Share

Bayaran Untuk Mata-mata

last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-21 10:46:22

Hendra menggenggam tangan Vira erat. Seolah memberikan kekuatan pada istrinya. Pelan mereka melangkah ke kamar, sesekali Hendra menggoyangkan gandengan tangan mereka. Membuat senyum Vira sedikit mengembang. Wanita itu benar-benar merasakan kehadiran Hendra di sisinya. Kehangatan sikap lelaki itu, membuat bayangan cerita kelam masa lalu dari Ayah Aksa tadi sedikit terlupakan.

Di sini. Terpisah jarak tiga ratus lima belas kilometer dari tempat Hendra dan Vira menghabiskan malam dengan bercengkrama, Arlin menatap ponselnya dengan perasaan resah.

Mungkinkah Hendra benar-benar sudah jatuh cinta dengan Vira?

Arlin berguling ke kanan. Entah sudah berapa kali dia berganti posisi di tempat tidurnya yang berukuran king size. Kakinya diletakkan pada bantal, sementara dia sendiri menggunakan guling untuk mengganjal kepalanya.

Arlin memejamkan mata.

Bukankah informasi dari orang bayarannya sangat jelas? Tepat di hari kepulangannya ke Indonesia, Vira
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Aku Hancur Kau Juga Hancur

    Sengaja dia menjanjikan bayaran yang cukup besar pada Nichi walau tugasnya sangat mudah. Lelaki berwajah dingin itu awalnya menolak, namun dia menawarkan upah lima kali lipat dari yang biasa Vira berikan. Toh, tugasnya sangat mudah. Nichi hanya perlu memberikan informasi pada Vira tentang janji makan malamnya dengan Hendra hari ini. Arlin berharap wanita itu akan datang menemuinya seperti yang biasa dilakukannya selama ini. Dengan sedikit rencana kecil yang telah disiapkannya, dia yakin bisa membuat wanita itu jatuh dalam pandangan Hendra.Namun, sialnya, tidak ada satupun rencananya yang berhasil. Ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga. Rencana menjatuhkan Vira di mata Hendra gagal, makan malam romantis tidak jadi, ditambah pula dia harus kehilangan uang puluhan juta dengan sia-sia."Aaaarrgghhh!" Arlin memukul bantal di hadapannya. Wanita itu mengacak-acak rambutnya untuk mengungkapkan kekesalan.Lama dia termenung memikirkan dan merencana

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-22
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Kerjasama Untuk Menghancurkan Vira

    "Silmi, ya?" Arlin tersenyum menyapa Silmi. Jelas sekali gadis itu sedang menunggu kedatangannya. "Kak Arlin?" Silmi tersenyum lebar sambil berdiri dari duduknya. Arlin tertawa kecil. Dia mengabaikan tangan Silmi yang terjulur mengajak bersalaman. Alih-alih menjabat tangan silmi, wanita yang menggunakan topi lebar itu malah memeluknya erat seperti seorang sahabat yang lama tidak berjumpa.Silmi terkejut sekaligus senang dengan perlakuan Arlin. Jujur saja, sejak telepon tadi malam, dia menaruh harapan yang sangat besar pada wanita yang kini sedang memeluknya."Sudah lama, Sil?" Arlin bertanya ramah sambil melepaskan pelukan mereka. Dia memilih duduk di kursi yang berhadapan dengan Silmi agar lebih mudah melihat raut wajah lawan bicaranya. Segera setelah duduk, wanita itu memesan menu yang sama dengan makanan Silmi."Belum terlalu, kelasnya baru saja selesai, Kak." Silmi menjawab sambil memperhatikan penampilan Arlin.Wanita

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-22
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Serangan Untuk Usaha Vira

    Silmi menahan napas mendengar setiap kalimat yang diucapkan Arlin."Aku butuh orang yang bisa memuluskan rencanaku. Salah satunya kamu, Sil.""Bahkan tanpa bayaran pun, dengan senang hati aku akan melakukan apapun untuk menghancurkan wanita tidak tahu diri itu!" Silmi mendesis. Tangannya terkepal di atas meja.Arlin tersenyum lebar mendengar ucapan Silmi. "Aku tidak peduli dengan alasanmu kenapa tetap memilih Hendra, Kak. Tetapi yang jelas, membuat Vira hancur adalah tujuan hidupku saat ini.""Tenanglah. Aku selalu bermain rapi dan cantik tanpa menggunakan kekerasan." Arlin berkata lembut sambil menatap Silmi tepat di matanya."Bagaimana aku bisa membantu, Kak?"Pertanyaan yang membuat senyum Arlin tak pernah berhenti mengembang.Pun malam ini.Mengingat pertemuannya dengan Silmi beberapa hari yang lalu, membuat senyum Arlin kembali mengembang sempurna."I got you, Vira!" desis Arlin.Wanita itu sedikit mengangkat dagu. Matanya yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-22
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Dua Kunci Utama

    "Maksudnya?" Vano mengerutkan kening."Berapa kau digaji Vira?" Arlin mencomot kentang goreng pesanan Vano yang baru saja datang.Lelaki muda itu terdiam. Dia sedikit kurang nyaman jika menyinggung masalah gaji."Tidak mungkin kecil, kan?""Bu Vira memberikan gaji yang cukup besar. Tetapi kebutuhan saya jauh lebih besar." Vano menatap Arlin tajam."Ayah meninggal sejak saya umur enam belas tahun. Secara otomatis, sejak saat itu saya menjadi kepala keluarga, karena saya anak sulung." Vano menarik napas sejenak."Bunda tidak bekerja. Ayah meminta beliau diam saja di rumah. Karena itulah, semenjak Ayah meninggal ekonomi kami roboh."Arlin menahan napas mendengar cerita Vano."Beruntung saya bertemu Bu Vira secara tidak sengaja. Beliau melihat saya mempunyai kemampuan dalam pembuatan video dan menguasai algoritma youtube. Dari sana, beliau mengajak saya untuk bekerja."Arlin mengangguk-angguk."Adi

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-22
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Tolong, Berjanjilah!

    "Berapa lama perginya, Mas?" Vira bertanya sambil menyusun baju-baju Hendra ke dalam koper."Mm, belum tau, Vir. Mendadak sekali." Hendra mengerutkan kening. Matanya tidak lepas dari layar ponsel."Jadi, berapa banyak bajunya harus kusiapkan?" Vira menatap Hendra bingung sambil kedua tangannya terbuka lebar ke arah koper berwarna navy milik Hendra."Ah, iya? Bagaimana, Pak Prima?" Hendra bergegas mengangkat telepon sambil berjalan keluar menuju balkon kamar. Meninggalkan Vira yang sedikit dongkol karena diabaikan suaminya.Wanita berlesung pipi itu berdecak sebal. Jadi? Berapa banyak baju yang harus dia siapkan?Mereka baru saja sampai saat panggilan dari rekan bisnis Hendra masuk. Entah apa yang terjadi, wajah suaminya mendadak panik. Tak berselang lama setelah panggilan berakhir, Hendra mengatakan sore ini juga dia harus mengunjungi lokasi bisnis ke luar negeri."Vir.""Hmm." Vira berdehem sambil menutup koper. Kalau bajunya kurang, beli sajalah di sana pikirnya. Uang Hendra banyak i

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-22
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Kekhawatiran Hendra

    Vira terpana. Mata Hendra mendadak basah. Setetes air mata lelaki itu mengalir tepat di depan mata Vira. Wanita itu pelan mengangguk saat melihat mata Hendra penuh dengan harapan."Aku berjanji, Mas." Suara Vira bergetar."Kuharap kau pun melakukan hal yang sama." Vira memindai wajah Hendra.Hendra mengangguk sambil memejamkan mata. Secepat kilat dia menarik Vira mendekat. Menghapus jarak di antara mereka. Cukup lama mereka menikmati pendar merah muda yang tercipta. Hendra akhirnya melepaskan Vira, kemudian menarik wanita itu ke dalam pelukannya. Sebuah pelukan yang sangat erat.Lelaki itu memejamkan mata. Entah kenapa hatinya sangat takut. Dia mengetahui dengan pasti, Arlin akan ikut ke daerah itu. Sebagai pimpinan, mereka harus terjun langsung saat ada masalah gawat seperti ini. Hendra yang terbiasa tidak mengandalkan orang kepercayaan, selalu mensyaratkan hal yang sama pada rekan bisnisnya jika ingin bekerjasama. Maka dia yakin seratus persen, wanita masa lal

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-23
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Mulai Menyerang

    "Yang?"Panggilan Vira membuat Hendra tersadar dari lamunan. Bergegas dia menyelesaikan mandi agar bisa bersiap dan makan sebelum berangkat ke bandara.Tiga jam kemudian mereka sudah sampai di bandara. Vira dan Mama Lily ikut mengantar Hendra. Lelaki itu memeluk Mama Lily erat."Ah, kamu itu! Seperti yang baru pertama kali ke luar negeri saja, Hen." Mama Lily menertawakan wajah Hendra yang terlihat sangat kusut dari tadi."Namanya juga bisnis. Ada untung ada rugi. Kadang lancar kadang ada hambatan. Biasa itu. Bukannya selama ini sudah sering kamu lewati? Bukan baru setahun dua tahun ini kau berkecimpung di dunia ini." Mama Lily menepuk punggung Hendra. Dia dapat merasakan kekhawatiran sang putra."Semangatlah. Semua pasti bisa kamu lalui seperti sebelum-sebelumnya. Ayo dong, mana jagoan mama." Mama Lily dan Vira tertawa berbarengan untuk menetralisir ketegangan Hendra.Hendra menarik napas dalam. Bukan bisnis yang dia khawatirkan

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-23
  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Sebuah Alasan

    Lantas, sebelum mata sempat berkedip kembali, pesan itu sudah dilemparkan kembali ke bumi. Tidak peduli dimanapun berada, tak peduli pemiliknya sedang bersuka atau sedang berduka. Pesan gambar itu segera terkirim. Melesat mencari nomor yang dituju.Ponsel Vira bergetar. Wanita itu segera mengambil alat komunikasinya dari dalam tas tangan. Menghentikan obrolan sejenak dengan Mama Lily, mertuanya."Ada apa, Vir?" Mama Lily memegang bahu Vira saat dia menyadari wajah menantunya itu mendadak berubah.Mulut Vira terkunci. Sedikit bergetar dia menunjukkan foto di ponselnya pada Mama Lily."Arlin." Mama Lily mendesis. Walau yang terlihat dari foto itu tampak belakang, dia sangat tahu persis dari postur tubuhnya itu adalah Hendra dan Arlin.Dalam foto itu terlihat jelas, Hendra sedang menarik dua buah koper. Satu koper berwarna navy miliknya, dan satu lagi koper berwarna peach kepunyaan Arlin. Disampingnya, Arlin terlihat menggelayut ma

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-23

Bab terbaru

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   ENDING

    Vira mengangguk. Kedua lesung pipinya tercetak jelas.Manis. Hendra membatin."Boleh aku tahu kenapa kau bisa bertahan setelah sekian lama? Bahkan kau masih tetap menerimaku kembali, setelah semua kesalahan yang kulakukan secara sengaja dan sadar." Hendra membelai rambut Vira yang tergerai. Wangi. Aroma mint yang sangat dia sukai."Karena aku juga belum bisa menjadi istri yang baik bagimu, Mas. Aku menyadari, dulu niatku salah. Aku terlalu berambisi membuatmu menerima kehadiranku agar bisa membungkam Silmi dan mamanya.” vira tertawa kecil mengingat masa itu. Masa-masa perjuangan saat dia hampir setiap minggu menemui wanita Hendra yang selalu berbeda.“Seiring berjalannya waktu, aku mulai mengerti tidak semua hal bisa berjalan sesuai dengan keinginanku. Satu yang kusadari, harusnya aku tidak memaksakan diri agar kau menerimaku.” Vira memiringkan tubuhnya menghadap Hendra. Tangannya menyentuh pipi Hendra pelan.Sungguh, hatinya terasa hangat. Ini pertama kalinya mereka bicara seintim i

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Menuju Ending 2

    Kabar terakhir yang dia dengar, ada upaya dari beberapa pihak yang berusaha memberikan jaminan bebas untuk Arlin. Setidaknya, dia bisa bebas walau berstatus sebagai tahanan kota. Namun, Vira tidak ambil pusing. Wanita itu sudah cukup puas bisa membuat wanita itu merasakan sempitnya ruang penjara walau hanya beberapa hari.Dari awal dia sudah tahu, Arlin tidak akan mungkin mendekam dalam penjara selama itu. Tujuannya hanya satu, membersihkan namanya dan membuat mata Hendra terbuka bahwa wanita itu tidak selemah pikirannya selama ini. Dia berharap, dengan semua yang dilakukan Arlin selama ini, suaminya bisa melupakan rasa bersalahnya pada wanita itu.“Kenapa Vira minta maaf? Bahkan detik ini, Bunda sudah tidak punya muka untuk bertemu denganmu, Nak.”Sasa yang membawa gelas minuman dan Sesa yang membawa piring berisi makanan ringan terhenti langkahnya saat akan memasuki kamar. Mereka urung masuk saat mendengar suara tangisan ibunya.Mata mereka ikut basah. Ini pertama kalinya ibu mere

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Menuju Ending 1

    “Kak Vira?” Gadis berusia sembilan belas tahun itu sedikit terkejut saat melihat siapa yang tadi mengetuk pintu rumah mereka.“Siapa, Sa?” Seorang gadis yang berusia sama muncul dari balik hordeng pembatas ruangan. Wajah mereka tampak sama. Serupa pinang dibelah dua.“Halo, Sasa, Sesa?” Vira tersenyum lebar melihat dua saudara kembar itu. Mata mereka membulat karena terkejut.“Bunda ada?” Vira kembali bertanya karena Sasa dan Sesa hanya diam dan mematung memperhatikannya.“Ada, masuklah.” Sasa akhirnya menyingkir dari pintu, memberi jalan pada Vira dan Hendra.Hendra memperhatikan rumah itu. Ruangannya terlihat bersih dan rapi walau ukurannya tidak terlalu besar. Sofa sederhana dengan bentuk leter L dan meja kaca memenuhi ruangan itu. Televisi berukuran tiga puluh dua inch terletak tepat di depan sofa.Di dinding terpasang beberapa bingkai foto. Salah satu foto menarik perhatian Hendra. Terlihat enam orang sedang berpose, tiga wanita dan tiga pria dengan latar belakang bangunan yang m

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Tabir yang Terkuak

    “Vira mengatakan hubunganmu dan Mama Lily sedikit renggang karena kehadiran Om Winar?”Hendra mendengus. Dia memang mengabaikan Mama Lily belakangan ini. Menganggapnya tidak ada, agar wanita itu bisa merasakan bagaimana perasaan Papa Heru yang disebutnya sudah meninggal sekian lama.“Semua memang salah Papa, Hen. Papa juga sangat paham bagaimana kecewanya mamamu pada papa. Suami yang dia dampingi dari posisi nol, setelah berjaya justru menyeleweng. Itulah sebabnya kenapa papa menjauh, karena menghargai mamamu.” Papa Heru menarik napas panjang, menyesali kebodohannya selama ini.“Sejujurnya, waktu itu papa gelap mata. Namun, karena mengerti hancurnya perasaan mamamu dan menyadari kesalahan, papa langsung menerima keputusan pisah tanpa membawa sepeser pun harta yang kami kumpulkan bersama.” Angin sepoi-sepoi kembali berhembus, menggoyangkan rambut Hendra yang sudah agak panjang.“Bukan salah mamamu dia mengatakan papa sudah tiada, andai papa mau bisa saja papa datang menemuimu ke sana.

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Pertemuan

    “Pa.” Vira melambaikan tangan pada lelaki yang sedang berdiri di samping saung. Sepertinya lelaki itu sedang menatap kedatangan mereka.Hendra mengerutkan kening mendengar Vira menyapa dengan “Pa”. Dia tertawa kecil sambil menggelengkan kepala. Tingkat percaya diri dan sok kenal istrinya memang patut diacungi jempol.“Vira.”Suara berat itu membuat Hendra mengangkat kepala. Vira? Mereka saling mengenal?Sekitar sepuluh meter dari saung, Hendra mematung. Walau lelaki itu menggunakan pakaian yang lusuh khas baju petani ke kebun, namun tidak menutupi wibawa seseorang yang baru saja menyapa istrinya itu.Seketika hati Hendra basah. Dia sangat mengenali sosok yang sedang menunggu kedatangan mereka itu. Walau rambutnya sudah beruban, lelaki itu masih terlihat tampan. Tubuhnya pun masih sangat gagah di usianya yang sudah tidak lagi muda.“Papa,” desis Hendra.Dia berusaha menegarkan langkah kakinya yang terasa bergetar. Jantungnya berdegup kencang sampai-sampai dia seperti bisa mendengar de

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Mimpi

    Lelaki berbaju abu-abu dengan warna yang sudah pudar itu menoleh saat mendengar beberapa suara. Dia menghentikan sejenak aktivitas mencuci tangan dan kaki di pancuran bambu yang airnya mengalir jernih. Baru saja kemarin dia memasang pancuran bambu itu. Selama ini dia langsung menciduk airnya menggunakan gayung dari batok kelapa.Melihat rimbun rumpun bambu di ujung desa saat dia akan lewat menuju sawah, melintas pikirannya untuk membuat pancuran. Benar saja, ternyata pancuran ini lebih memudahkan aktivitasnya untuk mencuci tangan dan peralatan bekas makan.Lelaki itu baru saja menyelesaikan makan siangnya. Ikan nila bakar dan tumis kangkung menemani makan siangnya hari itu. Setelah dari pagi tenaganya terkuras karena membersihkan hama di antara padi dan membenarkan pematang, menu makanannya terasa sangat sedap menyapa lidah. Ditambah dengan angin sepoi-sepoi dan lengking burung elang yang terbang rendah mencari mangsa, menambah kenikmatannya makan di atas saung kecil di tengah sawah.

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Vira VS Hendra (3)

    “Aamiin.” awak media serentak mengaminkan, membuat Vira tertawa renyah.“Silang pendapat antara saya dan suami hari ini bukan masalah besar. Akhir-akhir ini kami memang kurang intens berkomunikasi karena saya sibuk mengurus acara empat bulanan dan Mas Hendra sibuk dengan pekerjaannya. Sudah ya.” Vira melambaikan tangan sambil tersenyum dan melenggang masuk ke gedung.Hendra mencegat Vira begitu istrinya itu lewat di depannya. Dia menarik tangan Vira pelan dan mengajaknya masuk ke dalam salah satu ruangan kosong.“Apa yang kau lakukan di sini, Vir?” Hendra menatap Vira tajam.“Maksud, Mas?” Vira mundur selangkah, membuat jarak diantara mereka tidak terlalu dekat.“Sudah kukatakan jangan ikut campur masalah keluargaku!” Hendra mengepalkan tangan.“Fokus saja pada kehamilanmu dan kesehatan Ayah Aksa. Ini bukan ranahmu. Biar kuselesaikan dengan caraku. Mengerti?!”“Ikut campur bagaimana?” Vira menatap Hendra tenang. Sementara Hendra menatapnya dengan garang.“Kenapa kau membuat pernyataa

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Vira VS Hendra (2)

    “Ibu Savira, kenapa anda datang terpisah dengan Pak Hendra? Kenapa kalian datang padahal sebelumnya tidak? Apakah ada hal penting terkait agenda sidang hari ini.”Vira hanya tersenyum mendengar rentetan pertanyaan dari wartawan. Dia terus berjalan lurus tanpa merasa perlu menjawab pertanyaan mereka.“Tadi Pak Hendra mengatakan kalian akan menempuh jalur kekeluargaan karena mempertimbangkan posisi Arlin sebagai pimpinan perusahaan sehingga menyangkut hajat hidup orang banyak. Bagaimana tanggapan anda?” Vira menghentikan langkah dan menoleh pada salah satu wartawan yang tadi bertanya. Dia mengerutkan kening mendengar pernyataan itu.“Bagaimana?” Vira balik bertanya.“Apakah anda akhirnya memutuskan hadir karena tidak mau suami anda kembali intens berhubungan dengan Bu Arlin yang dulu merupakan pacarnya?”Vira tersenyum mendengar pertanyaan kedua ini. Dia mengaitkan kacamata hitam di kerah baju bagian dadanya sebelum menjawab.“Jalur kekeluargaan? Jujur, kalau saya pribadi belum ada renc

  • Aku dan Wanita-wanita Simpanan Suamiku   Vira VS Hendra

    "Bagaimana agenda sidang hari ini, Pak Hendra? Apakah ada hal yang mendesak sehingga anda hadir? Beberapa sidang sebelumnya hanya kuasa hukum yang mewakili." Awak media langsung mengerumuni Hendra begitu lelaki itu keluar dari mobil.Hendra mengulas senyum pada wartawan yang mengikuti langkahnya. Kasus ini memang menarik perhatian publik karena dari awal Arlin sudah melempar bola kepada media. Seiring berjalannya persidangan, banyak fakta-fakta tersembunyi yang ikut mencuat, termasuk hubungan Arlin dan Hendra di masa lalu.Hal itu menarik perhatian masyarakat, karena terkuak hubungan Arlin dan Hendra bukan hanya sekedar rekan bisnis. Namun, lebih dari itu, mereka sempat berpacaran lama bahkan hampir bertunangan. Cinta mereka harus kandas karena Hendra dijodohkan dengan Vira.Romansa cinta mereka bertiga bahkan mengalahkan fokus pada kasus yang sedang berjalan. Animo masyarakat lebih tertarik untuk mengulik kisah asmara ketiganya.“Anda datang sendiri tanpa didampingi Ibu Savira? Apak

DMCA.com Protection Status