Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#Part34 ( POV Dirga )Sore ini aku putuskan untuk berbohong pada Sekar, istriku. Seperti biasa berbohong dengan alibi lembur karena banyak kerjaan di kantor.Mobil Velozku tetap terparkir di baseman kantor. Riska sore ini menjemputku untuk melihat rumah baruku, kado dari Riska untukku. Aku sungguh sangat penasaran. Ingin melihat rumah baruku. Sore ini aku akan membayar rasa kecewa Riska, karena kemarin rencana kami gagal. Aku sudah tak mau mengenang kecewaku hari kemarin. Aku ingin fokus hari ini untuk menebus rasa kecewa Riska terhadapku.Aku telah berdiri di teras kantorku. Menunggu mobil Fortuner berwarna putih yang akan menjemputku. Dan tak perlu ku mematung terlalu lama. Mobil Fortuner putih telah terparkir, seorang wanita cantik turun dari mobil itu. Siapa lagi kalau bukan Riska, kekasih hatiku.
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#Part35Aku hanya bisa merintih, menahan nyeri di perutku. Aku pun tak tau persis kejadiannya seperti apa. Yang ku ingat terakhir kali aku sedang ingin ke kamar mandi untuk buang air kecil. Dan setelah itu aku tak mengingat kejadian setelahnya. Tapi kini, aku terbaring di ruang bersalin di bidan langgananku. Tapi bukan untuk bersalin. Aku mengalami pendarahan. Ternyata aku pingsan lagi di kamar mandi, dan lebih parahnya aku mengalami pendarahan.Ku lihat raut muka gusar kedua putriku yang sedang menungguku di dalam ruangan ini. Aku tak mau mengeluh, bahkan tak berani sampai menitikkan air mata. Aku tak mau membuat mereka semakin gusar dan panik.Ku lirik jam dinding yang menempel di atas pintu ruang ini. Menunjukkan pukul sebelas malam. Aku hanya mengelus perutku, berharap calon anak di perutku tetap baik - baik saja karena
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#Part36Mas Dirga masih diam membisu. Kini matanya tertunduk, enggan melihatku." Pak..jawab dong...apa harus ibu ulangi pertanyaan ibu?" Celetukku." Apa sih bu..makin ngelantur ngomongnya.." Sahut mas Dirga, masih tertunduk." Seumpama ibu selingkuh, tapi ibu nggak mau pisah ama bapak. Tapi ibu juga nggak mau ninggalin selingkuhan ibu. Jawab dong pak..apa yang bapak lakukan?" Ku ulangi lagi pertanyaanku." Bapak nggak mau jawab. Karena itu nggak akan pernah terjadi, karena bapak tau ibu itu wanita setia. Udah nggak usah bikin pertanyaan aneh - aneh lagi.." Mas Dirga nampak serius.Tak ada sepatah kata lagi yang aku ucapkan. Percuma, menekan jawaban atas pertanyaanku pada mas Dirga. Nyatanya dia tak mampu menjawabnya.
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part37Kami masih saling bertatapan. Bahkan aku masih melanjutkan suapan demi suapan dari sepiring nasi gorengku." Bu..itu ada tamu..." Celetuk mas Dirga padaku." Bapak aja yang samperin, soalnya ibu nggak ada janji ama siapa - siapa. Tamu tak di undang buat bapak kali..." Sahutku, masih sambil menikmati makan siangku." Huh...tamu tak di undang siapa lagi ini..." Gerutu suamiku, sambil beranjak dari meja makan.Mas Dirga berjalan ke luar rumah membukakan pintu untuk tamu itu. Aku masih tetap duduk santai menikmati makan siangku. Ya, memang aku sedang kelaparan." Tuh ada Sofie..." Celetuk mas Dirga dari ambang pintu.Hah, Sofie kesini? Ada perlu apa? Apa ada informasi penting untukku? Batinku penuh tanya." Pak...suruh ke dapur aja pak..." Teriakku pada mas Dirga.
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part38Mas Dirga masih tertunduk. Aku tahu, mungkin dia sedang mencari alasan agar dia bisa berbohong lagi. Aku pun tau, bukan cuma sekali kau pernah pergi ke apartement Riska. Tapi, hampir setiap hari. Kau habiskan waktumu pasca jam keluar kantor dengan alibi lembur. Aku hanya berpura - pura tak mengetahui itu mas. Hingga nanti saatnya waktu itu tiba. Akan ku kuak semua, bukti - bukti kecuranganmu." Oh itu...ehm..bapak pernah mampir ke apartement Riska, nemenin Anton bu. Anton lagi cari - cari apartement yang di sewakan bulanan. Kebanyakan kan apartement di sewakan per tahun bu. Nah, kebetulan apartement Riska itu disewakan bulanan, di tambah lagi lokasinya nggak jauh dari kantor bu..." Jawab mas Dirga.Sempurna. Kebohongan yang sempurna, pintar sekali suamiku merangkai kata - kata. Aku pun hanya menganguk, anggap saja aku percaya apa yang telah di ucapkan suamiku.
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part39( POV Dirga )Aku bergegas menuju kamar mandi. Ku putuskan untuk mandi lagi, meski sebelum pergi ke luar rumah tadi aku sudah mandi. Ya, aku hanya ingin meluapkan penatku. Ku nyalakan kran, seketika air kran jatuh menerpa wajahku. Lalu, berlahan pun membasahi seluruh tubuhku. Aku resah, kesal, semua rasa penat bercampur aduk di hatiku saat ini. Kenapa kini hidupku tak tenang? Kenapa hidupku semakin pelik? Apa aku harus mengakhiri cinta terlarangku?Aku hanya mampu bergerutu pada kucuran air yang jatuh menerpa wajahku. Aku hanya mampu bercerita pada dinding kamar mandi yang selalu menjadi pelampiasan atas segala keluh kesahku. Lagi, aku hanya mampu mengeluh seorang diri.Hari ini adalah hari yang cukup berat bagiku. Bagaimana aku tak merasakan resah gelisah, hingga cemburu yang membakar hatiku? Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri Riska keka
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part40Aku sedang bahagia bercanda tawa bersama anak - anakku beserta sahabat - sahabatnya. Rasanya seperti mengulang kembali masa remajaku dulu. Berkumpul dengan sahabat, makan receh dan membahas soal cowok idamannya masing - masing. Ah... rasanya memang masa remaja adalah masa yang paling indah. Tidak ada problem yang pelik. Tidak tau apa itu sebuah prahara. Bahkan masalah sulitnya ekonomi. Ya, masa remaja tak mengenal hal itu. Karena problem yang paling berat ia hadapi hanyalah PR Matematika atau cowok idamannya sudah di tikung sahabatnya sendiri.Ya, memang benar adanya. Kita hidup ada masanya. Masa muda hingga akhirnya masa tua. Perbedaan teramat jauh. Perbedaan segala sikap, sifat dan segalanya berpengaruh dalam setiap hal yang kita lalui. Masa mudaku telah berlalu. Meski bisa di katakan aku belum puas menikmati masa mudaku.
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#Part41Malam semakin larut, dingin angin malam pun mulai merasuk. Aku ingin beranjak dari sofa warna jingga di ruang tamuku, tapi rasanya tubuhku berat. Rasanya enggan bergerak. Sedangkan mataku sudah mulai lelah. Entahlah, rasanya aku enggan untuk bergerak menyusul suamiku yang sudah terlelap di kamar.Akhirnya, ku putuskan untuk tidur di atas soffa warna jingga ini." Bu...bu...bangun..."Terdengar samar - samar suara mas Dirga. Aku pun mencoba membuka mataku yang seperti telah terekat, sulit terbuka." Bu...bangun...jangan tidur disini...hayu pindah ke kamar."Lagi - lagi, suara suamiku berusaha membangunkanku." Malas pak...ngantuk...ibu tidur disini aja." Sahutku dengan keadaan mata yang masih terpejam.Akhirnya aku merasakan tubuhku seakan melayang. Bukan mimpi, ini nyata. Melay