggak butuh latar belakang dan koneksi maupun bimbinganmu, apalagi kehormatan ini! Selamat tinggal!”“Kamu .... Mengendalikan virus dan meneliti obat penawar adalah tugas setiap ilmuwan. Dengan menolak tawaranku, itu setara dengan kamu nggak punya cinta kasih, juga nggak peduli sama negara!”Salvia bukan hanya meninggikan suaranya, juga membesar-besarkan keseriusan masalah dari Naomi yang menolak untuk bergabung dengannya.Naomi malas meladeni Salvia lagi dan langsung memutuskan sambungan telepon. Mau dia memiliki cinta kasih atau tidak maupun peduli pada negara atau tidak, itu semua bukanlah sesuatu yang dapat dinilai oleh Salvia. Dia tidak akan mendengar ucapan-ucapan penuh manipulasi itu.Tidak lama kemudian, Salvia mengirim pesan ke
Seolah-olah dikejutkan oleh sesuatu, binatang-binatang dalam hutan terlihat ketakutan dan berlarian ke segala arah. Burung-burung yang bertengger di atas pohon tidak berhenti berkicau, lalu mengepakkan sayap dengan cepat untuk terbang ke langit. Situasi seperti ini terkesan seperti ada banjir atau binatang buas di sekitar.Caden, Braden, Hayden, dan Rayden pun mengerutkan kening secara serentak. Master juga mengerutkan kening dan menatap ke sekeliling dengan penuh waspada. Sementara itu, Naomi melindungi Jayden dan Baby dengan ekspresi cemas. Suasananya terasa sangat tegang dan berbahaya. Tiba-tiba .... “Dor!”Terdengar suara tembakan senapan yang dilengkapi alat peredam dari dalam hutan. Kemudian, seekor burung yang bulunya warna-warni jatuh dari langit dan mendarat di samping mereka.Burung itu terlihat sangat cantik dan seharusnya adalah spesies langka. Namun, kepalanya sudah hancur dan mengalirkan darah karena tertembak. Keadaannya terlihat sangat tragis.Sekelompok orang itu lan
Hayden juga telah menyadari keberadaan ular berbisa itu. Namun, sebelum dia sempat bertindak, ada orang yang sudah mendahuluinya. Master tidak mengikuti mereka datang ke Kota Hedem, tetapi juga telah tiba di tempat ini. Master yang membunuh ular berbisa itu.Hayden melirik ke sebelah kiri dan diam-diam merasa terharu. Orang yang melindungi keluarganya adalah temannya. Jika master bisa mengesampingkan dendamnya dengan gurunya, Hayden pasti akan berteman dengannya. Namun, jika master melukai gurunya ....Hayden hanya mengerutkan keningnya. Dia tidak pergi menyapa master, melainkan menyusul Naomi dan Baby. Ketika mereka kembali, Caden, Braden, dan Rayden sudah selesai mendirikan tenda. Ketiga orang itu sedang mencuci tangan di tepi sungai.Melihat suaminya yang begitu terampil, Naomi diam-diam memuji dalam hati, ‘Mau cari suami harus yang begini! Berkelas, tapi nggak lemah! Selain jago berbisnis, dia juga bisa masak!’Berhubung masih belum tiba di area hutan yang dalam, Naomi sekeluarga m
Seusai sarapan, Naomi sekeluarga pun berangkat. Kali ini, mereka bepergian tanpa pengawal.Ketika baru masuk ke gunung, Naomi sekeluarga berjalan menelusuri sebuah jalan setapak. Jalan itu tidak lebar, tetapi mudah dilewati.Hayden dan Putih berada di paling depan untuk membawa jalan. Hayden terlihat bagaikan seekor monyet dan sangat gembira. Baby dibesarkan dan sangat dimanjakan Samuel. Staminanya kurang bagus. Baru berjalan beberapa saat, dia sudah kelelahan. Caden yang membawa tas ransel pun membiarkan Baby duduk di pundaknya. Dia memiliki energi dan stamina yang kuat.Ketika tiba di pintu masuk area terlarang, waktu sudah sore. Naomi membaca papan petunjuk dengan saksama dan bertanya, “Hayden, kamu yakin masuk dari sini?”Hayden mengangguk. “Paling aman masuk dari sini. Lagian, setelah masuk, akan ada area yang permukaannya datar. Kita bisa dirikan tenda dan bermalam di sana.”Hayden sudah terlebih dahulu masuk dan menjelajahi area itu.Naomi mengangguk dan berujar, “Oke. Ayo jalan
Keesokan pagi, Naomi sudah bangun sebelum matahari menyingsing. Caden tidak berada di sisinya, entah ke mana dia pergi. Naomi pun pergi menyikat gigi dan mencuci wajah, lalu berjalan keluar dari kamar.Caden sedang duduk di halaman dan berbicara di telepon. Dia yang mengenakan setelan olahraga memegang ponsel dengan sebelah tangan dan menaruh sebelah tangannya lagi ke saku celana. Penampilan Caden ini terlihat sangat berbeda dengan penampilan biasanya. Saat ini, dia terlihat lebih santai, tetapi tetap memancarkan wibawa yang kuat. Wibawanya berasal dari dalam dirinya, bukan dari pakaiannya. Jadi, tidak peduli apa yang dipakainya, dia tetap terlihat tampan dan berwibawa.Saat merasakan dirinya ditatap oleh orang, Caden pun menoleh. Dia menatap Naomi dengan sangat lembut. Naomi juga sudah mengganti pakaiannya dengan setelan olahraga. Dia mengisyaratkan Caden untuk lanjut berbicara di telepon sebelum berjalan masuk ke dapur.Koki penginapan sedang membuat sarapan. Setelah berbicara deng
“Rayden, kebahagiaan orang datang dari 2 tempat, yang satu dari luar, yang satu lagi dari dalam diri sendiri. Meski hidup Mama penuh dengan liku dan Mama juga sudah mengalami banyak kesulitan, kehidupan Mama dan saudara-saudaramu selama di gunung itu sangat gembira.”“Kehidupan di gunung memang nggak sebagus kehidupan di kota, tapi kami benar-benar bahagia. Jadi, Rayden nggak perlu merasa sedih karena merasa Mama hidup menderita.”Naomi mengelus rambut Rayden dan melanjutkan, “Tapi, Mama terharu banget karena Rayden begitu perhatian sama Mama. Sekarang, Mama sudah makin bahagia.”Bibir Rayden bergerak, tetapi tidak ada suara yang keluar. Saat ini, penyakit mental Rayden sudah jauh lebih baik. Namun, dibandingkan dengan Braden, Hayden, dan Jayden, dia masih jauh lebih diam. Di antara semua anak, dia yang paling pendiam.Naomi menyentuh wajah Rayden dengan lembut, lalu memeluknya. “Mama sayang banget sama Rayden.”Rayden menepuk-nepuk punggung Naomi seperti orang dewasa yang menghibur an
Hanya saja, siapa sebenarnya kakek dan nenek itu?Menurut logika, meskipun tidak kenal, Caden seharusnya pernah mendengar tentang tokoh pemimpin berbagai industri yang masih hidup. Namun, setelah mendengar cerita Naomi, dia masih tidak dapat menebak identitas orang-orang itu.Melihat Caden yang mengerutkan kening, Naomi mengira dia merasa gugup dan menghibur, “Kamu nggak usah gugup. Nenek dan para kakek sangat bersahabat. Mereka memperlakukan aku dan anak-anak layaknya keluarga. Mereka juga pasti akan memperlakukanmu layaknya keluarga.”Caden mengesampingkan pemikirannya dan bertanya, “Emm. Apa pekerjaan mereka sebelum hidup menyendiri?”“Ya cuma rakyat biasa. Waktu kumpul bersama, topik yang paling sering mereka obrolkan itu tentang bercocok tanam. Mereka semua sangat suka bercocok tanam.”Caden tidak lagi berbicara.Tanpa terasa, Naomi sekeluarga sudah tiba di bandara. Pesawat pribadi Caden juga sudah siap untuk terbang. Dua jam kemudian, mereka tiba di Kota Hedem. Baru saja mereka t
“Putih bukan sekadar hewan peliharaan Hayden. Mereka itu lebih mirip saudara kandung. Bahkan Braden dan Jayden juga nggak menganggap Putih sebagai hewan peliharaan. Putih itu bagian dari keluarga kita,” jawab Naomi sambil tersenyum lembut.Tatapan Caden juga melembut. Pantas saja hubungan Putih dan Caden begitu dekat. Ternyata mereka itu saudara sehidup semati.“Kakek buyut kedua? Gurunya Hayden?”“Emm, aku panggil dia Kakek Kedua.”Dulu, Naomi tidak mungkin menceritakan tentang kehidupannya di gunung kepada Caden. Meskipun mereka saling mencintai, dia juga tidak akan menceritakannya. Sekarang, dia akan membawa Caden menemui kakek dan nenek. Jadi, dia tidak perlu menyembunyikannya lagi.“Sifat Braden mirip sama Kakek Pertama, jadi dia lengket sama Kakek Pertama. Sifat Hayden mirip sama Kakek Kedua, jadi dia lengket sama Kakek Kedua. Kalau sifat Jayden lebih mirip sama Kakek Ketiga, jadi dia lengket sama Kakek Ketiga. Aku lebih banyak habiskan waktu sama Nenek.”Caden bertanya, “Ada 1 n
Semua orang pun menoleh ke arah Hayden secara serentak. Sebelum Hayden sempat menjawab, Putih sudah terlebih dahulu muncul dan menjulurkan lidahnya. Kemudian, ia melompat ke bahu Naomi dan mengeluskan kepalanya ke dagu Naomi.Putih seolah-olah ingin berkata, ‘Jangan khawatir, ada aku!’Hayden menjawab dengan yakin, “Mama tenang saja. Aku dan Putih pasti bisa temukan jalan pulang.”Rayden bertanya dengan penasaran, “Di hutan kan nggak ada jalan yang jelas. Kok kamu bisa ingat jalan pulang?”“Kita nggak ingat, tapi binatang-binatang di sana ingat. Mereka itu agen intelijenku dan Putih,” jawab Hayden dengan sangat bangga.Rayden bertanya dengan terkejut, “Kamu ngerti bahasa semua binatang?”Hayden tertawa dan menjawab, “Bukan begitu. Aku cuma sudah berinteraksi lama dengan mereka, jadi aku bisa analisis apa yang mau mereka ungkapkan dari bahasa tubuh mereka. Kayak aku dan Putih. Begitu Putih kasih aku sebuah lirikan, aku bisa langsung tahu apa maksudnya! Begitu aku kasih Putih sebuah liri
“Kamu nggak punya latar belakang maupun koneksi apa pun di dunia medis. Selain aku, nggak akan ada yang bisa membantumu! Kamu seharusnya merasa terhormat karena aku memintamu meneliti virus ini bersamaku!” seru Salvia.Naomi menjawab dengan dingin, “Aku nggak butuh latar belakang dan koneksi maupun bimbinganmu, apalagi kehormatan ini! Selamat tinggal!”“Kamu .... Mengendalikan virus dan meneliti obat penawar adalah tugas setiap ilmuwan. Dengan menolak tawaranku, itu setara dengan kamu nggak punya cinta kasih, juga nggak peduli sama negara!”Salvia bukan hanya meninggikan suaranya, juga membesar-besarkan keseriusan masalah dari Naomi yang menolak untuk bergabung dengannya.Naomi malas meladeni Salvia lagi dan langsung memutuskan sambungan telepon. Mau dia memiliki cinta kasih atau tidak maupun peduli pada negara atau tidak, itu semua bukanlah sesuatu yang dapat dinilai oleh Salvia. Dia tidak akan mendengar ucapan-ucapan penuh manipulasi itu.Tidak lama kemudian, Salvia mengirim pesan ke