Sesampainya di tempat persembunyian para ras campuran, Greta diberi pengobatan oleh seorang keturunan penyembuh. Selama semalam dia beristirahat, hingga esok harinya kondisi gadis itu menjadi lebih sehat dan bugar. Kakinya yang semula sempat pincang, kini sudah bisa digunakan untuk berlari dengan gesit.
Di perkemahan itu, terdapat beragam ras campuran yang berasal dari berbagai makhluk. Ada light elf-raksasa, light elf-kurcaci, light elf-pixie, light elf-manusia, light elf-brownie, dan lain-lain. Mereka saling bekerja sama untuk membuat pondok-pondok kayu sebagai tempat perlindungan dan mengerjakan pekerjaan lain untuk menunjang keseharian. Setiap individu di sana pun memiliki peran yang disesuaikan dengan kekuatan yang mereka miliki.
Niels belum bicara lagi dengan Ragne, Thora, maupun Greta. Dia disibukkan dengan rekan kepercayaannya—Syver dan para penanggung jawab
"Kuberi nama dia Greta, yang berarti mutiara. Kilau matanya sungguh indah, secemerlang mutiara di laut yang tersembunyi malu. Dia anak manis yang memberi keberkahan bagi kami. Raganya begitu suci, terlahir dengan kehangatan yang membawa kedamaian untuk kedua orang tuanya. Mungkin hal ini akan menjadi keputusan terberatku, merelakan dia untuk tinggal bersama kalian, orang-orang baik. Kuharap kalian dapat membesarkannya dengan penuh kasih sayang yang tidak bisa kuberikan secara langsung padanya.Bisa jadi ketika dia mengetahui rahasia ini, perasaannya akan terguncang dan butuh adaptasi yang tidak sebentar untuk menerima takdir yang telah digariskan. Aku sebetulnya sudah rela jikalau kalian memilih untuk merahasiakan hal ini selamanya, bahwa Greta sesungguhnya keturunan ras campuran yang sulit menemukan tempat aman.Sebelumnya aku sudah meninggalkan benda berharga yang bisa kalian ambil, dan
Dinginnya air tidak sebanding dengan dinginnya kulit Siren yang kasar. Monster itu terus menarik tubuh Ragne yang mulai kaku dan tegang. Laki-laki itu hampir kehabisan napas sebab semakin menjauh dari permukaan. Belum lagi luka di kakinya yang terasa perih karena tertancap kuku Siren yang runcing. Semakin lama, kepala Ragne terasa berdenyut-denyut dan membuatnya pening. Pasokan oksigen makin menipis dan membuat wajahnya kian membiru. Dia mencoba meronta, melawan sekuat tenaga tetapi medan pertarungannya kali ini sungguh tidak menguntungkan. Jangankan melawan di dalam air seperti sekarang, bertarung di darat pun Ragne masih sering kesusahan dan mendapat julukan payah. Ingatan itu seketika kembali menggerayangi benaknya. Jika dipikir-pikir, Ragne hanyalah orang beruntung. Lagaknya memang tampak seperti pahlawan, bertarung di berbagai medan pertempuran dan selalu bisa kembali dengan selamat. Meski begitu, semua prajurit yang pernah berada dalam satu med
“Ceritakan!” desak Greta. Sorot mata gadis itu berkobar penuh keingintahuan. “Ceritakan semua yang Anda tahu tentang ayahku.”Servas terdiam, rasanya dia tidak ingin menceritakan kejadian mengerikan itu. Tapi, Greta berhak tahu. Meski begitu, dia pikir bisa jadi Greta bukanlah anak dari Fridger Ralf. Bisa saja simbol snowflake melingkar dalam surat itu tidak sengaja ditemukan oleh kedua orang tua Greta yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan Fridger Ralf. Tetapi ... mata gadis itu seakan menyangkal kemungkinan yang Servas pikirkan.Namun, pada akhirnya Servas memilih bungkam, apalagi saat itu terdengar intrupsi dari pemimpin pondok yang mengatakan bahwa mereka harus segera tidur untuk melakukan pekerjaan esok hari.***“Fridger Ralf bisa jadi bukan ayahmu. Inisial F.R dalam surat itu mungkin memiliki arti nama yang lain. Besok coba kita cari tahu lagi ya,” bujuk Ragne berusaha menenangkan Greta. Saat itu
Benteng berbatu yang terletak di perbatasan wilayah sentral Alfheim berdiri kokoh seakan tidak bisa ditembus. Megahnya bangunan itu membuat siapa pun yang berniat untuk menyerang akan berpikir dua kali untuk melakukannya. Niels tiba di sana setelah selesai bertugas dari markas para pelindung dan bermaksud menjalankan salah satu rencananya yang sudah disusun jauh-jauh hari. "Bagaimana harimu, Nak?" seorang elf berambut pirang menyapanya dengan ramah. Dia adalah salah satu penjaga benteng yang cukup mengenal Niels dari kecil. Pria elf itu merupakan salah satu rekan ayahnya yang juga bertugas di benteng tersebut. "Tidak terlalu buruk. Aku mau bertemu ayah, dia ada di dalam?" kata Niels. "Dia baru saja pulang patroli. Ada beberapa anak baru yang perlu diberi amanat untuk tugas pertama di sini. Mari kuantar," sahut sang elf. "Terima kasih, tapi tidak usah repot-repot. Aku sudah tahu di mana ruangan ayahku."Elf pirang itu terkekeh, dia merasa bahwa sosok lelaki di hadapannya cukup beru
“Aku tahu itu memang tampak mengejutkan, tapi cepat tutup mulut mengangamu sebelum dimasuki lalat!” Ragne memberi tepuk tangan antusias setelah menyaksikan demonstrasi sederhana yang dilakukan Greta atas kemampuan barunya. Gadis itu menunjukkan bagaimana caranya mengubah suatu logam menjadi sebuah benda padat yang berbeda-beda, mulai dari kunci logam, mangkuk, dan terakhir dan yang paling melelahkan adalah membentuk sebuah pisau serupa belati.“Aku lelah, sebaiknya kita istirahat dulu,” kata Greta yang langsung menyandarkan tubuhnya ke sebuah batu besar.Di perkemahan itu semua orang memang tampak sibuk. Mereka silih berganti untuk berlatih fisik maupun kemampuan sihir yang bermacam-macam. Di samping itu, tim persiapan senjata juga tidak kalah heboh, mereka bekerja keras untuk membuat alat-alat perlawanan yang telah dialiri sihir. Sebagian besar tim pembuat senjata itu memiliki darah kurcaci, tetapi rupa fisik mereka lebih tinggi dari kurcaci asli karena telah
Kedatangan Niels ke tempat persembunyian para ras campuran membuatnya terkejut bukan main. Pria elf itu hampir-hampir terkena tremor ketika pemandangan yang dapat dilihat hanyalah bekas pertempuran yang mungkin tidak lama telah berlangsung.Pohon-pohon tampak roboh, pondok kayu porak poranda, panah-panah berserakan, dan tanah retak-retak seperti sudah dihantam oleh kekuatan besar yang membuatnya berguncang."Tidak ada yang mati," kata Syver sambil turun dari kudanya, memeriksa area pertarungan dan berjalan-jalan dengan teliti di sana. "Kurasa mereka disergap dengan brutal. Kalau mereka berniat untuk membantai, seharusnya banyak mayat yang tergeletak di sini.""Menyedihkan. Jadi kelompok ini yang kalian banggakan? Melawan tirani Lord Ophelix katamu? Tak akan cukup hanya dengan kemampuan seperti ini." Seseorang mencibir. Dialah Nyberg, salah satu light elf murni yang berparas anggun tetapi memiliki kata-kata ketus dan terlampau jujur.Sebelum berangkat ke sini, Ni
Sesudah menjaga jarak yang cukup jauh dari kejaran para prajurit elf di perkemahan tadi, mereka beristirahat sambil duduk dan bersandar pada dinding terowongan bawah tanah. Sumber cahayanya hanya berasal dari obor yang menyala. Udara di sana tidak pengap, tetapi tidak pula sesegar di atas. Meski begitu, mereka bersyukur masih bisa hidup pada detik ini.Terowongan tersebut memiliki jalur yang panjang, Jorey mengatakan bahwa jalan ini memiliki banyak belokan untuk mengecoh pengejaran. Rancangan terowongan bawah tanah ini memang sudah lama dibangun, bahkan sebelum kelompok mereka terbentuk, atau bisa dikatakan terowongan ini adalah hasil karya half elf terdahulu yang juga memperjuangkan kesetaraan."Masih untung mereka tidak berani menyusul ke sini," kata Ragne."Tapi mereka mengejar kita dan malah menghancurkan akses jalan di belakang," timpal Greta.Sambil perlahan-lahan memulihkan energi, Jorey berdiri memimpin. Berkeliling untuk menghitung dan memastikan sisa r
Tampaknya, Wilayah Barat juga tidak sama amannya dengan Wilayah kekuasaan Lord Ophelix. Di wilayah ini, rupanya ada makhluk liar yang jauh lebih berbahaya dan mematikan.Rombongan ras campuran itu hanya bisa bertahan untuk sesaat. Posisi mereka kini berada di sebuah padang rumput luas yang jarang ditumbuhi pepohonan. Sementara naga-naga liar itu menyerang dan menyemburkan api dengan acak, Jorey memerintahkan sebagian rekan-rekannya untuk melawan dan sebagian lainnya untuk bergerak mencari perlindungan.Ada sebuah gua yang jaraknya cukup jauh, tetapi masih bisa digapai meski harus berkejaran dengan sosok ganas yang melayang di atas. Greta menggenggam erat perisainya dan melaju mengikuti arahan Jorey. Ragne berada di belakang bersama para pemanah. Dia punya pengamatan yang cukup jeli sebab beberapa kali dapat membantu para pemanah dengan memberi instruksi tembakan pada saat yang tepat hingga mengenai bagian lunak dari tubuh sang naga.Beberapa naga tampak limbung