Saat ini laki-laki itu seolah-olah berubah menjadi sebuah pribadi yang kuat dan berwibawa.
“Amanda,” ujar Hengky melunak, “Kamu sepertinya belum mandi dan beristirahat semenjak datang dari Surabaya.”
Putri sulungnya mengangguk membenarkan. “Kalau begitu,” lanjut ayahnya dengan sorot mata syahdu, “Ajaklah adikmu masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat dulu. Papa akan memasukkan kopermu ke dalam kamarmu. Setelah itu mandilah. Kita akan berbicara kembali sesudah makan malam nanti.”
“Baik, Pa,” jawab Amanda patuh. Dibantunya Valerie bangkit berdiri dan dibimbingnya melangkah menuju ke kamarnya. Ayah mereka sendiri beranjak menuju ke ruang tamu dan menggiring koper merah muda yang
“Mendiang kakek dan nenek kalian dari pihak Mama merasa sangat berterima kasih sehingga mereka membelikan rumah ini sebagai hadiah perkawinan Papa dan Mama. Selanjutnya Papa diajak untuk ikut bekerja membantu di toko. Semula toko itu hanyalah menjual peralatan tulis, namun Papa kemudian mengusulkan agar ditambahi dengan mesin fotokopi sehingga lebih ramai karena lokasinya dekat dengan beberapa sekolah dan universitas,” jelas Hengky sembari menatap kedua anak perempuannya.Lalu pandangannya berfokus pada putri sulungnya. “Tak berapa lama kemudian kamu lahir, Manda…. Seorang bayi mungil yang cantik dan lucu menggemaskan. Akulah yang memberimu nama Amanda, artinya layak untuk dicintai. Karena itulah perasaanku yang sesungguhnya, Anakku. Kau benar-benar kuanggap sebagai anak kandungku sendiri. Selama ini tak pernah sekalipun aku membeda-bedakan dirimu dari Valerie, kan?”&nbs
Seketika terbersit bayangan wajah Joshua dalam benak Amanda. Mas Josh, kini aku mulai dapat membaca mengapa Tuhan mempertemukan kita, ucapnya dalam hati. Di dunia ini memang tidak ada yang kebetulan. Segala sesuatu terjadi atas kehendakNya.“Manda sudah mempunyai kekasih, Pa. Dia ayah dari muridku sendiri. Istrinya meninggal dunia ketika melahirkan.”“Kamu berpacaran dengan seorang duda, Nak? Mamamu pasti tidak akan setuju kalau mengetahuinya.” “Mengapa begitu, Pa? Dia seorang laki-laki yang baik dan bertanggung jawab. Kan lebih baik Manda menikah dengan dia daripada Val menerima lamaran lelaki yang telah merenggut kehormatannya?!”Hengky tak berkutik me
“Bu Beatrice dan Arnold nanti siang mau datang kemari,” ucap Rita saat mereka sekeluarga menikmati sarapan bersama di ruang makan. Valerie terperangah mendengarnya. Ia lalu bertanya dengan curiga, “Buat apa, Ma? Kan acara lamaran besok sudah dibatalkan.”“Justru itu, mereka mau datang untuk membicarakan kejelasan hubunganmu dengan Arnold.”“Val kan nggak ada hubungan apa-apa dengan dia, Ma. Apalagi yang mau dibicarakan?”Rita menggerakkan dagunya ke arah perut gadis itu. “Mereka menanyakan kejelasan nasib janin dalam kandunganmu, Val.”Gadis itu langsung menoleh pada ayahnya untuk meminta dukungan, “
“Mama yang mau menerima mereka. Papa tidak bisa melarangnya. Kita semua kan tahu berapa kerasnya hati Mama.”“Tapi Papa kan kepala keluarga! Seharusnya Papa bisa bersikap tegas!”“Val! Jangan kasar begitu. Hormati Papa,” sergah Amanda. Dilihatnya raut wajah ayahnya yang memerah mendengar ucapan keras Valerie barusan. Laki-laki itu tertegun untuk beberapa saat lamanya. Kemudian terdengar suaranya yang parau berkata, “Papa tidak ingin keluarga kita terpecah-belah hanya karena masing-masing pihak tidak mau mengalah. Tugas seorang kepala keluarga itu tidak mudah, Val. Harus mampu mempertahankan persatuan keluarga. Kelak kamu akan mengerti saat sudah berumah tangga.”Hengky menghentikan kata-katanya da
Joshua menghela napas dalam-dalam. Lalu dijawabnya pertanyaan adik kekasihnya itu dengan bijak, “Aku mencintai kakakmu dengan tulus, Val. Sungguh merupakan keberuntungan bagiku bisa memperistri seorang gadis yang baik seperti dia. Karena itu kuanggap anggota keluarganya adalah bagian dari keluargaku juga.” Sepasang mata Valerie berkaca-kaca. Ia merasa tersentuh sekali mendengar pernyataan laki-laki yang baru dikenalnya ini. Dia mencintai kakakku dengan sepenuh hati, batinnya terharu. Kalau begitu aku tak perlu kuatir lagi mempercayakan nasib anakku kepada mereka berdua. “Terima kasih banyak, Mas. Saya percaya anak saya akan bahagia diasuh oleh Kak Manda dan Mas Joshua.” Air mata gadis itu mulai menitik akibat begitu terharu. Amanda segera
Sayang sekali Val menolak dinikahi Arnold. Padahal anak angkat Bu Beatrice itu satu-satunya pewaris kekayaan mendiang suaminya, sesalnya dalam hati.Selama setengah jam selanjutnya Hengky berbasa-basi dengan tamu-tamunya mengenai latar belakang keluarga, tempat tinggal, pekerjaan, berita terkini, dan lain sebagainya. Selanjutnya Oma Merry mulai menyatakan maksud kedatangan keluarganya, “Kami semua datang kemari untuk membicarakan mengenai kelanjutan hubungan putra saya dengan putri Bapak Hengky dan Ibu Rita, yaitu Miss…ehm…maaf, Amanda.” Perempuan tua itu masih agak kagok menyebut nama kekasih anaknya itu tanpa embel-embel Miss.Hengky tersenyum ramah dan berkata, “Amanda kemarin sudah menceritakannya. Kami berdua selaku orang tuanya hanya bisa merestui kalau memang ini yang
“Bagaimana kalau bergabung bersama kami saja, Bu Beatrice? Ini kebetulan ada tamu-tamu datang dari Surabaya,” ajak Rita ramah. Dia tak menyadari bahwa suami dan kedua anak perempuannya memandanginya dengan tatapan tidak senang. Ngapain sih, Mama ajak Tante Beatrice makan bersama kami?! protes Valerie dalam hati.“Oh, terima kasih sekali, Bu Rita. Eh, itu Arnold datang,” ujar wanita menawan itu seraya menyambut kedatangan anak angkatnya. “Nold, ini kita diajak gabung sama Bu Rita.”Pria muda nan tampan yang baru datang langsung tersenyum lebar menyapa kedua orang tua Valerie. “Halo, Om Hengky, Tante Rita. Ada acara apa, nih? Ramai sekali.”Rita menyahut dan tersenyum cerah, “Oh, ini ada tamu-
Namun kehidupan nyamannya berubah begitu wanita yang seluruh lekak-lekuk tubuhnya telah begitu dikenalnya itu memintanya untuk menikah dengan seorang gadis baik-baik demi menutupi hubungan mereka yang mulai menimbulkan kecurigaan pengacara mendiang suaminya. Arnold yang semula merasa enggan akhirnya terpaksa mengikuti arahan si janda cantik untuk mendekati Valerie ketika mereka menginap di rumahnya. “Pak Hengky dan Bu Rita itu keluarga baik-baik dan agak kolot,” kata Beatrice waktu itu. “Toko mereka dulu ramai sekali. Sekarang penjualannya menurun karena tidak bisa beradaptasi dengan perubahan jaman. Mereka banyak sekali mengambil barang dari pabrikku tapi pembayarannya sering molor. Aku belum pernah mengenakan denda mengingat mereka adalah customer lama. Tapi sekarang aku akan mempergunakan kesempatan ini untuk menjodohkanmu dengan salah satu putri mereka. Bagaimana?” &nb