Ana tertawa keras sangat ngakak. Kembali mengejutkan semua orang. Kaisar benar-benar tidak percaya calon istrinya adalah seorang gadis yang sama sekali tidak pernah dia sangka. Sangat brutal, berani, tidak punya malu, tomboy. Semua kriteria wanita yang sebenarnya sangat dia sukai.Selama ini dia selalu didekati wanita yang sangat anggun, kelas atas, selalu bersikap seolah-olah kalem di depannya. Selalu menjaga wibawa agar dia bisa menerima cintanya. Namun, sekarang semua itu berbalik. Ana sama sekali tidak peduli dengan penampilannya. Entah dia akan membuat Kaisar benar-benar mencintainya atau tidak.Sepanjang malam Kaisar tidak bisa tertidur dengan nyenyak. Dia awal mula sangat menentang perjodohan itu. Dia sama sekali tidak suka dijodohkan apalagi dengan wanita yang tidak pernah dia lihat sebelumnya. Namun, ternyata sekarang berbeda. Dia akan mendekati Ana dan mencoba untuk menaklukkan gadis yang suka memberontak itu. Dan, itu merupakan sebuah tantangan baginya."Kau pikir aku bisa
Ana melihat mobil Amel dari kaca spion mengejarnya dan semakin mendekat dari posisinya. Brian semakin menambah kecepatan sepeda motornya. Ana memeluk Brian dengan sangat erat. Hatinya benar-benar bergetar. Dia sangat ketakutan."Ana, jangan sampai melepaskan pelukanmu apa pun yang terjadi. Apa kau dengar?" teriakan Brian segera mendapatkan anggukan dari Ana. Brian merasa lega ketika melihat hal itu dari kaca spion. Dia semakin menambah kecepatan dan melewati gang kecil. Membuat mobil Amel tidak bisa mengikutinya."Sial!" teriak Kaisar. Amel segera menghubungi seseorang. "Ikuti calon suamiku, dan segera beri kabar." Amel menutup ponselnya, lalu memukul jok depan dan berteriak, "Argh! Aku akan menghancurkan kamu, Ana!"Brian segera memarkirkan motornya ketika dia merasa sudah aman. Mereka masuk ke sebuah rumah kosong."Jantungku rasanya mau copot saja. Kau mengendarai seperti orang kesurupan. Kenapa Amel mengikuti kita?" ucap Ana dengan napas yang terengah-engah. Dia terus menepuk-nepu
Benar-benar tidak bisa dipercaya. Penelope bisa tertangkap begitu sangat mengerikan. Padahal Anggara sudah membeli rumah yang sangat jauh dari kota dan berada di desa terpencil. Dia mengira tidak akan pernah ada satu orang pun yang akan menangkapnya. Tapi ternyata dia salah. Tantenya masih saja membuat dia tidak akan pernah selamat dari genggaman lelaki itu. Padahal Penelope berkali-kali mengatakan jika dia tidak menginginkan kekayaan itu dan Amara bisa mengambilnya kapanpun."Tentu saja kau bisa bersamaku. Tapi aku ingin sekali mandi. Aku sangat bau, tidak enak juga melakukan hal itu. Lihatlah, tubuhku dipenuhi keringat. Ijinkan aku mengganti baju dan membersihkan diriku. Aku tidak akan pergi ke manapun. Semua sudah menjaga tempat ini." Penelope berusaha untuk mengalihkan keinginan juragan yang sangat menjijikan itu, dan dia berhasil. Juragan akhirnya menunjukkan sebuah pintu yang berada di pojok ruangan."Itu adalah kamarmu. Ada baju di sana dan tentu saja sangat seksi. Sudah aku si
Anggara dan semua orang tidak percaya. Penelope ternyata tertawa dan bukan merintih. Dia berhasil membuat juragan itu mabuk dan tidak berdaya sama sekali.Satu jam sebelumnya, Penelope sangat kebingungan. Dia melihat Juragan sangat terobsesi dengannya. Namun, dia paham lelaki tua itu tidak akan pernah kuat jika minum terlalu banyak, dan pastinya akan sangat mabuk. Kedua matanya melihat satu botol anggur yang berada di atas meja. Penelope tersenyum dan terlintas sebuah rencana di sana."Kau memang sangat cantik Penelope. Hmm, walaupun kau sudah sedikit tua, namun ternyata kau sangat matang sekali. Hah, kau seperti gadis muda yang sangat ranum sekali. Bau tubuhmu harum. Setiap hari aku tidak bisa melupakanmu. Tidak percaya aku sekarang bisa membawamu ke sini dan akan menikmatimu malam ini." Wajah juragan itu tersenyum dengan menjijjikan. Penelope terus menampakkan senyuman dan mengangukkan kepala. Dia tidak akan pernah melawan karena akan merugikan dirinya sendiri. Dia harus bertindak d
Kecelakaan mengerikan sudah terjadi. Tubuh Penelope sangat lemas melihat sang suami pergi bersama dengan ambulans, sedangkan dirinya tidak diperbolehkan untuk ikut. Ini pasti suatu kesengajaan. Tapi apakah mereka tega seperti itu? Tentu saja keluarga Anggara tidak akan pernah tega menyakiti Raden pewaris utama yang sangat dibanggakan mereka. Namun, tidak dengan sang tante dan juragan yang sudah dikhianatinya. Pasti ini semua ada kaitannya dengan mereka."Aku tidak akan pernah memaafkan diriku sendiri kalau terjadi apa pun dengan dia. Semua ini karena aku. Ya, kehidupan Anggara tidak akan pernah bisa tenang karena diriku. Aku benar-benar tidak bisa berbuat apa pun," ucapnya dengan menangis. Dia masih saja merasa bersalah."Sudahlah, Ibu Pen. Tidak perlu ada yang dikhawatirkan. Sekarang Raden berada di tangan yang tepat. Sebaiknya Ibu beristirahat." Joko masih saja berusaha untuk menenangkan hati Pen. Namun, wanita itu sama sekali tidak mau. Dia tetap saja menangis. Joko terpaksa memap
Benar-benar sesuatu yang sangat mengejutkan sekali, terutama bagi Gracia. Wanita itu tidak menyangka Anggara hanya ingat kepada dirinya. Sama sekali tidak ingat dengan Pen ataupun Ana. Dan ini adalah sesuatu hal yang sangat membuatnya beruntung. Gracia tidak akan pernah menyia-nyiakan hal ini. Dia semakin mencengkeram telapak tangan Raden, lalu memasang senyuman yang menurutnya sangat cantik."Aku sangat bersyukur kau ingat denganku, sayang. Memang benar. Kita akan menikah. Hmm, segala sesuatunya sudah disiapkan. Tapi kau mengalami kecelakaan seperti ini dan aku sedih." Gracia semakin menangis. Itu adalah akting. Sesekali dia melirik Joko yang hanya menatap dengan wajah cemas, sekaligus bergetar. Apa yang akan dia katakan kepada Penelope jika Raden ternyata mengalami hilang ingatan yang sangat parah?"Joko. Kenapa kau diam saja? Aku baik-baik saja. Tidak ada hal buruk yang terjadi kepadaku. Sudahlah, lebih baik aku bersiap untuk pulang karena aku tidak ingin berada di sini." Anggara
"Ibu Penelope. Kau tidak perlu berpikiran buruk. Semua bisa saja terjadi dan ingatan itu tidak akan bertahan lama. Seperti di sebuah film bukan? Jika kepalanya terbentur lagi, maka ingatannya akan kembali." Joko berusaha untuk membuat Penelope tenang. Namun wanita itu tetap saja cemas apalagi keadaan Ana adalah taruhannya."Maksud kamu, aku harus memukul kepalanya?"Penelope menarik Joko semakin menjauh. "Kita akan pergi dari sini. Berbicara empat mata di luar. Ini harus diselesaikan. Ana sangat berbahaya. Tentu saja aku tidak mau hal buruk terjadi dengannya. Ikuti aku." Dia berjalan cepat keluar dari rumah sakit itu diikuti oleh Joko."Bukankah mereka ...," ucap Ardi sambil menunjuk Pen dan Joko.Saudara kembar Anggara terkejut melihat mereka berdua keluar dengan terburu-buru."Kenapa mereka seperti itu? Seharusnya Pen menunggu Kakak kita. Hmm, tapi kenapa dia harus pergi?" Ardi mengangkat tangannya sambil menggelengkan kepala."Pasti terjadi sesuatu dan kita harus mencari tahu," bal
Ana masih saja terperangkap dengan perasaan yang sangat sakit. Ana semakin tidak percaya melihat hal yang berada di hadapannya itu. Benar-benar membuatnya lumpuh total.Selama kurang lebih 17 tahun dia tidak mengetahui sosok sang ayah karena sang ibu selalu menyembunyikan rahasia itu. Kehidupannya benar-benar sangat tidak nyaman, apalagi dia harus mendapatkan bulian dari Amel, karena dirinya yang sangat miskin. Sekarang dia harus melihat kejadian itu sekali lagi. Hanya gara-gara sang ayah mengalami hilang ingatan."Suasana hatiku berubah seperti ini. Selama ini aku mencari sosoknya. Tapi aku tidak pernah menemukan dirinya, hingga aku sangat senang sekali mengetahui ayahku yang super tajir melintir itu. Berada di dekatku dan selalu membela. Tapi apa sekarang yang harus aku lakukan? Brian lihatlah. Dia lebih menyayangi Amel daripada aku," bisik Ana tepat berada di sebelah Brian. Pemuda itu mencengkeram telapak tangan Ana untuk menenangkan."Paman. Kau kenapa seperti ini? Aku benar-benar