Latihan pada sore ini berakhir dengan cepat. Anggota Fantasy Club dikumpulkan di dalam ruang utama rumah Sagara sebelum pulang ke rumah masing-masing. Mereka sudah berkumpul, tanpa terkecuali. Di atas meja, ada sebuah tumpukan yang dibungkus dengan kantung plastik hitam. Bungkusan itu dibiarkan saja tanpa ada satu insan yang menyentuhnya. Dari balik tembok, Caraka muncul yang menyajikan air dingin kepada mereka sebagai teman bicara.
Tidak lama kemudian saat Caraka menyajikan minuman, Sagara muncul dari balik dinding. Tanpa membantu pria itu, dia duduk di sofa dan bergabung dengan mereka. Dia duduk di single sofa dan menyandarkan punggung di sandaran. Tidak ingin mengulur waktu lagi, dia segera membuka pembicaraan. "Sebelum kalian pulang, aku ingin memberi sebuah misi untuk kalian kerjakan. Kalian harus dengar baik-baik jadi gak ada yang salah paham juga," tuturnya membuka diskusi.
Pada saat yang sama, Caraka juga ikut bergabung dan duduk di sofa sebelah Sagara
Tidak lagi di halaman depan sekolah, kini tujuh anggota Fantasy Club telah dibawa ke tengah lapangan terbuka yang hanya dikelilingi deretan gedung yang saling menyambung. Keadaan mereka tidak kalah menyedihkan. Mereka basah kuyup seperti diturunkan hujan buatan. Rambut, seragam, serta tas juga ikut basah.Penyebab utamanya adalah atas perintah anggota OSIS yang diketuai oleh seorang siswa bertubuh tinggi. Dia juga yang meminta anggota lain membawa mereka ke tengah lapangan. Dia juga yang meminta menyiram mereka dengan air dingin yang diangkut dari toilet siswa. Gara-gara itu, mereka ditertawakan oleh murid lain yang menonton dari jauh. Mereka mendadak jadi pusat perhatian dan dipermalukan secara tidak adil.Alasan mereka disiram juga tidak ada yang tahu. Begitu menjejakkan kaki di halaman depan sekolah, mereka sudah disiram dengan air dingin. Terus dibawa beramai-ramai juga ke lapangan terbuka untuk dijadikan tontonan."Inilah contohnya yang bukan murid teladan
Baru beberapa waktu sejak menjejakkan kaki di lantai SMA Bina Bangsa—termasuk aksi siram tadi—anggota Fantasy Club mulai beraksi. Sebelum bel berbunyi yang menandakan jam pelajaran dimulai, mereka sudah berbaris di lorong depan kelas. Untuk murid baru, mereka ditempatkan di bagian kiri sekolah. Letaknya juga dekat dengan kantor guru dan staf tata usaha.Bukan baris-berbaris biasa, mereka menghentikan semua murid yang lewat di sana karena lorong itu menjadi satu-satunya jalan masuk ke kelas. Tidak hanya sekadar menghalangi jalan, mereka berpura-pura akrab dan memulai hari dengan basa-basi. Namun yang mereka lakukan sebenarnya adalah memeriksa apakah ada tato di lengan murid itu atau tidak karena kebetulan sekolah ini menggunakan seragam lengan pendek.Seperti yang telah dibahas sebelumnya bersama Sagara dan Caraka, mereka diberi tahu bagaimana ciri-ciri dari orang yang mereka cari yaitu cucu penjaga Dewa. Orang itu memiliki tato di lengan kiri dari lahir. Ol
Bagai mendapat durian runtuh, Jeslyn yang hari ini makan bersama Wisnu sekarang diantar lelaki itu juga ke kelas. Kehadiran lelaki itu sudah cukup menjadi pusat atensi murid-murid lain yang ada di sekitar mereka. Mereka terpana dengan ketampanan Wisnu, sekaligus iri karena ada Jeslyn di sebelahnya. Beberapa ada juga yang berbisik untuk mencari tahu siapa puan di sebelahnya.Dalam eksistensi SMA Bina Bangsa, Wisnu tidak terlalu populer dibandingkan anggota OSIS terutama Justin. Tetapi dia diakui karena memiliki paras tampan. Tidak heran juga ada yang diam-diam mengaguminya, bahkan menjadi penggemar rahasia.Tidak ketinggalan juga anggota perempuan Fantasy Club yang juga mengarahkan pandangan ke arah yang sama. Mereka bingung sekaligus tidak mengerti siapa yang dibawa Jeslyn, bukannya ikut mengagumi Wisnu seperti yang dilakukan murid lain. Tidak biasanya pula puan itu tersenyum lebar dan sorot matanya tampak cerah. Padahal tadi dia banyak mengeluh.Sebelum pamit,
Tepat saat bel berbunyi yang menandakan jam istirahat dimulai, seluruh murid keluar dari kelas dan berlari seperti dikejar anjing pemburu. Mereka seolah-olah sedang dalam waktu terdesak untuk suatu waktu. Suasana di lorong hampir ramai oleh mereka yang kompak ke suatu tempat. Di waktu itu juga mereka bisa mengistirahatkan pikiran dari mata pelajaran yang membuat kepala pusing tujuh keliling.Begitu juga dengan Jeslyn yang langsung angkat kaki dari kelas. Begitu bel bunyi, dia bangkit dari bangku lalu bergerak keluar dari kelas. Dia bergerak dengan kecepatan cahaya. Ibarat waktu sedang mengejar tanpa henti. Tetapi baru melintasi daun pintu, dia sudah disambut kerumunan seperti pertemuan penggemar. Pemandangan ini membuatnya bingung.Ketika memalingkan muka ke sisi kanan, dia baru paham alasannya. Semua itu karena kehadiran Wisnu yang mengundang perhatian semua insan. Mereka kagum dengan insan yang seakan-akan diturunkan dari langit ketujuh. Insan itu terlalu tampan, lay
Pagi baru saja bersambut di halaman depan SMA Bina Bangsa. Penghuni yang sudah ada di wilayah sekolah sebelum bel berbunyi sudah meramaikan lapangan yang terletak di tengah gedung. Ada yang berkumpul dengan teman-temannya, ada juga yang menghabiskan waktu terlebih dahulu dengan bermain basket, serta ada juga beberapa puan yang berperan sebagai pemandu sorak.Bergabung dengan murid lain, Irene juga baru lewat pintu gerbang sekolah sendirian. Biasanya dia pergi bersama anggota Fantasy Club yang lain, namun pagi ini mereka tidak kelihatan. Dia tidak tahu juga apakah mereka sudah hadir di sekolah atau belum. Makanya dia mendadak menyendiri dibandingkan murid-murid lain.Saat langkahnya baru saja lewat di depan toilet wanita, dia berpapasan dengan Jingga yang baru kelihatan dari balik tembok. Melihat satu insan yang dia kenali, dia mendekat dan tanpa aba-aba merangkul bahu sang puan yang hampir merapalkan umpatan karena terlalu kaget. Jingga bernapas lega, sekaligus mendeli
Di belakang gedung yang sama dengan tempat Devin mengajak Leo bertemu empat mata tempo hari, Jingga mengumpulkan seluruh anggota Fantasy Club. Kecuali Jeslyn, mereka sudah berada di sana dan menunggu puan itu membuka pembicaraan dan menjelaskan alasan dia mengumpulkan mereka. Soal Jeslyn, puan itu mendadak tidak bisa ditemukan di kelas. Kabar terakhir, dia makan di kantin bersama Wisnu.Tadinya Jingga ingin mengajak Jeslyn juga untuk ikut dalam diskusi, namun dia sadar kalau dia tidak punya banyak waktu. Banyak kepala yang kesulitan jadi dia harus bertindak dengan lebih cepat. Soal itu, dia akan bicarakan nanti saat pulang sekolah.Jingga menyandarkan punggung di dinding. Sebelum menyampaikan beberapa patah kata, dia melipat tangan yang diletakkan di depan dada. "Gue tadi mergokin anak-anak sini nyolong makanan di kantin bareng Alden. Gue tanya alasannya. Jadi yang bisa disimpulkan adalah aturan kantin yang minta kita ngantri dari peringkat pertama menyulitkan mereka s
Waktu istirahat yang kali kedua di Bina Bangsa baru saja dimulai. Hampir semua murid keluar dari kelas untuk menghabiskan waktu kosong sebelum bel berbunyi lagi. Beda dari waktu istirahat bagian pertama, waktu istirahat kedua berlangsung lebih lama yakni satu jam. Memang sudah menjadi aturan yang seharusnya dilakukan karena waktu itu digunakan semua warga sekolah untuk makan siang.Begitu juga dengan Leo yang baru saja keluar dari kelas setelah menyampaikan bahan pembelajaran pada hari ini. Dia keluar dari kelas X IPS 1, kelas yang bukan ditempati anggota Fantasy Club. Tadinya, dia ingin menghabiskan waktu di ruang guru. Tidak banyak yang bisa dia lakukan. Dia hanya perlu menunggu sampai jam istirahat berakhir.Kalau saja anggota Fantasy Club tidak buru-buru mendekatinya. Bukan itu saja, dia juga diseret menjauh dari kelas ke suatu tempat. Bisa dikatakan juga kalau dia dipaksa pergi ke suatu tempat yang dia sendiri tidak mengerti. Awalnya dia ingin memberontak dan mint
Hari di mana seluruh murid kelas X SMA Bina Bangsa mengikuti kegiatan karyawisata yang diadakan oleh pihak OSIS telah tiba. Beberapa buah bus diparkir di depan sekolah. Mereka berkumpul di sekolah sebelum berangkat ke tempat tujuan. Tujuan mereka dikumpulkan adalah untuk mengetahui siapa yang mengikuti acara dan siapa yang tidak ikut. Hasilnya dari keseluruhan murid berjumlah 198 orang, hanya 5 orang dinyatakan tidak hadir.Termasuk juga anggota Fantasy Club yang hadir dalam acara ini. Jika bukan karena hukuman sanksi yang diancam oleh Justin, mereka memilih tidur di rumah daripada ikut liburan. Sebelum identitas mereka ketahuan, akan lebih baik kalau mereka ikut alur saja. Mereka juga tidak bisa berbuat sesuka hati.Satu per satu murid naik ke dalam bus dan bergabung dengan murid lain. Kebetulan seluruh anggota Fantasy Club masuk dalam bus yang sama. Mereka juga duduk bersebelahan. Alden bersama Jingga, Mentari bersama Devin, Rama bersama Jeslyn, dan Irene bersama sal