Home / Rumah Tangga / Aku Tak Membencimu / 169. Larut Malam

Share

169. Larut Malam

Author: Niniluv
last update Last Updated: 2023-07-08 06:00:23

Terdengar suara langkah mendekat. Anak kecil yang sejak tadi sibuk menghamburkan mainannya di ruang tengah kini menoleh, menatap perempuan yang baru saja memasuki rumah. Senyum di bibir anak kecil itu mulai terukir, dia berdiri lalu berlari menghampiri perempuan itu.

"Mama!"

Ayyara yang melihat anak kecil berlari ke arahnya, dengan sigap dia langsung menangkapnya.

"Bara, jangan lari-lari."

"Mama, kenapa mama pulangnya malam sekali? Papa juga belum pulang, jadi Bara enggak ada teman buat main. Bi Sarah sibuk bersih-bersih dapur."

Ayyara mengernyit setelah mendengar pernyataan Bara barusan. Dia menatap arloji yang melingkar di pergelangan tangannya, sudah menunjukan pukul sembilan malam. Tidak seperti biasanya Kieran pulang malam, biasanya laki-laki itu selalu pulang sebelum Ayyara tiba di rumah.

"Mama, lihat!" Bara menunjuk mainan miliknya yang masih terhambur di ruang tengah. "Ayo temani Bara main, ma. Tadi sore Bara sudah bela
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Aku Tak Membencimu   170. Menciummu

    Sampai kamar, Kieran mulai merebahkan tubuh sang istri secara perlahan ke atas kasur. Setelah selesai membaringkannya, Kieran kemudian menarik selimut tebal untuk menutupi tubuh Ayyara agar tak kedinginan. Dia tak langsung beranjak pergi. Kieran masih duduk di sisi kasur dekat Ayyara terbaring sambil memperhatikan wajah tenang sang istri. Tangannya perlahan terulur, mengusap lembut pucuk kepala perempuan itu dengan kasih sayang. Kedua sudut bibir Kieran mulai terangkat, mengukir senyum tipis yang nyaris tak terlihat."Tadi siang, aku membawa Bara ke rumah sakit untuk melakukan tes DNA. Maaf aku tidak mengatakan ini padamu Ayyara. Aku juga telah meminta bi Sarah untuk tak menceritakan ini semua padamu. Aku tahu, pasti kamu akan marah jika tahu aku melakukan tes DNA pada Bara." Jujur dada Kieran saat ini terus berdebar gelisah, menunggu hasil DNA Bara keluar. "Aku tidak tahu, saat hasilnya nanti keluar. Apa aku sanggup melihatnya? Dan ... Semoga saja hasil

    Last Updated : 2023-07-08
  • Aku Tak Membencimu   171. Mendukung Mama dan Papa Bersama

    Perlahan kelopak mata Bara terbuka, berkedip beberapa kali saat sebuah sinar menyilaukan pandangannya. "Den Bara ..."Terdengar suara yang tidak begitu asing di pendengarannya, memanggilnya dengan sangat pelan. Bara berusaha mencari asal suara tersebut, hingga matanya kini tertuju pada seorang wanita berdiri tak jauh dari tempat tidurnya. Wanita itu langsung meletakkan jari telunjuk di depan bibir, mengisyaratkan agar Bara tidak mengeluarkan suara. Wanita itu kemudian menunjuk dua orang yang masih terlelap di samping Bara. Bara menoleh ke kanan dan kirinya, tampak kaget saat mengetahui ternyata orang tuanya ada di sana. Padahal dia sangat yakin jika tadi malam dirinya tidur sendiri."Den Bara," panggil bi Sarah sekali lagi dengan suara yang masih sangat pelan. Tak ingin membangunkan sepasang suami istri yang masih tertidur di samping Bara tersebut. "Ayo ikut bi Sarah, Den Bara harus mandi terus berangkat sekolah. Jangan sampai mama dan papa bang

    Last Updated : 2023-07-09
  • Aku Tak Membencimu   172. Siapa Yang Akan Bersama Ayyara?

    Seminggu berlalu. Namun sampai saat ini Bagas belum juga mempunyai keberanian untuk bertemu dengan Kieran. Bagaimana tidak, dia saja belum mempunyai uang untuk melunasi semua hutang yang dia punya pada laki-laki itu.Bagas tahu, waktu terus berjalan. Batas waktu yang diberikan Kieran untuk melunasi hutangnya juga semakin dekat. Tapi uang yang dimiliki Bagas juga tidak bertambah, gajinya dan uang yang diberikan Ayyara juga masih kurang. Bagas tidak tahu dimana lagi dia harus mencari uang sebanyak itu. "Ayyara bilang, hanya satu langkah lagi aku dan dia bisa bersama seperti dulu. Tapi apa buktinya? Saat ini aku justru dihadapkan pilihan tetap bersama Ayyara dan melunasi hutang, atau menjauhi Ayyara tapi diberi keringanan untuk membayar hutang. Ini benar-benar sangat menyiksaku. Padahal aku baru berniat untuk memperbaiki hubunganku dengan Ayyara, tapi rintangan yang diberikan pak Kieran justru serumit ini. Apalagi jika aku sudah bersama perempuan itu, pasti selanjutn

    Last Updated : 2023-07-28
  • Aku Tak Membencimu   173. Bukan Orang Asing

    "Bara mana bi?"Bi Sarah tersentak kaget, dia segera menoleh dan mendapati ternyata Ayyara sudah berdiri di belakangnya entah sejak kapan."Eh nyonya sudah pulang? Den Bara sejak tadi sedang bermain di kamarnya bersama tuan.""Mas Kieran sudah pulang?" tanya Ayyara memastikan. Wanita itu mengangguk mengiyakan. "Saya pikir mas Kieran akan pulang hingga larut malam seperti tadi malam.""Syukurlah tidak nyonya. Mungkin tuan tidak mau membuat nyonya khawatir lagi seperti tadi malam."Ayyara mengernyit menatap bi Sarah tak terima. "Saya sudah katakan pada bi Sarah. Saya tidak khawatir pada mas Kieran, mau dia pulang terlambat atau tidak pulang sekalipun ke rumah saya tetap tidak akan mengkhawatirkan dia."Bi Sarah menghela nafas pelan. Dia lalu mengangguk mempercayai saja apa yang Ayyara katakan. Walau dia masih sangat yakin, jika sampai terjadi sesuatu pada Kieran, Ayyara masih memiliki perasaan khawatir pada laki-laki itu.

    Last Updated : 2023-07-28
  • Aku Tak Membencimu   174. Demi Mempertahankanmu

    Bagas meletakkan dua amplop cokelat di atas meja hadapannya. Dia lalu menjelaskan tujuannya datang ke sini, "ini adalah uang untuk membayar hutang saya pada pak Kieran. Jumlahnya memang masih kurang banyak, namun sesuai apa yang pernah saya katakan pada pak Kieran, saya tetap akan mencicil hutang saya. Setiap saya menerima gaji, saya janji akan mencicil lagi sisanya."Kieran menatap dua amplop cokelat yang tadinya Bagas letakkan di atas meja, dia lalu mengambilnya dan melihat satu-persatu jumlah uang yang ada di dua amplop tersebut secara bergantian. "Ini gajimu bulan ini, bukan?"Bagas mengangguk mengiyakan pertanyaan Kieran. Membuat Kieran mengernyit bingung. Tentu dia tahu berapa jumlah gaji yang seharusnya didapatkan Bagas, dan yang saat ini Kieran lihat laki-laki itu memberikan uang dua kali lipat dari gajinya. "Salah satu amplop ini pasti bukan gajimu. Katakan, ini milik siapa?" Bagas tak bisa menjawab. Dia justru terlihat kebing

    Last Updated : 2023-07-29
  • Aku Tak Membencimu   175. Berada di Pihak Kieran

    Bagas mengernyit, menatap Kieran penasaran. "Apa itu pak?""Permisi tuan. Ini minumannya."Pandangan Kieran dan Bagas kini mengarah pada Bi Sarah yang baru saja datang. Bi Sarah mulai meletakkan nampan berisi dua gelas minuman di atas meja di hadapan tamunya. "Makasih bi.""Tuan, kenapa tamunya tidak di suruh duduk?" tanya Bi Sarah penasaran. Kieran tak menjawab alasannya. Dia dan Bagas memang sejak tadi berbicara sambil berdiri."Bagas, silahkan duduk."Bagas mengangguk menurut setelah Kieran mempersilakannya. Dia dan Kieran kemudian duduk di sofa bersampingan dengan jarak yang tidak terlalu jauh. Pandangan Kieran kini mengarah pada bi Sarah kembali yang belum pergi dari sana."Bi Sarah, tolong ambilkan kertas di laci samping tempat tidur saya, paling atas. Di sana ada hasil tes DNA kemarin. Tolong bawa ke sini."Bi Sarah sempat bingung, kenapa Kieran memintanya untuk mengambilkan hasil tes DNA kemar

    Last Updated : 2023-07-29
  • Aku Tak Membencimu   176. Selalu Membuat Marah

    Mata Ayyara perlahan terbuka, berkedip beberapa kali sebelum akhirnya dia merenggangkan otot-otot di tangannya yang terasa kaku. Dia kemudian mulai beringsut duduk, lalu menatap laki-laki yang masih terlelap di sampingnya.Mendadak Ayyara kembali teringat dengan kejadian tadi malam. Dia masih penasaran, kenapa Bagas datang ke rumahnya? "Ini pertama kalinya Bagas datang ke sini. Pasti ada hal penting yang Bagas ingin katakan padaku, tapi kenapa saat aku mendatanginya dia justru bergegas pulang?"Ayyara kini mengalihkan pandangannya ke sekitar, mencari keberadaan ponselnya. Dia kemudian mengambil ponsel miliknya itu saat menemukannya di dekat bantal tidurnya. Sebelum tidur tadi malam, dia sempat mengirimkan pesan pada Bagas, dan menanyakan apa tujuan laki-laki itu datang ke rumahnya. Namun saat Ayyara melihatnya, ternyata pesannya itu belum juga dibalas oleh Bagas. Membuat Ayyara mengernyit bingung. "Kenapa Bagas tidak mau membalas chat dariku?"

    Last Updated : 2023-07-30
  • Aku Tak Membencimu   177. Nama Baik Akan Hancur

    Nasya yang tadinya ada di samping Kieran tentu dia juga ikut kaget, nyaris tak percaya dengan apa yang Ayyara lakukan pada laki-laki itu. Nasya berpikir, pasti Kieran dan Ayyara saat ini sedang mempunyai masalah di rumah tangga mereka. Dengan segera Nasya bergegas berdiri, mengalihkan perhatian orang-orang yang ada di sana. "Maaf ibu bapak, saya rasa meeting hari ini sampai sini dulu. Selanjutkan akan saya beritahukan lagi jadwal meeting untuk melanjutkan pembahasan hari ini. Saya mewakili pak Kieran, saya akhiri sampai sini terimakasih atas waktunya." Nasya kemudian membungkuk memberi hormat sekaligus permintaan maaf karena meeting mereka tidak bisa diselesaikan. Orang-orang yang di sana juga paham dengan apa yang terjadi, mereka kemudian bergegas untuk meninggalkan ruangan tersebut.Setelah semua orang pergi, tentu Nasya juga merasa tidak nyaman berada di sana. Dia mengerti, Kieran dan Ayyara pasti memerlukan waktu berdua untuk menyelesaikan masalah me

    Last Updated : 2023-07-30

Latest chapter

  • Aku Tak Membencimu   194. Akhir Yang Menyakitkan

    Pemakaman selesai, seorang perempuan berpakaian serba hitam masih setia duduk di samping makam tersebut. Tangannya tak berhenti mengusap pelan nisan yang bertulis nama Kieran Bimantara.Kini Ayyara tak bisa melihat suaminya lagi, kini Ayyara tak bisa memeluk tubuh Kieran lagi. Terakhir dia melihat Kieran hanya di rumah sakit, setelah dibawa pulang dia tak diijinkan lagi melihat jasad suaminya. Proses pemakaman pun juga terlaksana cukup tertutup, tak ada yang bisa melihat wajah Kieran terakhir kalinya kecuali Raymond dan beberapa orang suruhan Raymond. Entah kenapa, Ayyara juga tak paham. "Ayyara. Ayo kita pulang," bisik Daria yang sejak tadi masih berada di samping sang menantu tersebut. Namun Ayyara menggeleng pelan, menandakan bahwa dirinya tak mau pergi dari sana."Ayyara ingin tetap di sini ma." Mata sembabnya kini menatap gundukan tanah yang masih basah di hadapannya, dia lalu tersenyum sedih. "Dulu, mas Kieran pernah berjanji pada Ayyara.

  • Aku Tak Membencimu   193. Penyesalan

    Di depan sebuah ruang IGD, seorang perempuan terisak. Dia berjongkok sambil memeluk seorang anak laki-laki. Rasa bersalah dan takut bercampur menjadi satu. Bara yang sejak tadi berada di pelukan sang mama hanya bisa diam, tak peduli bau amis darah begitu menusuk ke penciumannya dan akan ikut mengotori seragam sekolahnya. Dia tak bisa menenangkan tangisan sang mama.Jujur, Bara sendiri juga masih shock melihat papanya tertabrak di hadapannya. Tapi dia tak bisa menangis, dia hanya bisa menahan rasa khawatir di pelukan mamanya. "Papa enggak apa-apa kan ma?"Akhirnya Bara bersuara, namun Ayyara tak sanggup untuk menjawabnya."Ayyara!"Bara menoleh, dari arah kejauhan sepasang suami istri menghampiri keberadaan Ayyara dan Bara. Mereka adalah Raymond dan Daria. Tampak jelas kekhawatiran di raut keduanya. Daria langsung berjongkok di hadapan sang menantu, memegang bahu Ayyara. Menyadarkan Ayyara bahwa mereka sudah datang.

  • Aku Tak Membencimu   192. Takdir Yang Begitu Kejam

    Setelah Bagas dan Viona melangkah pergi, mata Ayyara mulai menggenang. Hatinya benar-benar sakit dan hancur, Bagas tidak seperti dulu lagi. Ayyara telah kehilangan laki-laki yang dia cintai.Dia terpaksa menikah dengan laki-laki yang tak dia cintai, melahirkan anak dari laki-laki yang dia benci, ibunya kini meninggal, dan sekarang Ayyara benar-benar dilupakan oleh seseorang yang sangat dia sayangi. Sepahit itukah kehidupannya? Kenapa takdir begitu sangat kejam?"Jika tidak ada kebahagiaan dalam hidupku, kenapa aku harus dilahirkan?" Satu tetes air mata akhirnya terjatuh. Ayyara mulai berjalan gontai memasuki mobilnya kembali, dengan air mata yang semakin mengalir deras. Mobil berwarna merah itu mulai melaju kencang, menyusuri jalanan yang ramai. Ayyara seakan tak peduli dengan keselamatannya maupun sekitarnya. Tatapannya kosong, pikirannya kembali mengingat rantai kehidupannya sejak pertama dia menikah dengan Kieran. Dia sudah tak mempunyai kebahagiaan, bahkan tak tau lagi tujuan unt

  • Aku Tak Membencimu   191. Menerima Kenyataan

    Kieran yang masih menemani anaknya bermain di ruang tengah, sejak tadi tak bisa tenang setelah tahu istrinya ternyata meninggalkan rumah secara diam-diam. Apalagi berita tentang dirinya dan Ayyara terus saja semakin menyebar. Kieran takut akan terjadi sesuatu pada sang istri di luar sana.Namun tak beberapa lama, terdengar suara pintu utama terbuka. Kieran segera beringsut berdiri tanpa mempedulikan anaknya, dan langsung menghampiri ke arah pintu utama. Melihat Ayyara berjalan gontai sambil menghapus bekas air mata di pipinya yang masih basah, membuat Kieran seketika khawatir. "Apa yang terjadi padamu Ayyara?"Langkah Ayyara terhenti, tepat di samping Kieran. Pertanyaan laki-laki itu justru membuat air matanya mengalir deras, Ayyara mulai terisak.Kieran semakin bingung, istrinya sedikit pun tak mau menjelaskan. Dia ingin memeluk tubuh Ayyara untuk memberi ketenangan, namun tertunda saat Bara datang dan langung menggenggam salah satu ta

  • Aku Tak Membencimu   190. Pilihan Terbaik

    Saat ini Bagas tertunduk, merasa frustasi dengan apa yang baru saja terjadi padanya. Dia berada di sebuah kafe, bersama Kieran dan juga Nasya. Bagas sudah menceritakan semuanya apa yang terjadi pada Kieran maupun Nasya. Karena Bagas tak punya siapa-siapa lagi untuk meminta bantuan selain pada mereka. "Sebenarnya saya tidak masalah jika harus menikahi Viona, walau karena kesalahpahaman ini. Tapi masalahnya, ayah Viona meminta saya untuk melunasi hutangnya pada pak Raymond sebelum pernikahan berlangsung. Jika saya tidak mau melunasi dan tidak mau melunasi hutangnya, ayah Viona akan melaporkan saya ke polisi karena telah melecehkan Viona. Saya yakin polisi juga tidak akan menyalahkan saya karena tidak ada bukti yang kuat jika saya telah melecehkan Viona, tapi Viona bilang jika saya tidak mengikuti keinginan ayahnya kemungkinan Viona yang akan dalam masalah."Nasya mengangguk paham. "Walau hanya melihatnya sekali saja, tapi saya tahu bagaimana sifat ayah Viona. Saya s

  • Aku Tak Membencimu   189. Sebuah Jebakan

    Seminggu setelah pemakaman Mira. Ayyara tak pernah lagi bertemu ataupun berniat untuk menemui sang kakak, Ayuma. Agra, yang saat ini sudah masuk di bangku SMP, Kieran yang membiayai sekolahnya di luar kota. Sesuai permintaan Ayyara, yang tak mau jika sang adik sampai diurus oleh sang kakak. Sampai saat ini kematian Mira membuat Ayyara berpikiran buruk pada sang kakak. Dari sifatnya Ayyara sudah tau, mana mungkin Ayuma mau mengurus adiknya. Bahkan Ayyara masih berpikiran, mungkin saja penyakit ibunya semakin parah hingga menyebabkan kematian pasti karena Ayuma yang tak merawat ibunya dengan baik.Sebenarnya Ayyara ingin menginterogasi Ayuma atas kematian ibunya, namun dicegah oleh Kieran. Dengan alasan, tak mau Ayyara semakin mendapat masalah di saat masalahnya bersama Kieran kini belum juga usai."Apa yang dikatakan mas Kieran memang benar. Kak Ayuma bisa saja balik menuduhku, menyalahkanku karena sudah sangat tak menjenguk ibu. Tapi aku kan mel

  • Aku Tak Membencimu   188. Apa Ini Salah Ayyara?

    Pagi itu, Kieran akhirnya membawa istri dan anaknya ke rumah Mira. Namun sampai sana rumah ibu mertuanya itu terlihat sangat sepi, padahal yang Ayyara katakan Ayuma juga berada di sana."Sepertinya tidak ada orang?" ucap Ayyara menebak. Tapi dia juga tak yakin, mengingat ibunya itu tidak suka meninggalkan rumah terlalu lama. "Tapi kita tunggu di teras saja, mungkin ibu sedang keluar ke suatu tempat dan akan segera pulang."Kieran mengangguk mengikuti saran sang istri. Mereka kemudian keluar dari mobil, Kieran menuntun Bara dan mengikuti Ayyara yang mulai berjalan menuju teras rumah Mira.Karena penasaran apakah di rumah benar tidak ada orang, Ayyara akhirnya memutuskan untuk membuka pintu utama tersebut. Dan anehnya pintu ternyata tidak dikunci, membuat Ayyara mengernyit bingung. "Jika di dalam rumah tidak ada orang, kenapa pintunya tidak dikunci?" Firasat Ayyara berubah buruk. Dia memutuskan untuk masuk ke rumah itu begitu saja, Kieran yang masi

  • Aku Tak Membencimu   187. Luka Yang Terus Disembunyikan

    Pukul lima pagi, Kieran terbangun dari tidurnya. Dia mengedipkan matanya sesaat lalu mengedarkan pandangannya. Dia sadar saat ini telah tertidur di sofa karena Ayyara mengusirnya dari kamar tadi malam. Padahal di rumahnya juga masih banyak kamar yang tidak terpakai, namun Kieran memilih untuk tidur di sana saja.Dia mulai beringsut duduk, membuat selimut tebal berwarna cokelat yang tadinya menutupi tubuhnya kini merosot turun. Kieran mengernyit bingung. "Seingatku, tadi malam aku tidak membawa selimut. Apa Ayyara yang memakaikannya padaku?""Bibi yang memakaikan selimut itu untuk tuan," sahut seorang wanita dari kejauhan yang sudah sadar jika sang tuan telah bangun. Kieran kini menatap ke arahnya, tampak kecewa dengan ucapan wanita itu barusan, namun Kieran menutupinya dengan senyuman tipis. Bi Sarah mulai menghampiri. "Terimakasih bi.""Tuan kenapa tidur di sini? Apa nyonya yang menyuruh tuan untuk tidur di sini?" Bi Sarah memasang raut khawatir

  • Aku Tak Membencimu   186. Hanya Orang Baru

    "Sebenarnya aku tidak apa-apa, maaf telah merepotkan kalian. Seharusnya kalian tidak perlu mendengarkan perkataan ayahku." Viona menunduk bersalah. Melihat hal itu Bagas tak tega. "Tidak Viona, ini sama sekali tidak merepotkan kami." Bagas kemudian menoleh ke arah Nasya yang juga masih bersama mereka. "Benarkan Nasya?"Nasya mengangguk menyetujui pertanyaan Bagas "Benar Viona, tidak perlu terlalu dipikirkan seperti itu."Viona tersenyum, setidaknya dia harus bersyukur karena bertemu dengan orang sebaik Bagas dan Nasya. Andai orang lain yang akan menabraknya tadi, pasti tentu akan marah saat Darka memintanya pertanggung jawaban padahal Viona nyaris tertabrak karena ulah ayahnya sendiri."Oh ya Bagas, Viona. Kalian tunggu di sini sebentar ya, biar aku yang menebus obatnya di apotek."Bagas dan Viona mengangguk mengizinkan, Nasya kemudian melangkah pergi meninggalkan mereka yang masih duduk di kursi tunggu yang ada di rumah sakit itu.

DMCA.com Protection Status