Beranda / Fantasi / Alam Murni Sang Kultivator / Sang Bayi Sudah Lahir

Share

Alam Murni Sang Kultivator
Alam Murni Sang Kultivator
Penulis: Azure Luster

Sang Bayi Sudah Lahir

“Kau tidak akan mendapatkan kekuatan itu!” Berteriaklah Edgar kepada sosok pria tinggi di depannya.

Desmon, pria bermata hitam pekat, namun juga tampan terlihat memandang terus-menerus. Aura yang dikeluarkan masih tetap sama, berbahaya dan sangat mencengkam.

Keduanya sudah melakukan pertempuran cukup lama hingga mengakibatkan guncangan di seluruh benua, kekuatan mereka terus saja menyebabkan langit menjadi gelap yang disertai kilatan ungu.

Saat semua menyaksikannya, jiwa dan raga terhenti untuk bernapas, bingung sesaat untuk memastikan kondisi.

Sekarang tidak perlu khawatir, karena pertarungan mereka sudah mencapai titik akhir. Edgar di sini yang terlihat terpojok dengan darah mengucur dari berbagai luka yang diterimanya.

“Kenapa tidak serahkan saja energi itu dan aku akan memberikanmu kematian yang pantas!” ucapnya dengan nada dingin, penuh akan kepercayaan diri.

Edgar merapatkan giginya hingga dahi berkerut hebat, apa pun yang terjadi energi murni yang dirinya pertahankan selama ini akan tetap dijaganya. Sudah 150 tahun terakhir dirinya menjaga ini, namun di masa sekarang, kemalangan atau lebih tepatnya raja dari kegelapan sudah menyadari energi ini ada di tangannya.

Desmon sebagai makhluk yang tamak akan kekuasaan dan kekuatan, tidak bisa tinggal diam. Energi murni yang akan menambah dirinya kuat harus segera dikuasai apa pun yang terjadi.

Tubuh Edgar sudah mencapai titik batasnya, untuk mengayunkan pedang energi di tangan sangat susah, sebelumnya dia bisa memainkan ayunan seperti melodi yang ditiup angin.

Suara berdering dari pedang kegelapan milik Desmon terdengar, dia menunjuk wajah Edgar dengan seribu aura mengancam.

“Aku memberikan peringatan kepadamu sekali lagi, apa kau akan memberikan energi itu dan mati tanpa penyesalan, atau kau akan membiarkan hidup berakhir secara menyedihkan!”

Sesaat jantung Edgar berhenti berdetak, pupil matanya juga ikut membesar dengan hebatnya. “Heh...” Sayang sekali kalau Edgar tidak gentar sama sekali, dirinya justru memasang senyuman bahagia.

“Apa kau pikir aku yang sudah bertahun-tahun menjaga energi ini akan memberikannya kepada orang seperti dirimu? Tentu saja tidak...” Matanya mendelik dalam mempertegas akhir kalimatnya.

Desmon memejamkan mata selama beberapa detik sampai kembali membukanya. “Kalau begitu mati saja kau di sini!”

Dengan satu gerakan cepat Desmon melesat ke arah Edgar, kecepatannya sulit dibaca, mata Edgar masih sedikit melihat bayangan dari gerakan pedang Desmon.

Untuk saat inilah, Edgar berpikir rumit. “Ini mungkin akhir bagi diriku, tapi...”

Crash...

Tangannya mencoba mengangkat pedang, menangkis serangan yang diberikan. Namun, itu bukan tindakan yang berarti, serangan yang diberikan tak mampu untuk ditahan hingga akhir yang tragis harus diterima.

Kesadaran Edgar masih sempat bertahan, visinya terlihat berputar-putar. Dalam sekian detik dirinya sadar kalau semua bagian tubuh tidak bisa dirasakan lagi.

“Ya, begitu rupanya! Tampaknya aku sudah mencapai batas untuk hidup! Tapi, mau bagaimana lagi! Sekarang aku harap kalau energi itu jatuh ke tangan yang tepat, di dalam kehidupan yang akan datang, mungkin kita bisa bertemu...”

Kalimat akhir menutup usianya, perlahan mata yang tadinya segar kini telah tidak bercahaya lagi.

Desmon masih memandang kepala Edgar yang dirasa menyebalkan ini, dia harus membuang banyak energi hanya untuk bertempur menghadapinya. Beberapa luka yang tidak bisa disembuhkan secara instan oleh energi regenerasi juga didapatnya, ini menyebalkan untuknya, tapi dia merasa senang.

Dalam kurun waktu lebih dari 500 tahun telah mencari energi murni yang akan menambah kehebatannya, sekarang itu semua akan dapat dimilikinya.

Energi itu masih mengeluarkan cahaya di tangan Edgar yang terkulai, perlahan kakinya menghampiri energi itu. Jari-jari tangannya berkedut, tidak sabar untuk menggenggam energi itu. Energi murni yang mirip butiran mutiara di dalam laut hitam.

“Aku akan menjadi kuat! Dengan ini tidak akan mampu mengalahkan diriku...”

Setelah dia mencapai energi itu, mendadak cahaya yang tadi terang mulai redup. Perlahan mengecil sampai lenyap tidak tersisa.

“Tidak...” Langsung saja Desmon menyadari kalau energi ini bukanlah sesuatu yang dicarinya, energi itu palsu. “Di mana dia menyembunyikan energi itu?”

Dengan menggunakan sihir sensor, dirinya ingin mencari kemungkinan di mana Edgar menyembunyikan energi murni tersebut.

Menelusuri bagian tubuh Edgar, bahkan sampai ke lokasi pertempuran sebelumnya yang terjadi sejauh ribuan meter. Hasilnya mengecewakan, hanya kekosongan yang diterimanya.

“Sial...” Teriakannya membuat awan terbelah hingga memberikan jalur lurus di atas langit, semua yang mendengar teriakan ini akan tewas. “Kenapa energi yang aku inginkan mendadak tidak bisa diriku raih! Kenapa ini terjadi lagi...”

Memburu energi murni telah menghabiskan waktu untuk Desmon, dia bahkan menyebabkan beberapa kerusakan di berbagai alam, namun saat semua perjalanannya akan berakhir, justru energi itu terlepas dari penglihatannya.

Jauh dari kejadian ini, Edgar sudah merencanakan kejadian kalau dirinya akan menitipkan energi ini ke sebuah sumber angin khusus yang tidak akan pernah berhenti dalam lingkaran energi dunia.

Energi ini menyusut berkat kemampuan Edgar yang bisa dikatakan cukup hebat, lalu terus berputar mengelilingi benua sampai akhirnya berhenti dan terjatuh di sebuah tempat.

Angin terus menuntun energi ini hingga sampai masuk ke dalam rumah, masuk ke dalam keranjang bayi yang baru lahir, dan ditelan oleh bayi tersebut.

“Owa....”

Suara tangisannya menggelegar di seluruh ruangan, mereka yang ada di sana dibuat terkejut dan bergegas menghampiri keranjang.

Bayi mungil ini terlihat membuat semua orang syok, bahkan sang ibu yang melahirkannya menangis harus.

“Ini keajaiban!” ucap wanita yang membantu persalinan.

Melihat anaknya terus menangis, pria bernama Edmon mencoba mengangkat sang bayi, mengangkat sedikit tangannya beberapa kali untuk menghasilkan rasa nyaman, itu berhasil, bayi mungil ini menghentikan tangisannya.

“Anakku, kau harus tumbuh menjadi pemuda yang hebat!” gumam Edmon.

Keluarga kecil ini menikmati hari yang begitu penuh rasa syukur, bayi kecil yang dilahirkan dapat dengan selamat. Tidak mereka sadari kalau tangisan pertama di waktu itu membuat telinga berbagai makhluk berdengung.

Mereka yang punya kemampuan khusus menganggap ini sebagai kejutan yang tidak terduga, kekuatan besar telah kembali muncul. Itu bukan terasa seperti ancaman, tapi mereka tidak dapat menebak ke depannya apa ini sebagai anugerah atau bencana.

9 bulan telah berlalu semenjak kelahiran sang bayi, namun di sini keluarga Edmon merasa sedikit kaget dengan keanehan yang terjadi.

Bayi mereka punya pupil mata putih terang seperti kaca yang mampu memantulkan luasnya langit, mereka merasa ngeri dengan ini, umumnya manusia akan lahir dengan pupil mata normal, putih hitam.

Hari ini seorang pria yang dipercaya sebagai tabib berpengalaman mencoba memeriksa gejala yang dialami Zeion, nama bayi bermata putih ini.

Sang tabib pun bingung untuk menjelaskan ini, sesaat dirinya terus dibuat kagum oleh sorot mata bayi mungil yang tampak penuh kehangatan.

“Bagaimana?” tanya Edmon yang penasaran akan hasilnya.

Tabib masih sibuk dalam pengamatannya, memegangi dagu demi memastikan tidak adanya informasi yang salah, lalu dia berbicara dengan wajah yang menghadap Edmon, “Ini kasus langka, kemungkinan bayimu ini memiliki sebuah energi yang cukup besar...”

__To Be Continued__

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status