Home / Urban / Aku Sang Pria Pemuas / Bab 9: Melawan Centeng Tante Erna

Share

Bab 9: Melawan Centeng Tante Erna

Author: mrd_bb
last update Last Updated: 2023-06-11 11:45:38

Tak sulit mencari orang tua Astrid, setelah menempuh perjalanan hingga 6 jam naik bus milik travel, Langga tiba di kantor travel ini, lalu dengan naik ojek 30 menitan, dia tiba di alamat ini jelang senja, yang ternyata rumahnya sangat sederhana.

Hanya berdinding batako tanpa plester, saat Langga mengetuk, ia kaget yang membukakan pintu adalah seorang anak kecil cantik manis, tapi terlihat rambutnya berantakan, bahkan tubuhnya agak berbau, tanda belum mandi.

“Kamu…Andina kan…?” si gadis cilik ini mengangguk.

“Aku Om Langga, teman mendiang ibu kamu…mana nenek kamu Andina?”

“Nenek sakit Om…tuh berbaring di kasur!” Andina menyingkir dan mempersilahkan Langga masuk.

Di kamar yang sumpek dan tidak ada penerangan listrik, kecuali lampu teplok, Langga melihat seorang nenek renta hanya tiduran saja di kasur.

“Siapa dia Andina..” terdengar orang yang berbaring di kasur bersuara.

“Katanya Om Langga nek, temannya mendiang mama!”

“Mak kenapa…sakit apa Mak?” Langga kini mendekat dan memegang lengan kurus ibunda Astrid ini, Andina ikutan berdiri di samping Langga, pemuda ini menahan nafas mencium bau Andina yang benar-benar tak mandi, agaknya bukan sehari, bisa jadi berhari-hari.

“Penyakit lamaku kambuh, aku maag akut…!”

“Kenapa tak berobat ke dokter atau ke rumah sakit Mak..?” suara Mak Sartini, ibunda Astrid ini terbata-bata, kadang seperti meringis menahan sakit.

“Sejak…Astrid meninggal, tak ada lagi kiriman uang, Mak lalu kerja serabutan dan penyakit Mak kambuh…tak ada uang berobat, makanan pun dibantu tetangga!” sahut Mak Sartini masih dengan suara terbata.

Tanpa menunggu lama, Langga lalu membawa Mak Suhartini ke rumah sakit yang ada di Kabupaten, menggunakan ambulance desa, yang sebelumnya didatangi tetangga Mak Sartini yang sering berbaik hati memberi makanan.

Sambil menunggu Mak Sartini dirawat di rumah sakit, Langga membawa Andina ke hotel. Seolah memandikan anak sendiri, Langga tanpa sungkan mengosok tubuh gadis kecil berkulit putih ini hingga bersih dan harum.

Juga mengajari Andina menggosok giginya yang masih gigi susu, yang sebagian ada yang tanggal, Andina baru berusia 4 tahunan menuruti semua perintah Langga.

Dia percaya Langga orang baik, karena sudah membawa neneknya ke rumah sakit dan kini memandikannya di toilet hotel, bahkan sebelumnya memberikan makanan terenak yang baru kali ini dia rasakan.

Setelah kini mandi dan bersih, bahkan rambut hitam lebat lurusnya berbau harum sampo, Langga membelikan 3 stel baju baru berikut sepatunya.

Kini Langga langsung kagum, Andina menjelma jadi gadis kecil yang sangat cantik, 100 persen mirip Astrid.

Besoknya Langga dan Andina yang kini sudah berubah jadi gadis kecil yang cantik kembali menjenguk Mak Sartini.

Langga kaget saat Mak Sartini memintanya mendekat, seolah ini adalah pesan terakhirnya.  

“Nak Langga…aku percaya kamu orang baik, tolong pelihara Andina, sekolahkan dia seperti pesan Astrid padamu…aku lebih percaya kamu daripada saudara-saudaraku yang dan tak pernah menjenguk aku selama sakit.”

“Jangan begitu Mak, Langga yakin Mak akan segera sembuh dan kembali bersama Andina.” Tapi Mak Sartini malah menatap cucunya yang kini terlihat cantik dan tak kucel serta bau lagi.

“Andina…mulai sekarang, kamu sama Om Langga ya, jangan nakal, apapun ucapan Om Langga kamu turutin…nenek sudah tak kuat lagi…ibu dan kakek kamu selalu mendatangi nenek..!”

Tiba-tiba suara Mak Sartini melemah, Langga yang kaget langsung memanggil perawat yang berjaga.

*****

Langga memeluk Andina yang meringkuk kedinginan dan tertidur dalam bus travel, sehari setelah penguburan Mak Sartini yang meninggal di rumah sakit.

Maagnya sudah kronis, itulah sebab kematiannya. Langga memutuskan membawa Andina untuk dia pelihara, sesuai pesan nenek si gadis kecil ini.

Untungnya Andina tak rewel bahkan seolah mengerti, kalau dia kini adalah anak yatim piatu dan orang yang akan memeliharanya kelak Langga inilah.

Iba sekali Langga melihat Andina dalam usia yang baru 4 tahunan sudah harus kehilangan orang-orang terdekatnya.

Sampai di kos, bak seorang bapak yang perhatian, padahal Langga belum pernah menikah apalagi punya anak, bertekad akan menyayangi Andina seperti anaknya sendiri.

Langga beruntung, Andina anak yang cerdas dan rajin, penghuni kos yang lain awalnya heran, Langga tiba-tiba saja membawa seorang anak kecil.

Langga bilang Andina adalah anak angkat sekaligus keponakannyanya. “Ibu dan bapaknya meninggal dunia, jadi aku memeliharanya.” Semua rekan kos Langga percaya kisah ini dan memakluminya.

Namun Langga mulai berpikir, akan mencari rumah kecil, karena kos ini di larang membawa anak kecil. Apalagi saat melihat uang tabungan Astrid lebih dari 2 miliaran, cukuplah membeli sebuah rumah yang lumayan bagus, walaupun di pinggiran kota Jakarta.

Harapan Langga terwujud, 1 bulan kemudian dia dan Andina pindah ke rumah kecil yang berharga hampir 500 jutaan.

Keluar dari kos ini, Langga justru beruntung, 3 hari setelah nya terlihat 3 lelaki kasar yang ternyata centeng-centeng Tante Erna dan pernah menculiknya dahulu, mondar-mandir di depan kos elit ini.

Langga tahu diri, rumah ini kelak bila Andina besar adalah miliknya, karena uangnya milik Astrid. Langga lalu mencicil sebuah mobil jenis LGCG agar mudah ke mana-mana.

Dua bulanan hidup Langga adem ayem, di rumah kini ada teman yakni Andina yang makin dia sayangi, sehinga Langga bisa fokus susun skripsinya.

Namun, suatu hari Langga tak bisa mengelak, saat di dekat parkiran kampus dia kepergok tiga centeng Tante Erna.

“He-he…pemuda ganteng, ke mana aja ngilang…tuh ayank kamu nyari terus, katanya hanya kamu yang bisa bikin dia puas lahir batin!” salah satu centeng terkekeh melihat Langga yang kini pucat pias kepergok mereka.

Entah karena angin apa, Langga kali ini tak mau lagi konyol, dia mulai berani menunjukan nyali. “Aku tak mau, mau kalian paksa sekalipun aku tak bakalan mau ikuti kehendak kalian!” sahut Langga nekat.

“Duhh si ganteng, udah dikasih enak, dikasih duit lagi, masa nggak mau. Kalau aku jadi kamu, wuihh senang bingittt…mobil mewah dulu nggak bakal aku kembaliin!” olok temannya lagi, hingga wajah Langga merah padam.

Seorang centeng yang berdiri di belakang Langga langsung menyergapnya, Langga kaget dan berontak keras, walaupun tak punya basic beladiri, tapi karena rajin nge-ngym, tenaganya kuat juga.

“Ehhh si ganteng ngamuk…rasakan itu!” plakkkk….tamparan keras yang dilakukan teman si centeng di wajahnya membuat Langga nanar seketika.

Ketiga centeng ini tertawa tergelak, melihat Langga sempoyongan berdiri. Tapi pemuda ini sudah nekat, dia kali ini tak bakal menyerah, apapun yang terjadi.

“Jangan harap aku mau mengikuti kemauan kalian dan perempuan gila itu!” Langga berdiri dan memaksakan diri agar berdiri tegak, di tatap senyum mengejek ketiga centeng berbadan kokoh dan pastinya lihai berkelahi ini.

“Amboiii…si ganteng berani melawan kita…andai tak ingat pesan si Tante, pingin banget kuhajar lagi wajah ganteng itu!” olok salah satu centeng yang tadi memukul wajahnya, hingga mencetak biru di pipi Langga.

Sekali menyepak, kembali Langga terjatuh, ketiganya kembali terbahak-bahak melihat lemahnya pemuda tampan ini, beberapa mahasiswa yang melihat ini tak berani menolong Langga.

Apalgi saat melihat tampang serem ketiga centeng berbadan kokoh Tante Erna ini, nyali para mahasiswa menciut seketika.

“Heiii kalian jahattt…jangan keroyok dia!” tiba-tiba terdengar suara seorang wanita begitu lantang. Ketiga centeng ini kaget dan saling pandang.

*****

BERSAMBUNG

Comments (5)
goodnovel comment avatar
Muhammad Nur Salampessy
waduh susah ya musti beli kain lagi
goodnovel comment avatar
Nurhalis Yahya
jldk banget novelnua ngga berkualitas
goodnovel comment avatar
Tonny Coolz
apps babi . silakan mampus saja ya yg membuat apps ini . mmg anjing bangettt .
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 10: Rebecca Ternyata Anak..?

    Mahasiswi cantik berkerudung ini memarahi ke 3 centeng tersebut tanpa rasa takut. Anehnya, tiba-tiba ketiganya saling pandang dan pelan-pelan menjauh dari Langga. Lalu naik mobil jenis MPV dan tancap gas menghilang dari parkiran Kampus Merah Putih ini. “Kamu tak apa-apa Bang…?” Rebecca membantu Langga berdiri. “Tak apa Becca, hanya…pipiku agak sakit kena tabok mereka!” Langga memegang pipinya yang membiru dan mengibaskan debu yang ada di pantatnya, setelah tadi sempat terjatuh ke tanah. “Aneh Abang ini, kok jadi lelaki payah banget, lawan lah badan gede gitu, masa kalah sih!” tegur Rebecca sambil jalan menjejeri langkah Langga menuju ke mobilnya. “Aku tidak pintar beladiri Becca, tadi aku juga sudah melawan tapi mereka memang sudah biasa main otot!” Langga malu hati sendiri di tegur gadis cantik berkerudung ini. Rebecca tertawa kecil. “Latihanlah, masa cuman latihan gedein otot doank!” gadis ini sampai menutupi mulutnya dengan jari lentiknya, Langga hanya bisa tertawa masam. Cand

    Last Updated : 2023-06-11
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 11: Mami Ela di Ciduk Polisi

    “Iyaahhhh sayangg…terusss…terusss dikit lagi…aaahhh!” wanita setengah tua yang masih cantik ini terkapar di kasur, lututny seolah lepas dari tubuhnya. Pemuda tampan ini pun bangkit dari tubuh wanita ini, seperti biasa, dia tak pernah melepaskan air kenikmatan ke tubuh kliennya. Tugasnya hanyalah membuat kliennya puas dan bisa klimaks berkali-kali dan tugasnya pun selesai. “Thanks ya Tante Aura…jangan jera kontak saya lagi!” Langga pun memberi kecupan manis di bibir wanita ini, lalu mengambil bonus 15 juta dari wanita yang ternyata seorang politikus terkenal ini. “Langga…kamu mau nggak jadi simpanan tante, tapi syaratnya kamu keluar dari Mami Ela dan nggak boleh lagi menerima wanita manapun.” Tante Aura kini duduk di bibir ranjang dan membiarkan tubuhnya yang mulai kendor terpampang jelas di hadapan Langga yang sudah berpakaian rapi. “Ehmm…nanti saya pikirkan lagi ya Tan.” “Jawab sekarang dong sayang…jangan bikin tante kayak cacing kepanasan.” Desah Tante Aura dengan suara manja…

    Last Updated : 2023-06-12
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 12: Kepergok Tante Erna

    100-an lebih wartawan cetak, online dan TV berebutan memfoto dan menyorot 12 orang yang datang ke Polda Metro, semuanya menatap kagum, tapi ada juga celutukan lucu terdengar.Ke 12 orang itu bukan orang biasa, mereka adalah model-model tampan dan cantik jelita, kedatangan mereka secara bergelombang ke kantor polisi ini karena jadi saksi, sekaligus katanya korban dari…Mami Ela.7 orang pria tampan dan salah satunya Langga, serta 5 orang model cantik jelita terpaksa menutupi wajahnya dengan tangan, agar tak tersorot kamera.Langga yang mengenakan masker dan topi ternyata paling di sorot, wajahnya yang sangat mirip aktor terkenal tanah air membuat banyak orang penasaran.“Apess…mati dah aku kali ini…!” batin Langga sambil jalan menunduk masuk ke ruang pemeriksaan.Hampir 7 jam mereka di periksa, jelang pukul 5 sore, mereka pun keluar dari ruang pemeriksaan.Langga kini di kejar puluhan wartawanan saat berusaha menuju ke mobilnya. “Mas Langga komennya mas, benarkah kamu sudah lama jadi gi

    Last Updated : 2023-06-12
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 13: Dipecat Kampus

    Langga lama terduduk di belakang setir mobilnya, selembar surat dari rektorat barusan diterimanya.Langga di pecat sebagai mahasiswa di Kampus Merah Putih! Kesalahannya dianggap fatal, karena terlibat sebagai salah satu mahasiswa open BO.Langga hanya bisa tersenyum pahit, ancaman terhadap Langga bila berani menolak menemui si Tante Erna di villa nya, benar-benar di buktikan wanita jahat ini.Langga nekat menolak melayani Tante Erna, dia benar-benar kapok dengan perlakuan dari wanita setengah tua ini.Dan seminggu kemudian, Tanter Erna melaksanakan ancamannya, Langga menerima konsekwensi berat, dikeluarkan dari kampus.Padahal sebelumnya dia sudah di panggil dan hanya di beri surat peringatan, tak di nyana hari ini SP 1 sudah berubah jadi SP 3, alias di berhentikan dengan tidak hormat sebagai mahasiswa.Tapi yang membuatnya benar-benar hampir tak percaya, Rebecca Anggraini ternyata anak kandung Tante Erna!“Tak ku sangka…Becca anak wanita jahat ini!” batin Langga masih tak habis pikir

    Last Updated : 2023-06-13
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 14: Lahir di Lembah Dosa

    “Kita ke kampung Om ya…?”“Iya Andina, kita ke sana sekalian jalan-jalan, bawa saja baju 5 atau 7 stell yaa!”Gadis kecil yang baru 5 tahunan ini senang bukan main, apalagi saat tahu mereka akan naik pesawat pulang ke kampung Langga, di Kalimantan Timur.Andina tidak henti-henti kagum melihat pesawat-pesawat besar di bandara Soetta, apalagi saat naik pesawat yang identik dengaan logo warna hijau dan mengudara hampir 2 jam, untuk pertama kalinya.Begitu mendarat di Bandara Adjie Mohammad Sulaiman, atau yang dulu di kenal dengan nama Bandara Sepinggan Balikpapan, perjalanan masih harus di tempuh hampir 6 jam lagi jalan darat.Untung saja jalanan sangat mulus, sehingga bisa cepat sampai, tak sampai 6 jam lagi, tapi hanya 3,5 jam, karena ada jalan tol, Balikpapan-Samarinda.Langga sengaja memboking satu mobil travel dengan sewa 1,5 juta sekali antar. Andina sangat menikmati perjalanan ini, apalagi dia selama ini hanya di rumah saja.Setelah di hajar 5 mahmud-mahmud selama satu hari, Langg

    Last Updated : 2023-06-13
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 15: Lahir dan Besar Dikompleks Lokalisasi

    “Bisa jadi Mba Lola, sayangnya mba Mira tertutup yaa, tahu-tahu hamil saja. Nggak tahu kemana bapak anak ini ngilang usai Mira Hamil. Padahal si Mira kan selalu pakai pengaman kalau terima tamu, kenapa sampai los waktu itu yaa…?”Itulah percakapan Mba Lola dan Mba Tari. Dua kupu-kupu malam yang sejak bayi ikut mengasuh Langga, selain Mba Ida.Ketiga wanita inilah yang paling sering mengasuh Langga. Sedangkan kupu-kupu malam lainnya sangat jarang menggendong Langga.Ketiga wanita ini menghormati Mira. Karena ibunda Langga ini semasa hidup di katakan idolanya di kompleks lendir dan jadi kesayangan sang mucikarinya.Hebatnya, Mira bisa memiliih sendiri tamu yang ingin memakai jasanya. Sehingga tamu-tamu Mira rata-rata hanya lelaki berkantong tebal dan memiliki wajah lumayan ganteng, yang beruntung menikmati tubuh sang idola kupu-kupu malam ini.Namun mendiang Mira juga sangat toleran dengan semua wanita di sini. Termasuk Lola, Tari

    Last Updated : 2023-06-14
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 16: Curhat Seorang Wanita Kesepian

    “Sebelumnya saya juga tak tahu Tante Rica. Saya hanya di minta ke sini, kalau tante tak berkenan, tak apa saya pulang lagi!” Langga kembali membungkuk sopan dan benar-benar ingin pulang.“Eee…main pulang saja, karena kamu sudah terlanjur ke sini, baiklah kamu boleh terapis saya. Tapi awas ya…yang sopan, macam-macam kamu ku laporin nanti!” dengus Tante Rica mempersilahkan Langga masuk ke rumahnya.Langga diminta dalam ke sebuah kamar dan setelah menutup pintu. Tante Rica yang masih ragu dengan Langga kini berbaring menelungkupkan badannya di kasurnya yang empuk.Langga dengan nada sopan mohon izin menyingkap kain di kaki wanita bertubuh gemoy dan berkulit putih ini.“Ya udah, lakukan saja, kaki saya pegal banget, abis traveling,” sahut Tante Rica cuek.Tante Rica ini adalah seorang pegawai swasta di sebuah bank. Dia merupakan istri simpanan seorang pejabat pemerintahan.Langga pun konsentrasi

    Last Updated : 2023-06-14
  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 17: Pecah Perjaka

    Parahnya, Tante Rica malah meminta Langga memegang terus hutannya yang rapi. Dan di mata Langga sangat indah ini.Akibatnya, sebagai remaja puber, Langga pelan tapi pasti mulai merasakan pengalaman yang berbeda saat ini.Langga sudah biasa melihat para wanita di kompleksnya bercinta dengan pelanggan, sehingga dirinya tak pernah merasa risih ataupun heran lagi.Tapi kali ini beda 180 derajat! Langga makin lama makin serba salah, duduknya pun jadi tak tenang. Saliva nya makin tak beraturan.Tante Rica malah senyum-senyum saja melihat remaja ini jadi salting begitu. Langga bak jadi hiburannya di saat gabut begini.Karena kecewa dan tentu saja lama tak pernah bercinta lagi dengan suaminya, Tante Rica mulai gelap mata.Dia meminta Langga menggaulinya saat ini juga, bahkan ia menarik wajah Langga dan menekan kepala pemuda ini ke dadanya.Langga kelabakan, dia bukanlah remaja berpengalaman, Langga masih perjaka ting-ting!Tapi Tante Rica mana tahu soal ini! Tante Rica seakan menemukan pelam

    Last Updated : 2023-06-15

Latest chapter

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 477: Cemburu Tanda Cinta

    Bannon hanya menunduk, gayanya tak ubahnya seorang anak TK yang bersiap kena marah bu gurunya. ‘Si guru’ ini antara gemas, marah dan kesal campur aduk. Syahila menghela nafas panjang, andai saja lengan kirinya tak di pasangi infus, sejak tadi dia ingin menabok wajah suaminya menumpahkan kekesalan hatinya. Tapi saat melihat kelakuan suaminya ini, hati siapa yang tak gemas sekaligus ingin tertawa! Dua perawat yang tadi bantu proses persalinan membiarkan kedua suami istri sepadan ini bicara. Tapi mereka sepakat, iri melihat sang suami yang sangat ganteng dan istrinya yang jelita ini dan kini lahirlah seorang junior tampan yang mewarisi keduanya. “Ehemm, cantik banget yaa mami si Banina itu, keibuan lagi dan…sangat dewasa!” cetus Syahila. “I-ya…cakep kayak artis si Celine Evaaa….!” Bannon mengatupkan lagi rahangnya saat mata Syahila yang indah bak bintang kejora melotot. Namun saat melihat sang suami langsung menunduk, mata indah indah ini kembali normal. “Bang, jujur deh, apakah s

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 476: Tak Sengaja di Tolong Angel

    Bannon sudah memensiunkan baju seragam militernya. Dia kini menjadi eksekutif muda, kerjasama dengan perusahaan Abu Magun sepupunya, juga pastinya perusahaan ayahnya.Bannon juga menempati gedung perkantoran Sulaimin Group yang berada di lantai 17, dari 37 lantai gedung mewah ini.Dari berseragam militer, Bannon kini kini sering tampil trendy dengan jas dan dasi.Ritme kehidupan Bannon berjalan baik sampai usia kandungan Syahila sudah memasuki usia 9 bulanan. tapi diam-diam, Bannon tetap jalin komunikasi dengan Angel dan anaknya Banina.Hingga suatu hari usai bertemu sesama pengusaha lainnya, di sebuah kafe yang berada di Plaza Indonesia, Bannon tak sengaja melihat Angel dan Banina.Setelah meminta dua stafnya dan sekretarisnya duluan ke kantor, dengan senyum lebar pria ini mendekati ibu dan anak ini.Hati tak bisa di bohongi, amor cinta sudah begitu mendalam dengan si janda jelita ini.Angel apalagi, tak menyangka bertemu mantan kekasihnya yang makin tampan dan pastinya makin kelihat

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 475: Pingin Nambah Bini, Tapi...?

    Angel tak langsung mengiyakan, dia menatap Bannon. “Bang…bagaimana dengan Syahila, istri Abang itu,” Bannon terdiam.Melihat pria ini terdiam, Angel tersenyum maklum, walupun usianya dengan Bannon hanya terpaut satu tahun lebih muda dari pria ini. Tapi Angel memiliki pikiran dewasa.Kedewasaan ini lah yang membuat Bannon selalu teringat Angel hingga saat ini. Benar-benar mirip mendiang Yurica sifatnya. Juga pengertiannya yang itu yang tak bisa Bannon lupakan hingga kini.Angel seorang wanita dan paham, belum tentu Syahila ikhlas menerima dia sebagai madunya.“I-itu…nanti akan aku bicarakan dengan Syahila..!” agak tergagap juga Bannon bicara.“Bang…aku akan mengiyakan ajakan Abang menikah…syaratnya adalah, pertemukan aku dengan Syahila dan ingat…seandainya Abang menikahiku, karir Abang di militer habis…pikirkanlah lagi. Abang masih muda, masih bisa meraih pangkat bintang di bahu Abang!”Kaget lah Bannon, mempertemukan kedua wanita cantik ini, bagaimana tanggapan Syahila, mana lagi hami

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 474: Angel Tiba-tiba Muncul

    Kakek Langga tersenyum memandang hasil tes DNA, hasilnya adalah 99,9 persen Malik Sulaimin identik.Kini tak ada keraguan lagi dari si kakek ini, kalau Malik adalah memang benar buyutnya, anak dari Aldi Sulaimin dan Selena, ibu dari si bocil ini.Kakek Langga sengaja lakukan itu, untuk menyakinkan hatinya, kalau Malik adalah buyutnya...karena Kakek Langga ingin berikan warisan besar buat Malik.Hasil inipun langsung dia kirim ke Kandi Sulaimin, pria setengah tua ini pun bahagia, sama seperti ayahnya Langga Kasela, Kandi Sulaimin juga plong.Besoknya, Kandi dan Nadia langsung terbang dengan private jet ke Banjarmasin.Hati tak bisa di bohongi rasa sayang pada cucu sendiri sangat besar. Kandi langsung memeluk cucunya ini.Kali ini Malik lagi-lagi menerima dengan baik kakek kandungnya sendiri. Melihat ketampanan kakeknya, ceplosan Malik bikin Nadia melotot sambil tertawa."Kakek ganteng banget, nggak pingin nambah nenek baru buat Malik ya kek!" cerocos Malik, telinganya langsung di jewer

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 473: Kabur ke Banjarmasin

    Bungki ternyata menurun kecerdasan ayahnya, walaupun tak punya uang, tapi akal cerdiknya jalan. Dia jual ponsel mahalnya yang dibelikan Bannon, seharga 15 jutaan.Ponsel berharga hampir 30 juta ini tentu saja langsung di beli pemilik gerai ponsel. Si pemilik gerai tahu ini ponsel premium dan baru 4 bulanan di pakai Bungki.Bungki langsung ke bandara dan tujuannya bukan ke Timur Tengah, tapi ke Kalimantan. Dia ingin ke Banjarmasin. Tempat yang belum pernah ia datangi.Siapa yang di temuinya…?Inilah yang membuat Abu Magun gagal mencarinya, juga aparat kepolisian dan tentara di Jakarta. Sebab di saat bersamaan Bungki sudah berada di Bandara Syamsudinor, Banjarbaru.“Om Bannon pernah bilang kakek buyut dan nenek buyut ada di Banjarmasin,” batin si bocil ini.Dalam hati Bungki, sebenarnya sudah mengakui kalau Abu Magun ayah kandungnya.Saat melihat wajah Abu Magun, Bungki sudah kagum sekali. “Tak heran Umi jatuh cinta dengan Abi….ganteng soalnya!” bibirnya malah senyum sendiri.Tapi pikir

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 472: Bungki Menghilang

    “Bang…tenang dulu, biar nanti aku bujuk pelan-pelan, entah kenapa Bungki eh si Malik jadi mendadak berubah, begitu tahu Abang adalah ayah kandungnya?” Bannon mencegah Abu Magun yang ingin kejar Bungki.Abu Magun terdiam dan mengangguk.Bungki ternyata kabur dari rumah dan tak pulang hingga malam hari, ponselnya pun sengaja tak di aktifkan. Setelah berkali-kali Bannon mencoba mengontaknya.Bannon apalagi Abu Magun bingung juga dengan perubahan si Bungki, kenapa bisa mendadak berubah dan agaknya marah dengan Abu Magun.Marahnya kenapa? Seharusnya dia bahagia akhirnya tahu kalau Abu Magun adalah ayah kandungnya. Dan tak sengaja malah di temukan Bannon, yang ternyata Om nya sendiri.Bannon sampai menelpon guru dan beberapa teman Bungki di sekolah Paket A. Apakah anak itu ada ke sana. Namun semuanya bilang tidak ada.Abu Magun langsung khawatir dengan anak sulungnya ini.“Jangan khawatir Bang, Bungki itu anak yang

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 471: Bungki Menolak Abu Magun

    “Katakan siapa yang membuat Selena sakit?” kali ini Abu Magun melunak dan menunggu.“Abu Jarrah, dialah pelakunya. Dia dendam dengan orang yang bernama Abu Magun, lalu saat dengar ceritaku, dia menembak Selena, tapi kena punggung dan inilah yang bikin Selena sakit parah""Karena aku yang melindungi saat itu. Aku juga terpaksa membuang Malik, karena dia tahu itu anak Abu Magun dan Selena dan ingin membunuhnya..!”Abu Magun terdiam sesaat.“Hmm…ceritamu menolong nyawamu, di mana sekarang si bangsat Abu Jarrah itu bersembunyi.” dengus Abu Magun marah.Dalam hati Abu Magun kaget juga, di pikirnya Abu Jarrah sudah tewas, ketika dulu markas mereka dia serbu bersama Kendra, juga Nancy, Ashi serta Soleh di distrik Al Iqro (baca bab-bab terdahulu).Tanpa ragu Afok Yousef sebutkan persembunyian Abu Jarrah. Tapi Afok Yousef bilang, dia sudah lama tak tahu kabar soal Abu Jarrah setelah insiden itu.Jadi dia tak tahu apakah Abu Jarrah masih hidup, atau malah sudah mati. “Tuan..jadi kamulah yang b

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 470: Bertemu Sersan Afok

    Peringatan itu di ingat betul Abu Magun. “Berarti ni orang benar-benar berbahaya,” pikir Abu Magun, sambil memacu mobil ke alamat yang di sebutkan pria setengah mabuk tadi.Abu Magun membuka penutup kain di jok depannya, ternyata di bawah kain ada sebuah senjata otomatis, yang bisa menembakan 100 peluru.Walaupun lama tak ikut berperang, tapi kemampuan Abu Magun tetap terjaga, dia malah sangat antusias menghadapi musuhnya kali ini.Tempat ini berada di pinggiran kota Al Balla. Daerah ini terlihat ramai, namun Abu Magun sudah melihat ada beberapa mata tajam menatap mobilnya.Di balik kacamata hitamnya, Abu Magun bisa melihat pandangan curiga pada dirinya. Tapi tanpa takut dia terus maju.Di sebuah tikungan, Abu Magun tersenyum sendiri, di depannya sudah berjejer 10 orang sekaligus dengan senjata terkokang.Abu Magun tak ada ketakutan sama sekali, dia keluar dari mobilnya dan menghadap ke 10 orang ini.“Stop, siapa kamu?” bentak pemimpin komplotan ini.“Maaf, aku tak ingin bermusuhan de

  • Aku Sang Pria Pemuas   Bab 469: Memburu Yousef Rauf

    Iman makan dengan sangat lahap, benar-benar lapar sekali si bocil ini. Tanpa malu-malu dia sampai minta tambah hingga 2X ke pemilik kafe.Si pemilik kafe ini sempat ragu, apakah si bocil ini bsa membayar makanannya tersebut.Tapi keraguan itu terjawab, setelah Abu Magun taruh uang di atas meja. “Ambil ini, sisanya buat kamu!” si pemilik kafe langsung mengangguk hormat, lalu buru-buru ambilkan pesanan Iman.Abu Magun membiarkan saja bahkan meminta Iman jangan sungkan nambah dan ambil lauk yang mana dia suka.Saking kenyangnya, Iman pun bersendawa lumayan nyaring, hingga Abu Magun senyum sendiri melihat kelakuan spontan anak ini.“Makasih Tuan, enak sekali, baru kali ini Iman makan sekenyang ini!” Iman sampai mengelus-ngelus perut kurusnya yang terlihat membuncit.“Bagus…sekarang aku mau tanya, benarkah kamu dan Bungki itu bersaudara angkat?” Abu Magun agaknya langsung saja ke topik, dia malas bertele-tele.“Betu sekali tuan, Bungki waktu itu nangis di tengah pasar kelaparan, lalu aku d

DMCA.com Protection Status