Home / Romansa / Anak Anak Muda / 03 : Menaruh Keyakinan

Share

03 : Menaruh Keyakinan

Author: MilkPink
last update Last Updated: 2021-09-10 14:29:05

Tepat pada siang hari, dimana matahari tampak memancarkan aura ganasnya membuat orang-orang yang berlalu lalang dibuat gerah karena terguyur keringat di sekujur tubuhnya.

Belum lagi wajah mereka  yang memerah akibat terik cahaya dari sang surya yang menjadikan hari itu cuacanya sungguh panas tingkat dewa. 

Dengan wajah tampak beringas. Dia berjalan menuju Masjid yang hanya beberapa blok dari area rumah sambil menyibak kertas sesekali untuk menyejukan badan kemudian memandangi area sekitar.  

“panas banget hari ini”,

kondisi luar kian sepi, sepertinya orang-orang enggan untuk keluar rumah apakah mungkin inisiatifku ini didengar mereka?

Begitulah kira-kira 3 hari perjuangan Zain mengajak kawan-kawan komplek nya untuk memperbaiki akhlak.

Maksudku, setidaknya meramaikan masjid yang sepi dari anak-anak remaja masjid yang berada di komplek blok M.

salah satu masjid yang bisa di bilang tidak memiliki remaja masjid, selain banyaknya anak-anak remaja yang sibuk dengan aktivitas sekolahnya, lebih banyak lagi remaja yang membuang buang waktunya untuk hal yang tidak berguna.

Zain yang merasa berteman dekat dengan mereka yang sering membuang-buang waktu, berinisiatif untuk mengajak temannya berpatisipasi untuk membentuk remaja masjid komplek tempat mereka tinggal.

Disaat-saat seperti ini, memang paling enak tentu menyeruput es marimas dari warteg Lia, berteduh dibawah atap bangunan yang desainnya menyejukan hati yang menjadi sumber energi tiada dua.

Namun, karena tekad Zain sudah bulat untuk melangkahkan kaki ke masjid. Jadilah Zain urungkan niat untuk menyeruput minuman itu.

Tepat dari jarak 1 km sesosok laki-laki bertumbuh gembul.

Namanya Brivio, merupakan teman satu gengnya.  terlihat lesuh letih dan kepanasan. Tampaknya ia sudah tak tahan ingin masuk masjid lalu berteduh.

Kemudian Salah satu jamaah dari masjid tersebut dilihat keberadaannya, tampak seorang wanita bercadar bernama Oktavia tersebut didatanginya untuk ditanya.

“emang sepi ya?”, Tanya dia pada wanita bernama Oktavia.

Kendati tak terucap dari mulut bibir yang tersembunyi itu, ia hanya terdiam memilih bungkam kemudian beranjak pergi dari pandangan lawan bicaranya yang mungkin terasa asing untuk dijawab.

Sontak membuat Zain dan juga Azka, teman satu gengnya yang baru keliatan sejak tadi pun langsung tertawa melihat temannya dihiraukan.

Tak ingin beranggapan lain. Memang barangkali saja wanita itu mempunyai sifat pemalu tingkat dewa.

Ya, kami termasuk orang baru yang terlalu banyak tingkah, terlebih Brivio.

Kini, tanpa banyak menunggu akhirnya Kami memasuki pintu ruangan masjid.

Seperti kondisi pada umumnya.

sajadah tersusun di atas lantai dengan hawa yang begitu sejuk serta mikrofon yang tertata di atas mimbar juga kitab suci Al-Qur’an yang tersusun di dalam lemari etalase.

mengingat alat rebana yang dulu pernah Zain mainkan masih tersimpan pula disana.  

                                                                      “Ngakak tolong pio”, Azka masih dengan tawanya.

Datanglah sesosok perempuan namun bukanlah orang yang sama yakni Oktavia melainkan Yasmin, ia mengenakan kerudung dibalut warna merah muda, ia berjalan mengarah pada Kami.

Seperti biasa, Nampaknya Brivio terpukau dengan perempuan yang terkenal menjadi kembang desa itu.

Beralih pandangan lain, dimana mereka bergerombol datang yang membuat Kami sontak kaget tak terkecuali dengan Zain.

mereka, yakni Jeff, Riri, Olif, Denan, Jefri, dan Farel.

Nyatanya ajakan Zain didengar oleh mereka bukan sekedar hanya menyetujui saja. 

"aku kira kalian gak bakal datang, cuma omongan aja", Ujar Zain yang sontak disambut jawaban oleh salah satu dari mereka.

"yakali kita gak Dateng, kan aku yang ngebersihin semuanya, rugi kali kalau ketinggalan takjil", Farel yang katanya marbot dadakan.

“bulan puasa baru 1 bulan lagi, mana ada takjil”, sahut Zain.

“terus sekarang gimana, balik?”, Tanya Jefri.

Yang rupanya anak tongkrongan depan gang super malesan itupun ikut datang.

“BISMILLAHIRAHMANIRROHIM DINGIN”, kalau ini bernama Olif, perempuan dengan sejuta kata alias cerewet itupun memanas akibat terlalu lama di luar.

Sementara Denan, teman sejawat dari Jefri pun sudah lebih dulu terbakar maka dari itu ia memasuki ruangan untuk berteduh,

“sejuk sekali tidak seperti di luar : )”. Katanya.

Mendekati bulan suci Ramadhan, membuat Zain semakin menggebu-gebu mengajak teman-temannya untuk datang ke masjid, mumpung teman-temannya masih menetap disini dan libur baru saja dimulai, yang membuat suasana menjadi ramai, sebelum semua kembali sepi Zain merencakan sesuatu dengan mengambil alat rebana serta menciptakan kondisi layaknya anak remaja masjid.

“ngapain nih”, Tanya Azka.

“ngambil gendang, nih suling lu pegang”, jawab Zain.

Berkat suling sakti dimainkan, masjid komplek itu yang semula ramai atas kehadiran mereka menjadi semakin heboh seperti malah tak kondusif.

Nampaknya niat mulia Zain ini tidak terlalu baik untuk dijalani sekarang. malah membuat curiga penjaga marbot yang terlihat menatap arah masjid.

Ia Bernama Fathur, kini ia berjalan menuju masjid dengan lagak seperti ingin memberi perhitungan.

Memang ini bukanlah kali pertama. bagaimana tidak,  setiap kali sampai ke masjid bukan hal baik yang mereka lakukan, kawan-kawan Zain lebih memilih rusuh, bercanda yang mungkin bisa di katakan tidak kelewat batas namun tetap saja bercanda di tempat ibadah bukanlah hal yang baik.

Lantas kini kondisi diatur oleh perempuan pemilik warteg.

Entah kapan keberadaannya tiba. ia Melangkah maju dengan percaya diri membawa kitab, mendekati mimbar Lia bersua saat itu juga.

 

                                                                                                                        

“ada yang mau belajar sullam taufik?” Tanyanya.

Cewek itu berdiri di atas mimbar mengajukan tawarannya.

“mau lia..”, jawab salah satu dari Kami.

“baca doa dulu anak-anak sebelum belajar”

“robbi zidni ilman warzukni fahman aamin ya robbal a’lamin..”, berdoa yang dibarengin komat-kamit nya Azka.

“ini bahas apa ya akhi”, Yasmin bertanya dan disambut lelucon sehingga Yasmin terpaku mendengar pertanyaan limbad.

“bahas pernikahan kita saja bagaimana ukhti?”, Limbad alias Brivio.

Dia duduk persis dekat dengan cewek yang diajak bercanda namun cewek itu tampak serius sehingga menghasilkan wajah datar yang amat membuatnya gagal menggodanya.

Beralih pada cewek yang sibuk pada gadget nya, ia bernama Riri. Dengan wajah cengok ia pun bertanya,

“kalian sekarang mau ngapain”.

“belajar akhlak biar lu punya akhlak”, jawab kagak santé Azka. 

Dengan wajah sumringah berharap gugup nya hilang, Lia kini membuka kitab perlahan dan membaca,

“memilih teman sebaiknya adalah seorang yang rajin, menjaga watak, dan peka. Tak lupa kita harus menghindari teman yang pemalas, banyak bicara membuat kerusakan, dan suka fitnah”, terang Lia.

Azka sigab bertanya, “wah saya punya teman seperti ini pemalas banyak bicara berarti saya harus menjauhinya atau menghindarinya?”.

“jebloskan dalam penjara nak”, jawab Zain.

“saya masih punya hati pak”, balas Azka.

Mereka yang ikut menyimak  speechless dan kurang percaya pada satu orang ini.

Sementara Zain menjawab, “hati kamu kan mengandung boraks”.

Riri tak cengo pun dengan sigab bertanya, “kalau sahabat tiba-tiba menghilang apakah perlu kita membencinya?”.

Tiba-tiba mata Kami tertuju pada Pria berumur yang bertanya seketika atmosfer yang semula cerah kini suram

“pada ngapain kalian?”, Tanya seorang marbot bernama Fathur ini yang sudah berada menyimak materi pembahasan kami, kemudian kami pun seketika terdiam sementara Lia turun dari mimbar merasa akan terjadi masalah.

saat Fathur mengurungkan niatnya untuk tidak perhitungan pada anak-anak ini karena ia mengetahui niat baik mereka saat dengan ini, salah satu dari kawannya sebut ialah Farel bertanya, 

"Pak apakah kami membuat keributan?".

Pria berumur tersebut memberikan senyuman,

“Saya yakin kalian mempunyai tekad untuk menghidupkan masjid, lakukanlah sebaikmu”, tak menyangka Fathur kini mempersilahkan mereka beraktivitas di masjid.

Tampak Pria tersebut menaruh keyakinan bahwasannya mereka adalah para kandidat anak-anak pencetak remaja masjid.

                                                                                                                     

Related chapters

  • Anak Anak Muda   04 : Bertemu dengan Fathur

    Waktu yang paling nyaman serta aman itu adalah sendiri. Ya, sudah seminggu atas kabar kak Fariz dibawakan ke rumah sakit akibat pembengkakan di kakinya, kegiatan kami yang semula akan aktif terhenti sejenak.Tepat Di Hari minggu setelah Zain memutuskan untuk tidak mengikuti acara rekreasi keluarga besar dan lebih memilih rekreasi di rumah sambil bermalas-malas sangat menyenangkan rasanya.Walaupun lebih memilih tetap tinggal dirumah, tetap saja tugas rumah menantiku untuk bertumbuk sehingga energiku akan terkuras juga.Kalau saja bukan soal komputer baru—nghh…ah gapapalah hitung-hitung mengisi waktu luang.Kata bunda anak lelaki itu juga harus tau betapa beratnya pekerjaan wanita di rumah, nah mumpung kamu dirumah mending bantuin selesain tugas-tugas bunda biar pas bunda pulang kan enak, ya perkataanya teringat betul di gendang telingaku.Namun, bukan Zain kalau tidak meminta imbalan komputer baru haha.  

    Last Updated : 2021-09-10
  • Anak Anak Muda   05 : Sebuah Mobil Mewah

    Seseorang pernah berkata kepadaku, tulislah jika ingin menulis.Semua cerita bisa kamu tuangkan dalam sebuah bentuk tulisan yang kamu ciptakan, tak terkecuali peristiwa serta kejadian yang pernah dialami.Lambat laun manusia pasti akan menua. Dalam artian bukan tua, melainkan mereka tumbuh menjadi pribadi kuat.Dimana kuat bertempur dalam lingkungan pergaulan baru, kuat menghadapi masalah, serta kuat menerimanya, begitupun hal semacam lainnya.Setiap kisah selalu punya makna.“Genggam pena catat peristiwa”Begitulah kalimat spontanitas yang dilontarkan pemuda-pemudi yang jauh kulihat namun bisa ku pandang wujudnya, dilihatnya sambil membawa bendera kebangsaannya.Semangatnya 45, teriaknya sungguh menembus gendang telingaku. Kalau saja pisau yang menjadi deskripsi sebuah teriakan itu, mungkin ku sudah tertusuk.Dan cerita pun berakhir.Terbesit dalam sanubariku, ada hal ganjal dingatan.Bukan mereka, na

    Last Updated : 2021-09-10
  • Anak Anak Muda   06 : Dokumentasi

    Perjuangan dilewati dengan berkorban.Penurut, kreatif, penuh semangat, mungkin tidak salah pula jika dikatakan rupawan. Semua ada pada Zain, menjadi calon sejarawan baginya merupakan sebuah hasil usaha dan kemampuannya.Sejak ia mencoba mengajukan rapot nilai hasil kelulusannya dua tahun lalu.Zain bukan satu-satunya seseorang yang tak sesempurna dibayangkan di lingkungannya, semenjak di bangku madrasah tsanawiyah (Mts) , Zain yang penurut hanya memenuhi semua kebutuhan yang terbaik untuk dirinya ditangan orangtua.Tidak jarang, keinginannya selalu ia batalkan karena fikiran negatifnya selalu menghantui jika ia melangkah sendiri.Semua orang bangga pada Riri, begitu juga Zain. Ingatkanku kembali di masa dimana Riri, ia sesosok sebagai perempuan yang pintar juga optimis.Selain bertetangga, Zain dan Riri juga merupakan teman sekelas di waktu SMA, jika jam sekolah berakhir, tak jarang mereka pulang bersama.Kami berkenalan sepintas dis

    Last Updated : 2021-09-11
  • Anak Anak Muda   07 : Yasmin yang terjatuh

    “Bukannya lu itu nggak jadi putus? Kok malah dibilang mantan?”, Tanya Azka pada Brivio. mereka ada di sisi depan meja. Atmosfer kini mengelilinginya saat ditanya perihal hubungannya dengan sang perempuan yang dibilang mantan oleh Farel.Namanya Atla. Bisa dikatakan ialah cinta pertamanya. Sewaktu dibangku madrasah tsanawiyah (MTs) pertemuan mereka yang singkat pada ujian nasional ternyata menimbulkan suatu getaran asmara diantara keduanya.Laki-laki bertubuh gembul itu merupakan anak dari Ustad di tempat sekolahnya di MTs, Ya, Brivio memang dikenal laki-laki yang mengumbar pesona. maksudku populer. bagaimana tidak? Hampir semua kalangan area tempat perempuan mengenali Brivio. Tak heran ia selalu dicurigai banyak pengintai guru-guru BK namun sejauh ini, Nyatanya belum ada sesuatu kasus pun menimpa Brivio.Hanya saja, saat ujian nasional dimana para murid akhi dan ukhti bercampur sehingga beberapa diantaranya mengambil kesempatan disitu, pada momen selesainy

    Last Updated : 2021-09-11
  • Anak Anak Muda   08 : Berkunjung ke Pesantren

    Aku seperti berada dalam tempo hari yang cukup cerah. Secerah matahari juga hati Jefri saat sekarang ini. Perjalanan kami belum saja tuntas, aku termenung memikirkan surat yang berisi denah lokasi pesantren. Karena mereka masih memenuhi energi untuk berkeliling, maka setelah ke Masjid Sang Cipta Rasa selesai berbuah manis. Tak lama kemudian kami pun menyusuri daerah Pesantren Azzikri untuk dikunjungi.“antum Lurus saja.. ka sana. A…nanti ada perempatan beloklah ke kanan”, ujar bapak-bapak yang kami temui di jalan.Kami mengangguk dan kembali menyusuri jalan. Sekitar waktu 25 menit hampir setengah jam, mobil melaju penuh kebingungan menyesuaikan arah yang benar pada lokasi denah yang tertulis,Belum lama ini aku baru saja mengetahui adanya Pesantren di kawasan ini, Farel mungkin sudah bisa ketebak bahwasannya dia punya pengalaman sewaktu kecil disana, Farel menjelaskan dirinya itu yang pernah tinggal di Pesantren berumur 5 tahun. Semua orang yang ber

    Last Updated : 2021-09-11
  • Anak Anak Muda   09 : Hari yang Kusuka

    “silahkan duduk”, ucap seorang Pria paruh baya tersebut. rupanya beliau adlah Adik kandung dari Fathur, beliau bernama Andi. Wajahnya ternyata agak terlihat lebih muda dari biasanya kulihat waktu itu.Tapi sekilas mirip, seperti saudara kembar seiras.Kami dibawa ke sebuah kantoe miliknya. Santri yang membawa Kami pamit pergi dan meninggalkan Kami dengan Kak Andi di ruangannya.Dengan tampak canggung, banyak diantara Kami diam. Bingung ingin membahas apa. Alhasil Kak Andi membuka suaranya dan memulai sebuah Topik pembicaraan.“Apakah ada kendala untuk, perjalanan menuju tempat ini?”, Tanya nya kepada Kami. Menoleh sebagian dari pada Kami. “tidak ada kak, justru kami sangat antusias karena bisa ditawarin untuk main ke Pesantren”. Jawabnya Farel.Zain memainkan manik matanya, Beliau terlihat sedikit mengenal sosok Farel hanya saja agak lupa darimana, ia mencoba membantunya mengingat siapatau beliau mengetahui Farel yang dulu

    Last Updated : 2021-09-15
  • Anak Anak Muda   10. Pulang ke Rumah

    Usai berkunjung selesai Kami pulang dengan berpamitan. Sampai rumah pada sekitaran jam setengah lima. Zain berpamitan untuk pulang, dan yang lain juga ikut mengekor pulang ke rumah masing-masing. Sungguh hari yang menyenangkan.Zain sampai rumah. Sebelum membuka pintu, ia merogoh sakunya untuk mengambil kunci rumah cadangan yang di bawanya setiap bepergian ke luar, takutnya seisi rumah tidak ada orang, jadi dia antisipasi dengan membuat kunci duplikat yang saat itu ia pinjam dari bundanya. “cklekk..”,suara kunci membuka pintu rumah.Dan benar keadaan rumah tampak sepi. Kayaknya Via,Bunda, Abang serta Ayah sedang tidak berada di rumah. Sudah kuduga dirinya selalu saja ditinggali tanpa diberi kabar mereka pergi kemana. Zain melepas jaket yang terpasang di badannya. Ia selempangkan di atas tiang gantungan dekat laci ruang televisi. Lalu badannya ia lemparkan ke setumpuk bahan empuk yakni sofa. Ia rentakan kaki disana. Rebahan dimulai.Tepat setengah jam kedep

    Last Updated : 2021-09-15
  • Anak Anak Muda   11. Begadang

    Jam 00.00Zain masih terjaga. Belum tidur daritadi. Malam ini Zain begitu malas untuk beranjak dari sofa busa yang empuknya berkali-kali lipat dengan stiker bergambar boygrup andalan adiknya itu. Zain masih dengan merasa nyaman rebahan disana, nyaman pada posisi tidurnya. Walaupun Via masih jinkrak-jingkrak dengerin musik bahasa korea yang ia setel itu.Walaupun ruangan ini sekitar ukuran 5 x 5 meter tapi ya sekiranya kalau Zain masuk kamar bakalan gak kedenger suara dari ruang tivi. Bukan soal ukuran sih tapi kedap suara nya kamar Zain, ga masalah lagian lagunya adem, bisa sebagai pengantar tidur gitu, “dek judul lagunya apa?”. Tanyaku ngasal.“bye my first”, katanya. Lalu ia kembali lambaikan tangannya kayak semacam berkonser di tempatnya langsung.Ingatan Zain kembali melekat kalau ia setidaknya kembali merencakan kegiatan liburan Kuliah ini. Apalagi Ramadhan bentar lagi, tekadku bermalas-malasan harus di hilangkan dari sekarang.

    Last Updated : 2021-09-15

Latest chapter

  • Anak Anak Muda   24 : (masih) Daily activity of Via

    Gadis itu kali ini berputar-putar sambil memadangi kartu itu selayaknya dunia milik dia dan kartu itu…beberapa orang yang melihat terkadang tertawa dan mengherankan dengan tingkah yang dilakukan Viaa saat ini, aneh,aneh,aneh,aneh,aneh.“neng otaknya geser ya, sini ibu cari orang yang lain saja”.“eh jangan bu, saya kenal orangnya sayang kalau ibu kasihin ke yang lain dan dia gatau orangnya susah loh bu”.“oh yaudah”. Jam 18:00 WIBTibalah Buka Puasa…Bersyukur Via sudah pulang tepat waktu, ia bisa menyantap makanan di rumah.Kali ini Via membawa temannya dari kampus, namanya Thea.Sebenarnya mereka udah saling kenal sejak SMP.Berhubung sudah waktunya jam Berbuka puasa, alhasil Via menawari sahabatnya tersebut untuk makan dirumah dan Thea akan bermalam juga disana, hitung-hitung merayakan hari libur kuliah.Di sela-sela makan, mereka berbincang.

  • Anak Anak Muda   23 : Daily activity of Via

    18:00 WIBSelesailah kegiatan kampus hari ini, sungguh hari-hari yang begitu sibuk dengan ditambah mengikuti kumpulan kajian ukm jurnalistik. Tumben apa Via rajin minggu ini. Ya mungkin saja Via sedang mencoba fokus pada kegiatan jurnalis daripada mata kuliah begitu menyulitkan.Mungkin saja jika waktu memihak pada Via tuk menjadi Reporter di yang akan datang sungguh pasti seru bukan.Matahari sudah terbenam otomatis langit pun bentar lagi akan gelap, kali ini dia akan pulang ke rumah dengan membawa motor. Untuk pertama kalinya Via mengendarai motor pada suasana malam.Yaela motornya nyempilBakalan susah diambil nihTepat di parkiran motor, terlihat Via yang sedang kebingungan akibat banyaknya motor yang memakirkan di dekat motornya sehingga terperangkap dan sulit keluar. Jalan satu-satunya ialah memindahkan motor-motor tersebut satu per satu.Suwe lahCoba Via berotot dah Via angkat tuh motor“Neng ada yang

  • Anak Anak Muda   22. (masih) teringat masa ngampus

    ***Kelas free karena dosen gak datang alhasil Ributnya kelas membuat Riri tak konsen merangkum matkul pagi ini di jam pertama yaitu mata kuliah ilmu sejarah. Cewek dengan lagak agak Tomboy itu heran sama kelas Riri sendiri santuy banget ngadepin tugas-tugas dari dosen yang kalau diitung entah itu seberapa Riri lupa lagian Riri sengaja dilupain biar tau rasa tuh tugas di kacangin wkwkwkwk.Bobrok nya bisa dibilang tidak jauh berbeda sama sekolah jaman SMA Riri dulu..akhhh..jadi gabisa move on nih walaupun Riri hanya sebagai pelaku figuran di setiap moment-moment seru di kelas tapi sekiranya Riri banggalah punya kelas penuh kenangan itu, kenangan bareng genk gue nya doang yaiyalah.“Tringtringtring”“aciee bebebbb nelpon tuh diangkatlah”. Temen-temen menyoraki Jiselle, palingan itu Betrand yang nelpon ucap Riri dalam batin.Nasib jadi single sejak lahir menjadikan Rriri sudah terbiasa dalam situasi seperti ini. Tahukah anda?terka

  • Anak Anak Muda   21 : Teringat masa Kampus

    Di suatu hari pada Ramadhan yang baru tiba, tepat pada posisi cewek nelangsa disana. Rriri dan beberapa benda disekitarnya seperti pulpen, buku yang selalu aku corat-coret entah apa yang Riri tulis, Riri terus memenuhi lembar kosong kertas itu serta sesekali mengutak-ngatik hape untuk mengetahui banyaknya notifikasi yang masuk. namun hanya beberapa yang penting lalu Riri tutup kembali. televisi yang sekarang menemani kesendiriannya yang Riri putar siaran kartun, ya.... karena Riri suka kartun sampai sekarang. sebelas duabelas tidak jauh dengan Zain."males banget"tulisannya saat ini tidak teratur membuatnya malas menulis entah karena kehabisan ide atau apa Riri beralih mengenggam hape dan melihat beberapa grup yang belum sempat nya baca hemm... seperti sengaja tidak Riri baca-baca.yang pertama terdapat grup sebuah organisasi yang Riri masuki sewaktu semasa sekolah SMA Riri dulu,"sudah 400 lebih notifikasi grup ini""lebih

  • Anak Anak Muda   20 : Cerita di Sahur Pertama

    malam hari adalah malam yang paling asyik untuk kita merenungkan sesuatu pada hari esok.Ya yang kutahu malam ini penuh dengan bintang yang bersinar, tentu banyak disana berjejeran.“waw sungguh mereka beruntung bisa bersama-sama”Tak lama gadis itu mulai terhanyut pada khayalan yang entah kenapa terus menghatuinya minggu-miggu ini. Persis seperti kamar nobita yang dimana meja belajarnya dekat dengan jendela. Begitupun Viagatha.Viagatha atau bisa kita panggil dengan panggilan Via, sedang sibuk-sibuknya menyelesaikan deadline pada 3 hari dari sekarang, Tugas sastra yang Via sukai lantas tak membuatnya harus bersemangat malam ini untuk ia selesaikan, bagaimana bisa sebuah ide memaksa masuk dalam sekejap. Apakah hasilnya akan maksimal?“Viiii makan, turun sini ada steak tempe”, teriak sang abang dari bawah tangga.Seleras Via mengucap “iya duluan bang, nanti Via turun bentar lagi”, Ucapnya bentar yang dimaksudkan entah

  • Anak Anak Muda   19 : Quality Time

    Jujur kalau harus jujur Zain bosan setengah mati jalan-jalan ke tempat ini. Satu, menurutku sih , tempat belanjanya tidak recommended. Ya, semua itu bisa juga kamu dapatkan di pasar okodomi. Pasar yang selalu rame, setiap harinya. Makanya Zain tidak menyukainya. Kedua, kamu akan melihat orang orang yang berteriak sana-kemari dari mulai penjual yang menjual barangnya serta pembeli yang rewel akan penawaran kepada penjual yang beda jauh banget.Tapi…ya maafkan hobi main bermain atau rebahan dirumah harus Zain hentikan sekarang. tak kerasa rasanya hari sudah Zain lewati selama sebulan penuh, dan sekarang bulan ramadhan datang juga. Seperti pada umumnya, di hari pertama untuk menyambut bulan ramadhan keluarga Zain berbelanja untuk kebutuhan berbuka dan sahur. Karena tadi malam kami berdiskusi dimana kami akan berbelanja, akhirnya diskusi tadi malam dimenangkan oleh ayah. beralasan menghemat perekonomian , meskipun begitu pasar adalah destinasi utama untuk berbelanja bahan ma

  • Anak Anak Muda   18 : Sempat Curiga

    Zain keluar dari ruangan pasien. dan melihat Riri duduk sendirian. Iryn sepupu dari Riri pun gak kelihatan. Cowok itu langsung memindai pemandangan disana. Bahkan Brivio,Azka pun juga tak Nampak batang hidungnya. Mungkin Riri lagi nungguin mereka buat masuk bareng, atau yang lain nanti nyusul karena mereka kebelet ke WC secara bersama-sama. tapi nyatanya, Riri juga sedang kebingungan sendiri sekarang.Zain langsung tak segan bertanya dengan perempuan yang terlihat kebingungan itu. Mumpung Farel masih di dalam dan Zain sudah keluar terlebih dulu. Kondisi di dalam juga lumayan nyaman walau Zain ingin menengok keluar akhirnya. Nggak pakai acara duduk dulu ke bangkunya buat istirahat, Zain buru-buru deketin Riri.“Ri”Riri, yang lagi tenggelam dalam pikirannya di sanubarinya pada koridor ruangan pasien sampai langsung ngangkat kepalanya menoleh. Dia beneran kaget, soalnya Zain tau-tau udah berada di depan hadapannya. Udah gitu suaranya menganggetkan banget. Ka

  • Anak Anak Muda   17 : Menjenguk Fariz

    Jam 13:30 WIB.Setelah menunggu mobil jemputan tiba dan kami berangkat saat itu juga, dengan perjalanan sekitar tiga puluh menitan, akhirnya kami sampai ke tempat tujuan. Ya,memang jarak dari lokasi rumah kami ke Rumah Sakit agak jauh, karena daerah rumah kami itu hanya dekat dengan puskesmas, adapun rumah sakit tetapi bangunannya sedang direnovasi, ada pula yang tak berpenghuni alias terbengkalai tak terawatt. Yang kalau kita uji nyali malam-malam bakal rame sejagad.Jarang sekali rasanya Zain mengunjungi ke tempat itu, ya sebaiknya jangan sampai terjadi menimpanya atau orang terdekatnya. Seperti diketahui, ia termasuk pertama kali datang ke rumah sakit menjenguk seseorang, biasanya sih Cuma menjenguk orang tuh di rumahnya itupun sakitnya karena masih bisa diwajarkan. Jadi sekarang Zain dibilang antusias pun mustahil soalnya juga ini adalah kabar buruk yang nggak mesti di gegerkan.Mobil melaju ke sisi tepat depan pintu utama Rumah Sakit Raya Agung, Kami diturunkan d

  • Anak Anak Muda   16 : Janjian

    Iryn bersandar ke pepohonan dekat rumah. Menatap Brivio yang mau lewat dari hadapannya. Dan ternyata dia ingin menemui cewek yang sedang bersandar itu, Iryn memberikan sorot malas lalu menguap.“aku habis collab sama anak youtub, ngajinya pagian aja ya”.“emang aku ngajak kamu ngaji? Bukan, aku mau minta alamat rumah sakit itu”, ungkap cowok gembul yang terheran-heran walau sebenarnya dia ketawa dalam hati.“Raya Agung? Ohh bilang dong daritadi, nih”, Iryn merogoh ponsel yang berisi alamat rumah sakit itu.“oke makasih”, Brivio menjawab. Dia kembali melanjutkan langkah kakinya ke depan sehingga meninggalkan Iryn yang ada di hadapannya. Iryn tampak memasang muka kesal karena orang itu nggak ada basa-basi sama sekali, “tunggu dulu bentar”.Brivio menengok, mengetahui dirinya dipanggil kemudian ia berjalan mundur menemui sang pemanggil, “kenapa?”.“ah iya. Aku ada kenalan teman p

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status