Pagi ini setelah mengantar Vano sekolah, Retha mau mampir ke pasar untuk membeli beberapa bahan makanan. Karena ada beberapa yang sudah habis. Untuk sarapan Jihan sudah tersedia.. Tinggal nanti membuat makan siang sekaligus bekal makan siang Abhi. Retha juga berencana membeli beberpa perhiasan, untuk investasi kalau lagi kepepet. Retha sudah selesai berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari dengan menggunakan motor matic nya. Kemudian dia menuju salah satu toko perhiasan yang ada di sekitar sana. Setelah memarkirkan motornya, Retha segera masuk ke dalam toko dan tanpa sengaja matanya melihat sosok yang sangat dikenalnya. Sosok orang yang selalu merendahkannya selama ini. Tapi sosok itu belum mengetahui kalau Retha ada di tempat yang sama dengannya. Retha segera merubah mimik wajah terkejutnya menjadi tersenyum saat berhadapan dengan penjaga toko. "Ada yang bisa saya bantu mbak." Tanya penjaga toko itu seperti biasa ketika bertemu pembeli. "Saya mau lihat kalung itu mbak. " kata Retha
"Ya sudah bu, aku pergi dulu." Dila akhirnya berangkat kuliah tanpa mendapat uang saku yang diinginkan, tapi tanpa sepengetahuan siapapun Dila sebenarnya mempunyai uang yang lumayan banyak di rekeningnya. Jadi, dia tidak akan bingung bila tidak mendapat uang saku baik dari ibu atau pun dari Danil. Dila pergi dengan menggunakan ojek online yang sudah di pesannya dari tadi. Bu Ayu yang masih penasaran dengan apa yang dilihatnya tadi masih tidak bisa percaya. Dari mana Retha mempunyai banyak uang. Sempat terbesit apakah Retha menjual dirinya selama ini,sehingga bisa mendapatkan uang banyak. "Ah sudahlah, nanti coba aku tanyakan sama Danil. Barangkali dia tau." * * Dirumah Retha, Retha yang merasa puas karena bisa membalas telak mantan ibu mertuanya pun tak henti-hentinya menyunggingkan senyumannya. Bahkan saat dia memasak pun, dia terus tersenyum. Membuat bi Sum yang membantunya jadi bergiDan. "Mbak Retha nggak apa-apa kan? " tanya Bi sum ragu-ragu. Retha yang mendengar pertanyaa
Malam Harinya sesuai permintaan Retha, Abhi datang ke rumah Retha untuk makan malam. Karena akan ada yang mereka bahas lagi setelah perceraian entah apa itu. Abhi sudah terbiasa datang ke sana sebagai tamu Retha sekaligus menjenguk adiknya yang ngekost di tempatnya Retha. Jihan kali ini, yang menyambut Abhi. Karena Retha sepertinya masih mandi tadi, dan ada yang ingin dibicarakan Jihan kepada Abhi. Saat ini mereka berdua sedang berada di tempat terima tamu kost. Jihan minta waktu kepada Retha untuk bicara dengan kakaknya terlebih dahulu, dan Retha menyetujuinya. "Ada apa sih, dek. Kok nyeret-nyeret kakak kesini. Bukannya kita mau makan malam di rumah Retha ya? " tanya Abhi yang dengan paksa menyeret kakaknya itu dari rumah, Retha. "Ada yang mau aku omongin mas," Kata Jihan yang sudah tidak mau memanggil kakak lagi, dia ikut-ikutan Retha memanggil Abhi dengan sebutan Mas. "Mau ngomong apa, sih. Kok kayaknya penting banget? " kata Abhi mengejek adiknya itu. "Sangat penting karena i
Sesampainya di rumah, lagi-lagi Abhi yang hendak tidur tidak bisa memejamkan matanya. Dia selalu kepikiran dengan semua perkataan adiknya.Apakah dia menyukai Retha atau tidak?Apakah dia hanya menyukai masakannya saja, tapi tidak menyukai orangnya?Apakah dia hanya kasihan dan hanya ingin membantu Retha?Dan masih banyak apakah... apakah yang lain, yang sedang berputar di kepala nya saat ini.Namun Jika banyak apakah yang menjadi pertanyaan itu dilakukannya tidak dengan hati, lalu kenapa hatinya merasa tercubit saat dia mendengar kalau banyak pria yang menyukai Retha.Perasaan apa ini sebenarnya?Abhi memang tidak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya, karena saat dia menikah dengan istrinya dulu pun karena dijodohkan dengan kedua orang tuanya. Jadi, apakah Abhi sempat mencintai istrinya yang dulu. Jawabannya adalah, Entahlah...Flashback onSetelah lulus kuliah di usia dua puluh dua tahun, Abhi dinikahkan dengan anak rekan bisnis papanya yang bernama Jasmin. Mereka tidak
Danil pulang ke rumahnya dengan wajah kusut, karena harus menghadapi masalah baru. Setelah perceraiannya dengan Retha yang menimbulkan penyesalan di hatinya, kini dia harus berhadapan dengan Vio yang mengaku hamil anaknya. Bagaimana Danil bisa menerima anak yang di kandung Vio karena hasil dosa, sedangkan anaknya sendiri Vano yang lahir karena hasil hubungan halalnya saja, Danil tidak bisa menyayanginya. Danil bingung dengan keadaan yang harus dihadapinya saat ini. Masuk ke dalam rumah, ternyata dia sedang di tunggu bu Ayu di ruang keluarga. Sengaja bu Ayu tidak tidur karena menunggu kedatangan Danil, untuk bicara dengannya. "Belum tidur, bu? " tanya Danil kepada ibunya. "Belum, ibu sengaja menunggumu pulang, ada yang mau ibu bicarakan denganmu. Sini, duduk sini." kata bu Ayu menepuk-nepuk kursi di sampingnya. Danil menghembuskan napasnya dengan kasar, lalu mendudukkan bokongnya di kursi yang bersebelahan dengan ibunya. Dengan lembut bu Ayu mengelus punggung Danil. "Bagaimana pe
Jika Retha, Jihan dan Vano sudah siap untuk pergi jalan-jalan ke mall malam ini, dan hanya tinggal menunggu mobil online pesanan mereka saja. Berbeda dengan Abhi yang masih merasa galau, apakah dia akan pergi menyusul mereka ke mall atau tinggal di rumah saja. Saat dia sedang galau tiba-tiba terdengar ketukan pintu dan suara mama Erina yang memanggilnya. "Abhi... bisa bantu mama? " teriak mama Erina dari luar. Dengan malas Abhi keluar kamarnya. "Ada apa ma? " tanya Abhi dengan tidak bersemangat Setelah pulang dari luar negeri, Abhi memutuskan untuk tinggal bersama kedua orang tuanya lagi. Sedangkan apartemen miliknya dia jual, karena Abhi tidak ingin mengingat perselingkuhan yang terjadi di sana. Dan uang hasil penjualan apartemennya dia gunakan untuk biaya hidup kuliahnya di luar negeri "Bisa antarkan mama Membeli sesuatu di mall XX? Ada barang yang mama incar, dan sepertinya di toko langganan mama, barang itu sudah tersedia." kata mama Aylin meminta tolong kepada anaknya itu.
"Abhi, mama mau ke toilet sama Jihan. Kamu disini saja dulu temani Retha dan Vano. " Mama Erina mengejutkan Abhi yang tengah fokus memandang Retha yang menyuapi Vano. "Oh... Oke ma. " jawab Abhi tergagap. Bu Erina dan Jihan beranjak dari tempat duduk mereka akan pergi mencari toilet, mereka sebenarnya hanya ingin memberi waktu untuk Abhi dan Retha untuk saling bicara. "Vano makannya lahap banget ya, Reth? " tanya Abhi kepada Retha yang sedang menyuapi Vano. "Iya, Vano kalau disuapi makannya banyak mas. Tapi kalau makan sendiri dia makannya sedikit. " Jawab Retha masih memasukkan makanan ke mulut anaknya. "Om Abhi, nggak makan? " Vano tiba-tiba nyeletuk ikut ngobrol dua orang dewasa di hadapannya. "Enggak Vano, Om Abhi nggak terbiasa makan makanan seperti ini. " jawab Abhi asal. "Kenapa Om, ini enak banget lho. Om Abhi harus coba. " Vano memberi pengertian kepada Abhi yang sepertinya enggan makan makanan kesukaannya. "Maaf, Vano. " Ucap Abhi sambil tersenyum. "Coba kalau Om Ab
Vio, yang tengah hamil anak Danil sudah merencanakan sesuatu untuk Danil. Dia memiliki kartu As yang akan membuat Danil mau menikah dengannya. Biarlah, dia akan berkorban di awal, asalkan Danil bisa menjadi miliknya.Malam Ini Vio datang lagi ke rumah Danil, rencananya dia akan mengajak bu Ayu untuk belanja di Mall. Dengan begitu dia bisa menghasut bu Ayu agar membuat Danil mau menikah dengannya. Ya, kartu As yang dimiliki Vio adalah Bu Ayu. Kali ini dia akan berbaik hati pada bu Ayu agar berpihak padanya, dan membuat Danil mau menikah dengannya. Karena Vio tau, betapa besar rasa bakti Danil pada bu Ayu. Jadi, melalui bu Ayulah Vio akan mencoba peruntungan."Selamat malam semuanya... " Sapa Vio kepada semua orang dirumah Danil tanpa tau malu.Semua orang menatap ke arah Vio dengan pandangan aneh. Kecuali bu Ayu, dia langsung menyambut kedatangan calon mantunya itu dengan tersenyum lebar."Eh, Vio. ayo masuk. Danil masih mandi. " Bu ayu Mempersilahkan Vio