Beranda / Fantasi / Aku, Musuhku dan Para Pemburu / Mengapa mereka memburu kita, Dad?

Share

Mengapa mereka memburu kita, Dad?

Penulis: NAS
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-26 09:59:45

Di saat si pemilik kemampuan supranatural sibuk menutupi kemampuannya, di tempat lain si penyihir sibuk pamer kekuatannya.

Josh mengarahkan tangannya pada gelas di atas meja ruang keluarga.

“Naik!” perintahnya dan gelas itu pun terangkat.

Ia melirik ke arah Mike yang berada di sebelahnya, kemudian Josh menyeringai. Ia lanjut menggerakkan tangannya sampai gelas yang berada di atas meja terjangkau olehnya.

“Apa kau masih belum bisa melakukannya, Mike?” tanya Josh meledek Mike.

Joshua Christian Keith, seorang remaja laki-laki berusia tujuh belas tahun. Dia sangat tinggi dan kurus. Rambutnya lurus berwarna cokelat dengan belahan samping. Wajahnya sedikit lebih kecil dari ukuran remaja seusianya, ditambah rahang tegas dan kulit agak kecoklatan membuat Josh—panggilan Joshua, terlihat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Kita akan ke Kanada, oke?

    Josh berusaha menenangkan Mike, adiknya. Sedangkan William hanya bisa menghela nafas. “Ayolah, Mike. Anggap saja ini liburan,” hibur Josh. “Terserah,” jawab Mike mengakhiri makan malamnya. Dia bangkit dari kursi dan berderap menuju kamarnya. Dulu Josh juga seperti Mike sering merajuk karena selalu berpindah-pindah dan sekolah di rumah, tetapi sekarang ia memilih mendukung apa pun keputusan William karena semua yang William lakukan demi melindungi keluarganya. Josh sudah mengetahui apa yang belum Mike ketahui. Sebulan setelah keluarga Keith pindah dari Los Angeles ke Atlanta. William mengajak Josh berbicara berdua dengannya. Dia memberitahu Josh alasan mereka berpindah-pindah karena ada yang memburu keluarganya bahkan sejak ratusan tahun lalu. Para pemburu itu adalah si penghisap darah, vampire. Namun, William tak mengetahui alasan para vampire jahat itu memburu mereka. Dulu, demi melindungi keluarganya

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-26
  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Apa mantra ini gagal?

    Baik William, maupun Julia tak menjawab Mike. “Kalian berdua tidurlah, besok kita belanja makanan pokok,” pinta William pada Josh dan Mike. Julia menuju ke kulkas dan membuka pintunya. “Aku sudah belanja untuk kalian.” Josh, Mike dan William hanya memelotot melihat kulkas mereka yang penuh dengan makanan pokok. Daging, Ikan, Ayam, Telur, Susu, Sayuran dan semua kebutuhan perut mereka sudah ada di sana. “Ah, satu yang belum ada. Cemilan. Aku akan belanja … sendiri.” Josh menyeringai sembari menadahkan tangannya—meminta kartu debit William. William memutar bola mata, sedikit menggeleng—tak habis pikir, sambil mengeluarkan kartu debit dari dalam dompetnya. “Dasar anak-anak.” William melirik pada Julia dan Julia hanya terkekeh. Josh hendak membantah William yang menyebutnya anak-anak, tetapi Mike lebih dulu berbicara. “Jadi? Tak ada yang akan menjawabku?” tanya Mike sebal. “Hah?” Josh, William dan Julia tercengang s

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-26
  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Pencuri!!

    Josh berhenti di belakang William yang sedang mencengkeram kerah baju laki-laki mencurigakan itu. Ia tiba-tiba terdiam, memandang punggung William dan laki-laki kurus yang berada dalam cengkeraman William. Josh pelan-pelan menghampiri William. “Dad … Dad …,” panggil Josh seraya menarik tangan William dari kerah baju laki-laki kurus itu. Ia berusaha menjauhkan William dari laki-laki yang sedang menatap William penuh ketakutan, tetapi tak berhasil. Josh merasa bersalah. Mantra yang ia rapal sepertinya tak benar-benar gagal. Hanya saja, Josh tak tahu jarak pasti ia dapat mendengar pikiran orang lain. Dan saat itu, Josh sedang mendengar pikiran kedua orang yang berada di depannya. William dan laki-laki kurus yang tadi ia curigai. William menyeret laki-laki itu. Dia akan membawanya ke kediaman mereka agar tak menimbulkan kegaduhan di lingkungan barunya. Laki-laki berkulit pucat itu semakin terlihat pucat. Keringat membasahi tubuhn

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-27
  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Kau … bisa melihat kami, bukan?

    Masa Kini. Jamie lulus dari Sekolah Menengah Atas The Y Toronto. Ia dan Leslie akan pergi ke universitas yang sama. Universitas Trinity Toronto yang menjadi tujuan mereka. Jamie sebenarnya tak terlalu tertarik dengan belajar, tetapi Liam, ayahnya tak membiarkan putri satu-satunya hanya menempuh pendidikan sampai sekolah menengah atas. Alhasil, Jamie hanya ikut-ikutan Leslie yang mengambil jurusan keuangan di kampus tersebut. Lagi pula, kampus itu juga tak berjarak jauh dari kediamannya. Dan beruntungnya, nilai Jamie tak terlalu buruk. Ia dan Leslie diterima. Sebelum hari kelulusan, Jamie menyempatkan diri berpisah dengan Greg. Walaupun selama itu dirinya dan Greg bagaikan anjing dan kucing, ditambah Greg berhasil membuat Jamie terlihat aneh di mata teman-temannya karena terlalu sering bicara sendiri, tetapi Greg tak pernah jahat padanya. Greg hanya menginginkan pertemanan dengan Jamie karena hanya Jamie yang dapat melih

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-27
  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Mengapa dia selalu ada di mana-mana?

    Jamie masih terpaku di tengah koridor lobi—tak jauh dari pintu masuk gedung kampus dengan mata terbelalak. Wajahnya mendadak pucat. Tak hanya satu? Tiga? Tiga? Tiga!!! Celaka! Aku celaka! Aku pasti celaka! Jamie bergelut dalam pikirannya. “Jamieeee! Ya Tuhan, di sini kau rupanya.” Suara Leslie berhasil membuat Jamie tersentak. Ia berbalik dan menemukan Leslie berdiri di belakangnya. “Ada apa, Jamie? Kau pucat sekali?” tanya Leslie panik. Jamie berderap menuju Leslie, mengaitkan lengannya pada lengan Leslie dan menarik Leslie menjauh dari koridor lobi. Setelah lumayan jauh, ia seka keringat yang membasahi dahinya, kemudian ia tepuk pipinya berkali-kali. Leslie menoleh ke arah Jamie heran, tetapi itu bukan kali pertama dia melihat Jamie seperti itu. Dia mengalihkan pikiran aneh tentang Jamie dan menggiring Jamie ke koridor kelas di mana terdapat barisan loker mahasiswa mahasiswi. Mereka berhenti di depan loker mi

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-27
  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Aku tak bermaksud mengatakannya.

    “Jadi? Laki-laki tadi tetanggamu yang menyebalkan? Siapa namanya?”Leslie langsung memburu Jamie dengan pertanyaan setelah dosen mereka keluar ruangan. Dia belum sempat mengutarakan rasa penasarannya pada Jamie sejak Jamie dan Josh berpisah.Jamie dan Josh bahkan saling menatap penuh kebencian ketika keduanya berhadapan, kemudian sama-sama memalingkan wajah dan pergi ke arah berlawanan.“Umm,” jawab Jamie singkat sembari bangkit dari kursi dan berderap meninggalkan kelas lebih dulu.Leslie mengikuti Jamie dari belakang. “Siapa namanya?”“Leslie, mana aku tahu dan mana aku peduli!”“Jams, dia tinggi, mata birunya begitu indah dan kulitnya yang kecoklatan … ahhhh ... sungguh tampan. Masa kau tak peduli?”Leslie menggambarkan Josh dengan begitu sempurna. Memujinya sembari meletakkan kedua telapak tangan di pipinya. Dia begitu terpesona setelah melihat sosok tetangga Jamie

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-28
  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Lihat yang kau perbuat sekarang.

    “Mom, itu semua aneh. Aku mengatakan apa yang aku pikirkan dari mulutku sendiri. Apa itu kemampuan baruku? Lalu bagaimana aku bisa menyembunyikan kemampuanku?”Jamie terus mengoceh. Ia panik dengan apa yang terjadi saat di kampus tadi. Ia menceritakan pada Anna, ibunya, kejadian aneh yang ia alami.“Tak mungkin, Jams. Itu tak mungkin kemampuan barumu. Jika benar, kau pasti mengatakan pikiranmu sekarang dan Mom akan mendengarnya.”Jamie terkesiap. Ia pikir Anna ada benarnya. Ia tak mengatakan apa yang ia pikirkan saat di rumah. Jamie mencoba memikirkan sesuatu hal dan pikirannya sama sekali tak terucap olehnya.Ia meyakinkan Anna kejadian itu benar-benar terjadi saat di kampus dan membuatnya tak menghadiri mata kuliah setelahnya.“Pasti ada sesuatu yang memicu itu, Jams.”Jamie dan Anna kebingungan. Keduanya duduk di ruang keluarga lantai dua, agar tak ada yang mendengar pembicaraan mereka

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-28
  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Kalau mau mengkhayal, pergi ke toilet sana!

    “Kembalikan buku mantra milikku dan bersiap kuliah. Se-ka-rang!” William sudah benar-benar kewalahan dengan Josh dan rasa penasarannya. Dia takut suatu saat nanti Josh akan terlibat masalah karena hal tersebut. Dia meminta Josh bersiap pergi ke kampus dan dia akan mencari mantra yang tepat untuk membatalkan mantra pendengar pikiran. “Tapi, Dad. Bagaimana dengan … mereka … kejadian kemarin?” tanyanya terbata-bata. William paham apa yang Josh takuti. Dia meyakinkan Josh mantra yang ia rapal kemarin—mantra pengungkap pikiran, hanya berlaku saat itu. Walaupun sebenarnya William juga tak yakin karena dia tak pernah menggunakannya. Namun, William tetap meminta Josh pergi kuliah dan jika mantra tersebut masih berlanjut, ia harus menerima akibatnya dan bertanggung jawab atas perbuatannya. “…, kau harus bertanggung jawab. Dan itu, hukuman untukmu!” Josh menunduk, menghela napas dalam-dalam dan beringsut menuruni ranjangnya. Ia

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-29

Bab terbaru

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Tentu saja! Kalian semua diundang.

    Di tengah kecurigaan Jamie, dirinya teringat Darick pernah mengatakan Zaros memanipulasi pikiran seseorang di kantor pusat tempat dirinya bekerja agar melakukan perubahan pada data Jamie. Dengan begitu, Noir dan kelompoknya tak dapat menemukan keluarga Jamie. Jamie akhirnya mulai mencurigai Zaros. Ia juga berkali-kali melihat sosok Damien, Talon, Zaros, Carden, Gabriel dan Adam di sekitarnya, tetapi tak ada satu pun dari mereka yang ingin menemuinya. Jamie menoleh pada Damien dengan tajam. “Apa kau pikir aku tak melihatmu dari jendela kamarku?!” ketusnya. “A-Aku … itu … hm, maaf, Jamie,” jawab Damien menyesal. Jamie menunjuk Talon, Zaros Carden dan Gabriel dengan mata berkaca-kaca. “Aku tahu Talon membersihkan apartemenku setiap datang! Aku tahu Gabriel dan Adam pernah mengunjungiku, tetapi kepergok oleh Josh, ‘kan?! Aku juga tahu Carden mengisap makhluk gaib di sekitarku! Aku tahu pasti yang membawa kalian berpindah pasti Zaros!” Talon, Zaros, Carden dan Gabriel gelagapan. “M-Maa

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Ini untuk kebaikanmu, Jamie.

    Adam mempersilakan mereka maju dan menghiraukan ucapannya karena dia akan bersembunyi di tempat persembunyiannya.“Apa dia minta mati kali ini?!” Darick menyeringai sadis.Darick melindungi kediaman itu dengan kekuatannya dan hanya manusia yang dapat masuk ke dalam kediaman itu. Sayangnya, Darick dan kelompoknya tak bisa membedakan aroma manusia yang satu dan lainnya. Jika manusia sudah masuk ke dalam kediaman yang Darick lindungi, tentunya manusia yang memiliki kekuatan bisa menggunakan kekuatan dalam kediaman itu.Darick juga melindungi pikiran dirinya dan kelompoknya dari kelompok lain. Oleh karena itu, hanya Darick dan kelompoknya yang bisa masuk ke dalam pikiran satu sama lain, seperti Carden yang selalu membaca pikirannya.Dan sekarang, ada manusia yang berani masuk ke dalam kediamannya bahkan memecahkan kaca kediaman itu. Tentu saja, Darick dan kelompoknya sudah mengetahui siapa yang berani melakukan itu berdasarkan pengalaman.Mereka melesat mencari asal kaca pecah yang ternya

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Mengapa Darick sangat keras kepala?

    Darick berdecak kesal. “Sudah aku bilang jangan menemui Jamie lagi! Dia sudah cukup sedih sekarang!” perintahnya.“Kalau dia belum melupakan kita, dia pasti senang bertemu dengan kita, Darick!” Carden membujuk Darick.“Tetapi masalahnya tak semudah itu, Carden!” desis Darick sembari menggertakkan giginya.Zaros menunduk dan mengakui kesalahannya. “Aku tak memanipulasi pikirannya karena tak ingin Jamie melupakan kenangan bersama kita!” Zaros membela diri.“Ya, bagus itu!” jawab Adam yang tiba-tiba kembali lagi setelah selesai merajuk dan tak sengaja menguping mereka.“Masalahnya … aku memanipulasi pikiran orang lain dan membuat seolah kejadian yang Jamie alami adalah mimpi,” ungkap Zaros.Mereka semua terkejut dengan apa yang baru saja Zaros ungkapkan. “Apa maksudmu?” tanya Damien, Talon, Carden dan Adam bersamaan.Zaros memang mendapat perintah

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Kami hanya merindukan Jamie, Darick!

    “Mengapa setega itu pada Jamie, Darick?” tanya Zaros sedih.“Salah siapa?” hardik Darick.Darick melihat Zaros hanya mengerucutkan bibirnya. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi salah satu pengikutnya yang lain.“Halo, Darick,” sapa pengikutnya dari balik ponsel.“Earl, aku titipkan dia padamu,” tutur Darick.“Kau akan kembali sekarang? Kita tak jadi bertemu?” Earl sebenarnya tahu Darick datang bukan untuk menemui dirinya.“Maaf, aku harus segera kembali. Pastikan kau dan Kalen tak ketahuan olehnya, oke?” Darick memperingatkan Earl agar tak mengulang kesalahan seperti Damien dan Carden. “Dia sangat pintar mengenali vampire.”“Kau tak ingin berpamitan dulu dengannya? Aku sering melihat dia bersedih,” ungkap Earl membujuk Darick.Darick tersenyum tipis. “Tidak. Ini untuk kebaikannya juga. Penyihir itu pasti akan menja

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   M-Maaf … salah orang.

    Jamie menghela napas pasrah. Ia ingin menceritakan pada Josh yang sebenarnya terjadi. Namun, Jamie ragu sekaligus takut kalau sampai apa yang mereka katakan benar.Ia memilih menelan semua sendiri dan berusaha menganggap kejadian itu hanya mimpi, walaupun masih tak percaya itu hanya mimpi. Namun, sekeras apa pun dirinya mengelak, tak ada orang lain yang tahu kejadian itu selain dirinya, sekalipun Josh yang bersama dengannya saat kejadian.Satu yang pasti, itu bukan penglihatan karena Jamie sudah bisa membedakan mimpi biasa dan mimpi pertanda melalui penglihatan. Lagi pula, dalam penglihatan biasanya hanya kilasan kejadian yang akan terjadi dan tak sedetail yang dirinya alami.Jamie mulai menjalani aktivitasnya setelah cuti dan membiarkan kejadian itu menjadi misteri.“Jamie! Akhirnya kau kembali dari cuti!” sambut Mr Lewis.“Dasar tua bangka! Semua yang aku alami karenamu!” geram Jamie dalam hati.“Selamat pagi,

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Jadi itu semua hanya mimpi?

    Jamie merasa sesak dan bersandar pada kursi meja makan. Lama-kelamaan tubuhnya terkulai lemas dan dirinya hampir terjatuh dari kursi. Leslie buru-buru menahan tubuh Jamie. “Ada apa, Jams? Jams! Jamie!” Jamie mendengar suara Leslie semakin lama semakin menghilang dan matanya mulai berkaca-kaca. “Apa yang terjadi? Apa itu benar-benar hanya mimpi?” batinnya. Leslie menampar pelan wajah Jamie. “Jams! Jamie!! Ya Tuhan, ada apa denganmu?!” Jamie terkesiap karena tamparan pelan dan suara memekakkan telinga yang berasal dari Leslie. Ia menoleh dan melihat raut wajah Leslie yang panik serta khawatir dengan dirinya. Jamie melihat Leslie sepanik itu saat dirinya hampir terjatuh dari kursi atau saat dirinya berteriak dari dalam kamarnya. Jadi, rasanya tak mungkin kalau memang dirinya baru kembali dari Roxbury setelah tak mengabari berhari-hari dan Leslie memasang raut wajah biasa saja. “Jadi, aku hanya bermimpi?” gumam Jamie lirih. “Sepertinya tid

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Apa itu hanya mimpi?

    Jamie kebingungan karena berada di dalam ruang gelap. Ia menoleh ke kanan dan kirinya, kemudian menyadari tadi dirinya tak menyalakan lampu karena langsung tertidur. “Apa sekarang sudah malam? Jadi aku tidur seharian?” gumam Jamie sendiri sembari bangkit dari tidurnya. Jamie merasa lapar yang luar biasa dan perutnya mulai mengeluarkan bunyi. Ia merasa heran karena biasanya Darick atau Adam yang membangunkan dirinya. “Aneh, biasanya Darick akan mengetuk pintu untuk membangunkan aku,” gumamnya lagi. “Apa dia terlalu lelah setelah pertempuran?” Jamie mendesis seraya memiringkan kepalanya. “Tapi … dia vampire. Apa vampire bisa lelah juga?” “Aku rasa Adam masih sibuk mengurus Gabriel,” gumamnya sambil meraba dinding untuk mencari sakelar lampu dekat pintu kamar. Jamie menyalakan lampu dan matanya membulat saat melihat ruangan di sekelilingnya. Ruangan itu tak lagi berdinding kayu dan tak ada jendela kayu besar yang tertutu

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Lupakan dulu pekerjaanmu, Jams.

    Zaros merasa ngeri dengan tatapan Jamie. Dia sudah menjadi vampire ratusan tahun, tetapi baru kali itu ada manusia yang menatapnya tajam sampai dia merasa takut.Zaros berderap ke belakang Darick. “Aku hanya disuruh, Jamie.”“Iya, tetapi … apa harus pakai penyadap?” tanya Jamie tak percaya. “Itu namanya … melanggar hak privasi!”“Kami tak menaruh di kamar mandi, Jamie,” ucap Carden setelah membaca pikiran Jamie. Dia tahu Jamie panik. “Lagi pula, penyadap tak seperti kamera CCTV.”“Kami juga hanya menaruhnya di ruang terbuka.” Damien menimpali Carden untuk menenangkan Jamie.Seperti biasa dan seperti yang semua orang tahu, mereka bagai ayah dan anak. Sekalipun Carden berbohong, Damien tak akan menyentuh tangannya untuk mendeteksi kebohongan Carden. Namun, dia dan Carden sekarang memang hanya mengatakan yang sejujurnya pada Jamie.“Bagaimana caranya kal

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Aku tak bisa menyumbangkan darah!

    Zaros kembali membawa Gabriel dalam keadaan selamat, tetapi kurang sehat karena Gabriel terlihat pucat. Bukan karena Gabriel menjadi vampire, melainkan kedinginan. Pasalnya, suhu di Arlington, Vermont saat itu satu derajat celcius. Baik Arlington, maupun Roxbury, keduanya merupakan kota dengan kelembaban di atas sembilan puluh dua persen. Selama awal tahun rata-rata per bulan untuk hari kering hanya tiga sampai lima hari, hari berkabut tujuh sampai sembilan hari dan sisanya hari salju. Sinar matahari muncul hanya di hari-hari tertentu tak lebih dari lima jam. “Kau baik-baik saja, Gabriel?” tanya Jamie khawatir. Darick dan Damien hampir memarahi Zaros yang selalu ceroboh dan terburu-buru. Mereka paham Zaros pasti sangat ingin membantu pertempuran mereka dengan Noir dan kelompoknya semalam, tetapi khawatir juga Gabriel terkena hipotermia. Darick dan Damien mengurungkan niat untuk memarahi Zaros karena mereka juga salah. Mereka tak menyadari Gabriel tak

DMCA.com Protection Status