Pagi itu, kabut Hutan Giok terasa lebih tebal dari biasanya. Zhen terbangun dengan firasat buruk. Batu hitam yang ia bawa terus-menerus memancarkan energi, seolah berkomunikasi dengan sesuatu yang tidak terlihat."Lin Hai, ada yang tidak beres," ujar Zhen setelah menemukan penjaga hutan itu di tengah meditasinya.Lin Hai membuka matanya perlahan. "Mereka sudah dekat. Aura gelap ini adalah tanda dari Sekte Bayangan Darah."Zhen mengepalkan tangan. "Bagaimana mereka bisa tahu aku di sini? Bukankah Hutan Giok dilindungi formasi kuat?""Formasi ini melindungi dari serangan langsung, tapi energi batu hitam menarik perhatian mereka. Kau belum sepenuhnya mengendalikannya," jelas Lin Hai.Tidak lama kemudian, tanah mulai bergetar, dan kabut tipis berubah menjadi hitam pekat. Dari kejauhan, siluet-siluet muncul, membawa aura menakutkan. Pemimpin mereka, seorang pria dengan jubah merah gelap dan rambut perak panjang, melangkah ke depan dengan senyuman dingin."Ling Zhen, pewaris kekuatan tujuh
Hutan Giok terasa semakin mencekam setelah raungan tadi. Pepohonan yang sebelumnya terlihat hijau dan tenang kini tampak gelap, dengan angin dingin yang menusuk tulang. Zhen terus mengikuti Lin Hai, tetapi ia tidak bisa mengabaikan perasaan bahwa sesuatu sedang mengawasi mereka."Lin Hai, makhluk apa yang kau maksud tadi?" tanya Zhen, memecah kesunyian.Lin Hai tidak segera menjawab. Setelah beberapa saat, ia berkata dengan suara pelan, "Hutan Giok bukan sekadar tempat pelatihan atau persembunyian. Ini adalah penjara bagi makhluk yang seharusnya tidak pernah bangkit kembali. Raungan itu... menandakan bahwa segelnya mulai melemah.""Makhluk apa yang tersegel di sini?" desak Zhen."Namanya Naga Kegelapan Giok. Ia adalah salah satu penjaga kuno yang berkhianat terhadap tugasnya dan mencoba menghancurkan keseimbangan dunia ribuan tahun lalu. Para leluhur menyegelnya di sini, menggunakan kekuatan dari tujuh artefak legendaris. Batu hitammu adalah salah satu kunci dari segel itu," jelas Lin
Lin Hai membawa Zhen semakin dalam ke Hutan Giok. Langkah mereka menyusuri jalan setapak yang penuh lumut, sementara suasana di sekitar terasa semakin sunyi. Di kejauhan, terdengar suara air mengalir, menandakan adanya sungai yang tersembunyi."Kita akan menuju ke Kuil Segel, tempat inti dari segel Naga Kegelapan Giok berada," jelas Lin Hai."Kenapa segelnya mulai melemah sekarang? Apa ini ada hubungannya dengan batu hitam?" tanya Zhen.Lin Hai mengangguk. "Salah satu alasan. Tetapi ini juga karena energi gelap yang dikumpulkan oleh Sekte Bayangan Darah. Mereka mempercepat proses pelemahan segel untuk mempermudah rencana mereka."Zhen mengepalkan tangan. "Aku tidak akan membiarkan mereka berhasil."Setelah beberapa jam perjalanan, mereka tiba di sebuah sungai kecil dengan air yang jernih. Anehnya, suara aliran air itu terdengar seperti bisikan. Zhen berhenti sejenak, mencoba memahami apa yang ia dengar.“Zhen… Zhen…” suara itu terdengar, seperti memanggil namanya.“Apa ini? Apa kau me
Cahaya hijau dari altar di tengah kuil bersinar semakin terang, seolah merespons energi gelap yang memancar dari pria berjubah hitam. Zhen merasakan aura tekanan yang luar biasa dari lawannya, membuat udara di sekitarnya terasa berat.Lin Hai memegang tongkat kayunya erat-erat. "Zhen, fokuslah. Kekuatan elemenmu akan menjadi kunci untuk menghentikannya."Zhen mengangguk, menggenggam batu hitam di sakunya sambil memusatkan energinya. Lawannya tampak mengamati setiap gerakannya dengan senyuman sinis.Pria berjubah hitam itu melangkah maju, energinya menyelimuti ruangan seperti kabut pekat. “Kau pikir anak seperti dirimu mampu menghentikan kehendak Naga Kegelapan? Sungguh naif.”Dengan satu gerakan tangan, pria itu melepaskan serangan berupa bilah-bilah bayangan yang melesat dengan kecepatan tinggi.“Perisai Angin!” Zhen menggerakkan tangannya, menciptakan pusaran angin untuk menahan serangan itu.Wushhh!Angin berputar dengan kuat, tetapi bilah bayangan berhasil menembus sebagian perlin
Setelah kepergian Wei Long dan Yue, kuil menjadi sunyi, hanya menyisakan suara angin lembut yang mengalir di antara dindingnya. Zhen terduduk di lantai, napasnya terengah-engah setelah upaya keras untuk memperkuat segel.Lin Hai mendekatinya, menyodorkan botol kecil berisi cairan hijau. “Minumlah ini. Energi alammu belum sepenuhnya pulih, dan kau butuh kekuatan untuk perjalanan selanjutnya.”Zhen mengambil botol itu tanpa banyak bicara, lalu meneguk isinya. Cairan itu terasa pahit, tetapi kehangatan langsung menjalar ke seluruh tubuhnya, mengisi kembali energinya yang terkuras.“Kita tidak bisa lama di sini,” kata Lin Hai sambil melihat ke arah pintu kuil. “Wei Long mungkin mundur, tapi aku yakin dia akan segera kembali, membawa bala bantuan.”Zhen mengangguk, berdiri dengan sisa tenaganya. “Tapi Yue… siapa dia sebenarnya? Dan kenapa dia membantu kita?”Lin Hai menghela napas panjang. “Aku belum yakin, tapi satu hal yang jelas: dia bukan sekutu kita. Jika dia bagian dari Sekte Bayanga
Langit di atas Desa Giok berubah gelap, seakan merespons energi jahat yang mendekat. Penduduk desa berkumpul di tengah alun-alun, wajah mereka dipenuhi kecemasan. Lin Hai berdiri di depan gerbang desa bersama Zhen dan Su Yin, mempersiapkan pertahanan.“Kita tidak bisa membiarkan mereka menembus desa ini,” kata Su Yin dengan suara tenang namun penuh wibawa. Ia mengangkat tangannya, menciptakan lingkaran cahaya giok yang melindungi desa dari serangan luar.Zhen memegang pedangnya erat-erat. “Siapa yang datang? Apa ini Sekte Bayangan Darah?”Lin Hai mengangguk. “Dan aku yakin mereka membawa salah satu jenderal terkuat mereka.”Dari balik kabut, seorang pria tinggi dengan baju hitam pekat melangkah maju. Rambutnya panjang berwarna perak, dan matanya memancarkan aura membunuh. Ia memegang tombak hitam yang terlihat seperti menghisap cahaya di sekitarnya.“Lin Hai, sudah lama kita tidak bertemu,” kata pria itu dengan suara dingin.Lin Hai menyipitkan matanya. “Feng Mo. Jadi kau yang memimpi
Malam itu, suasana Desa Giok masih terpantau tenang setelah serangan Sekte Bayangan Darah berhasil digagalkan. Namun, Zhen tidak bisa tidur. Pikiran-pikirannya terus berputar tentang apa yang baru saja terjadi. Feng Mo yang begitu kuat, serta kemunculan Yue yang misterius, membuatnya merasa ada sesuatu yang lebih besar dari yang ia bayangkan.Zhen duduk di pinggir danau kecil yang ada di dekat desa, mencoba mencerna semua kejadian. Batu hitam di sakunya terasa lebih berat malam itu, seperti menekan hatinya dengan rahasia yang lebih dalam.“Zhen,” suara Lin Hai terdengar dari belakangnya. “Kau baik-baik saja?”Zhen mengangguk pelan, meskipun dalam hatinya masih ada pertanyaan yang belum terjawab. “Aku hanya... berpikir. Tentang semua ini.”Lin Hai duduk di samping Zhen. “Feng Mo bukanlah musuh yang bisa dianggap remeh. Tapi ada hal lain yang lebih penting yang perlu kau ketahui tentang batu hitam itu.”Zhen menoleh ke Lin Hai. “Apa maksudmu?”“Batu hitam itu bukan hanya kunci untuk mem
Yue berdiri di depan Zhen dengan senyuman yang penuh ironi, seolah-olah melihat seorang anak kecil yang masih belum mengerti realitas dunia yang kejam. Zhen menggenggam pedangnya lebih erat, matanya tajam menatap musuh yang kini berbalik menjadi pengkhianat.“Jadi, semua yang kita lalui bersama... itu hanya permainanmu?” tanya Zhen dengan suara yang terdengar hancur.Yue mengangguk dengan pelan, meskipun mata itu masih penuh kebencian. “Kau terlalu idealis, Zhen. Aku tidak pernah menginginkan semuanya. Batu hitam itu—itu adalah kunci untuk menguasai dunia. Dan Sekte Bayangan Darah tahu cara menggunakan kekuatannya.”Zhen menggertakkan giginya. "Aku tidak akan membiarkanmu menghancurkan segalanya yang telah kami perjuangkan."Dengan gerakan cepat, Yue mengangkat tangannya, dan sebuah energi hitam pekat mulai berkumpul di udara. Zhen merasakan hawa dingin yang menggigit, seperti kegelapan itu sendiri berusaha mencekiknya.“Kau benar-benar tidak tahu apa yang kau hadapi,” ujar Yue, suara
Suasana setelah kepergian Huoyun Zhe begitu mencekam. Xu Tianyuan dan Bai Wushang, yang sebelumnya hampir saling membunuh, kini berdiri dalam diam, masing-masing tenggelam dalam pikirannya sendiri.Zhen menatap ke arah langit yang perlahan kembali tenang. Peringatan Huoyun Zhe tentang Sekte Langit Hitam bukan sekadar ancaman biasa. Jika benar mereka telah kembali, maka seluruh dunia kultivasi akan terguncang.Guo Lian melangkah mendekati Zhen, suaranya dipenuhi kewaspadaan.> Guo Lian: "Apa yang akan kau lakukan sekarang? Jika Sekte Langit Hitam benar-benar bangkit, maka kita harus segera mengambil tindakan."Zhen menatap ke kejauhan sebelum menjawab.> Zhen: "Aku akan melanjutkan pelatihanku. Jika ingin menghadapi mereka, aku harus menjadi lebih kuat, baik dalam kultivasi maupun dalam penyulingan pil."Jiang Hao yang sejak tadi diam kini berbicara.> Jiang Hao: "Dan ke mana kau akan pergi? Tidak mudah menemukan tempat yang aman untuk berlatih dalam situasi seperti ini."Zhen terdiam
Xu Tianyuan mengangkat tombaknya, dan semburan energi emas menyebar dari ujung senjatanya. Bai Wushang, dengan tatapan tajamnya, melayang di udara, mengumpulkan energi angin yang berputar ganas di sekelilingnya. Kekuatan kedua kultivator puncak itu begitu besar hingga tanah di sekitar mereka mulai hancur, dan langit berubah menjadi ungu kehitaman, dipenuhi riak-riak energi yang mengancam menelan semua yang ada di bawahnya.Zhen berdiri di kejauhan bersama Guo Lian dan Jiang Hao, berusaha menjaga keseimbangan saat gelombang kejut dari pertempuran terus mengguncang area itu.> Guo Lian: "Kita harus segera meninggalkan tempat ini! Jika pertarungan mereka mencapai puncaknya, kita bisa tersapu dalam kehancuran!"> Jiang Hao (mengerutkan kening): "Tapi kalau kita pergi sekarang, kita tidak akan bisa melihat hasil pertarungan ini. Siapapun yang menang akan menentukan keseimbangan kekuatan di Langit Ketiga!"Zhen tidak mengatakan apa-apa, matanya terpaku pada pertempuran yang terjadi. Dia bis
Dua hari setelah keputusan Zhen untuk mengikuti Turnamen Alkimia Langit Ketiga, ia sudah mulai berlatih dengan intens. Guo Lian membawanya ke sebuah lembah terpencil yang penuh dengan energi api, tempat yang sempurna untuk seorang alkemis berkembang.> Guo Lian: "Di tempat ini, banyak alkemis muda yang gagal karena terlalu gegabah. Alkimia bukan sekadar tentang kekuatan, tetapi juga pemahaman yang mendalam tentang harmoni antara energi, bahan, dan niatmu."Zhen mengangguk, memandangi deretan tungku raksasa yang berdiri di antara batuan berwarna merah menyala.> Zhen: "Apa yang pertama harus kupelajari?"Jiang Hao, yang berdiri di sampingnya, melemparkan kantung kecil berisi serbuk herbal ke arah Zhen.> Jiang Hao: "Dasar dari alkimia bukan hanya memahami api, tetapi juga mengenal setiap bahan yang kau gunakan. Kau harus tahu bagaimana setiap ramuan bereaksi ketika bercampur, mana yang bisa meningkatkan efek obat dan mana yang bisa menghancurkannya."Zhen membuka kantung itu dan menciu
Rahasia yang Terkubur dalam ApiSaat Api Roh Bumi menyala, tungku raksasa di hadapan Zhen mulai bergetar hebat. Cahaya merah darah terpancar dari dalamnya, menyelimuti seluruh aula dengan aura yang menekan. Para murid Sekte Api Hitam yang mengamati dari kejauhan langsung terdiam, sementara Jiang Hao mengernyit, matanya penuh ketidakpercayaan.> Jiang Hao: "Bagaimana mungkin… Api Roh Bumi bisa menyatu begitu cepat dengan Tungku Api Naga?"Guo Lian juga tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Dia memang sudah menduga bahwa Zhen memiliki talenta luar biasa, tetapi tidak menyangka bahwa Api Roh Bumi dalam dirinya bisa langsung beresonansi dengan salah satu alat pemurnian pil terkuat di sekte ini.Sementara itu, Zhen mulai merasakan sesuatu yang aneh. Api di tangannya bukan hanya membakar, tetapi juga seperti berbisik kepadanya. Sebuah suara kuno bergema di benaknya.> Suara Misterius: "Pewarisku… akhirnya kau datang. Api ini telah menunggumu selama berabad-abad. Jika kau ingin memahami
Langit Ketiga masih menyimpan banyak misteri. Setelah kepergian Bai Xuan, Zhen dan Mo Weng tidak bisa berlama-lama beristirahat. Mereka segera melanjutkan perjalanan menuju Sekte Api Hitam, tempat yang dikenal sebagai pusat para alkemis di Langit Ketiga.Saat mereka berjalan di jalur pegunungan yang dipenuhi kabut, Mo Weng menoleh ke arah Zhen.> Mo Weng: "Sekte Malam Abadi… Aku pernah mendengar nama mereka, tapi aku tidak tahu mereka memiliki pengaruh di Langit Ketiga."Zhen mengangguk, masih memikirkan kata-kata Bai Xuan sebelumnya.> Zhen: "Mereka jelas tidak sembarangan. Dia menyebut Api Roh Bumi… seperti sudah tahu tentang kekuatanku. Bagaimana bisa?"Sebelum Mo Weng sempat menjawab, sebuah suara datang dari kejauhan.> ???: "Kalau begitu, mungkin aku bisa menjelaskan."Mereka berdua langsung bersiaga. Dari balik kabut, seorang pria paruh baya dengan jubah merah gelap muncul, membawa tongkat kayu yang dipenuhi ukiran rumit. Matanya tajam, penuh wibawa, tetapi tidak menunjukkan ni
Malam telah menyelimuti langit ketika Zhen dan Mo Weng berkemah di tepi sungai kecil, beberapa kilometer dari reruntuhan. Api unggun berkobar pelan, memancarkan cahaya oranye yang menari-nari di wajah mereka. Suasana tampak tenang, tetapi Zhen tidak bisa menghilangkan rasa waspada di hatinya.> Mo Weng: "Kau belum tidur juga?"Zhen menatap api unggun dengan mata serius.> Zhen: "Ada sesuatu yang mengawasi kita sejak kita meninggalkan reruntuhan. Aku bisa merasakannya."Mo Weng mengangkat alis, lalu menghela napas.> Mo Weng: "Aku juga merasakannya, tapi entah itu sekadar rasa curiga atau memang ada yang mengikuti kita. Kalau benar begitu, siapa pun mereka pasti memiliki alasan sendiri."Zhen mengepalkan tangannya.> Zhen: "Jika mereka ingin sesuatu dariku, cepat atau lambat mereka akan muncul sendiri. Yang lebih penting, kita harus sampai di Sekte Api Hitam secepat mungkin."Mo Weng tertawa kecil dan menepuk pundaknya.> Mo Weng: "Haha! Aku suka semangatmu, tapi jangan terlalu tegang.
Zhen berdiri di depan patung batu yang kini tak lagi bergerak. Cahaya biru pucat dari simbol kuno di dadanya perlahan meredup, tetapi energi aneh masih terasa di udara.> Zhen (dalam hati): "Apa maksud suara itu? Penerus sejati Api Roh Bumi? Aku bahkan belum memahami sepenuhnya apa kekuatan ini…"Di saat yang sama, Mo Weng menghela napas lega dan menepuk bahunya.> Mo Weng: "Setidaknya kita masih hidup. Tapi aku yakin ini belum selesai. Biasanya, setelah melewati ujian seperti ini, ada sesuatu yang tertinggal."Zhen mengangguk, lalu berjalan mendekati patung itu. Saat dia menyentuh simbol di dadanya, patung itu tiba-tiba retak dan meledak menjadi pecahan kecil. Dari dalamnya, sebuah gulungan kuno melayang keluar, bersinar dengan cahaya merah keemasan.> Murid Paviliun Api Surgawi: "Itu… itu gulungan teknik alkimia!"Zhen meraihnya dan membuka gulungan tersebut. Di dalamnya terdapat tulisan kuno dengan gambar-gambar formasi rumit. Mo Weng meliriknya dan matanya membelalak.> Mo Weng: "
Ling Zhen berdiri dengan tenang di aula utama Paviliun Api Surgawi. Cahaya lentera giok berkelap-kelip, mencerminkan ekspresi tajamnya. Di hadapannya, seorang pria berjubah hitam dengan simbol tengkorak merah di dadanya menatapnya dengan dingin.> Utusan Sekte Roh Gelap: "Ling Zhen, aku akan langsung ke intinya. Kembalikan Api Roh Bumi itu. Itu bukan milikmu."Mo Weng menyeringai dan melangkah maju.> Mo Weng: "Hah? Sejak kapan Api Roh Bumi menjadi milik kalian? Ini diberikan langsung oleh Penguasa Langit Ketiga."> Utusan: "Itu karena Penguasa Langit Ketiga tidak tahu bahwa Api Roh Bumi seharusnya menjadi bagian dari ritual kebangkitan Tuan Sekte kami."Ruangan menjadi sunyi. Para murid Paviliun Api Surgawi mulai berbisik.Zhen tetap diam sejenak, lalu berkata dengan tenang:> Zhen: "Jika Penguasa Langit Ketiga sendiri yang memberikannya padaku, maka itu adalah keputusannya. Sekte Roh Gelap tidak punya hak menuntutnya kembali."Tatapan utusan itu semakin dingin.> Utusan: "Kau tidak
Ling Zhen menatap pria berjubah hitam di hadapannya.> Zhen: "Penguasa Langit Ketiga ingin menemuiku?"Pria itu mengangguk.> Pria Jubah Hitam: "Benar. Dia telah mendengar tentang keahlianmu dalam alkimia dan ingin berbicara langsung denganmu. Undangan ini bukan sesuatu yang bisa ditolak dengan mudah."Mo Weng mengerutkan alisnya, tampak tidak senang.> Mo Weng: "Penguasa Langit Ketiga? Hmph, aku tidak suka cara mereka mencampuri urusan orang lain. Zhen, kau harus berhati-hati. Orang-orang di Istana Surgawi bukanlah orang biasa."Tetua Paviliun Api Surgawi juga tampak terkejut.> Tetua Paviliun: "Undangan dari Istana Surgawi sangat langka. Biasanya, hanya para alkemis atau kultivator berbakat yang mendapat perhatian mereka. Tapi ini… terlalu cepat."Zhen tidak segera menjawab. Ia tahu bahwa setelah kemenangannya dalam duel alkimia, banyak mata akan tertuju padanya. Tapi ia tidak menyangka bahwa perhatian itu akan datang secepat ini.> Zhen (dalam hati): "Apakah ini sebuah kesempatan…