Beranda / Urban / Aku Sang Pria Pemuas / Bab 7: Dicurigai Adik dokter Ussy

Share

Bab 7: Dicurigai Adik dokter Ussy

Penulis: mrd_bb
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-10 11:36:52

“Terima kasih Langga, kamu datang juga.” dokter Ussy langsung menyambut Langga yang baru datang ke rumahnya. Penampilan Langga bak eksekutif muda, berjas dan baju kaos di dalamnya.

“Cakep banget ni orang.” Batin dokter Ussy sambil tersenyum senang.  

Pesta Ultah Celica yang ke 3 tahun berlangsung ramai, saat Celica asek berceloteh dengan teman sebayanya, sesuai skenario dokter Ussy, Langga mengenakan topeng bergambar karakter film kartun.

“Celica…sini…nih hadiah ultah kejutan buat kamu.” Gadis kecil ini langsung menoleh kaget ke wajah ibunya. Langga pun membatin, cantik sekali gadis kecil ini.

“Siapa orang bertopeng ini Mi…?”

“Kamu buka sendiri dehh…pelan-pelan yaa…!” dokter Ussy mendekati anaknya, Celica rada-rada takut juga melihat seorang pria tinggi besar bertopeng kini jongkok di depannya.

Semua undangan termasuk teman-teman Celica kini terdiam tegang. Tapi ada satu pria muda yang sejak dokter Ussy masuk menggandeng Langga, sudah menatapnya dengan tatapan tajam.

Begitu topeng terbuka, mata indah Celica langsung membulat, melotot saking kagetnya.

“Pa..pa..!” dokter Ussy mendorong Celica agar memeluk Langga, dan gadis kecil inipun kini tanpa ragu memeluk tubuh kokoh Langga, yang menyambutnya dengan pelukan hangat.

Acara ultah bagi Celica hari ini luar biasa membahagiakan, dia jadi tak mau jauh dari Langga, yang sejak tadi selalu dipanggilnya papa ini selama pesta berlangsung.    

Saat Celica kembali bercengkrama dengan teman sebaya, sambil mendadah ke ‘papahnya’ Langga pun menuju ke makanan dan minuman, bermaksud ingin mengaso sebentar.

Pria muda yang sejak tadi menatapnya kini mendekatinya. “Kamu Langga Kasela kan…kenalkan aku Iptu Martin, adik dokter Ussy…boleh aku bicara berdua dengan anda sebentar?”

Langga kaget juga, tapi dia berusaha bersikap normal, sambil menarik jasnya agar kembali rapi, mengatasi hatinya yang tiba-tiba saja gugup. Tingkahnya tak luput dari perhatian polisi muda ini.

Dokter Ussy yang sibuk dengan emak-emak yang mengiringi anak mereka ke ultah  anaknya ini tidak memperhatikan Langga dan Iptu Martin, yang kini berpindah ke balkon rumah di lantai 2.

“Saudara Langga, aku hanya ingin bertanya sedikit dengan kamu, terkait mendiang Astrid, seorang model di Ela Entreprise, aku Kepala Resrim di Polres Metro yang menangani kematian tragis model itu…!”

“A-apa yang bisa aku bantu..pa Iptu Martin?” agak nervous jadinya Langga, tak menyangka polisi muda ini kenal dengannya dan bertanya soal Astrid lagi.

“Hasil penyelidikan kami, di mobil milik Astrid, kabel remnya ada yang tak wajar, dan agaknya kabel itu sengaja diputus…aku hanya ingin tahu, selain akrab dengan kamu…apakah Astrid juga akrab dengan orang lain?”

“A-aku…!” Bingung bukan main Langga, serba salah.

“Saudara Langga, jangan takut, semua informasi kamu akan aku rahasiakan, termasuk jatidiri kamu…bekerjasamalah, oke!” Iptu Martin yang tadi memasang wajah angker kini melunak dan tersenyum, sehingga wajah polisi ini terlihat tampan.

Setelah meminum jus untuk meredakan hatinya yang makin gugup, Langga mengambil nafas panjang. “Dia…Astrid…selama ini simpanan Adi Wibowo…seorang pejabat di Propinsi Bagoya!”

Iptu Martin terdiam sejenak, seakan kaget, tapi wajahnya kembali tersenyum.

“Apakah Astrid pernah cerita ke kamu, kalau dia menerima ancaman dari seseorang sebelum tragedi itu?” Langga langsung mengangguk, Iptu Martin terlihat senang dan makin bergairah bertanya.

“Siapa kira-kira yang kamu curigai orang yang mengancam Astrid?” Iptu Martin kembali menatap tajam wajah Langga.

“Ak-aku…kupikir…pastilah Tante Erna Hadiyanti, istri dari pa Adi Wibowo!”

“Kenapa kamu curiga dengan istri pejabat itu…kudengar gosip kecil…kamu juga sering ya dipakai Tante Erna?”

Langga benar-benar terpojok dengan Iptu Martin ini. Saat akan membuka mulut, tiba-tiba dokter Ussy datang.

“Ngapain kalian di sini Martin, ayoo Langga, Celica cari kamu tuh di bawah, eh kalian ngobrol apa sih?”

“Nggak apa-apa kok kak, aku dan Langga kenalan lama kok…oke ya Langga sampai bertemu lagi. Ka Ussy, aku harus balik ke kantor. Aku mau pamit dengan ponakanku yang ultah dulu.” Tanpa menunggu jawaban Ussy, Martin pun berlalu sambil menepuk bahu Langga dan ucapkan terima kasih.

Langga ternyata tak bisa langsung pulang, Celica yang beranggapan dia adalah papa nya meminta Langga menemaninya sampai gadis cantik ini bobo malam harinya.

Langga bahkan harus membacakan buku cerita sambil tiduran di ranjang Celica. “Papa kan mau langsung pulang ke ke LN, pokoknya temani Celica sampai tertidur baru papa boleh pergi,” gadis inipun berbaring dan memeluk tubuh Langga.

1,5 jam kemudian Celica benar-benar bobo, dan Langga pelan-pelan melepaskan pelukan si cantik ini, lalu mengecup dahinya dengan lembut.

Aksinya itu dilihat dokter Ussy, yang bermaksud masuk ke kamar anaknya ini, dia  tertahan di depan pintu dan menyaksikan Langga mencium dahi dan membelai pipi Celica.

Dokter Ussy pelan-pelan menjauh dan kini duduk di kursi tamu menunggu Langga keluar dari kamar anaknya.

“Thanks ya…kamu sudah membuat anakku bahagia hari ini.”

Langga hanya mengangguk sambil menatap wajah cantik wanita ini. “Bagaimana kesehatan kamu, apakah sudah membaik?” dokter Ussy kembali bertanya sambil menatap tubuh kokoh Langga.

“Iyah, terima kasih dok, obat kamu sangat manjur, tubuhku kini berangsur sembuh!”

“Terus kalau kencing, masih sakit?”

“Nggak, sudah normal, mungkin hanya radang saja ya, akibat luka-luka di tubuhku sebelumnya.”

“Langga…apakah kamu nggak kepikiran untuk berhenti jadi lelaki komersil, sorry kalau pertanyaanku agak private?”

Langga menatap wajah dokter Ussy, barulah dalam hati dia menyadari betapa cantiknya maminya Celica ini, Langga jadi ingat wajah artis Jessica Mila. Wajah dokter Ussy mirip sekali, tapi Ussy lebih dewasa.

“Aku juga manusia biasa dok…tentu kepingin, bahkan kepingin punya kekasih yang tak mempermasalahkan masa laluku.” Langga memutar-mutar gelas yang baru saja isinya di teguknya.

“Langga…apakah malam ini kamu free..?” dokter Ussy memecah kesunyian.

Langga kaget lalu menatap wajah ‘Jessica Milla’. “Iya…aku masih istirahat sejak bersama wanita psikopat itu…emang kenapa dok?” dada Langga berdesir aneh melihat tatapan dokter Ussy.

“Aku ingin jadi klien kamu malam ini…tenang…aku akan membayar sebagaiman klien-klien kamu selama ini…tapi…kita harus pakai pengaman yaa!”     

Mata Langga menatap seakan tak percaya dengan pendengarannya barusan, tapi dokter Ussy sudah bergerak menuju pintu dan klik depan lalu menguncinya dari dalam.

Dokter Ussy memberi kode agar Langga mengikutinya ke kamarnya yang luas dan berbau harum, di lantai dasar rumahnya yang mewah ini.

Langga dipersilahkan duduk di ranjangnya dan dokter Ussy mengambil dua buah pengaman yang terbungkus rapi di laci meja riasnya.

“Jangan kaget, ini milik suamiku dulu…sejak dulu aku memang tak pernah memakai kontrasepsi, sehingga mendiang suamiku selalu memakai ini setiap kali akan penetrasi!”

Langga hanya mengangguk, dan matanya langsung membulat, saat dokter Ussy perlahan-lahan membuka gaunnya satu persatu, hingga tersisa hanya dua penutup lagi di tubuhnya yang putih bersih dan sangat terawat ini.  

“Lakukan tugasmu sekarang…berikan aku kenikmatan malam ini.” suara dokter Ussy seolah bensin yang menyiram hasrat Langga.

*****

BERSAMBUNG

Bab terkait

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 8: Dicari-cari Anak Buah Tante Erna

    Dokter Ussy bukanlah seperti klien-klien Langga selama ini, yang kebanyakan es te we dan hanya wajahnya kencang, tapi dalamnya sudah kendur. Dokter Ussy memiliki tubuh yang sangat denok, harum dan terawat. Usianya pun baru 30 tahunan, benar-benar bak wanita 20 tahunan saja. Langga benar-benar memberikan service yang sangat lembut buat wanita jelita ini. Semenjak Astrid tidak ada lagi, baru kali Langga seolah melaksanakan tugasnya seakan bersama wanita yang dia sayangi. Langga tak sadar sudah baper sendiri dengan bentuk tubuh si dokter jelita ini. Ussy benar-benar memperoleh kenikmatan tiada tara dengan Langga, tanpa sadar dia berucap service sang pria pemuas ini jauh melebihi suaminya dulu. Ucapan itulah yang langsung menyadarkan Langga, ia ingat saat ini bukan sedang bercinta dengan kekasihnya atau dengan Astrid. Tapi dokter Ussy, yang ingin memperoleh kenikmatan dengannya, si lelaki komersil. Dengan kesadaran itulah, Langga lalu mengambil pengaman yang diletakan dokter Ussy di

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-10
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 9: Melawan Centeng Tante Erna

    Tak sulit mencari orang tua Astrid, setelah menempuh perjalanan hingga 6 jam naik bus milik travel, Langga tiba di kantor travel ini, lalu dengan naik ojek 30 menitan, dia tiba di alamat ini jelang senja, yang ternyata rumahnya sangat sederhana. Hanya berdinding batako tanpa plester, saat Langga mengetuk, ia kaget yang membukakan pintu adalah seorang anak kecil cantik manis, tapi terlihat rambutnya berantakan, bahkan tubuhnya agak berbau, tanda belum mandi. “Kamu…Andina kan…?” si gadis cilik ini mengangguk. “Aku Om Langga, teman mendiang ibu kamu…mana nenek kamu Andina?” “Nenek sakit Om…tuh berbaring di kasur!” Andina menyingkir dan mempersilahkan Langga masuk. Di kamar yang sumpek dan tidak ada penerangan listrik, kecuali lampu teplok, Langga melihat seorang nenek renta hanya tiduran saja di kasur. “Siapa dia Andina..” terdengar orang yang berbaring di kasur bersuara. “Katanya Om Langga nek, temannya mendiang mama!” “Mak kenapa…sakit apa Mak?” Langga kini mendekat dan memegan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-11
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 10: Rebecca Ternyata Anak..?

    Mahasiswi cantik berkerudung ini memarahi ke 3 centeng tersebut tanpa rasa takut. Anehnya, tiba-tiba ketiganya saling pandang dan pelan-pelan menjauh dari Langga. Lalu naik mobil jenis MPV dan tancap gas menghilang dari parkiran Kampus Merah Putih ini. “Kamu tak apa-apa Bang…?” Rebecca membantu Langga berdiri. “Tak apa Becca, hanya…pipiku agak sakit kena tabok mereka!” Langga memegang pipinya yang membiru dan mengibaskan debu yang ada di pantatnya, setelah tadi sempat terjatuh ke tanah. “Aneh Abang ini, kok jadi lelaki payah banget, lawan lah badan gede gitu, masa kalah sih!” tegur Rebecca sambil jalan menjejeri langkah Langga menuju ke mobilnya. “Aku tidak pintar beladiri Becca, tadi aku juga sudah melawan tapi mereka memang sudah biasa main otot!” Langga malu hati sendiri di tegur gadis cantik berkerudung ini. Rebecca tertawa kecil. “Latihanlah, masa cuman latihan gedein otot doank!” gadis ini sampai menutupi mulutnya dengan jari lentiknya, Langga hanya bisa tertawa masam. Cand

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-11
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 11: Mami Ela di Ciduk Polisi

    “Iyaahhhh sayangg…terusss…terusss dikit lagi…aaahhh!” wanita setengah tua yang masih cantik ini terkapar di kasur, lututny seolah lepas dari tubuhnya. Pemuda tampan ini pun bangkit dari tubuh wanita ini, seperti biasa, dia tak pernah melepaskan air kenikmatan ke tubuh kliennya. Tugasnya hanyalah membuat kliennya puas dan bisa klimaks berkali-kali dan tugasnya pun selesai. “Thanks ya Tante Aura…jangan jera kontak saya lagi!” Langga pun memberi kecupan manis di bibir wanita ini, lalu mengambil bonus 15 juta dari wanita yang ternyata seorang politikus terkenal ini. “Langga…kamu mau nggak jadi simpanan tante, tapi syaratnya kamu keluar dari Mami Ela dan nggak boleh lagi menerima wanita manapun.” Tante Aura kini duduk di bibir ranjang dan membiarkan tubuhnya yang mulai kendor terpampang jelas di hadapan Langga yang sudah berpakaian rapi. “Ehmm…nanti saya pikirkan lagi ya Tan.” “Jawab sekarang dong sayang…jangan bikin tante kayak cacing kepanasan.” Desah Tante Aura dengan suara manja…

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 12: Kepergok Tante Erna

    100-an lebih wartawan cetak, online dan TV berebutan memfoto dan menyorot 12 orang yang datang ke Polda Metro, semuanya menatap kagum, tapi ada juga celutukan lucu terdengar.Ke 12 orang itu bukan orang biasa, mereka adalah model-model tampan dan cantik jelita, kedatangan mereka secara bergelombang ke kantor polisi ini karena jadi saksi, sekaligus katanya korban dari…Mami Ela.7 orang pria tampan dan salah satunya Langga, serta 5 orang model cantik jelita terpaksa menutupi wajahnya dengan tangan, agar tak tersorot kamera.Langga yang mengenakan masker dan topi ternyata paling di sorot, wajahnya yang sangat mirip aktor terkenal tanah air membuat banyak orang penasaran.“Apess…mati dah aku kali ini…!” batin Langga sambil jalan menunduk masuk ke ruang pemeriksaan.Hampir 7 jam mereka di periksa, jelang pukul 5 sore, mereka pun keluar dari ruang pemeriksaan.Langga kini di kejar puluhan wartawanan saat berusaha menuju ke mobilnya. “Mas Langga komennya mas, benarkah kamu sudah lama jadi gi

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 13: Dipecat Kampus

    Langga lama terduduk di belakang setir mobilnya, selembar surat dari rektorat barusan diterimanya.Langga di pecat sebagai mahasiswa di Kampus Merah Putih! Kesalahannya dianggap fatal, karena terlibat sebagai salah satu mahasiswa open BO.Langga hanya bisa tersenyum pahit, ancaman terhadap Langga bila berani menolak menemui si Tante Erna di villa nya, benar-benar di buktikan wanita jahat ini.Langga nekat menolak melayani Tante Erna, dia benar-benar kapok dengan perlakuan dari wanita setengah tua ini.Dan seminggu kemudian, Tanter Erna melaksanakan ancamannya, Langga menerima konsekwensi berat, dikeluarkan dari kampus.Padahal sebelumnya dia sudah di panggil dan hanya di beri surat peringatan, tak di nyana hari ini SP 1 sudah berubah jadi SP 3, alias di berhentikan dengan tidak hormat sebagai mahasiswa.Tapi yang membuatnya benar-benar hampir tak percaya, Rebecca Anggraini ternyata anak kandung Tante Erna!“Tak ku sangka…Becca anak wanita jahat ini!” batin Langga masih tak habis pikir

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-13
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 14: Lahir di Lembah Dosa

    “Kita ke kampung Om ya…?”“Iya Andina, kita ke sana sekalian jalan-jalan, bawa saja baju 5 atau 7 stell yaa!”Gadis kecil yang baru 5 tahunan ini senang bukan main, apalagi saat tahu mereka akan naik pesawat pulang ke kampung Langga, di Kalimantan Timur.Andina tidak henti-henti kagum melihat pesawat-pesawat besar di bandara Soetta, apalagi saat naik pesawat yang identik dengaan logo warna hijau dan mengudara hampir 2 jam, untuk pertama kalinya.Begitu mendarat di Bandara Adjie Mohammad Sulaiman, atau yang dulu di kenal dengan nama Bandara Sepinggan Balikpapan, perjalanan masih harus di tempuh hampir 6 jam lagi jalan darat.Untung saja jalanan sangat mulus, sehingga bisa cepat sampai, tak sampai 6 jam lagi, tapi hanya 3,5 jam, karena ada jalan tol, Balikpapan-Samarinda.Langga sengaja memboking satu mobil travel dengan sewa 1,5 juta sekali antar. Andina sangat menikmati perjalanan ini, apalagi dia selama ini hanya di rumah saja.Setelah di hajar 5 mahmud-mahmud selama satu hari, Langg

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-13
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 15: Lahir dan Besar Dikompleks Lokalisasi

    “Bisa jadi Mba Lola, sayangnya mba Mira tertutup yaa, tahu-tahu hamil saja. Nggak tahu kemana bapak anak ini ngilang usai Mira Hamil. Padahal si Mira kan selalu pakai pengaman kalau terima tamu, kenapa sampai los waktu itu yaa…?”Itulah percakapan Mba Lola dan Mba Tari. Dua kupu-kupu malam yang sejak bayi ikut mengasuh Langga, selain Mba Ida.Ketiga wanita inilah yang paling sering mengasuh Langga. Sedangkan kupu-kupu malam lainnya sangat jarang menggendong Langga.Ketiga wanita ini menghormati Mira. Karena ibunda Langga ini semasa hidup di katakan idolanya di kompleks lendir dan jadi kesayangan sang mucikarinya.Hebatnya, Mira bisa memiliih sendiri tamu yang ingin memakai jasanya. Sehingga tamu-tamu Mira rata-rata hanya lelaki berkantong tebal dan memiliki wajah lumayan ganteng, yang beruntung menikmati tubuh sang idola kupu-kupu malam ini.Namun mendiang Mira juga sangat toleran dengan semua wanita di sini. Termasuk Lola, Tari

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-14

Bab terbaru

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 477: Cemburu Tanda Cinta

    Bannon hanya menunduk, gayanya tak ubahnya seorang anak TK yang bersiap kena marah bu gurunya. ‘Si guru’ ini antara gemas, marah dan kesal campur aduk. Syahila menghela nafas panjang, andai saja lengan kirinya tak di pasangi infus, sejak tadi dia ingin menabok wajah suaminya menumpahkan kekesalan hatinya. Tapi saat melihat kelakuan suaminya ini, hati siapa yang tak gemas sekaligus ingin tertawa! Dua perawat yang tadi bantu proses persalinan membiarkan kedua suami istri sepadan ini bicara. Tapi mereka sepakat, iri melihat sang suami yang sangat ganteng dan istrinya yang jelita ini dan kini lahirlah seorang junior tampan yang mewarisi keduanya. “Ehemm, cantik banget yaa mami si Banina itu, keibuan lagi dan…sangat dewasa!” cetus Syahila. “I-ya…cakep kayak artis si Celine Evaaa….!” Bannon mengatupkan lagi rahangnya saat mata Syahila yang indah bak bintang kejora melotot. Namun saat melihat sang suami langsung menunduk, mata indah indah ini kembali normal. “Bang, jujur deh, apakah s

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 476: Tak Sengaja di Tolong Angel

    Bannon sudah memensiunkan baju seragam militernya. Dia kini menjadi eksekutif muda, kerjasama dengan perusahaan Abu Magun sepupunya, juga pastinya perusahaan ayahnya.Bannon juga menempati gedung perkantoran Sulaimin Group yang berada di lantai 17, dari 37 lantai gedung mewah ini.Dari berseragam militer, Bannon kini kini sering tampil trendy dengan jas dan dasi.Ritme kehidupan Bannon berjalan baik sampai usia kandungan Syahila sudah memasuki usia 9 bulanan. tapi diam-diam, Bannon tetap jalin komunikasi dengan Angel dan anaknya Banina.Hingga suatu hari usai bertemu sesama pengusaha lainnya, di sebuah kafe yang berada di Plaza Indonesia, Bannon tak sengaja melihat Angel dan Banina.Setelah meminta dua stafnya dan sekretarisnya duluan ke kantor, dengan senyum lebar pria ini mendekati ibu dan anak ini.Hati tak bisa di bohongi, amor cinta sudah begitu mendalam dengan si janda jelita ini.Angel apalagi, tak menyangka bertemu mantan kekasihnya yang makin tampan dan pastinya makin kelihat

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 475: Pingin Nambah Bini, Tapi...?

    Angel tak langsung mengiyakan, dia menatap Bannon. “Bang…bagaimana dengan Syahila, istri Abang itu,” Bannon terdiam.Melihat pria ini terdiam, Angel tersenyum maklum, walupun usianya dengan Bannon hanya terpaut satu tahun lebih muda dari pria ini. Tapi Angel memiliki pikiran dewasa.Kedewasaan ini lah yang membuat Bannon selalu teringat Angel hingga saat ini. Benar-benar mirip mendiang Yurica sifatnya. Juga pengertiannya yang itu yang tak bisa Bannon lupakan hingga kini.Angel seorang wanita dan paham, belum tentu Syahila ikhlas menerima dia sebagai madunya.“I-itu…nanti akan aku bicarakan dengan Syahila..!” agak tergagap juga Bannon bicara.“Bang…aku akan mengiyakan ajakan Abang menikah…syaratnya adalah, pertemukan aku dengan Syahila dan ingat…seandainya Abang menikahiku, karir Abang di militer habis…pikirkanlah lagi. Abang masih muda, masih bisa meraih pangkat bintang di bahu Abang!”Kaget lah Bannon, mempertemukan kedua wanita cantik ini, bagaimana tanggapan Syahila, mana lagi hami

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 474: Angel Tiba-tiba Muncul

    Kakek Langga tersenyum memandang hasil tes DNA, hasilnya adalah 99,9 persen Malik Sulaimin identik.Kini tak ada keraguan lagi dari si kakek ini, kalau Malik adalah memang benar buyutnya, anak dari Aldi Sulaimin dan Selena, ibu dari si bocil ini.Kakek Langga sengaja lakukan itu, untuk menyakinkan hatinya, kalau Malik adalah buyutnya...karena Kakek Langga ingin berikan warisan besar buat Malik.Hasil inipun langsung dia kirim ke Kandi Sulaimin, pria setengah tua ini pun bahagia, sama seperti ayahnya Langga Kasela, Kandi Sulaimin juga plong.Besoknya, Kandi dan Nadia langsung terbang dengan private jet ke Banjarmasin.Hati tak bisa di bohongi rasa sayang pada cucu sendiri sangat besar. Kandi langsung memeluk cucunya ini.Kali ini Malik lagi-lagi menerima dengan baik kakek kandungnya sendiri. Melihat ketampanan kakeknya, ceplosan Malik bikin Nadia melotot sambil tertawa."Kakek ganteng banget, nggak pingin nambah nenek baru buat Malik ya kek!" cerocos Malik, telinganya langsung di jewer

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 473: Kabur ke Banjarmasin

    Bungki ternyata menurun kecerdasan ayahnya, walaupun tak punya uang, tapi akal cerdiknya jalan. Dia jual ponsel mahalnya yang dibelikan Bannon, seharga 15 jutaan.Ponsel berharga hampir 30 juta ini tentu saja langsung di beli pemilik gerai ponsel. Si pemilik gerai tahu ini ponsel premium dan baru 4 bulanan di pakai Bungki.Bungki langsung ke bandara dan tujuannya bukan ke Timur Tengah, tapi ke Kalimantan. Dia ingin ke Banjarmasin. Tempat yang belum pernah ia datangi.Siapa yang di temuinya…?Inilah yang membuat Abu Magun gagal mencarinya, juga aparat kepolisian dan tentara di Jakarta. Sebab di saat bersamaan Bungki sudah berada di Bandara Syamsudinor, Banjarbaru.“Om Bannon pernah bilang kakek buyut dan nenek buyut ada di Banjarmasin,” batin si bocil ini.Dalam hati Bungki, sebenarnya sudah mengakui kalau Abu Magun ayah kandungnya.Saat melihat wajah Abu Magun, Bungki sudah kagum sekali. “Tak heran Umi jatuh cinta dengan Abi….ganteng soalnya!” bibirnya malah senyum sendiri.Tapi pikir

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 472: Bungki Menghilang

    “Bang…tenang dulu, biar nanti aku bujuk pelan-pelan, entah kenapa Bungki eh si Malik jadi mendadak berubah, begitu tahu Abang adalah ayah kandungnya?” Bannon mencegah Abu Magun yang ingin kejar Bungki.Abu Magun terdiam dan mengangguk.Bungki ternyata kabur dari rumah dan tak pulang hingga malam hari, ponselnya pun sengaja tak di aktifkan. Setelah berkali-kali Bannon mencoba mengontaknya.Bannon apalagi Abu Magun bingung juga dengan perubahan si Bungki, kenapa bisa mendadak berubah dan agaknya marah dengan Abu Magun.Marahnya kenapa? Seharusnya dia bahagia akhirnya tahu kalau Abu Magun adalah ayah kandungnya. Dan tak sengaja malah di temukan Bannon, yang ternyata Om nya sendiri.Bannon sampai menelpon guru dan beberapa teman Bungki di sekolah Paket A. Apakah anak itu ada ke sana. Namun semuanya bilang tidak ada.Abu Magun langsung khawatir dengan anak sulungnya ini.“Jangan khawatir Bang, Bungki itu anak yang

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 471: Bungki Menolak Abu Magun

    “Katakan siapa yang membuat Selena sakit?” kali ini Abu Magun melunak dan menunggu.“Abu Jarrah, dialah pelakunya. Dia dendam dengan orang yang bernama Abu Magun, lalu saat dengar ceritaku, dia menembak Selena, tapi kena punggung dan inilah yang bikin Selena sakit parah""Karena aku yang melindungi saat itu. Aku juga terpaksa membuang Malik, karena dia tahu itu anak Abu Magun dan Selena dan ingin membunuhnya..!”Abu Magun terdiam sesaat.“Hmm…ceritamu menolong nyawamu, di mana sekarang si bangsat Abu Jarrah itu bersembunyi.” dengus Abu Magun marah.Dalam hati Abu Magun kaget juga, di pikirnya Abu Jarrah sudah tewas, ketika dulu markas mereka dia serbu bersama Kendra, juga Nancy, Ashi serta Soleh di distrik Al Iqro (baca bab-bab terdahulu).Tanpa ragu Afok Yousef sebutkan persembunyian Abu Jarrah. Tapi Afok Yousef bilang, dia sudah lama tak tahu kabar soal Abu Jarrah setelah insiden itu.Jadi dia tak tahu apakah Abu Jarrah masih hidup, atau malah sudah mati. “Tuan..jadi kamulah yang b

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 470: Bertemu Sersan Afok

    Peringatan itu di ingat betul Abu Magun. “Berarti ni orang benar-benar berbahaya,” pikir Abu Magun, sambil memacu mobil ke alamat yang di sebutkan pria setengah mabuk tadi.Abu Magun membuka penutup kain di jok depannya, ternyata di bawah kain ada sebuah senjata otomatis, yang bisa menembakan 100 peluru.Walaupun lama tak ikut berperang, tapi kemampuan Abu Magun tetap terjaga, dia malah sangat antusias menghadapi musuhnya kali ini.Tempat ini berada di pinggiran kota Al Balla. Daerah ini terlihat ramai, namun Abu Magun sudah melihat ada beberapa mata tajam menatap mobilnya.Di balik kacamata hitamnya, Abu Magun bisa melihat pandangan curiga pada dirinya. Tapi tanpa takut dia terus maju.Di sebuah tikungan, Abu Magun tersenyum sendiri, di depannya sudah berjejer 10 orang sekaligus dengan senjata terkokang.Abu Magun tak ada ketakutan sama sekali, dia keluar dari mobilnya dan menghadap ke 10 orang ini.“Stop, siapa kamu?” bentak pemimpin komplotan ini.“Maaf, aku tak ingin bermusuhan de

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 469: Memburu Yousef Rauf

    Iman makan dengan sangat lahap, benar-benar lapar sekali si bocil ini. Tanpa malu-malu dia sampai minta tambah hingga 2X ke pemilik kafe.Si pemilik kafe ini sempat ragu, apakah si bocil ini bsa membayar makanannya tersebut.Tapi keraguan itu terjawab, setelah Abu Magun taruh uang di atas meja. “Ambil ini, sisanya buat kamu!” si pemilik kafe langsung mengangguk hormat, lalu buru-buru ambilkan pesanan Iman.Abu Magun membiarkan saja bahkan meminta Iman jangan sungkan nambah dan ambil lauk yang mana dia suka.Saking kenyangnya, Iman pun bersendawa lumayan nyaring, hingga Abu Magun senyum sendiri melihat kelakuan spontan anak ini.“Makasih Tuan, enak sekali, baru kali ini Iman makan sekenyang ini!” Iman sampai mengelus-ngelus perut kurusnya yang terlihat membuncit.“Bagus…sekarang aku mau tanya, benarkah kamu dan Bungki itu bersaudara angkat?” Abu Magun agaknya langsung saja ke topik, dia malas bertele-tele.“Betu sekali tuan, Bungki waktu itu nangis di tengah pasar kelaparan, lalu aku d

DMCA.com Protection Status