Home / Rumah Tangga / Aku Tak Membencimu / 161. Bertahan Walau Terluka

Share

161. Bertahan Walau Terluka

Author: Niniluv
last update Last Updated: 2023-07-04 07:00:11

Kieran menggeleng, tak terima melihat air mata bi Sarah jatuh. Kedua tangannya perlahan terulur, menahan bahu bi Sarah.

"Bi, saya tidak apa-apa. Apa yang Ayyara lakukan pada saya itu memang pantas, karena ..." Kieran menghela nafas berat. Dia berusaha tersenyum di tengah hatinya yang sedang terluka parah. "Saya yang sudah memaksa Ayyara untuk menikah dengan saya. Jadi wajar saja jika saat ini Ayyara marah dengan saya."

Bi Sarah menggeleng, masih tak terima dengan apa yang Ayyara lakukan pada tuan kesayangannya itu. "Jika nyonya Ayyara tidak mencintai tuan, kenapa tuan harus menikah dengannya? Kenapa tuan tidak bilang saja pada ibu dan bapak tentang hal itu, bibi yakin ibu dan pak Raymond pasti akan membatalkan perjodohan ini."

"Tidak bi." Kieran mengukir senyum sakit. Entah mungkin dia terlihat bodoh kali ini, karena lebih memilih melanjutkan perjodohan itu walaupun sudah tahu dia akan terluka. Namun jika sampai perjodohan itu tidak terjadi, mungkin Kiera
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Aku Tak Membencimu   162. Harus Mendapatkanmu Kembali

    Suara pintu diketuk berhasil mengalihkan perhatian seorang laki-laki yang sejak tadi terus menyibukkan dirinya di depan layar komputer. Seorang perempuan yang mengetuk pintu itu tersenyum manis, lalu berjalan menghampiri laki-laki itu dengan dua tangan yang dia sembunyikan di belakang tubuhnya. "Pagi ganteng," sapa perempuan itu yang sama sekali tak dibalas, laki-laki itu justru kembali mengarahkan pandangannya pada monitor di hadapannya, berusaha tak menggubris keberadaan perempuan itu. Ayyara menghela nafas pelan. Entah sampai kapan hubungannya dan Bagas akan seperti ini. Ayyara perlahan juga merasakan lelah, membuatnya beberapa kali berpikir apa dia harus menyerah saja mempertahankan Bagas?"Aku sangat sibuk, tolong jangan menggangguku.""Karena kamu sibuk, aku harap kamu tak akan melupakan makan siangmu." Ayyara menyodorkan ke atas meja laki-laki itu, sekotak nasi yang dia beli di kantin kantor barusan. "Aku baru saja selesai makan siang, ja

    Last Updated : 2023-07-04
  • Aku Tak Membencimu   163. Masih Terus Berusaha

    Tujuh tahun kemudian.Seorang perempuan berambut panjang sepunggung tersenyum lebar, membawa sebuah amplop berwarna cokelat. Dia berjalan keluar tempat kerjanya, menyusul laki-laki yang tadinya lebih dulu keluar dari sana. "Kamu senang hari ini menerima gaji?"Keberadaan perempuan itu secara tiba-tiba di sampingnya membuat Bagas seketika tersentak kaget. Dia kemudian menoleh lalu mengukir senyum dan mengangguk mengiyakan apa yang Ayyara tanyakan barusan. "Uang ini akan aku berikan langsung pada pak Raymond. Dan sisanya akan ku bayar lagi nanti saat aku menerima gaji lagi."Ayyara mengangguk paham, dia kemudian menyodorkan amplop yang sejak tadi ada di tangannya kepada Bagas. Meminta laki-laki itu untuk menerimanya."Apa ini Ayyara?""Sesuai janjiku, aku akan memberikan gajiku padamu. Jadi hutangmu pada papa Raymond tinggal sedikit kan? Sebentar lagi kamu akan bisa untuk melunasinya, dan setelah lunas aku akan bercerai dengan mas

    Last Updated : 2023-07-05
  • Aku Tak Membencimu   164. Rencana

    "OPA!" Seorang pria paruh baya yang tadinya sibuk membaca koran di teras rumahnya sambil membenarkan kaca matanya yang sesekali melorot, seketika tersentak kaget saat mendengarkan teriakan anak kecil dari kejauhan. Dia menoleh, membuat pandangannya kini terarah pada anak kecil berseragam merah putih yang baru keluar dari mobil berlari ke arahnya. Pria paruh baya itu tersenyum sumringah melihat kedatangan anak kecil itu, dengan segera dia langsung melipat kembali koran yang dia baca, melepas kaca matanya dan dia letakkan ke atas meja sampingnya. "Cucu opa!"Setelah sampai di hadapannya, Raymond langsung menggendong cucunya dan memeluknya dengan erat. Walau sangat sering bermain ke rumahnya, tapi entah kenapa Raymond selalu merasa sangat rindu pada Bara, seakan sudah sangat lama tak bertemu. Pandangan Raymond kini mengarah pada laki-laki yang juga berjalan ke arahnya, menyusul Bara. "Kieran. Kenapa kamu tidak bilang jika ingin

    Last Updated : 2023-07-05
  • Aku Tak Membencimu   165. Apa Rencana Kieran

    Raymond berjalan menuju ruang tamu setelah salah satu pembantunya mengatakan padanya jika ada orang yang datang ke rumah ingin bertemu dengannya. "Sore pak," sapa laki-laki yang ada di ruang tamu itu dengan sopan saat melihat Raymond tiba. "Silakan duduk, Bagas."Bagas mengangguk, menurut. Dia dan Raymond kini duduk bersampingan di sofa ruang tamu. "Maaf pak, jika saya mengganggu waktunya. Saya hanya ingin memberikan ini pada pak Raymond." Bagas meletakkan dua amplop coklat di atas meja depannya. Menyodorkannya pada Raymond. "Hari ini saya menerima gaji. Jadi saya langsung berikan pada pak Raymond saja untuk mencicil hutang saya. Sisanya masih banyak ya pak, saya akan cicil lagi bulan depan."Raymond mengambil dua amplop itu, lalu dia berikan lagi pada Bagas. Membuat Bagas seketika menatapnya bingung."Kenapa pak?""Hutangmu pada saya sudah lunas. Temanmu yang melunasinya, jadi sekarang jika kamu ingin membayarkan ber

    Last Updated : 2023-07-06
  • Aku Tak Membencimu   166. Membawa Bara Pergi

    Pagi itu, Ayyara baru saja keluar dari kamar. Dia sudah memakai baju rapi, bersiap untuk pergi ke tempat kerjanya. Namun sebelum itu, dia lebih dulu menghampiri Bara dan Kieran yang kebetulan sedang sarapan di ruang makan. "Bara," panggil Ayyara sambil tersenyum. Dia kini berdiri di samping tempat Bara duduk, anak itu belum selesai makan. "Bara masih makan?"Bara menjawab pertanyaan sang mama hanya dengan sebuah anggukan. "Kamu ingin berangkat sekarang?" tanya Kieran penasaran saat melihat istrinya sudah berpakaian rapi. "Kamu tidak makan dulu?""Tidak mas, aku sudah kenyang. Aku akan berangkat kerja menunggu Bara selesai makan. Biar hari ini aku yang mengantarkan Bara ke sekolah, sekalian aku berangkat ke tempat kerja."Kieran mendongak, menatap istrinya dengan sorot bingung. Dia sedikit tidak setuju dengan keputusan Ayyara barusan. "Jika kamu mengajak Bara berangkat sekarang, ini masih terlalu pagi. Takutnya teman Bara yang lainnya be

    Last Updated : 2023-07-06
  • Aku Tak Membencimu   167. Bersaing Mendapatkan Ayyara

    Kieran terduduk lemas di ruang kerjanya, setelah mendapat video yang dikirim bi Sarah barusan."Ternyata kamu membawa Bara untuk bertemu dengan Bagas?"Kieran tersenyum sakit. Dia tidak tahu, kenapa sekarang hubungan Ayyara dan Bagas justru semakin baik. Padahal dia yakin dulu Bagas mulai menjauhi Ayyara karena takut dengan ancamannya. Tapi, sekarang kenapa berbeda?"Dia tidak takut lagi dengan ancamanku? Apa dia ingin bersaing denganku untuk mendapatkan Ayyara lagi?"Kieran melempar ponselnya ke atas meja kerjanya dengan kasar. Tak peduli jika ponsel itu nantinya akan pecah atau rusak, saat ini Kieran benar-benar marah. Dia ingin meluapkan emosinya ke benda-benda sekitarnya. Kedua tangannya mengusap wajahnya berkali-kali, berharap itu bisa sedikit meredakan pusing di kepalanya saat ini."Bara adalah anakku, bukan anaknya! Ayyara adalah milikku, tidak ada yang boleh merebutnya dariku!"Sebuah notifikasi panggilan kini m

    Last Updated : 2023-07-07
  • Aku Tak Membencimu   168. Romantis di Pagi Hari

    Seperti hari biasanya. Pagi ini Ayyara sudah mulai menyiapkan dirinya untuk berangkat ke tempat kerja. Dia saat ini berdiri di depan cermin, berusaha menutup resleting kemeja bajunya yang ada di bagian punggung. Namun sayang sekali Ayyara cukup kesusahan saat menarik resleting itu ke atas. "Apa aku harus mengganti baju saja?" tanya Ayyara pada dirinya sendiri. Dia nyaris saja menyerah karena tak bisa juga menutup resleting bajunya. Padahal saat ini dia mengenakan kemeja blouse berwarna krim dan dia padukan dengan rok span pendek sampai atas lutut. Sangat cocok untuknya. Namun sayang sekali Ayyara tidak bisa menutup resleting bajunya. "Benar, sebaiknya aku harus berganti baju saja."Ayyara memegang kedua sisi baju bagian bawah, nyaris saja dia menarik bajunya ke atas agar terlepas dari tubuhnya. Namun pergerakan tangan Ayyara terhenti saat dia mendengar suara pintu kamar terbuka. Ayyara kembali menurunkan bajunya, lalu menatap laki-laki yang baru saja masuk ke kama

    Last Updated : 2023-07-07
  • Aku Tak Membencimu   169. Larut Malam

    Terdengar suara langkah mendekat. Anak kecil yang sejak tadi sibuk menghamburkan mainannya di ruang tengah kini menoleh, menatap perempuan yang baru saja memasuki rumah. Senyum di bibir anak kecil itu mulai terukir, dia berdiri lalu berlari menghampiri perempuan itu."Mama!"Ayyara yang melihat anak kecil berlari ke arahnya, dengan sigap dia langsung menangkapnya. "Bara, jangan lari-lari.""Mama, kenapa mama pulangnya malam sekali? Papa juga belum pulang, jadi Bara enggak ada teman buat main. Bi Sarah sibuk bersih-bersih dapur."Ayyara mengernyit setelah mendengar pernyataan Bara barusan. Dia menatap arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah menunjukan pukul sembilan malam. Tidak seperti biasanya Kieran pulang malam, biasanya laki-laki itu selalu pulang sebelum Ayyara tiba di rumah. "Mama, lihat!" Bara menunjuk mainan miliknya yang masih terhambur di ruang tengah. "Ayo temani Bara main, ma. Tadi sore Bara sudah bela

    Last Updated : 2023-07-08

Latest chapter

  • Aku Tak Membencimu   194. Akhir Yang Menyakitkan

    Pemakaman selesai, seorang perempuan berpakaian serba hitam masih setia duduk di samping makam tersebut. Tangannya tak berhenti mengusap pelan nisan yang bertulis nama Kieran Bimantara.Kini Ayyara tak bisa melihat suaminya lagi, kini Ayyara tak bisa memeluk tubuh Kieran lagi. Terakhir dia melihat Kieran hanya di rumah sakit, setelah dibawa pulang dia tak diijinkan lagi melihat jasad suaminya. Proses pemakaman pun juga terlaksana cukup tertutup, tak ada yang bisa melihat wajah Kieran terakhir kalinya kecuali Raymond dan beberapa orang suruhan Raymond. Entah kenapa, Ayyara juga tak paham. "Ayyara. Ayo kita pulang," bisik Daria yang sejak tadi masih berada di samping sang menantu tersebut. Namun Ayyara menggeleng pelan, menandakan bahwa dirinya tak mau pergi dari sana."Ayyara ingin tetap di sini ma." Mata sembabnya kini menatap gundukan tanah yang masih basah di hadapannya, dia lalu tersenyum sedih. "Dulu, mas Kieran pernah berjanji pada Ayyara.

  • Aku Tak Membencimu   193. Penyesalan

    Di depan sebuah ruang IGD, seorang perempuan terisak. Dia berjongkok sambil memeluk seorang anak laki-laki. Rasa bersalah dan takut bercampur menjadi satu. Bara yang sejak tadi berada di pelukan sang mama hanya bisa diam, tak peduli bau amis darah begitu menusuk ke penciumannya dan akan ikut mengotori seragam sekolahnya. Dia tak bisa menenangkan tangisan sang mama.Jujur, Bara sendiri juga masih shock melihat papanya tertabrak di hadapannya. Tapi dia tak bisa menangis, dia hanya bisa menahan rasa khawatir di pelukan mamanya. "Papa enggak apa-apa kan ma?"Akhirnya Bara bersuara, namun Ayyara tak sanggup untuk menjawabnya."Ayyara!"Bara menoleh, dari arah kejauhan sepasang suami istri menghampiri keberadaan Ayyara dan Bara. Mereka adalah Raymond dan Daria. Tampak jelas kekhawatiran di raut keduanya. Daria langsung berjongkok di hadapan sang menantu, memegang bahu Ayyara. Menyadarkan Ayyara bahwa mereka sudah datang.

  • Aku Tak Membencimu   192. Takdir Yang Begitu Kejam

    Setelah Bagas dan Viona melangkah pergi, mata Ayyara mulai menggenang. Hatinya benar-benar sakit dan hancur, Bagas tidak seperti dulu lagi. Ayyara telah kehilangan laki-laki yang dia cintai.Dia terpaksa menikah dengan laki-laki yang tak dia cintai, melahirkan anak dari laki-laki yang dia benci, ibunya kini meninggal, dan sekarang Ayyara benar-benar dilupakan oleh seseorang yang sangat dia sayangi. Sepahit itukah kehidupannya? Kenapa takdir begitu sangat kejam?"Jika tidak ada kebahagiaan dalam hidupku, kenapa aku harus dilahirkan?" Satu tetes air mata akhirnya terjatuh. Ayyara mulai berjalan gontai memasuki mobilnya kembali, dengan air mata yang semakin mengalir deras. Mobil berwarna merah itu mulai melaju kencang, menyusuri jalanan yang ramai. Ayyara seakan tak peduli dengan keselamatannya maupun sekitarnya. Tatapannya kosong, pikirannya kembali mengingat rantai kehidupannya sejak pertama dia menikah dengan Kieran. Dia sudah tak mempunyai kebahagiaan, bahkan tak tau lagi tujuan unt

  • Aku Tak Membencimu   191. Menerima Kenyataan

    Kieran yang masih menemani anaknya bermain di ruang tengah, sejak tadi tak bisa tenang setelah tahu istrinya ternyata meninggalkan rumah secara diam-diam. Apalagi berita tentang dirinya dan Ayyara terus saja semakin menyebar. Kieran takut akan terjadi sesuatu pada sang istri di luar sana.Namun tak beberapa lama, terdengar suara pintu utama terbuka. Kieran segera beringsut berdiri tanpa mempedulikan anaknya, dan langsung menghampiri ke arah pintu utama. Melihat Ayyara berjalan gontai sambil menghapus bekas air mata di pipinya yang masih basah, membuat Kieran seketika khawatir. "Apa yang terjadi padamu Ayyara?"Langkah Ayyara terhenti, tepat di samping Kieran. Pertanyaan laki-laki itu justru membuat air matanya mengalir deras, Ayyara mulai terisak.Kieran semakin bingung, istrinya sedikit pun tak mau menjelaskan. Dia ingin memeluk tubuh Ayyara untuk memberi ketenangan, namun tertunda saat Bara datang dan langung menggenggam salah satu ta

  • Aku Tak Membencimu   190. Pilihan Terbaik

    Saat ini Bagas tertunduk, merasa frustasi dengan apa yang baru saja terjadi padanya. Dia berada di sebuah kafe, bersama Kieran dan juga Nasya. Bagas sudah menceritakan semuanya apa yang terjadi pada Kieran maupun Nasya. Karena Bagas tak punya siapa-siapa lagi untuk meminta bantuan selain pada mereka. "Sebenarnya saya tidak masalah jika harus menikahi Viona, walau karena kesalahpahaman ini. Tapi masalahnya, ayah Viona meminta saya untuk melunasi hutangnya pada pak Raymond sebelum pernikahan berlangsung. Jika saya tidak mau melunasi dan tidak mau melunasi hutangnya, ayah Viona akan melaporkan saya ke polisi karena telah melecehkan Viona. Saya yakin polisi juga tidak akan menyalahkan saya karena tidak ada bukti yang kuat jika saya telah melecehkan Viona, tapi Viona bilang jika saya tidak mengikuti keinginan ayahnya kemungkinan Viona yang akan dalam masalah."Nasya mengangguk paham. "Walau hanya melihatnya sekali saja, tapi saya tahu bagaimana sifat ayah Viona. Saya s

  • Aku Tak Membencimu   189. Sebuah Jebakan

    Seminggu setelah pemakaman Mira. Ayyara tak pernah lagi bertemu ataupun berniat untuk menemui sang kakak, Ayuma. Agra, yang saat ini sudah masuk di bangku SMP, Kieran yang membiayai sekolahnya di luar kota. Sesuai permintaan Ayyara, yang tak mau jika sang adik sampai diurus oleh sang kakak. Sampai saat ini kematian Mira membuat Ayyara berpikiran buruk pada sang kakak. Dari sifatnya Ayyara sudah tau, mana mungkin Ayuma mau mengurus adiknya. Bahkan Ayyara masih berpikiran, mungkin saja penyakit ibunya semakin parah hingga menyebabkan kematian pasti karena Ayuma yang tak merawat ibunya dengan baik.Sebenarnya Ayyara ingin menginterogasi Ayuma atas kematian ibunya, namun dicegah oleh Kieran. Dengan alasan, tak mau Ayyara semakin mendapat masalah di saat masalahnya bersama Kieran kini belum juga usai."Apa yang dikatakan mas Kieran memang benar. Kak Ayuma bisa saja balik menuduhku, menyalahkanku karena sudah sangat tak menjenguk ibu. Tapi aku kan mel

  • Aku Tak Membencimu   188. Apa Ini Salah Ayyara?

    Pagi itu, Kieran akhirnya membawa istri dan anaknya ke rumah Mira. Namun sampai sana rumah ibu mertuanya itu terlihat sangat sepi, padahal yang Ayyara katakan Ayuma juga berada di sana."Sepertinya tidak ada orang?" ucap Ayyara menebak. Tapi dia juga tak yakin, mengingat ibunya itu tidak suka meninggalkan rumah terlalu lama. "Tapi kita tunggu di teras saja, mungkin ibu sedang keluar ke suatu tempat dan akan segera pulang."Kieran mengangguk mengikuti saran sang istri. Mereka kemudian keluar dari mobil, Kieran menuntun Bara dan mengikuti Ayyara yang mulai berjalan menuju teras rumah Mira.Karena penasaran apakah di rumah benar tidak ada orang, Ayyara akhirnya memutuskan untuk membuka pintu utama tersebut. Dan anehnya pintu ternyata tidak dikunci, membuat Ayyara mengernyit bingung. "Jika di dalam rumah tidak ada orang, kenapa pintunya tidak dikunci?" Firasat Ayyara berubah buruk. Dia memutuskan untuk masuk ke rumah itu begitu saja, Kieran yang masi

  • Aku Tak Membencimu   187. Luka Yang Terus Disembunyikan

    Pukul lima pagi, Kieran terbangun dari tidurnya. Dia mengedipkan matanya sesaat lalu mengedarkan pandangannya. Dia sadar saat ini telah tertidur di sofa karena Ayyara mengusirnya dari kamar tadi malam. Padahal di rumahnya juga masih banyak kamar yang tidak terpakai, namun Kieran memilih untuk tidur di sana saja.Dia mulai beringsut duduk, membuat selimut tebal berwarna cokelat yang tadinya menutupi tubuhnya kini merosot turun. Kieran mengernyit bingung. "Seingatku, tadi malam aku tidak membawa selimut. Apa Ayyara yang memakaikannya padaku?""Bibi yang memakaikan selimut itu untuk tuan," sahut seorang wanita dari kejauhan yang sudah sadar jika sang tuan telah bangun. Kieran kini menatap ke arahnya, tampak kecewa dengan ucapan wanita itu barusan, namun Kieran menutupinya dengan senyuman tipis. Bi Sarah mulai menghampiri. "Terimakasih bi.""Tuan kenapa tidur di sini? Apa nyonya yang menyuruh tuan untuk tidur di sini?" Bi Sarah memasang raut khawatir

  • Aku Tak Membencimu   186. Hanya Orang Baru

    "Sebenarnya aku tidak apa-apa, maaf telah merepotkan kalian. Seharusnya kalian tidak perlu mendengarkan perkataan ayahku." Viona menunduk bersalah. Melihat hal itu Bagas tak tega. "Tidak Viona, ini sama sekali tidak merepotkan kami." Bagas kemudian menoleh ke arah Nasya yang juga masih bersama mereka. "Benarkan Nasya?"Nasya mengangguk menyetujui pertanyaan Bagas "Benar Viona, tidak perlu terlalu dipikirkan seperti itu."Viona tersenyum, setidaknya dia harus bersyukur karena bertemu dengan orang sebaik Bagas dan Nasya. Andai orang lain yang akan menabraknya tadi, pasti tentu akan marah saat Darka memintanya pertanggung jawaban padahal Viona nyaris tertabrak karena ulah ayahnya sendiri."Oh ya Bagas, Viona. Kalian tunggu di sini sebentar ya, biar aku yang menebus obatnya di apotek."Bagas dan Viona mengangguk mengizinkan, Nasya kemudian melangkah pergi meninggalkan mereka yang masih duduk di kursi tunggu yang ada di rumah sakit itu.

DMCA.com Protection Status