Masa kini.
Jamie terbangun dari tidurnya. Ia yakin tadi dirinya sedang mengunjungi orang tuanya di Toronto. Ia disuruh oleh Anna—ibunya, untuk beristirahat. Jamie berderap ke kamarnya dan tidur di atas ranjangnya. Namun, sekarang Jamie terbangun di sebuah ruangan yang asing.
“Apa yang terjadi?” tanya Jamie sendiri.
Jamie merasa dirinya sudah pernah mengalami hal yang sama. Ia menuju pintu, tetapi pintu tersebut terkunci rapat. Ia juga melihat sebuah jendela kaca yang ditutupi dengan lemari besar. Ia mengintip dari belakang lemari dan mengetahui di luar masih gelap karena malam hari.
Jamie tak peduli jika masih malam hari karena harus melarikan diri. Ia berusaha mendorong lemari tersebut, tetapi dirinya terlalu kecil dan kurus. Lemari bahkan tak bergeser satu sentimeter pun.
Ia memanggil penjaganya dalam hati sembari mendorong lemari, tetapi tiba-tiba ada suara seseorang membuka kunci pintu.
“Kau sudah bangun rup
Jamie mengerutkan alisnya. Ia pikir Noir dan kelompoknya membawa dirinya karena mereka menginginkan Josh serta keluarganya. Ditambah Josh juga yang membunuh Elena.Sayangnya, menurut Noir bukan itu alasannya membawa Jamie dan dia juga telah memburu Josh serta keluarganya sejak dulu bahkan sebelum Josh membunuh Elena.Jamie teringat ketika Damien melontarkan pertanyaan, jika mereka memburu Jamie karena Josh, mengapa mereka harus memburu keluarga Jamie juga?Jamie mendadak curiga dengan penjaganya. Penjaga Jamie dulunya seorang manusia yang mempunyai kekuatan sihir. Ia pikir penjaganya adalah leluhur Josh dan telah membunuh vampire atau kelompok Noir karena itu keluarganya diburu sampai turun-temurun.Kemungkinan Noir dan kelompoknya sudah tahu si penjaga masuk dalam sebuah benda. Benda tersebut berada di keluarga Jamie bertahun-tahun malah sekarang ada pada dirinya sehingga Jamie dan seluruh keluarganya yang mulai diburu. Sampai di situ k
Mata hitam kelam milik Noir sudah berubah menjadi merah. Seolah dia sudah bersiap untuk membunuh siapa saja yang berada di hadapannya dan sekarang Jamie yang berada di hadapannya.Jamie sudah terpojok dan tak bisa melarikan diri. Seandainya Jamie bisa melarikan diri dari Noir pun, Jamie akan tertangkap kelompok Noir yang masih menatap dirinya tajam.Jamie ingin menjawab tak tahu demi melindungi Darick dan kelompoknya, tetapi percuma karena Noir dan kelompoknya menculik Jamie di kediaman mereka.Ia melihat Noir yang berada tak jauh darinya. “D-Darick,” jawab Jamie pelan dan gugup.Noir lagi-lagi tertawa terbahak-bahak. Dia menoleh pada kelompoknya, kemudian berbalik pada Jamie.“Kau!” Noir memekik panjang dan menggema.Jamie terperanjat dan kakinya mendadak lemas. Ia mulai gemetar dan pucat di hadapan Noir. “G-Georgina leluhurku? Tapi … ba-bagaimana b-bisa?” tanya Jamie tak percaya.Noir menga
Jareth salah satu vampire tercepat. Dia melesat dengan gesit untuk menyalip tiga vampire dan seorang manusia. Dia berhenti di depan mereka semua, sedangkan Noir, Lilith, Armand dan Adreana berhenti di belakang mereka. Tiga vampire dan seorang manusia itu terkepung.Noir tertawa penuh kemenangan. “Berikan dia pada kami atau aku akan menghabisi kalian dengan tanganku sendiri!”Salah satu vampire yang terkepung berbalik ke arah Noir. Perlahan dia membuka penutup kepala dan mengangkat kepalanya.“Mengapa kau mengganggu perjalananku?” tanya si vampire yang sudah membuka penutup kepala.Mata Noir terbelalak ketika melihat wajah si vampire karena bukan vampire yang Noir bayangkan. Noir menatapnya dengan tajam. “Siapa kau? Berikan perempuan itu pada kami!”“Aku Dimitri.” Dimitri tersenyum. Dia menoleh pada temannya yang berada paling ujung. &ldquo
“Aku akan mencabik-cabik kelompokmu!” Noir mengancam Darick.Darick melepaskan cengkeramannya dari tangan Noir, sekaligus menendang tubuh Noir. Noir hanya bergerak mundur sedikit, tetapi tubuhnya masih berdiri sempurna. Mereka saling berhadapan satu sama lain.Noir tahu kekuatan mereka sama dan menyadari tak akan mudah mengalahkan Darick. Yang ada malah kelompoknya lebih dulu mati di tangan kelompok Darick, kemudian dia menyusul. Noir tak akan membiarkan hal itu terjadi.Noir menyeringai licik. Dia memiliki cara untuk membuat kelompoknya menghabisi kelompok Darick lebih dulu. Noir sengaja mengalihkan pikiran Darick dengan mengatakan dia tahu Darick, Damien dan ayahnya yang membunuh Georgina Elizabeth Cathains karena Noir curiga Darick yang memiliki kekuatan untuk melindungi kelompoknya.“Aku tahu kalian mengisap darah Georgina sampai habis.” Noir tersenyum licik.“B-Bagaimana kau tahu?” tanya Darick tak percaya d
Jamie berhasil keluar dari ruangan tempat Noir mengunci dirinya atas bantuan Zaros. Zaros membawa Jamie pada Josh. Zaros menyuruh mereka melarikan diri keluar dari hutan dan pergi sejauh mungkin. Zaros tak tahu kelompok siapa yang akan menang malam itu.Jamie dan Josh menerobos gelapnya hutan Arlington di malam hari. Sesekali tangan Jamie tergores ranting pepohonan, bahkan dirinya sempat hampir terjatuh. Untungnya, Josh memegangi tangan Jamie agar tak terjatuh.Di tengah pelarian, tiba-tiba ada yang melewati Jamie dan Josh, kemudian berdiri di hadapan mereka. Dia menghalangi Jamie dan Josh keluar hutan.Jamie dan Josh berhenti mendadak. Mata Jamie membelalak ketika melihat perempuan berambut merah berdiri di hadapan mereka. Ia memegang erat tangan Josh.Tak berbeda dengan Jamie, Josh juga terkejut ketika ada vampire di hadapannya. Terlebih si vampire terlihat mirip dengan vampire yang dirinya bunuh saat di Toronto. Ia yakin si
Jamie refleks bergerak mundur ketika sebatang ranting menembus jantung Thana dan hampir mengenai tubuh Jamie. Ia lupa kalau ranting itu tak mungkin menikam tubuhnya karena dirinya sedang dilindungi oleh penjaganya.Mata Thana terbelalak dan mulutnya ternganga. “K-Kau ….”Tubuh Thana perlahan mulai roboh dan Jamie melepaskan genggaman tangannya dari tangan Thana. Thana terjatuh dan tergeletak di atas tanah tanpa sempat melanjutkan ucapannya.“Bukan aku yang melakukannya, tapi … Damien,” ucap Jamie lirih.Josh langsung menghampiri Jamie dan memeluknya dengan erat. “Kau tak apa-apa?” tanya Josh khawatir.Jamie mengangguk dan tersenyum. “Aku baik-baik saja.”Jamie tak lupa berterima kasih pada penjaganya. “Semua berkat kau. Terima kasih,” ucapnya dalam hati.Darick, Damien, Talon dan Zaros ikut menghampiri Jamie. Mereka tampak sangat khawatir. Darick berdiri agak ja
Jamie yang masih meronta dalam pelukan Darick dan genggaman Damien, lambat laun mulai mereda mendengar ucapan Darick.“Georgina adalah cinta pertamaku,” ungkap Darick memaksakan senyuman di wajahnya. “Usianya tiga tiga tahun di atasku. Aku tak pernah menyatakannya karena dia sudah memiliki kekasih.”Darick menyingkap rambut yang menutupi wajah Jamie dan menyelipkan ke belakang telinganya. Dia melanjutkan pengakuannya pada Jamie.Awal mulanya, Darick dan Georgina berteman karena mereka tinggal di lingkungan yang sama. Darick mengenal keluarga Georgina dan Georgina mengenal Damien serta ayahnya. Perlahan-lahan, perasaan Darick pada Georgina mulai tumbuh.Namun, setelah tahu Darick usianya lebih muda, Georgina mulai memperlakukan Darick seperti seorang adik laki-laki. Darick sedikit sedih, tetapi tak merasa sakit hati sama sekali.Sejak itu, Darick sering mendengarkan Georgina menceritakan tentang seorang laki-laki bernama Nich
Darick melihat Jamie hanya mengangguk kecil tanpa menjawab. “Iris mata ini berubah sejak hari nahas itu,” terang Darick sembari menyentuh wajah Jamie.Darick mengungkapkan iris mata miliknya, Damien dan ayahnya berubah menjadi hijau emerald sejak mengisap darah Georgina. Dia merasa itu sebuah kutukan agar mereka mengingat pengorbanan Georgina.Darick juga mengatakan darah Georgina yang masuk dalam tubuh mereka seolah mengikat racun Layla yang sudah berada dalam tubuh mereka. Sehingga ketika menggigit seorang manusia, bukan hanya racun Layla yang masuk ke tubuh manusia itu dan menjadikannya vampire, melainkan juga darah Georgina ikut masuk dan membuat vampire baru memiliki iris mata yang sama.“Ini adalah kutukan yang cantik, bukan?” Darick menatap mata Jamie. “Jadi berhentilah menangis, Jamie.”“Dan sejak itu juga kami mengganti nama keluarga kami menjadi Cathains,” tutur Damien seraya meny
Di tengah kecurigaan Jamie, dirinya teringat Darick pernah mengatakan Zaros memanipulasi pikiran seseorang di kantor pusat tempat dirinya bekerja agar melakukan perubahan pada data Jamie. Dengan begitu, Noir dan kelompoknya tak dapat menemukan keluarga Jamie. Jamie akhirnya mulai mencurigai Zaros. Ia juga berkali-kali melihat sosok Damien, Talon, Zaros, Carden, Gabriel dan Adam di sekitarnya, tetapi tak ada satu pun dari mereka yang ingin menemuinya. Jamie menoleh pada Damien dengan tajam. “Apa kau pikir aku tak melihatmu dari jendela kamarku?!” ketusnya. “A-Aku … itu … hm, maaf, Jamie,” jawab Damien menyesal. Jamie menunjuk Talon, Zaros Carden dan Gabriel dengan mata berkaca-kaca. “Aku tahu Talon membersihkan apartemenku setiap datang! Aku tahu Gabriel dan Adam pernah mengunjungiku, tetapi kepergok oleh Josh, ‘kan?! Aku juga tahu Carden mengisap makhluk gaib di sekitarku! Aku tahu pasti yang membawa kalian berpindah pasti Zaros!” Talon, Zaros, Carden dan Gabriel gelagapan. “M-Maa
Adam mempersilakan mereka maju dan menghiraukan ucapannya karena dia akan bersembunyi di tempat persembunyiannya.“Apa dia minta mati kali ini?!” Darick menyeringai sadis.Darick melindungi kediaman itu dengan kekuatannya dan hanya manusia yang dapat masuk ke dalam kediaman itu. Sayangnya, Darick dan kelompoknya tak bisa membedakan aroma manusia yang satu dan lainnya. Jika manusia sudah masuk ke dalam kediaman yang Darick lindungi, tentunya manusia yang memiliki kekuatan bisa menggunakan kekuatan dalam kediaman itu.Darick juga melindungi pikiran dirinya dan kelompoknya dari kelompok lain. Oleh karena itu, hanya Darick dan kelompoknya yang bisa masuk ke dalam pikiran satu sama lain, seperti Carden yang selalu membaca pikirannya.Dan sekarang, ada manusia yang berani masuk ke dalam kediamannya bahkan memecahkan kaca kediaman itu. Tentu saja, Darick dan kelompoknya sudah mengetahui siapa yang berani melakukan itu berdasarkan pengalaman.Mereka melesat mencari asal kaca pecah yang ternya
Darick berdecak kesal. “Sudah aku bilang jangan menemui Jamie lagi! Dia sudah cukup sedih sekarang!” perintahnya.“Kalau dia belum melupakan kita, dia pasti senang bertemu dengan kita, Darick!” Carden membujuk Darick.“Tetapi masalahnya tak semudah itu, Carden!” desis Darick sembari menggertakkan giginya.Zaros menunduk dan mengakui kesalahannya. “Aku tak memanipulasi pikirannya karena tak ingin Jamie melupakan kenangan bersama kita!” Zaros membela diri.“Ya, bagus itu!” jawab Adam yang tiba-tiba kembali lagi setelah selesai merajuk dan tak sengaja menguping mereka.“Masalahnya … aku memanipulasi pikiran orang lain dan membuat seolah kejadian yang Jamie alami adalah mimpi,” ungkap Zaros.Mereka semua terkejut dengan apa yang baru saja Zaros ungkapkan. “Apa maksudmu?” tanya Damien, Talon, Carden dan Adam bersamaan.Zaros memang mendapat perintah
“Mengapa setega itu pada Jamie, Darick?” tanya Zaros sedih.“Salah siapa?” hardik Darick.Darick melihat Zaros hanya mengerucutkan bibirnya. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi salah satu pengikutnya yang lain.“Halo, Darick,” sapa pengikutnya dari balik ponsel.“Earl, aku titipkan dia padamu,” tutur Darick.“Kau akan kembali sekarang? Kita tak jadi bertemu?” Earl sebenarnya tahu Darick datang bukan untuk menemui dirinya.“Maaf, aku harus segera kembali. Pastikan kau dan Kalen tak ketahuan olehnya, oke?” Darick memperingatkan Earl agar tak mengulang kesalahan seperti Damien dan Carden. “Dia sangat pintar mengenali vampire.”“Kau tak ingin berpamitan dulu dengannya? Aku sering melihat dia bersedih,” ungkap Earl membujuk Darick.Darick tersenyum tipis. “Tidak. Ini untuk kebaikannya juga. Penyihir itu pasti akan menja
Jamie menghela napas pasrah. Ia ingin menceritakan pada Josh yang sebenarnya terjadi. Namun, Jamie ragu sekaligus takut kalau sampai apa yang mereka katakan benar.Ia memilih menelan semua sendiri dan berusaha menganggap kejadian itu hanya mimpi, walaupun masih tak percaya itu hanya mimpi. Namun, sekeras apa pun dirinya mengelak, tak ada orang lain yang tahu kejadian itu selain dirinya, sekalipun Josh yang bersama dengannya saat kejadian.Satu yang pasti, itu bukan penglihatan karena Jamie sudah bisa membedakan mimpi biasa dan mimpi pertanda melalui penglihatan. Lagi pula, dalam penglihatan biasanya hanya kilasan kejadian yang akan terjadi dan tak sedetail yang dirinya alami.Jamie mulai menjalani aktivitasnya setelah cuti dan membiarkan kejadian itu menjadi misteri.“Jamie! Akhirnya kau kembali dari cuti!” sambut Mr Lewis.“Dasar tua bangka! Semua yang aku alami karenamu!” geram Jamie dalam hati.“Selamat pagi,
Jamie merasa sesak dan bersandar pada kursi meja makan. Lama-kelamaan tubuhnya terkulai lemas dan dirinya hampir terjatuh dari kursi. Leslie buru-buru menahan tubuh Jamie. “Ada apa, Jams? Jams! Jamie!” Jamie mendengar suara Leslie semakin lama semakin menghilang dan matanya mulai berkaca-kaca. “Apa yang terjadi? Apa itu benar-benar hanya mimpi?” batinnya. Leslie menampar pelan wajah Jamie. “Jams! Jamie!! Ya Tuhan, ada apa denganmu?!” Jamie terkesiap karena tamparan pelan dan suara memekakkan telinga yang berasal dari Leslie. Ia menoleh dan melihat raut wajah Leslie yang panik serta khawatir dengan dirinya. Jamie melihat Leslie sepanik itu saat dirinya hampir terjatuh dari kursi atau saat dirinya berteriak dari dalam kamarnya. Jadi, rasanya tak mungkin kalau memang dirinya baru kembali dari Roxbury setelah tak mengabari berhari-hari dan Leslie memasang raut wajah biasa saja. “Jadi, aku hanya bermimpi?” gumam Jamie lirih. “Sepertinya tid
Jamie kebingungan karena berada di dalam ruang gelap. Ia menoleh ke kanan dan kirinya, kemudian menyadari tadi dirinya tak menyalakan lampu karena langsung tertidur. “Apa sekarang sudah malam? Jadi aku tidur seharian?” gumam Jamie sendiri sembari bangkit dari tidurnya. Jamie merasa lapar yang luar biasa dan perutnya mulai mengeluarkan bunyi. Ia merasa heran karena biasanya Darick atau Adam yang membangunkan dirinya. “Aneh, biasanya Darick akan mengetuk pintu untuk membangunkan aku,” gumamnya lagi. “Apa dia terlalu lelah setelah pertempuran?” Jamie mendesis seraya memiringkan kepalanya. “Tapi … dia vampire. Apa vampire bisa lelah juga?” “Aku rasa Adam masih sibuk mengurus Gabriel,” gumamnya sambil meraba dinding untuk mencari sakelar lampu dekat pintu kamar. Jamie menyalakan lampu dan matanya membulat saat melihat ruangan di sekelilingnya. Ruangan itu tak lagi berdinding kayu dan tak ada jendela kayu besar yang tertutu
Zaros merasa ngeri dengan tatapan Jamie. Dia sudah menjadi vampire ratusan tahun, tetapi baru kali itu ada manusia yang menatapnya tajam sampai dia merasa takut.Zaros berderap ke belakang Darick. “Aku hanya disuruh, Jamie.”“Iya, tetapi … apa harus pakai penyadap?” tanya Jamie tak percaya. “Itu namanya … melanggar hak privasi!”“Kami tak menaruh di kamar mandi, Jamie,” ucap Carden setelah membaca pikiran Jamie. Dia tahu Jamie panik. “Lagi pula, penyadap tak seperti kamera CCTV.”“Kami juga hanya menaruhnya di ruang terbuka.” Damien menimpali Carden untuk menenangkan Jamie.Seperti biasa dan seperti yang semua orang tahu, mereka bagai ayah dan anak. Sekalipun Carden berbohong, Damien tak akan menyentuh tangannya untuk mendeteksi kebohongan Carden. Namun, dia dan Carden sekarang memang hanya mengatakan yang sejujurnya pada Jamie.“Bagaimana caranya kal
Zaros kembali membawa Gabriel dalam keadaan selamat, tetapi kurang sehat karena Gabriel terlihat pucat. Bukan karena Gabriel menjadi vampire, melainkan kedinginan. Pasalnya, suhu di Arlington, Vermont saat itu satu derajat celcius. Baik Arlington, maupun Roxbury, keduanya merupakan kota dengan kelembaban di atas sembilan puluh dua persen. Selama awal tahun rata-rata per bulan untuk hari kering hanya tiga sampai lima hari, hari berkabut tujuh sampai sembilan hari dan sisanya hari salju. Sinar matahari muncul hanya di hari-hari tertentu tak lebih dari lima jam. “Kau baik-baik saja, Gabriel?” tanya Jamie khawatir. Darick dan Damien hampir memarahi Zaros yang selalu ceroboh dan terburu-buru. Mereka paham Zaros pasti sangat ingin membantu pertempuran mereka dengan Noir dan kelompoknya semalam, tetapi khawatir juga Gabriel terkena hipotermia. Darick dan Damien mengurungkan niat untuk memarahi Zaros karena mereka juga salah. Mereka tak menyadari Gabriel tak