Home / Pernikahan / Aku Tak Rela Dimadu / Bab 176 - Mempengaruhi Vina

Share

Bab 176 - Mempengaruhi Vina

Author: Siez
last update Last Updated: 2022-07-06 19:01:39

KRING! KRING! KRING!

Bunyi panggilan masuk di ponsel Vina segera membuyarkan semua lamunan Vina dan kegalauannya tentang apa yang dilakukan oleh Melvin dengan Vivian terhadap Theo.

"Ha-halo ...," jawab Vina.

"Hai Vin. Selamat pagi. Maaf Kakak ingin bertanya, bagaimana dengan penyelidikkan kamu?" tanya Zee tanpa basa-basi. Waktu dua hari sudah terlewati, tapi tidak ada kabar sama sekali dari Vina.

"A-aku ... aku belum menemukan apapun yang mencurigakan, Kak," jawab Vina berbohong. Ia akan bertanya kepada Robert terlebih dahulu. Vina tidak boleh sembrono dalam bertindak karena semua ini menyangkut masa depan Melvin.

"Ah ... baiklah." Zee lemas. Ia masih berprasangka baik terhadap Vina. Tapi ia juga tidak bisa menunggu lagi. Sungguh ... semua ini membuat Zee penasaran.

"Kak ..."

"Ya. Kenapa, Vin?"

"Jika ... ini jika ya."

"Jika kenapa?" Zee menjadi penasaran.

"Jika memang Kak Melvin bersalah, maka apa yang akan terjadi kepada Kak Melvin?"

"Wah ... aku sih tidak tahu, Vin." Zee mulai curig
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 177 - Vina yang Teledor

    Setelah berbicara dengan Zee, hati Vina seakan tidak menentu. ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan dengan semua bukti yang ia miliki.Vina ingin memberikan kepada Zee, tapi ia takut Melvin di penjara. Sepertinya kejahatan Melvin cukup besar.Semua pembicaraan Melvin dengan Vivian memang terdengar bahwa mereka berdua adalah komplotan. Pembicaaran mereka sangatlah menakutkan bagi Vina. Sungguh ... Vina tidak mau Melvin semakin terjerumus.Vina membuat folder gugel drive di komputer. Ia membuat back up karena Vin akan segera mengembalikan flashdisk itu ke tempat semula agar Melvin tidak mencurigainya.Vina tidak mengirimkannya kepada Zee sesuai permintaan dari Zee. Vina belum memutuskan apa yang akan ia lakukan sekarang. Vina akan berbicara terlebih dahulu dengan Robert. Vina tidak boleh salah langkah karena ia takut akan efek yang akan terjadi dengan keluarganya.Setelah menyelesaikan semua copy file ke gugel drive, Vina hendak keluar dari warnet tersebut.Tiba-tiba ia melihat sosok

    Last Updated : 2022-07-07
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 178 - Mencari Flashdisk Hilang

    Vina segera merapikan barang-barang di dalam tasnya. Ia harus segera kembali ke warnet itu dan mencari flashdisk milik Melvin.Ceklek! Vina menbuka pintu kamar Melvin dengan perlahan."Kenapa kamu ada di kamar aku, Vin?" tanya seorang pria dengan suara baritonnya. Sontak Vina terkejut."Aku mencari barang, Kak," jawab Vina berbohong kepada Melvin. Bukakah Melvin masih ada di warnet? Bagaimana bisa Melvin sudah sampai ke rumah lagi?"Apa yang kamu cari?" tanya Melvin curiga."Sertifikat kelulusan sewaktu SMA," ucap Vina berbohong lagi."Hah ... memangnya buat apa?""Aku mau mencari pekerjaan lain." Vina semakin sulit untuk berkelit."Memangnya ada masalah dengan pekerjaan di resto?" Melvin mengerenyit karena menangkap gelagap tegang dari Vina. Ia merasa ada yang Vina sembunyikan dari dirinya."Bu-bukan sih. Tapi ... tapi aku mencoba mencari pekerjaan dengan gaji yang lebih baik," jawab Vina yang semakin gugup dan membuat Melvin semakin curiga dengan tingkah laku Vina."Hmm ... tapi ke

    Last Updated : 2022-07-08
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 179 - Pria Itu

    Selepas Vina pergi dari rumah, Melvin mulai mencari flashdisk yang ia simpan dengan rapi di dalam kotaknya. "Aku akan mencetak foto-foto lagi. Tunggu saja, Anita." Melvin tersenyum penuh semangat.Ia segera menarik kotak dari atas lemari dan mencari barang bukti untuk mengancam Theo dan Vivian. Sungguh menyenangkan bisa mendapatkan dua penghasilan sekaligus. Memang Anita sangat bodoh untuk ia perdaya dengan mudah. Setelah mencari-cari flashdisk di dalam kotak, ternyata tidak ada sama sekali. Melvin mulai gusar. "ARGH! Kemana flashdisk itu?" teriak Melvin histeris sambil membanting kotak yang sudah tidak berguna itu hingga rusak di lantai."Vina ... pasti Vina. Tadi dia sangat mencurigakan." Melvin sangat ingat bagaimana ekspresi mencurigakan dari Vina, seperti orang yang habis tertangkap basah oleh dirinya."VINA SHIT!" teriak Melvin sambil meremas rambutnya dengan sangat kencang. Tidak mungkin Rio, Robert ataupun Nina yang melakukan semua itu karena mereka tidak melakukan apapun d

    Last Updated : 2022-07-14
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 180 - Pesan Ancaman Melvin

    Pria itu hanya tersenyum kepada Vina lalu berlalu dari hadapan Vina tanpa mengatakan sepatah katapun lagi. Jantung Vina berdebar tidak karuan. Berbagai prasangka ia tujukkan kepada pria itu. "Apakah pria itu mengetahui sesuatu? Apakah dia melihat isi flashdisk-ku?" tanya Vina kepada dirinya sendiri sambil melihat flashdisk yang berada di tangannya. Vina takut jika ternyata foto dan audio itu tersebar. "Apa aku harus menyembunyikan flashdisk ini? Dimana aku harus menyimpannya?" Vina masih bingung sendiri. Antara galau dan penuh prasangka. Ia tidak tahu harus bagaimana. Rasanya Vina sedang terjebak oleh masalah yang ia buat sendiri. Karena keteledorannya sendiri.Ting!Tiba-tiba ponsel Vina berbunyi. Ada pesan masuk dan pesan itu berasal dari Robert.Robert : [Jangan pulang dulu! Melvin mencari kamu dan sepertinya ia mencurigai kamu.]Hati Vina semakin tidak enak. Vina : [Aku harus bagaimana, Pa?]Robert : [Apakah kamu sudah mengecek isi flashdisk itu?]Vina : [Sudah. Isinya memang

    Last Updated : 2022-07-14
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 181 - Takut

    Motor ojek yang ditumpangi oleh Vina sudah sampai di depan rumah Zee. Rasanya Vina sangat takut untuk turun. Hatinya masih galau. Turun atau tidak turun? Pulang ke rumah atau maju terus ke rumah Zee?"Vina," panggil Zee yang memang sedari tadi menunggu Vina untuk datang ke rumahnya. Terus terang Zee khawatir dengan keadaan Vina yang terlihat ketakutan dan panik. Vina segera turun dari motor dan membayar tukang ojek tersebut dengan selembar uang dua puluh ribu rupiah. Kaki Vina masih lemas seperti jelly karena rasa takut yang teramat sangat.Zee mendatangi Vina dengan menjalankan kursi roda."Ada apa, Vin?" tanya Zee kepada Vina."Kak ... ayo kita masuk. Aku takut dengan Kak Melvin." Vina segera mendorong kursi roda milik Zee untuk masuk ke dalam rumah. Ia melihat sekitar dan Melvin ternyata tidak mengikutinya dari belakang. Sedikit nafas lega bisa Vina rasakan. Setelah masuk ke dalam rumah, Vina langsung mengunci pintu rumah Zee."Ada apa, Vin?" tanya Zee yang sangat penasaran."Ka

    Last Updated : 2022-07-14
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 182 - Penuh Pura-Pura

    Takut sekaligus tegang, itulah yang dirasakan oleh Zee dan Vina. Mereka takut jika Melvin yang datang ke rumah Zee sebelum Theo datang. Bagaimanapun, Zee harus menyembunyikan Vina dari Melvin. "Paket!" Suara seorang pria dari luar yang ternyata kurir.Zee dan Vina bernafas lega. Ternyata bukan Melvin. Tapi tetap mereka berdua harus waspada."Vin ... masuk ke kamar Kak Zidan yang ada di lantai dua. Kunci pintu rapat-rapat!" perintah Zee kepada Vina. Ia tidak mau kecolongan. Jika Melvin curiga dan ternyata ada di belakang kurir, bisa bahaya nanti Vina.Setelah Zee melihat Vina naik ke lantai dua dan mengunci pintu kamar Zidan, Zee segera menjalankan kursi rodanya ke arah pintu lalu membuka pintu itu.CEKLEK!"Dengan ibu Zee?" tanya kurir itu kepada Zee dengan tersenyum."Iya, Pak.""Ini kiriman untuk Ibu.""Terima kasih."Zee sama sekali tidak memesan barang, tapi cukup aneh karena ia mendapatkan kiriman barang. Zee segera melihat pengirimnya tapi tidak ada nama pengirim di paket terse

    Last Updated : 2022-07-14
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 183 - Kode Kerjasama Zee dan Theo

    Melvin melemparkan amplop berisi foto vulgar Theo dengan Vivian. Sekarang Melvin bertindak sebagai pembela Zee yang lemah. Tidak ada salahnya untuk berada di pihak Zee bukan? Sekalian menghancurkan Theo. Bukankah itu yang Melvin inginkan?Theo mengambil amplop itu dan melihat isinya. Betapa terkejutnya Theo karena melihat foto dirinya dengan Vivian. Ya ... artinya bukan Vivi, orang yang menjebaknya sewaktu di puncak. Sungguh bodoh Theo karena percaya dengan tipu muslihat dari Vivian yang mengarahkannya untuk menghukum Vivi, orang yang polos dan tidak bersalah."Masih mau membantah setelah bukti itu ada di tanganmu?" tanya Melvin dengan sangat puas."A-aku tidak tahu mengapa aku ada di sini, Zee," kilah Theo dalam memainkan sandiwara dengan Zee. Mereka sudah sehati dan klop. Tentu saja bermain sandiwara seperti ini tidaklah sulit untuk Theo."Tutup mulutmu! Pertanggungjawabkan perbuatanmu kepada wanita itu. Nikahi dia! Jangan test drive saja!" Melvin mencemooh Theo. Ia memang sengaja m

    Last Updated : 2022-07-14
  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 184 - Chat Bohong

    Sekarang Zee mencari nomor kontak Zidan. Hanya Zidan yang bisa diminta tolong oleh Zee untuk membantu mengeluarkan Vina dari dalam rumah menuju ke tempat yang aman bersama dengan Theo."Assalamualaikum, Kak Zidan," sapa Zee."Wa'alaikumsalam. Ada apa, Zee?" tanya Zidan."Kak ... bisakah kakak pulang. Aku membutuhkan kakak untuk menyelamatkan seseorang.""Maksudmu?" Jantung Zidan berdetak kencang. Ia takut ada sesuatu terjadi dengan adiknya. "Menyelamatkan orang? Siapa yang harus diselamatkan?" lanjut Zidan yang masih tidak mengerti dengan perkataan Zee."Ini sangat urgent dan tolong izin terlebih dahulu dari kantor. Nanti aku jelaskan di rumah," mohon Zee. "Baiklah. Sekitar satu jam lagi aku mungkin sampai ke rumah.""Terima kasih, Kak." Zee menutup sambungan teleponnya dan tersenyum ke arah Vina."Ba-bagaimana, Kak?" Vina masih ketakutan."Kamu nanti akan pergi dengan Kak Zidan. Setelah itu, kamu akan dibawa oleh Kak Theo ke tempat yang aman," jelas Zee."Tapi bagaimana dengan kelu

    Last Updated : 2022-07-15

Latest chapter

  • Aku Tak Rela Dimadu   Extra Part 2

    Setiap pagi wajah Theo datang dengan cerah. Wajahnya berbahagia. Kali ini ponsel di tangannya masih aktif. Kakinya menapaki lantai dari lift menuju ruangannya melewati receptionis. "Sayang, aku sudah sampai Kantor. Aku akan pulang jam 5 sore. Kita makan malam ya? Aku tak sabar menunggu malam lagi" Theo terkekeh. Semenjak bersama Zee, jiwa romantisnya seakan tidak ada habisnya saja. Setiap hari, Theo selalu ingin cepat pulang dan bertemu dengan Zee.Theo mendengar jawaban lawan bicara di ponselnya, ia yakni Zee sedang mengecup mesra di ponselnya walau hanya kecupan di udara sambil mengatakan "Zee, aku sangat mencintaimu." Zee juga bahagia, "Terima kasih Kak Theo untuk semua hal yang indah sejak kamu menjadi suamiku. Aku juga mencintaimu.""Bye, Sayangku. I love you."Theo tak menyadari Vivi berada di belakangnya juga keluar dari lift. Hati Vivi tersayat. Vivi tahu bahwa Theo akan selalu menelepon istrinya dengan ucapan yang sangat manja dan penuh cinta sementara dulu Theo bukanlah o

  • Aku Tak Rela Dimadu   Extra Part 1

    Vivi merenung masih memikirkan Theo. Mamanya Melani masuk ke kamarnya. "Waktunya bagimu meninggalkan perusahaan Theo. Dia tidak mencintaimu. Kita punya perusahaan, Sayang. Kau harus belajar memimpin perusahaan ayahmu."Vivi menggeleng. "Aku lebih suka masak, Ma. Aku tidak berminat pada usaha Papa.""Hfff..." Melani menarik nafas berat. Vivi anaknya memang keras kepala. "Maksudmu? tetap menjadi sekretaris Theo, seorang bawahan. Diperintah sana dan sini?" Melani kecewa pada putrinya. "Mama mendampingi Papamu agar perusahaan kita maju. Kami berharap Kamu juga berjuang bersama kami agar kita tetap sejahtera.""Mama masih mengerti dengan bisnis Choco chipmu yang kini punya banyak cabang di mall-mall. Iseng-iseng untuk belajar memulai bisnis besar. Mama masih mengerti kamu melamar pekerjaan sekretaris padahal lulisan Hardvard. Untuk mengejar Theo orang yang sudah lama kamu sukai."Vivi acuh mendenagar omelan Mamanya. Melani menarik nafasnya kesal. "Tetapi tolong sudahi main-mainnya kamu

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 213 - Kesempurnaan ( Ending )

    Virny dan Alex menyambut haru kedatangan Zee. Virny menangis memeluk putrinya. Jangan pergi lagi sayang, Mama rindu" "Zee juga rindu, Ma. Zee baik-baik saja, Ma. Jangan menangis." Zee memang merindukan Mamanya. Alex juga memeluk putrinya. Zidan menaruh semua tas di kamar Zee. Semua berbahagia untuk kedatangan Zee.Zee melihat pada Theo. Virny tersenyum pada Theo, "Bagaimana kamu bisa menemukan tempat persembunyian Zee, Theo?""Selama ini selalu bilang baik-baik saja. Tidak mau memberi alamatnya dengan alasan ingin menenangkan diri?" Virny penasaran."Setahun lebih mencari Zee, Tante. Terombang ambing tak menentu, Theo tidak ingin lagi kehilangan dia."Semua tersenyum, memandang dua sejoli ini. "Sebenarnya Zee hanya memintamu menyelesaikan masalahmu dengan Vivian. Itu langkah yang tepat, lihatlah kasusmu usai kita bisa berkumpul lagi." ujar Alex mengerti jalan pikiran Zee."Om, Tante perkenankan Theo tidak membuang waktu terlalu lama. Theo meminta restu kalian berdua. Theo ingin mel

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 212 - Pulang Ke Jakarta

    Siang ini sepertinya semua bunga dibumi ini tumbuh hanya untuk Theo, dipetik dan dicurahkan begitu saja untuk hatinya. Kehadiran Zee siang ini memasak makananya tak diperkenankan olehnya. "Aku akan memasak untuk Kak Theo" ujar Zee bersiap ke dapur. Dipikirannya di kulkas ada banyak bahan untuk dimasak."Jangan Zee kita pesan makanan on line saja, aku tak mau kamu meninggalkanku bahkan hanya ke dapur. Aku takut Zee"Zee tertawa tak percaya, Theo seperti anak kecil yang takut ibunya pergi, Theo tak perduli. Ia tetap mengenggam tangan Zee. Bahkan Zee kesulitan untuk menggapai ponselnya. Zee membalas genggaman Theo. Memandang Theo. "Kak aku berjanji padamu, bersedia menjadi istrimu. Besok kita kerumah orang tuaku. Maafkan aku pernah meninggalkanmu. Tolong percayai aku." kedua netra mereka beradu. Theo melihat kesungguhan dan tatapan kerinduan pada netra Zee yang indah itu. Theo tersenyum. "Maafkan aku, Zee. Kamu benar, aku percaya padamu, Zee. Kita pesan on line dan makan berdua ya, Z

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 211 - Pertemuan Zee dan Theo

    Theo hari ini merekah. Hatinya bak dilingkari pelangi. Ia tak dapat menangisi Zee lagi, Robin telah menemukan keberadaan Zee."Bos, Aku berhasil menemukan Zee." Robin sumringah menyampaikan laporannya. "HAH? Jangan bohongi aku. Aku butuh buktinya." tantang Theo tak percaya."Buka file yang kukirim. Ini Zee yang Bos maksud kan?"Theo membuka email, dan melihat file pdf yang terkirim dengan hati berdebar . Tampaklah gambar seorang wanita. 'Zee?' wajahnya cantik natural seperti biasanya tanpa make up berlebih, berbulu mata lentik, putih, rambutnya kini panjang kecoklatan. Zee mengecat rambutnya. Zee semakin cantik. Theo tak sanggup berkata, menyentuh gambar itu dengan hati berdebar. 'Zee.... Kamu cantik, sayang. Aku suka menatapmu dan mengetahui kamu baik-baik saja.' Batinnya bergemuruh."Katakan dimana foto ini diambil, Robin?" Suara Theo bergetar menahan sesuatu yang hangat yang seakan ingin tumpah dari matanya. Theo tak dapat mengendalikan perasaannya."Ada apa Bos? Dia Zee, atau Ze

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 210 - Tidak Ada Wanita Lain Selain Zee

    "Melvin bangu...un, buka matamu. Bangun nak!! Lihat Mama!" Teriak Nina mengguncang bahu anaknya. Dokter Adrian menggeleng lemah. "Ikhlaskan Nyonya," kata Dokter itu iba melihat histetis Nina. Robert mencoba meraih tangan istrinya.Nina menggeleng. "Pa, dokter ini bohong. Kita jangan mau percaya." Tangan Nina melepas tangan Robert yang berusaha menggengamnya. Wajah Melvin ditutup kain putih oleh Suster."Tidaaaak .... Hiks. Anakku, tidak. Apa yang kalian lakukan? Kamu pikr dia mati? Dia memang bersalah, tapi dia anakku, dia berhak mendapat maaf dari siapapun percayalah dia anak baik, Suster!" tegas Nina. Vina memeluk anaknya. Metadang dan mengamuk pada siapa saja. "Ma... Tenanglah Ma, jangan seperti ini." Rio menenangkan Nina. Wajahnya juga sendu.Vina membiarkan Suster itu melaksanakan tugasnya. Menutup wajah Pasien "Vina, apa ini maksudnya?" tanya Nina pada anak perempuannya. Vina menangis. Terisak menjawab, "Kak Melvin tiada, Ma." Rio mengangguk meyakinkan Mamanya lagi. "Hu ...

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 209 - Akhir Vivian dan Melvin

    Sudah 3 kali sidang dilakukan untuk pembacaan tuntutan dan pengumpulan bukti. Lelah terus-menerus hadir dan ingin segera mendengar putusan hakim. Itulah yang dirasakan semua tersangka, yakni Melvin, Vivian, Devan, Entis pada kasus Video porno ini. Vivian sudah dua kali ijin sakit untuk sekedar menghirup udara diluar penjara. Om Bram pengacaranya, sudah tak bisa membantunya lagi karena itu sudah batas maksimal ijin sakit. Vivian nanti dianggap belum dipenjara sudah sering melarikan diri dengan banyak alasan. Vivian mendengus kesal, ia tak suka Sel, tak suka jeruji hitam, lantai penjara bahkan semua hal tentang penjara. Sebanyak apapun ia membayar sipir agar bisa memabawa ponsel, laptop, dan semua kemudahan-kemudahan lain, penjara tetaplah penjara. Tak akan jadi istana. Vivian kini menyesali nasibnya. Berungkali Mama dan Papa menengoknya dan semua makin berat buat Vivian. Vivian ingin bebas. Air matanya menetes tak henti. Rasanya hidupnya pengap tetap disini. Ketika Bu Ivony, salah

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 208 - Tersangka

    Penangkapan Melvin di sebuah desa terpencil menjadi trending topic informasi di dunia maya, dan televisi. Kepolisian seakan menunjukkan bahwa mereka masih punya kinerja terbaik. Para warganet dan rakyat penyimak berita cukup puas dengan hasil kinerja kepolisian mereka menyanjung kepolisian yang sanggup mengungkap kasus ini dengan cepat.Bram Sirait selaku orang yang sudah menyinggung Bripka Anggara dalam suatu kesempatan bahwa kepolisian tidak akan bisa maksimal mencecar Vivian karena mereka juga punya kesalahan tidak bisa menangkap pelaku utama sampai saat ini kini hanya bisa diam menunduk kesal dan menyusun rencana terbaik untuk seluruh anggota timnya agar Vivian tidak mendapat hukuman penjara maksimal. "Om Bram, Vian sudah lelah dipenjara kok sekarang malah Melvin tertangkap aku takut Om, hiks.""Ah, Vian, jangan nangis gitu. Nanti Papamu akan marah sama Om. Om bisa usahakan supaya kamu dirawat di rumah sakit, dengan alasan sakit nanti kita atur itu, lumayan bisa seminggu sampe 10

  • Aku Tak Rela Dimadu   Bab 207 - Melvin Tertangkap

    Sementara guru mengaji Celine dan Vivian disisi Celine yang terisak. Celine berusaha memegangi tangan anaknya, padahal disisi kanan kiri anaknya ada dua polisi. Tiba-tiba Mereka terhenti sejenak dan terperangah... Didepan pintu rumah mereka ratusan wartawan menutup jalan hingga polisi harus berhenti.Flash... Flash.. Flash... Suara kamera dan cahaya silaunya keluar tak terhenti menyorot Vivian. "Vivian... Vivian sejak kapan anda berhijab?""Vivian... Vivian... Vivian...""Vivian, apa komentar anda?"Semua wartawan berebut, mengambil gambar Vivian. Mengabadikan tangan Vivian yang di borgol, hijab Vivian yang menggetarkan dan paduan busana dan wajah Vivian yang memang cantik. Vivian menutup wajahnya. Bram Sirait langsung membuat pagar untuk Vivian agar tak ada tangan iseng yang menarik, memaksa memotret dan sebagainya untuk Vivian."No Comment, tak ada komentar." ucap Bram Sirait menghalau mike dan pertanyaan-pertanyaan. Dua Bodyguard di sisi Vivian, Vivian diam menunduk justru pengaca

DMCA.com Protection Status