Beranda / Fantasi / Alam Murni Sang Kultivator / Sang Bayi Sudah Lahir

Share

Alam Murni Sang Kultivator
Alam Murni Sang Kultivator
Penulis: Azure Luster

Sang Bayi Sudah Lahir

Penulis: Azure Luster
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-22 19:47:29

“Kau tidak akan mendapatkan kekuatan itu!” Berteriaklah Edgar kepada sosok pria tinggi di depannya.

Desmon, pria bermata hitam pekat, namun juga tampan terlihat memandang terus-menerus. Aura yang dikeluarkan masih tetap sama, berbahaya dan sangat mencengkam.

Keduanya sudah melakukan pertempuran cukup lama hingga mengakibatkan guncangan di seluruh benua, kekuatan mereka terus saja menyebabkan langit menjadi gelap yang disertai kilatan ungu.

Saat semua menyaksikannya, jiwa dan raga terhenti untuk bernapas, bingung sesaat untuk memastikan kondisi.

Sekarang tidak perlu khawatir, karena pertarungan mereka sudah mencapai titik akhir. Edgar di sini yang terlihat terpojok dengan darah mengucur dari berbagai luka yang diterimanya.

“Kenapa tidak serahkan saja energi itu dan aku akan memberikanmu kematian yang pantas!” ucapnya dengan nada dingin, penuh akan kepercayaan diri.

Edgar merapatkan giginya hingga dahi berkerut hebat, apa pun yang terjadi energi murni yang dirinya pertahankan selama ini akan tetap dijaganya. Sudah 150 tahun terakhir dirinya menjaga ini, namun di masa sekarang, kemalangan atau lebih tepatnya raja dari kegelapan sudah menyadari energi ini ada di tangannya.

Desmon sebagai makhluk yang tamak akan kekuasaan dan kekuatan, tidak bisa tinggal diam. Energi murni yang akan menambah dirinya kuat harus segera dikuasai apa pun yang terjadi.

Tubuh Edgar sudah mencapai titik batasnya, untuk mengayunkan pedang energi di tangan sangat susah, sebelumnya dia bisa memainkan ayunan seperti melodi yang ditiup angin.

Suara berdering dari pedang kegelapan milik Desmon terdengar, dia menunjuk wajah Edgar dengan seribu aura mengancam.

“Aku memberikan peringatan kepadamu sekali lagi, apa kau akan memberikan energi itu dan mati tanpa penyesalan, atau kau akan membiarkan hidup berakhir secara menyedihkan!”

Sesaat jantung Edgar berhenti berdetak, pupil matanya juga ikut membesar dengan hebatnya. “Heh...” Sayang sekali kalau Edgar tidak gentar sama sekali, dirinya justru memasang senyuman bahagia.

“Apa kau pikir aku yang sudah bertahun-tahun menjaga energi ini akan memberikannya kepada orang seperti dirimu? Tentu saja tidak...” Matanya mendelik dalam mempertegas akhir kalimatnya.

Desmon memejamkan mata selama beberapa detik sampai kembali membukanya. “Kalau begitu mati saja kau di sini!”

Dengan satu gerakan cepat Desmon melesat ke arah Edgar, kecepatannya sulit dibaca, mata Edgar masih sedikit melihat bayangan dari gerakan pedang Desmon.

Untuk saat inilah, Edgar berpikir rumit. “Ini mungkin akhir bagi diriku, tapi...”

Crash...

Tangannya mencoba mengangkat pedang, menangkis serangan yang diberikan. Namun, itu bukan tindakan yang berarti, serangan yang diberikan tak mampu untuk ditahan hingga akhir yang tragis harus diterima.

Kesadaran Edgar masih sempat bertahan, visinya terlihat berputar-putar. Dalam sekian detik dirinya sadar kalau semua bagian tubuh tidak bisa dirasakan lagi.

“Ya, begitu rupanya! Tampaknya aku sudah mencapai batas untuk hidup! Tapi, mau bagaimana lagi! Sekarang aku harap kalau energi itu jatuh ke tangan yang tepat, di dalam kehidupan yang akan datang, mungkin kita bisa bertemu...”

Kalimat akhir menutup usianya, perlahan mata yang tadinya segar kini telah tidak bercahaya lagi.

Desmon masih memandang kepala Edgar yang dirasa menyebalkan ini, dia harus membuang banyak energi hanya untuk bertempur menghadapinya. Beberapa luka yang tidak bisa disembuhkan secara instan oleh energi regenerasi juga didapatnya, ini menyebalkan untuknya, tapi dia merasa senang.

Dalam kurun waktu lebih dari 500 tahun telah mencari energi murni yang akan menambah kehebatannya, sekarang itu semua akan dapat dimilikinya.

Energi itu masih mengeluarkan cahaya di tangan Edgar yang terkulai, perlahan kakinya menghampiri energi itu. Jari-jari tangannya berkedut, tidak sabar untuk menggenggam energi itu. Energi murni yang mirip butiran mutiara di dalam laut hitam.

“Aku akan menjadi kuat! Dengan ini tidak akan mampu mengalahkan diriku...”

Setelah dia mencapai energi itu, mendadak cahaya yang tadi terang mulai redup. Perlahan mengecil sampai lenyap tidak tersisa.

“Tidak...” Langsung saja Desmon menyadari kalau energi ini bukanlah sesuatu yang dicarinya, energi itu palsu. “Di mana dia menyembunyikan energi itu?”

Dengan menggunakan sihir sensor, dirinya ingin mencari kemungkinan di mana Edgar menyembunyikan energi murni tersebut.

Menelusuri bagian tubuh Edgar, bahkan sampai ke lokasi pertempuran sebelumnya yang terjadi sejauh ribuan meter. Hasilnya mengecewakan, hanya kekosongan yang diterimanya.

“Sial...” Teriakannya membuat awan terbelah hingga memberikan jalur lurus di atas langit, semua yang mendengar teriakan ini akan tewas. “Kenapa energi yang aku inginkan mendadak tidak bisa diriku raih! Kenapa ini terjadi lagi...”

Memburu energi murni telah menghabiskan waktu untuk Desmon, dia bahkan menyebabkan beberapa kerusakan di berbagai alam, namun saat semua perjalanannya akan berakhir, justru energi itu terlepas dari penglihatannya.

Jauh dari kejadian ini, Edgar sudah merencanakan kejadian kalau dirinya akan menitipkan energi ini ke sebuah sumber angin khusus yang tidak akan pernah berhenti dalam lingkaran energi dunia.

Energi ini menyusut berkat kemampuan Edgar yang bisa dikatakan cukup hebat, lalu terus berputar mengelilingi benua sampai akhirnya berhenti dan terjatuh di sebuah tempat.

Angin terus menuntun energi ini hingga sampai masuk ke dalam rumah, masuk ke dalam keranjang bayi yang baru lahir, dan ditelan oleh bayi tersebut.

“Owa....”

Suara tangisannya menggelegar di seluruh ruangan, mereka yang ada di sana dibuat terkejut dan bergegas menghampiri keranjang.

Bayi mungil ini terlihat membuat semua orang syok, bahkan sang ibu yang melahirkannya menangis harus.

“Ini keajaiban!” ucap wanita yang membantu persalinan.

Melihat anaknya terus menangis, pria bernama Edmon mencoba mengangkat sang bayi, mengangkat sedikit tangannya beberapa kali untuk menghasilkan rasa nyaman, itu berhasil, bayi mungil ini menghentikan tangisannya.

“Anakku, kau harus tumbuh menjadi pemuda yang hebat!” gumam Edmon.

Keluarga kecil ini menikmati hari yang begitu penuh rasa syukur, bayi kecil yang dilahirkan dapat dengan selamat. Tidak mereka sadari kalau tangisan pertama di waktu itu membuat telinga berbagai makhluk berdengung.

Mereka yang punya kemampuan khusus menganggap ini sebagai kejutan yang tidak terduga, kekuatan besar telah kembali muncul. Itu bukan terasa seperti ancaman, tapi mereka tidak dapat menebak ke depannya apa ini sebagai anugerah atau bencana.

9 bulan telah berlalu semenjak kelahiran sang bayi, namun di sini keluarga Edmon merasa sedikit kaget dengan keanehan yang terjadi.

Bayi mereka punya pupil mata putih terang seperti kaca yang mampu memantulkan luasnya langit, mereka merasa ngeri dengan ini, umumnya manusia akan lahir dengan pupil mata normal, putih hitam.

Hari ini seorang pria yang dipercaya sebagai tabib berpengalaman mencoba memeriksa gejala yang dialami Zeion, nama bayi bermata putih ini.

Sang tabib pun bingung untuk menjelaskan ini, sesaat dirinya terus dibuat kagum oleh sorot mata bayi mungil yang tampak penuh kehangatan.

“Bagaimana?” tanya Edmon yang penasaran akan hasilnya.

Tabib masih sibuk dalam pengamatannya, memegangi dagu demi memastikan tidak adanya informasi yang salah, lalu dia berbicara dengan wajah yang menghadap Edmon, “Ini kasus langka, kemungkinan bayimu ini memiliki sebuah energi yang cukup besar...”

__To Be Continued__

Bab terkait

  • Alam Murni Sang Kultivator   Buku Sang Petunjuk

    Energi besar yang dimaksud tidak dapat dijelaskan oleh sang tabib, hingga waktu pemeriksaan berakhir.Zeion kecil masih memasang senyuman khas bayi yang akan membuat setiap hati menemukan ketenangan, sayangnya waktu yang tidak tepat, kedua orang tuanya memandang dengan wajah yang ketakutan. Kalau sudah besar mungkin Zeion akan mengatakan hal apa yang bisa memberikan rasa takut begitu kuat terhadap orang tuanya. Bayi mungil itu perlahan menutup matanya, lalu hanyut dalam tidur lelap yang sedang mengisap jempol kanannya.Edmon dan istrinya Rosa saling bertukar pandangan, penuh akan kekhawatiran yang begitu besar dari apa yang sedang terjadi.Kejadian itu membuat keluarga ini memutuskan untuk membatasi kegiatan Zeion, sejak umur 4 tahun, Zeion lebih sering dikurung di dalam kamar yang ditemani beberapa buku.Hari ini pun sama, dirinya sedang duduk di dekat jendela kamar sembari membaca beberapa buku tentang penyihir kuno.“Buku ini benar-benar menyenangkan!” ucapnya yang tidak dapat mel

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Alam Murni Sang Kultivator   Kepolosanmu Sudah Menjadi bencana

    Enia tidak menyangka kalau buku sihir yang diberikannya akan membawa perubahan besar kepada Zeion, ini sudah 2 minggu sejak Zeion menerima buku itu. Begitu banyak perubahan yang diberikan, bocah ini merapal mantra yang bahkan Enia sendiri saja masih tidak dapat memahaminya.“Api...”Muncul dari tangan Zeion api seukuran batu kecil, Enia terdiam sembari menarik ludahnya kembali.“Tuan Muda, bagaimana bisa Anda mempelajari sihir seperti ini?” tanya Enia yang tampak sangat khawatir.“Aku mempelajarinya dari buku yang kau berikan, tidak aku sangka kalau bukunya begitu bermanfaat seperti ini!”Enia seharusnya bangga, tanpa pelajaran khusus bocah di depan matanya mampu menggunakan sihir tingkat dasar, namun yang dikhawatirkan Enia adalah pencapaian Zeion yang melebihi ekspektasinya.Untuk umur seorang bocah Zeion telah memperlihatkan keajaiban, tapi justru di sini mungkin akan menjadi sumber masalah. Keluarga Edmon bukanlah keturunan yang bisa menggunakan sihir tingkat tinggi, untuk Edmon s

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Alam Murni Sang Kultivator   Bagian Dari Ketakutan Yang kau Lupakan

    “Ayah?” Banyak orang yang hadir di sana menjadi heran dengan ini, rahasia yang selama ini dijaga akan terbongkar ke publik, dampaknya bisa begitu buruk untuk keluarga Edmon, terutama terhadap bisnis yang sedang dijalani olehnya.“Penjaga bawa bocah lancang ini keluar, berikan dia hukuman atas apa yang sudah dirinya lakukan!”Teriakan Edmon menghancurkan titik kecil di dalam tubuh Zeion, wajah yang tadi penuh pengharapan kini berubah menjadi rasa kecewa yang tidak terbayang. Dia bertanya-tanya dalam hati kenapa ayahnya tega mengatakan hal seperti ini.Tidak beberapa lama kemudian, seorang penjaga datang dan menyeret tangan Zeion secara kasar, menarik terus menerus bocah kecil ini.Dia bukan tidak tahu kalau Zeion adalah anak dari Edmon, namun sebagai penjaga dari keluarga ini, apa pun perintahnya harus dipatuhi.“Sakit! Lepaskan aku...” berontak Zeion yang terus mencoba melepaskan diri, tapi dia tidak punya cukup tenaga untuk melakukannya, orang-orang di sana bergumam dan menatap hera

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Alam Murni Sang Kultivator   Jiwa Di Dalam Kehampaan Yang Pasrah

    Memulai kehidupan baru katanya, itu maksud yang sama sekali tidak dimengerti Zeion. Mereka hanya berjalan dari kediaman Edmon tanpa tujuan yang jelas, setidaknya untuk Zeion sendiri.Ini terlalu berat untuk anak berumur 10 tahu berjalan tanpa berhenti sejauh ribuan meter, mereka sama sekali belum berhenti. Hanya malam yang kebetulan menjadi waktu yang singkat untuk istirahat.Tiba di sebuah kota, tampak orang-orang di sana ramai, namun ada juga yang melihat Zeion dengan heran. Bagaimana tidak heran, pakaian yang digunakan Zeion masih sangat lusuh, ini tidak berbeda dari seorang budak yang biasa dijual.Budak hanya makhluk rendahan yang tidak punya arti, di dunia ini mereka diperlakukan kasar dan tidak punya harga diri.Pria berhidung mancung ini melirik ke arah Zeion yang matanya terlihat lelah. “Hm... apa kau lapar?”Zeion melirik, dia begitu waspada untuk memberikan jawaban.Gruu...Tapi, perutnya yang mengambil satu jawaban, yaitu kepastian kalau Zeion sedang lapar.Tertawa kecil d

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-22
  • Alam Murni Sang Kultivator   Sebuah Gejolak Yang Begitu Besar

    Zeion tidak mampu menghentikan detak jantungnya, bagaimana bisa? Sebelum detak jantungnya berhenti, pasti nyawanya di sini yang pertama melayang.Bilah pedang pria itu tidak dapat berhenti, Zeion hanya melotot takut sampai dia meringis dengan menutup wajahnya.Tings...Suara benturan keras menyeka suasana di sana, mereka bertiga dibuat bingung dengan gelombang energi yang menutupi tubuh Zeion. Warnanya putih dan berkilau seperti gerakan genangan air yang tenang.“Ini yang disebut sebagai sebuah energi tidak terbatas?” tanya pria berhidung mancung.Zeion tercengang atas aksinya sendiri, dia terus menatap kedua tangannya yang putih bersih tanpa noda.“Kenapa ini? Apa yang terjadi?” tanyanya yang lalu melihat ke atas kepala.“Apa yang dilakukan oleh bocah ini? Kenapa seranganku tidak berhasil melukainya?”Pria berbadan besar ini tidak tinggal diam, dia kembali mengangkat pedangnya, lalu diayunkan ke samping.Tings...Masih sama seperti sebelumnya, benturan keras ini berdengung. Tidak mam

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-05
  • Alam Murni Sang Kultivator   Ini Baru Dimulai, Dan Sudah Sangat Susah

    Semua masih menggenang, pernyataan itu telah membangkitkan kewaspadaan dari Zeion yang kini terus melangkah.Mereka berdua akhirnya tiba di depan bangunan kuno, bisa dikatakan begitu akibat arsitekturnya yang terlihat tua, jauh berbeda dari bangunan biasa yang terbangun dari marmer khusus.Di sini pemandangannya juga indah, namun mengandung energi besar hingga sejak dari tadi tangan Zeion digelitik tanpa sebab.Di atas batu di depan mata mereka ada seorang pria berjanggut putih duduk bersila, tongkat kayu di tangannya begitu kokoh. Yang unik dari dirinya, tubuhnya sama sekali tidak menyentuh batu, hanya berjarak beberapa senti saja untuk menyaksikan kalau dirinya berada dalam keadaan melayang.“Tuan Hander, aku sudah kembali!” ucap pria mancung yang berlutut dengan tulus kepada pria tua.Hander secara perlahan membuka kelopak matanya, begitu kedua matanya jelas melihat apa yang ada di depan, aura kekaguman menyebar sangat cepat. Itu menabrak tubuh mereka yang ada di depannya.Untuk Ze

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-07
  • Alam Murni Sang Kultivator   Dalam Sebuah Kehancura Yang Tidak Diharapkan Oleh Semua Orang

    Seperti janji yang kemarin sudah dilontarkan, Zeion akan mendapatkan pelatihan, namun pelatihan yang dimaksud berawal dari lapangan luas dan beberapa batu yang diam membisu.“Apa yang akan kita lakukan di sini?” tanya Zeion yang bingung.Lagyura melirik lalu menjelaskan, “Sekarang ini Anda akan melakukan latihan pengendalian energi di dalam tubuh! Energi yang dirimu miliki masih belum stabil, dan di sinilah latihan harus dilakukan yaitu mengendalikan energi tersebut menjadi lebih stabil!”Kakinya kemudian mulai melangkah sampai berhenti dan duduk di atas batu, bersila dengan kedua tangan yang di atas lutut. Masing-masing tangan terbentang dengan tenang.Semakin diperhatikan ada aliran energi misterius yang muncul di dari dalam tubuh Lagyura, energi misterius ini begitu kuat. Angin mulai menjawab pergerakan energi yang menerbangkan debu dan daun-daun kering, menyatu membentuk pusaran angin

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-08
  • Alam Murni Sang Kultivator   Alam Kehancuran Yang Sulit Dipastikan

    Mata kedua orang itu langsung tertuju kepada Zeion, menyeramkan. Tubuh Zeion ditumbuhi bulir-bulir keringat, tubuhnya masih ingin tahu apa maksud dari kejadian ini.“Lagyura, aku ingin kau menyusuri seluruh lokasi! Pastikan tidak ada musuh yang mungkin muncul untuk menyerang lagi...”“Baik!” jawab Lagyura yang kemudian mengambil langkah pergi dari sana, dia tegap dan tidak menoleh sama sekali.Suasana hanya menyisakan kedua orang ini. Napas Zeion terlihat tidak tenang, apalagi pandangan mata Hander yang terasa dingin untuknya.“Bocah, kau pasti bertanya-tanya kenapa hal ini harus terjadi!”Tidak dijawab Zeion, ketakutan sudah menelan keberaniannya. Sekarang hanya bisa pasrah dirinya akan kondisi yang mungkin jauh lebih buruk lagi.“Hah...” Hander secara cepat membuang napas, kemudian memberikan sorot tajam yang menusuk sanubari Zeion

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09

Bab terbaru

  • Alam Murni Sang Kultivator   Sebuah Tantangan Yang Muncul

    Keduanya langsung beradu kekuatan, tapi tempo seperti ini sudah terjadi, semua tidak akan bertahan lama.Dan, benar saja, hanya beberapa detik saja sudah mampu membuat gadis tersebut terhempas.“Hahahaha... lemah sekali, jadi hanya seperti ini kekuatan dari seorang kesatria pengawal? Kau pantasnya menjadi penghibur untuk para lelaki...”Dia menyesal untuk mendengar kata-kata kotor ini, tapi mau bagaimana pun dia tetap harus mengakui kalau kekuatan dari orang tersebut jauh dari kemampuannya saat ini.“Kuat sekali, apa yang harus aku lakukan untuk dapat mengalahkannya! Kalau seperti ini..”“Tidak...”“Tuan Putri...”Teriakan itu menyebabkan kegaduhan semakin meningkat, seorang putri berambut hitam dengan pakaian biru terang telah dipaksa keluar.“Lepaskan aku...” gumamnya yang tubuhnya terus meronta-ronta.Hal seperti itu tidak akan menaruh rasa simpati terhadap orang-orang tersebut, mereka hanya menertawakan tidak berdayanya gadis tersebut.“Bajingan, kalian pasti akan menyesal telah m

  • Alam Murni Sang Kultivator   Tidak Perlu Bertanya-tanya kau

    Mau tidak mau dia tetap harus menerima kantung itu, terlebih lagi ini sebagai tanda terima kasih para penduduk telah dilindungi dari para serigala itu.Entah kenapa hatinya merasa ringan setelah pergi dari desa itu, bukan penyesalan yang seharusnya singgah di dalam tubuhnya.“Aku tidak tahu, tapi tampaknya memang sudah seharusnya seperti ini...”Walau sebenarnya dia tidak begitu sepenuhnya berhasil melindungi orang-orang, namun dia tetap akan menganggap ini sebagai pengalaman berharga.Berkat uang yang didapatnya, perjalanan ini tidak lagi dia harus merasa kelaparan ketika menemukan desa.Ini perjalanan hari kelima, arah yang telah ditujunya tidak dapat diketahuinya benar atau salah.Yang jelas hanya berjalan tanpa banyak pikir atau mengeluh. Selama waktu ini juga dia jauh lebih dapat melatih konsentrasi, beberapa makhluk buas ditemuinya untuk melatih daya tempur.Berkat semua pelatihan selama ini, dia merasa tidak menemukan masalah apa-apa. Namun, tetap saja kejadian pada waktu itu m

  • Alam Murni Sang Kultivator   Setidaknya kau Menyadari kelemahanmu sendiri

    Aliran energi yang sangat besar ini terus menggiring Zeion ke dalam kondisi rumit, seakan tubuhnya jatuh ke dalam jurang lautan yang terus menariknya ke bawah.“Aku sudah ada di mana? Rasanya sangat nyaman, aku tidak ingin pergi dari sini...”“Dasar bodoh...”Pupil mata Zeion membesar, dia melihat bayangan wajah Hander, teriakan yang selalu saja menjadi musik mengganggu untuk telinganya.Walau sudah terpisah sejauh ini, masih saja wajah Hander akan hadir untuk mengganggu batinnya.“Kau itu punya bakat, tapi jangan terlalu terlena! Akan ada banyak hal yang tidak bisa kau prediksi! Yang bisa kau lakukan hanya belajar ikhlas dengan kondisi yang terjadi...”Kalimat yang langsung menghentikan aliran energi di dalam tubuh Zeion, perlahan dia membuka matanya.Suasana telah menjadi gelap, dia tidak sadar sudah melewati waktu begitu panjang hanya untuk menenangkan mentalnya.Tapi, dia merasa kalau itu ada artinya, di dalam ruangan yang begitu hening ini, hanya ada satu cahaya yang mampu membua

  • Alam Murni Sang Kultivator   Kalau Hal Yang Tidak Dapat Dilakukan

    Bulir-bulir keringat masih mengucur di wajahnya, terus dia memandang ke arah telapak tangannya. Bergetar tanpa henti, bayangan mereka yang selama ini selalu menghinanya sudah menjadi hantu.“Kekuatan itu akan menjadi milikku...” Dengungan suara Desmon dengan senyuman yang begitu lebar.Napas yang terasa sempit ini sulit untuk dikendalikan, perlahan dia mengangkat wajahnya. Langkah kaki seseorang mendekat, dan tidak beberapa lama berganti dengan suara pintu yang terbuka.“Kau sudah bangun...” ucap Maria yang menyambutnya dengan senyuman hangat.Tapi, meski begitu tidak ada respons yang diberikan Zeion, wajah pria ini masih dipenuhi kecemasan.“Apa kau tidak apa-apa?” Masih tidak ada jawaban, Zeion hanya menundukkan pandangannya seolah takut akan sesuatu. Hal ini mengakibatkan Maria merasa enggan untuk bertanya lebih lanjut, dia khawatir akan mengganggu mental.Tidak ingin terus berlama-lama, dengan segenap keberanian, Zeion menghela napas panjang yang kemudian bertanya, “Bagaimana ko

  • Alam Murni Sang Kultivator   Jika Semua Itu Meluap-luap

    “Apa ini? Kekuatan dalam tubuhku mendadak meluap-luap...” Kondisi yang mengingatkan dirinya akan peristiwa pertemuan dengan Desmon, tapi dia tidak punya waktu untuk merenung.Para serigala ini masih saja ingin melakukan serangan terhadapnya, satu persatu datang dan bersiap untuk menerkam ke arah tubuhnya.Satu serigala hendak untuk melompat, gigi tajam yang dipenuhi air liur siap merobek daging dan kulit tubuhnya.“Aku tidak akan tertipu dengan teknik seperti itu lagi...”Bukan menjauhkan tangan yang akan digigit, justru Zeion mengepalkan tangannya yang kemudian dilepaskan dengan pukulan maut.Crash...Seketika saja tulang di wajah serigala itu hancur, dan membuatnya terhempas menimpa serigala lainnya.Tubuh yang terlalu ringan, tadi dipikirnya tidak akan menimbulkan pukulan terlalu kuat, akan tetapi tidak disangkanya akan memiliki dampak yang begitu besar.Masih terlalu dini untuk bergembira, serigala lainnya seolah tidak memahami situasi ini. Mereka terus saja mendatangi Zeion, men

  • Alam Murni Sang Kultivator   Sebuah Kekuatan Yang Begitu Besar, Sampai Kau harus Berhati-Hati

    “Kenapa banyak orang yang sedang berkumpul. Apa sudah terjadi sesuatu?”Langkah kaki Zeion mulai beranjak ke arah kerumunan orang-orang itu, di sana ada Zedt yang tampak sedang memasang wajah serius. Kerutan di wajahnya sangat jelas untuk memperlihatkan betapa kritisnya situasi ini.“Tuan...”Sebelum Zeion bisa mendatangi kerumunan orang-orang itu, kakinya menjadi harus berhenti akibat suara Maria yang mendadak muncul.Spontan saja Zeion menoleh ke arah sumber suara, bertanya-tanya kenapa Maria harus menghentikannya di saat seperti ini.“Akhirnya Anda bangun juga...”Dari pertanyaan ini saja langsung menimbulkan kebingungan terhadap Zeion.Sebenarnya Zeion tidak mengetahui kalau banyak penduduk yang sedang dalam kepanikan, namun dalam kondisi yang cukup ribut ini tidak membuatnya terbangun. Bahkan, Maria dan Zedt sudah mencoba untuk membangunkannya, tapi itu semua hanya usaha yang sia-sia.Tidak mau terus bingung, Zeion segera bertanya, “Memangnya apa yang terjadi?”Maria sedikit mema

  • Alam Murni Sang Kultivator   Tugas Yang Harus Diselesaikan

    “Huh... bagaimana ini...”Rasanya sangat canggung untuk dia makan setelah kejadian tadi, hidangan makanan yang sudah disediakan tidak sempat untuk disentuh. Matanya hanya terus memandangi makanan tersebut.Ingin dimakannya, tapi dia sudah merasa telah merepotkan Maria dan Zedt.Kedua orang ini saling melihat, mereka juga tahu kalau sorotan mata Zeion berisi sebuah penyesalan tentang apa yang terjadi hari ini.“Tidak usah Tuan pikirkan hal tadi! Kami memakluminya kalau itu sebagai hal yang tidak disengaja...” ucap Maria yang mencoba menghibur Zeion.Sedikit melirik, masih sorot matanya berisi sebuah keraguan dan pertanyaan apakah dia memang sudah dimaafkan untuk kejadian hari ini.“Aku sudah merusak properti rumah kalian, tapi aku tidak punya uang untuk mengganti rugi...”Salah satu pelajaran lain yang diberikan Enia, meski sudah bertahun-tahun tidak melakukannya, dia tetap ingin menjaga hal yang telah diberikan orang lain, meski itu hanya sekedar nasihat.Rasa penyesalan yang begitu t

  • Alam Murni Sang Kultivator   Tidak Seburuk Itu Kondisi Yang Terjadi

    Sudah menjadi hal yang wajar, setelah melakukan kebaikan, maka Zeion akan disambut dengan ramah.Dia dipersilahkan untuk bertamu ke rumah Maria, duduk di depan meja yang sudah ada makanan dan minuman siap untuk menyegarkan tubuh.Mata Zeion langsung terpanah dengan jumlah makanan itu, sejak dari tadi perutnya yang berdemo semakin menggila.Tapi, mana mungkin dia dapat melakukan hal brutal untuk memakan makanan tersebut. Dia harus bersabar sampai waktu yang diinginkan tiba.Tap...Zedt datang dan duduk sembari menghadap Zeion. “Jangan malu-malu, silakan makan semua ini...”“Eh... benarkah?”Mengangguk Zedt dengan ramahnya.Tanpa banyak pikir lagi, Zeion dengan semangatnya memakan makanan tersebut. Dia mengunyah dan melakukan hal sudah sewajarnya, tapi...Siapa pun yang melihat dirinya makan, di

  • Alam Murni Sang Kultivator   Sebuah Pilihan Yang Tepat Untuk Melakukan Hal Seperti Ini

    “A-Apa yang terjadi sebenarnya?”Si gadis yang baru saja berada di dalam kondisi bahaya, kini beralih dalam kondisi yang bingung. Melihat serigala buas yang tadi ingin memakan tubuhnya mengalami hal mengerikan.Selain hal itu, ada satu pemuda asing yang berdiri di sana sembari memasang posisi seolah telah menggunakan sihir tingkat tinggi.“Siapa orang ini? Kenapa dia mendadak muncul di hadapanku dan melakukan hal seperti ini?”Napas Zeion sedikit berdebar setelah menggunakan energi seperti itu.Tubuhnya membungkuk sembari menatap tangan kanan yang terus berdenyut.“Tidak aku pikirkan kalau sensasi dari menggunakan kekuatan semacam ini cukup mengerikan! Kalau dipikir-pikir lagi, memang setiap pertarungan yang dilakukan harus mengorbankan segala hal yang dimiliki...”Bagaimana Hander mengajarkan semua ini sudah terlihat jelas, bagi seorang sepertinya memang sejak awal tidak memiliki apa-apa.Tap! Tap...Suara langkah kaki terdengar hingga membuat Zeion harus menyimpan pemikirannya saat

DMCA.com Protection Status