Share

Melarikan Diri

Penulis: Celebes
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tentu saja Mawar sangat terkejut. Kehadiran Kaisar sama sekali tidak diinginkan. Apalagi Ana sangat membencinya dan Mawar tahu itu. Tapi, jika dia mengusir Kaisar, pasti keadaan akan semakin buruk. Sebaiknya Ana bertemu dengan lelaki itu.

"Sebenarnya Aba tidak ingin bertemu denganmu. Kau itu sangat menyebalkan sekali. Dia pasti akan sangat marah denganku ... dan aku tidak menyukainya," balas Mawar sambil bersedekap. Dia menatap lelaki itu dari atas sampai bawah. Kaisar berdandan sangat rapi. Menggunakan kemeja berwarna putih bersih, kemudian celana jeans dan bersepatu pantofel yang terlihat sangat mahal.

"Hei, padahal kau baru saja pergi ke rumahmu. Dan sekarang kau kembali lagi? Hmm, apakah kau kalau mandi cepat sekali? Seharusnya kau menikmati air itu dan membersihkan tubuhmu dengan benar. Apakah rumahmu dekat sini? Ah, benar-benar aku bisa sangat gila jika membiarkanmu masuk," ucap Mawar yang sangat blepotan. Dia tidak tahu harus berbicara apa.

"Tante, dia adalah calon istriku dan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Perdebatan Sengit

    Kaisar semakin cemas. Mereka benar-benar akan menuju ke bandara. Dia tidak ingin berpisah dengan Ana. Lalu apa yang harus dia lakukan? Dia pikir dengan mengatakan ini semua, mereka akan tetap bersama. Karena dia sudah menjadi pahlawan. Tapi ternyata benar-benar. Dia tidak menyangka mobilnya sudah terparkir di bandara.Pen pun segera turun diikuti Ana dan Mawar, tanpa menyapa dan menghiraukannya."Tunggu!" Kaisar berlari mendekati mereka bertiga, kemudian merentangkan kedua tangan tepat hadapan mereka. Langkah mereka bertiga pun terhenti."Apakah kalian benar-benar ingin pergi ke Amerika? Katakan jika ini memang lelucon," tanya Kaisar. Dengan cepat dia menatap Ana dan menggelengkan kepala. "Ayolah calon istriku. Katakan padaku. Apakah kau memang akan pergi?"Pen mendekati Kaisar kemudian memegang kedua pundaknya dan mengamati kedua mata Lelaki itu dengan tajam. Lalu dia berkata, "Kita harus pergi, Kaisar. Aku tidak akan pernah melupakan jasamu. Aku mohon jika kau memang ingin anakku me

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Kembali Ke Masa Lalu

    "Menikahimu? Haha!" Anggara tertawa sangat keras. Dia tidak percaya Gracia dengan sangat percaya diri mengatakan hal itu. "Apa kau tidak capek mengejar seseorang yang sama sekali tidak mencintaimu? Lihatlah, dirimu itu bahkan kau tidak mengerti apa artinya cinta.""Aku tidak mengerti apa artinya cinta? Haha," balas Gracia dengan tertawa. "Lalu apa kau tidak melihat? Aku sudah menunjukkan rasa setia yang sudah aku perlihatkan selama ini. Aku tidak pernah bersama lelaki manapun selain dirimu. Anggara, hanya kau yang aku inginkan bukan yang lain," balas Gracia pelan kemudian menunjuk Anggara dengan tatapan yang sangat tajam."Kau mencintaiku? Atau mengejarku karena obsesimu? Aku mengetahui dirimu, Gracia. Kau menginginkan apa pun itu. Dan jika gagal, kau akan terus mendapatkannya. Sudahlah, aku tidak mau membahas."Anggara ingin meninggalkan wanita itu. Gracia tidak terima. Selama ini dia memang telah menunggu. Walaupun dia bersama dengan beberapa pria yang juga sama tampan dan kaya. Tap

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Diusir Warga

    Masa lalu yang selalu saja membelenggu pikirannya, seharusnya Pen memang tidak akan pernah mengingat itu. Walaupun sebenarnya setiap malam selalu berkelebat di dalam kepalanya itu. Sepanjang perjalanan dari Jakarta ke Bandung, cukup membuat mereka bertiga kelelahan. Namun, sekarang mereka kembali terperangah saat melihat gerbang hitam yang sekarang dipenuhi oleh tanaman rambat berada tepat di hadapan mereka."Aku masih ingat saat kau ulang tahun dan kita menuju ke rumahmu itu bermain dengan ayah dan ibumu." Mawar masih saja berdiri tegak di sana. Dia memang sangat dekat dengan Pen ketika masih kecil hingga saat ini.Mawar adalah anak dari sahabat Ibu Penelope. Namun, kedua orang tuanya meninggal terlebih dahulu karena sakit. Akhirnya Mawar selalu bersama dengan Pen. Tapi karena Amara menguasai rumah itu. Dia terpaksa pergi. Tapi untungnya Pen datang kembali bersamanya dan mereka selalu bertemu sampai saat ini."Bagaimana bisa aku melupakan kejadian itu? Walaupun aku sebenarnya ingin m

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Kembali Dingin

    Tamparan keras melayang di pipi Anggara berkali-kali. Plak! Kali ini tamparan itu berbeda dengan tamparan sebelumnya. Jika Pen melakukan hal itu, pandangannya masih saja tersirat sebuah cinta yang berada di sana. Namun, sekarang hanya kebencian yang sangat mendalam yang bisa Anggara lihat."Sudah aku katakan jangan pernah muncul di hadapanku. Apa kau mengerti? Jangan pernah!" teriaknya sangat keras sambil menunjuk tegas wajah Anggara yang masih terdiam kaku. Raden tidak menyangka akan seperti ini, melihat sang istri begitu sangat membencinya."Apakah kalian sepasang suami istri yang saling mencintai? Jika tidak ya sudah. Kalian berpisah saja daripada seperti ini. Ayolah, aku lelah dengan ini semua. Aku menyerah." Ana berkata sambil menangis. "Awal mulanya aku ingin menyatukan kalian. Tapi ternyata tidak bisa. Ayah, tolonglah. Kita berakhir sampai di sini." Ana menarik Pen, berjalan cepat keluar dari halaman itu. Mawar mengikutinya dengan pandangan tajam yang masih mengarah ke Anggara

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Akhirnya Menyerah

    Brian ketika itu sangat tidak tenang. Sepanjang hari dia tidak pernah tidur, membuat kedua matanya merah. Tubuhnya lemah. Bahkan kedua orang tuanya sangat cemas sampai dia harus menjalani infus karena lemas.Brian tidak tahan lagi. Dia mencabut selang infusnya saat melakukan perawatan di rumah. Kemudian diam-diam keluar dari rumahnya, lalu mengendarai motornya seperti biasa menuju ke kediaman Anggara untuk mengatakan kepada Romo, jika dia mencintai Ana dan bukan Amel. Namun, sesuatu terjadi dengan tiba-tiba. Dia malah mendengar jika Romo akan menikahkan dirinya dengan Amel. Dan itu akan segera terjadi. Apalagi sekarang Amel berada di hadapannya."Aku benar-benar tidak akan pernah melepaskanmu, Brian. Kau adalah calon suamiku dan akan selamanya seperti itu." Amel tersenyum mendekati pemuda itu yang menatapnya tajam. Memperlihatkan amarah. Namun, Amel tidak peduli."Kita masih harus menyelesaikan sekolah 1 tahun lagi. Kita masih belum cukup umur untuk menikah. Siapapun tidak akan pernah

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Harus Mengalah

    Jumpa pers? Anggara menggelengkan kepalanya. Dia berlari meninggalkan gedung itu, namun tidak ada jalan keluar. Ratusan pengawal sudah menutupnya. Semua pegawai yang berada di sana terdiam. Sebenarnya mereka sangat kasihan dan lebih memihak Anggara bersama dengan Penelope.Saat bertemu dengan Ana yang masih berada di dalam tubuh Penelope, mereka sangat terharu saat mengingat hal itu. Selama ini sosok Anggara hanya menjadi lelaki yang sangat pendiam. Mereka sangat senang melihat Anggara tersenyum sejak pertemuannya bersama dengan Ana. Namun, saat ini rasa dingin Raden akan terjadi lagi. Pegawai itu hanya terdiam dan tidak menyukai hal ini."Aku tidak mau Ayah. Aku mohon. Ayah, untuk apa kau melakukan ini? Biarkan saja aku memilih pasanganku. Biarkan aku bahagia.""Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi. Semuanya sudah jelas. Sekarang diam dan lakukan saja apa yang sudah ditakdirkan untukmu. Semua sudah ada jalannya." Romo berjalan dengan tongkatnya, kemudian mendekati kursi yang sudah d

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Menuju Pernikahan

    Arga semakin tidak percaya dengan apa yang dia dengar. Juragan tiba-tiba terbebas dari semua hukuman? Kenapa itu bisa terjadi? Siapa yang bisa membuat lelaki itu keluar dari sana? Seharusnya lelaki itu di penjara sangat lama seperti Amara. Tapi tentu saja dia tidak membunuh siapapun, dan hukuman itu lebih ringan. Kekayaannya pun tidak main-main. Banyak sekali orang penting yang dia kenal."Apa maksudmu dia terbebas?" Anggara memegang kedua pundak Arga. Ingin mengetahui apa yang sudah dibicarakan dengan pengawal mata-matanya itu. "Aku sangat khawatir. Apakah itu sebuah berita yang sangat buruk?" lanjut Anggara masih saja menatap dengan sangat serius. Sementara Ardi hanya menatap Arga sambil bersedekap saja dan juga menunggu."Yah, aku mendapatkan kabar yang sangat buruk. Juragan tiba-tiba keluar dari penjara dan bebas." Arga segera duduk kembali di kursi, kemudian meneguk minumannya. Anggara dan Ardi mengikutinya. Mereka masih menatap Arga untuk menyelesaikan apa yang harus dia katakan

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Sah Menjadi Suami Istri

    Anggara masih saja menatap dan tidak menyentuh pakaian itu. Kepala pelayan mendapatkan telepon dari kepala pengawal yang mengatakan, dia harus membawa Anggara untuk menuju ke altar. Kepala pelayan yang sudah berumur setengah abad itu akhirnya memberanikan diri untuk mendekati Anggara."Raden, saya tahu Raden sangat sedih. Tapi saya mohon. Ini menyangkut nama baik Raden. Lebih baik Raden lakukan saja perintah dari Romo."Anggara masih saja menundukkan kepalanya. Dia juga kasihan kalau dia tidak datang ke sana. Pasti banyak sekali korban yang akan menanggung akibatnya. Apalagi kepala pelayan itu sudah menunduk, bahkan sekarang mereka bertiga bersujud. Mereka tidak mau kehilangan pekerjaan. Mereka membutuhkan uang."Berdirilah kalian." Anggara akhirnya beranjak dari duduknya. Membuat semua pelayan itu tersenyum. Kemudian mereka mengambil jas yang berada di manekin. Melepaskan jas itu, kemudian menyodorkannya ke arah Anggara. Membantu sang raden untuk memakainya.Dengan pandangan sayu, An

Bab terbaru

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Akhir Yang Bahagia

    Amara tiba-tiba datang bersama dengan dua aparat kepolisian. Wanita itu sekarang berada di tengah-tengah mereka semua. Ada sesuatu yang sangat mengganjal di hati Penelope saat melihat sang tante sangat pucat sekali. Bahkan dia menggunakan kursi roda. Tubuhnya sangat kurus. Hati Penelope bergetar, tidak menyangka melihat keadaan tantenya yang semula sangat glamor dan sangat anggun itu, kini berubah sangat mengenaskan."Sebaiknya kita ke sana dan bertanya apa tujuannya ke sini. Jangan pakai emosi. Lihatlah, dia sangat pucat sekali. Mungkin penyakit sudah menggerogoti tubuhnya. Penelope, hilangkan masa lalu itu. Yang penting kita sudah bahagia," bisik Anggara dengan tersenyum tampan."Kita harus memaafkannya, Ibu. Sebagai manusia kita harus memaafkannya," imbuh Ana kemudian menarik Penelope untuk menuruni panggung.Amara tersenyum, kemudian mengulurkan tangannya. Penelope menerima uluran tangan itu dengan bergetar."Aku mau minta izin untuk bertemu denganmu. Tentu saja mereka semua mengi

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Sesuatu Tak Terduga

    Ana sangat terkejut melihat kehadiran Amel. Gadis itu menatap Bambang dengan tersenyum. Mengamati sang sahabat dari atas sampai bawah. Dengan sangat seksi Amel mendekati Bambang, kemudian tidak segan-segan menatapnya dari dekat."Kamu ternyata sangat tampan sekali. Apalagi bisa berkelahi dengan hebat seperti itu. Katakan kepadaku. Apakah kau sudah punya pacar? Atau masih mau menungguku?" tanya Amel tanpa basa-basi. Bambang menarik tengkuk leher Amel. Kemudian menciumnya dengan sangat panas. Ana dan Brian terpaku saat melihatnya. Apalagi Amel membalas ciuman itu."Tentu saja aku tidak memiliki pacar. Aku berubah seperti ini karena dirimu, dan aku akan menjadi lelaki yang sangat mencintaimu. Menjagamu sampai kapanpun." Bambang mengeluarkan satu kotak berbentuk hati di saku celananya sebelah kanan. Kemudian membukanya."Kau ..." Amel terkejut saat di dalamnya ada cincin berhiaskan berlian berwarna biru. "Maukah kau menjadi pacarku, tunanganku, dan istriku?" ucap Bambang kemudian memasan

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Pernikahan Sebenarnya

    Penelope bersama dengan Anggara selalu saja bermesraan di manapun mereka berada. Bahkan Penelope selalu menemani Anggara di kantor saat bekerja. Anggara tidak bisa lepas sedikitpun dari sang istri."Aku akan memberikan kejutan untukmu," ucap Anggara saat berada di dalam kantornya. Penelope tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi."Setiap hari kau selalu memberikan kejutan untukku. Kali ini apalagi?" tanya Penelope sambil bersedekap. Hingga Anggara memberikan satu undangan berwarna putih di depannya. Ada foto Pen dan Anggara pada saat pertama kali bertemu. Foto itu masih saja tersimpan di ponsel Anggara sampai saat ini."Apa ini?" tanya Penelope masih saja melotot tak percaya."Jika kau ingin mengetahuinya, ya buka saja." Anggara tersenyum, kemudian menatap Penelope yang membuka undangan itu. Tentu saja sang istri terkejut. Itu adalah undangan pernikahan mereka. Tepatnya pesta pernikahan mereka yang sempat tidak pernah mereka lakukan."Jadi setelah kita bersama selama 3 tahun kau ba

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Akhirnya Bersatu

    Pagi menjelang dengan cepat. Ana sudah bersiap-siap untuk pergi ke Inggris. Walaupun hatinya benar-benar resah, ingin sekali bertemu dengan Brian. Tapi dia harus mengorbankan hatinya dan tetap menjalankan perintah itu.Anggara dan Penelope, serta Nyai dan Romo, akan mengantar Ana menuju ke mobil yang akan membawa dia ke bandara. Namun, Ana semakin terkejut saat melihat sosok lelaki yang berada di depan mobil itu sambil bersedekap."Kenapa aku harus diantar oleh Kaisar, Ayah? Bukankah Ayah yang seharusnya mengantar aku? Untuk apa aku harus bersamanya? Ah, tidak menyukainya," ucap Ana dengan sewot. Anggara dan Pen hanya tersenyum, kemudian memeluk Ana sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil."Jaga dirimu dengan baik. Jangan nakal. Ingat, kamu itu pewaris sah. Jadi kamu harus menjalankan tugasmu dengan benar. Nilaimu juga harus tinggi. Jangan mempermalukan keluarga." Seperti biasa, Nyai dengan sangat cerewet memberikan wejangan sebelum pintu mobil tertutup. Romo hanya tersenyum dan melamba

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Direstui

    Penelope benar-benar terkejut. Dia sampai meneteskan air mata saking bahagianya. Apalagi Anggara menggandeng Pen dan mengeratkan genggamannya itu, di telapak tangannya sebelah kanan. Raden kemudian tersenyum tampan dan menganggukkan kepala."Apakah ini mimpi? Aku semalam tidak bermimpi apa pun. Hatiku masih saja sakit. Aku ingin bertemu dengan anakku. Tapi ternyata sekarang aku menghadapi drama seperti ini. Sebuah drama yang sangat mengharukan, yang selama ini hanya ada di dalam mimpiku saja," ucap Pen kemudian menatap Anggara. Menarik telapak tangannya menuju pipinya. "Cubit aku, karena aku tidak mau terbangun dari mimpi yang indah ini," lanjutnya berkata dengan kedua mata yang berlinang air mata.Anggaran mencubit pipi Pen, kemudian tersenyum dan menggelengkan kepala. "Ini bukan mimpi. Ini kenyataan. Aku sudah berjanji akan berjuang mendapatkan dirimu dan Ana sampai titik darah penghabisan dan, ini adalah buktinya. Jika aku memang benar-benar mencintaimu," balas Anggara membuat Pen

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Kejahatan Yang Terbuka

    Benar-benar di luar dugaannya. Anggara mengatakan hal itu? Ada apa ini? Apakah ini sebuah lelucon? Tidak ada angin, tidak ada perasaan, tidak ada hal apa pun yang Gracia rasakan. Hingga detik ini ... sampai tiba-tiba dia harus mendengarkan sang suami mengatakan hal yang sangat mengejutkan. Dan tentu saja ini membuat dia semakin besar kepala. Gracia tersenyum puas dengan semuanya. Keyakinannya untuk menang sudah di depan mata dan ini adalah semua yang dia rencanakan. Anggara pasti akan menyerah. Membuat dirinya menjadi istri sah satu-satunya yang akan melahirkan ahli waris, yang disetujui oleh dua pihak keluarga. Bukan Penelope, wanita yang sangat bencinya itu."Apakah kau mengatakan yang sebenarnya? Suamiku, ini tidak mungkin. Kau sudah membuatku sangat bahagia. Apalagi mengumumkan ini di depan semua orang. Tolonglah, jangan pernah menganggap ini lelucon. Karena aku tidak akan pernah memaafkan kamu." Gracia menatap sang suami dengan tajam. Dia ingin kepastian. Anggara tersenyum lalu

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Kejutan Dari Anggara

    Ana masuk ke dalam kamarnya berteriak sangat keras. "ARGH!" Semua barang yang berada di hadapannya, dia singkirkan. Prang! Semuanya pecah berserakan di lantai. Para pelayan datang dan berusaha menenangkan gadis itu."Nona, tenanglah!"Mereka semua memegangi Ana. Gracia segera datang, setelah dia menghubungi seorang dokter. Gracia meminta dokter itu untuk menyuntikkan sesuatu kepada Ana agar tenang. Kebetulan dokter itu adalah teman dekatnya. Gracia memberikan uang yang sangat banyak, membuat Dokter wanita itu bisa melakukan apa pun yang Gracia minta."Bagus. Paling tidak dia tenang. Jika ada yang buka mulut, aku akan menghabisi kalian semua," ucapnya pelan dengan tersenyum puas. Kini dia menatap dokter itu. "Bayarannya sudah aku kirim ke rekening mu. Aku akan menghubungi mu kalau perlu.""Baiklah, aku pergi," balas dokter itu meninggalkan kediaman. "Pastikan dia tenang," ucap Gracia sebelum meninggalkan kamar Ana. Semua pelayan hanya bisa menundukkan kepala dan menuruti semua yang di

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Ekspresi Pen

    Ana masih saja menundukkan kepala. Awalnya dia tidak peduli dengan perkataan Gracia. Namun, ketika menyebut nama ibunya. Anak berdiri mendekati wanita itu dan menatapnya tajam. Mendadak mendorong Gracia hingga terjatuh ke belakang. Untung saja di belakang tubuh wanita itu adalah ranjang."Walaupun aku anak kecil tinggiku sama seperti denganmu. Jangan pernah membuat aku marah. Sekali lagi kau akan membuat ibuku menderita ... aku akan membunuhmu. Apa kau lupa dari mana aku berasal? Aku berasal dari jalanan. Bahkan aku sudah dua kali masuk penjara. Aku ... tidak takut apa pun," ucapnya pelan, namun dengan kedua mata yang tajam. Gracia segera berdiri merapikan kebayanya yang sangat berantakan. Dia menata rambutnya. Kemudian dia mengepalkan kedua tangannya. Tidak percaya Ana berani memperlakukannya seperti itu.Plak!Gracia menampar Ana dengan sangat keras. Gadis itu melotot tajam ke arahnya. Ingin sekali membalas tapi Ana tahan. Dia tidak mungkin melakukan itu dengan orang yang sudah tua

  • Aku dan Ayahku Super Tajir Melintir   Keadaan Rumit

    Di luar rumah sakit Pen menangis tanpa henti. Dia duduk di bawah pohon sambil meringkuk. Bahkan tidak peduli beberapa orang melihatnya."Pen! Kenapa kau seperti itu? Ayo bangun!" Pen terkejut Mawar tiba-tiba datang bersama Joko, kini berada di hadapannya. Dia segera memeluk sang sahabat yang ikut menangis dan tahu penderitaannya."Aku sudah menyerahkan dia. Aku tidak bisa lagi bertemu dengannya. Tapi aku harus menyerahkan dia, Mawar. Aku tidak bisa hidup tanpanya. Tapi aku harus. Itu adalah kewajibanku. Aku sudah berdosa dan ini adalah hukuman untukku," balas Pen masih menangis. Mawar segera menarik sang sahabat dan mengajaknya masuk ke dalam mobil Joko. Lelaki itu masih terdiam mengamati semuanya."Sekarang tenangkan dirimu. Joko saat itu dibantu semua pengacara yang sudah dikirimkan Anggara, lalu kembar, juga membantumu. Semua kekayaan mu kini sudah kembali. Amara juga masih saja menerima hukumannya. Kau akan hidup dengan lebih baik." Mawar masih saja berusaha menyenangkan Pen denga

DMCA.com Protection Status