Home / Fantasi / Aku, Musuhku dan Para Pemburu / Berikan perempuan itu pada kami!

Share

Berikan perempuan itu pada kami!

Author: NAS
last update Last Updated: 2022-04-10 23:58:48

Jareth salah satu vampire tercepat. Dia melesat dengan gesit untuk menyalip tiga vampire dan seorang manusia. Dia berhenti di depan mereka semua, sedangkan Noir, Lilith, Armand dan Adreana berhenti di belakang mereka. Tiga vampire dan seorang manusia itu terkepung.

Noir tertawa penuh kemenangan. “Berikan dia pada kami atau aku akan menghabisi kalian dengan tanganku sendiri!”

Salah satu vampire yang terkepung berbalik ke arah Noir. Perlahan dia membuka penutup kepala dan mengangkat kepalanya.

“Mengapa kau mengganggu perjalananku?” tanya si vampire yang sudah membuka penutup kepala.

Mata Noir terbelalak ketika melihat wajah si vampire karena bukan vampire yang Noir bayangkan. Noir menatapnya dengan tajam. “Siapa kau? Berikan perempuan itu pada kami!”

“Aku Dimitri.” Dimitri tersenyum. Dia menoleh pada temannya yang berada paling ujung. &ldquo

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Thana … aku tak melihat Thana

    “Aku akan mencabik-cabik kelompokmu!” Noir mengancam Darick.Darick melepaskan cengkeramannya dari tangan Noir, sekaligus menendang tubuh Noir. Noir hanya bergerak mundur sedikit, tetapi tubuhnya masih berdiri sempurna. Mereka saling berhadapan satu sama lain.Noir tahu kekuatan mereka sama dan menyadari tak akan mudah mengalahkan Darick. Yang ada malah kelompoknya lebih dulu mati di tangan kelompok Darick, kemudian dia menyusul. Noir tak akan membiarkan hal itu terjadi.Noir menyeringai licik. Dia memiliki cara untuk membuat kelompoknya menghabisi kelompok Darick lebih dulu. Noir sengaja mengalihkan pikiran Darick dengan mengatakan dia tahu Darick, Damien dan ayahnya yang membunuh Georgina Elizabeth Cathains karena Noir curiga Darick yang memiliki kekuatan untuk melindungi kelompoknya.“Aku tahu kalian mengisap darah Georgina sampai habis.” Noir tersenyum licik.“B-Bagaimana kau tahu?” tanya Darick tak percaya d

    Last Updated : 2022-04-11
  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Tidak! Jamie!

    Jamie berhasil keluar dari ruangan tempat Noir mengunci dirinya atas bantuan Zaros. Zaros membawa Jamie pada Josh. Zaros menyuruh mereka melarikan diri keluar dari hutan dan pergi sejauh mungkin. Zaros tak tahu kelompok siapa yang akan menang malam itu.Jamie dan Josh menerobos gelapnya hutan Arlington di malam hari. Sesekali tangan Jamie tergores ranting pepohonan, bahkan dirinya sempat hampir terjatuh. Untungnya, Josh memegangi tangan Jamie agar tak terjatuh.Di tengah pelarian, tiba-tiba ada yang melewati Jamie dan Josh, kemudian berdiri di hadapan mereka. Dia menghalangi Jamie dan Josh keluar hutan.Jamie dan Josh berhenti mendadak. Mata Jamie membelalak ketika melihat perempuan berambut merah berdiri di hadapan mereka. Ia memegang erat tangan Josh.Tak berbeda dengan Jamie, Josh juga terkejut ketika ada vampire di hadapannya. Terlebih si vampire terlihat mirip dengan vampire yang dirinya bunuh saat di Toronto. Ia yakin si

    Last Updated : 2022-04-12
  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Mengapa diam, Darick? Mengapa?!

    Jamie refleks bergerak mundur ketika sebatang ranting menembus jantung Thana dan hampir mengenai tubuh Jamie. Ia lupa kalau ranting itu tak mungkin menikam tubuhnya karena dirinya sedang dilindungi oleh penjaganya.Mata Thana terbelalak dan mulutnya ternganga. “K-Kau ….”Tubuh Thana perlahan mulai roboh dan Jamie melepaskan genggaman tangannya dari tangan Thana. Thana terjatuh dan tergeletak di atas tanah tanpa sempat melanjutkan ucapannya.“Bukan aku yang melakukannya, tapi … Damien,” ucap Jamie lirih.Josh langsung menghampiri Jamie dan memeluknya dengan erat. “Kau tak apa-apa?” tanya Josh khawatir.Jamie mengangguk dan tersenyum. “Aku baik-baik saja.”Jamie tak lupa berterima kasih pada penjaganya. “Semua berkat kau. Terima kasih,” ucapnya dalam hati.Darick, Damien, Talon dan Zaros ikut menghampiri Jamie. Mereka tampak sangat khawatir. Darick berdiri agak ja

    Last Updated : 2022-04-13
  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Georgina juga sangat mirip denganmu, Jamie.

    Jamie yang masih meronta dalam pelukan Darick dan genggaman Damien, lambat laun mulai mereda mendengar ucapan Darick.“Georgina adalah cinta pertamaku,” ungkap Darick memaksakan senyuman di wajahnya. “Usianya tiga tiga tahun di atasku. Aku tak pernah menyatakannya karena dia sudah memiliki kekasih.”Darick menyingkap rambut yang menutupi wajah Jamie dan menyelipkan ke belakang telinganya. Dia melanjutkan pengakuannya pada Jamie.Awal mulanya, Darick dan Georgina berteman karena mereka tinggal di lingkungan yang sama. Darick mengenal keluarga Georgina dan Georgina mengenal Damien serta ayahnya. Perlahan-lahan, perasaan Darick pada Georgina mulai tumbuh.Namun, setelah tahu Darick usianya lebih muda, Georgina mulai memperlakukan Darick seperti seorang adik laki-laki. Darick sedikit sedih, tetapi tak merasa sakit hati sama sekali.Sejak itu, Darick sering mendengarkan Georgina menceritakan tentang seorang laki-laki bernama Nich

    Last Updated : 2022-04-15
  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Semoga masih ada lain kali, Jamie.

    Darick melihat Jamie hanya mengangguk kecil tanpa menjawab. “Iris mata ini berubah sejak hari nahas itu,” terang Darick sembari menyentuh wajah Jamie.Darick mengungkapkan iris mata miliknya, Damien dan ayahnya berubah menjadi hijau emerald sejak mengisap darah Georgina. Dia merasa itu sebuah kutukan agar mereka mengingat pengorbanan Georgina.Darick juga mengatakan darah Georgina yang masuk dalam tubuh mereka seolah mengikat racun Layla yang sudah berada dalam tubuh mereka. Sehingga ketika menggigit seorang manusia, bukan hanya racun Layla yang masuk ke tubuh manusia itu dan menjadikannya vampire, melainkan juga darah Georgina ikut masuk dan membuat vampire baru memiliki iris mata yang sama.“Ini adalah kutukan yang cantik, bukan?” Darick menatap mata Jamie. “Jadi berhentilah menangis, Jamie.”“Dan sejak itu juga kami mengganti nama keluarga kami menjadi Cathains,” tutur Damien seraya meny

    Last Updated : 2022-04-16
  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Mengapa harus Carden?

    Darick dan Damien menoleh pada Carden, sedangkan Carden menoleh pada Jamie yang terdiam dan berpura-pura tak memperhatikan pertanyaan Josh. Carden berdeham sembari menyenggol Jamie dengan sikunya. “Ehm!” Jamie terperanjat dan merasa tepergok. Ia sebenarnya tak ingin bercerita karena tak tahu bagaimana menceritakannya. Intinya, Jamie memiliki kemampuan baru dan seorang penjaga yang dapat diandalkan, sedangkan sisanya, Jamie serahkan pada Carden. “Hm, aku … punya kemampuan baru,” jawab Jamie lirih. “Apa? Kemampuan baru?” tanya Mike yang baru mengetahui Jamie punya kemampuan. Jamie mulai menceritakan awal dirinya memiliki kemampuan penglihatan melalui mimpi. Ia sendiri masih belum tahu kapan kemampuan itu akan muncul. Namun, Jamie sudah bisa membedakan mana yang mimpi biasa dan mana mimpi pertanda. Dalam mimpinya kemarin, Jamie melihat Noir serta kelompoknya mengawasi kediaman Darick dari jauh. Mereka menunggu salah satu dari Jamie atau J

    Last Updated : 2022-04-17
  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Aku hampir membunuhmu, Carden.

    “Bukan seperti itu, Mike. Tapi … aku tak ingin mereka curiga dan rencanaku gagal,” jawab Carden menghibur Mike. Carden menjelaskan pada Mike supaya tak salah paham. Pasalnya, dia pernah mendengar dari Darick vampire memiliki berbagai macam kekuatan, salah satunya melacak pikiran. Dia curiga keberadaan mereka diketahui Noir dan kelompoknya karena anggota kelompok Noir dapat melacak pikiran atau mungkin mereka mengikuti Josh dan Mike tanpa diketahui. Oleh karena itu, Carden meminta Darick tak melindungi pikiran Josh juga Mike agar Noir dan kelompoknya tak curiga. Sebenarnya Darick agak berat membuka perlindungan dan membiarkan Noir serta kelompoknya masuk ke dalam kediaman mereka. Namun, Carden meyakinkan bisa menyelamatkan mereka semua dan membunuh Noir serta kelompoknya. Darick sempat mengira maksud Carden adalah ketika Noir dan kelompoknya masuk ke dalam kediaman mereka, Darick dan kelompoknya akan langsung mengepung, kemudian menghabisinya. Dia suda

    Last Updated : 2022-04-18
  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Aku tak bisa menyumbangkan darah!

    Zaros kembali membawa Gabriel dalam keadaan selamat, tetapi kurang sehat karena Gabriel terlihat pucat. Bukan karena Gabriel menjadi vampire, melainkan kedinginan. Pasalnya, suhu di Arlington, Vermont saat itu satu derajat celcius. Baik Arlington, maupun Roxbury, keduanya merupakan kota dengan kelembaban di atas sembilan puluh dua persen. Selama awal tahun rata-rata per bulan untuk hari kering hanya tiga sampai lima hari, hari berkabut tujuh sampai sembilan hari dan sisanya hari salju. Sinar matahari muncul hanya di hari-hari tertentu tak lebih dari lima jam. “Kau baik-baik saja, Gabriel?” tanya Jamie khawatir. Darick dan Damien hampir memarahi Zaros yang selalu ceroboh dan terburu-buru. Mereka paham Zaros pasti sangat ingin membantu pertempuran mereka dengan Noir dan kelompoknya semalam, tetapi khawatir juga Gabriel terkena hipotermia. Darick dan Damien mengurungkan niat untuk memarahi Zaros karena mereka juga salah. Mereka tak menyadari Gabriel tak

    Last Updated : 2022-04-19

Latest chapter

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Tentu saja! Kalian semua diundang.

    Di tengah kecurigaan Jamie, dirinya teringat Darick pernah mengatakan Zaros memanipulasi pikiran seseorang di kantor pusat tempat dirinya bekerja agar melakukan perubahan pada data Jamie. Dengan begitu, Noir dan kelompoknya tak dapat menemukan keluarga Jamie. Jamie akhirnya mulai mencurigai Zaros. Ia juga berkali-kali melihat sosok Damien, Talon, Zaros, Carden, Gabriel dan Adam di sekitarnya, tetapi tak ada satu pun dari mereka yang ingin menemuinya. Jamie menoleh pada Damien dengan tajam. “Apa kau pikir aku tak melihatmu dari jendela kamarku?!” ketusnya. “A-Aku … itu … hm, maaf, Jamie,” jawab Damien menyesal. Jamie menunjuk Talon, Zaros Carden dan Gabriel dengan mata berkaca-kaca. “Aku tahu Talon membersihkan apartemenku setiap datang! Aku tahu Gabriel dan Adam pernah mengunjungiku, tetapi kepergok oleh Josh, ‘kan?! Aku juga tahu Carden mengisap makhluk gaib di sekitarku! Aku tahu pasti yang membawa kalian berpindah pasti Zaros!” Talon, Zaros, Carden dan Gabriel gelagapan. “M-Maa

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Ini untuk kebaikanmu, Jamie.

    Adam mempersilakan mereka maju dan menghiraukan ucapannya karena dia akan bersembunyi di tempat persembunyiannya.“Apa dia minta mati kali ini?!” Darick menyeringai sadis.Darick melindungi kediaman itu dengan kekuatannya dan hanya manusia yang dapat masuk ke dalam kediaman itu. Sayangnya, Darick dan kelompoknya tak bisa membedakan aroma manusia yang satu dan lainnya. Jika manusia sudah masuk ke dalam kediaman yang Darick lindungi, tentunya manusia yang memiliki kekuatan bisa menggunakan kekuatan dalam kediaman itu.Darick juga melindungi pikiran dirinya dan kelompoknya dari kelompok lain. Oleh karena itu, hanya Darick dan kelompoknya yang bisa masuk ke dalam pikiran satu sama lain, seperti Carden yang selalu membaca pikirannya.Dan sekarang, ada manusia yang berani masuk ke dalam kediamannya bahkan memecahkan kaca kediaman itu. Tentu saja, Darick dan kelompoknya sudah mengetahui siapa yang berani melakukan itu berdasarkan pengalaman.Mereka melesat mencari asal kaca pecah yang ternya

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Mengapa Darick sangat keras kepala?

    Darick berdecak kesal. “Sudah aku bilang jangan menemui Jamie lagi! Dia sudah cukup sedih sekarang!” perintahnya.“Kalau dia belum melupakan kita, dia pasti senang bertemu dengan kita, Darick!” Carden membujuk Darick.“Tetapi masalahnya tak semudah itu, Carden!” desis Darick sembari menggertakkan giginya.Zaros menunduk dan mengakui kesalahannya. “Aku tak memanipulasi pikirannya karena tak ingin Jamie melupakan kenangan bersama kita!” Zaros membela diri.“Ya, bagus itu!” jawab Adam yang tiba-tiba kembali lagi setelah selesai merajuk dan tak sengaja menguping mereka.“Masalahnya … aku memanipulasi pikiran orang lain dan membuat seolah kejadian yang Jamie alami adalah mimpi,” ungkap Zaros.Mereka semua terkejut dengan apa yang baru saja Zaros ungkapkan. “Apa maksudmu?” tanya Damien, Talon, Carden dan Adam bersamaan.Zaros memang mendapat perintah

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Kami hanya merindukan Jamie, Darick!

    “Mengapa setega itu pada Jamie, Darick?” tanya Zaros sedih.“Salah siapa?” hardik Darick.Darick melihat Zaros hanya mengerucutkan bibirnya. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi salah satu pengikutnya yang lain.“Halo, Darick,” sapa pengikutnya dari balik ponsel.“Earl, aku titipkan dia padamu,” tutur Darick.“Kau akan kembali sekarang? Kita tak jadi bertemu?” Earl sebenarnya tahu Darick datang bukan untuk menemui dirinya.“Maaf, aku harus segera kembali. Pastikan kau dan Kalen tak ketahuan olehnya, oke?” Darick memperingatkan Earl agar tak mengulang kesalahan seperti Damien dan Carden. “Dia sangat pintar mengenali vampire.”“Kau tak ingin berpamitan dulu dengannya? Aku sering melihat dia bersedih,” ungkap Earl membujuk Darick.Darick tersenyum tipis. “Tidak. Ini untuk kebaikannya juga. Penyihir itu pasti akan menja

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   M-Maaf … salah orang.

    Jamie menghela napas pasrah. Ia ingin menceritakan pada Josh yang sebenarnya terjadi. Namun, Jamie ragu sekaligus takut kalau sampai apa yang mereka katakan benar.Ia memilih menelan semua sendiri dan berusaha menganggap kejadian itu hanya mimpi, walaupun masih tak percaya itu hanya mimpi. Namun, sekeras apa pun dirinya mengelak, tak ada orang lain yang tahu kejadian itu selain dirinya, sekalipun Josh yang bersama dengannya saat kejadian.Satu yang pasti, itu bukan penglihatan karena Jamie sudah bisa membedakan mimpi biasa dan mimpi pertanda melalui penglihatan. Lagi pula, dalam penglihatan biasanya hanya kilasan kejadian yang akan terjadi dan tak sedetail yang dirinya alami.Jamie mulai menjalani aktivitasnya setelah cuti dan membiarkan kejadian itu menjadi misteri.“Jamie! Akhirnya kau kembali dari cuti!” sambut Mr Lewis.“Dasar tua bangka! Semua yang aku alami karenamu!” geram Jamie dalam hati.“Selamat pagi,

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Jadi itu semua hanya mimpi?

    Jamie merasa sesak dan bersandar pada kursi meja makan. Lama-kelamaan tubuhnya terkulai lemas dan dirinya hampir terjatuh dari kursi. Leslie buru-buru menahan tubuh Jamie. “Ada apa, Jams? Jams! Jamie!” Jamie mendengar suara Leslie semakin lama semakin menghilang dan matanya mulai berkaca-kaca. “Apa yang terjadi? Apa itu benar-benar hanya mimpi?” batinnya. Leslie menampar pelan wajah Jamie. “Jams! Jamie!! Ya Tuhan, ada apa denganmu?!” Jamie terkesiap karena tamparan pelan dan suara memekakkan telinga yang berasal dari Leslie. Ia menoleh dan melihat raut wajah Leslie yang panik serta khawatir dengan dirinya. Jamie melihat Leslie sepanik itu saat dirinya hampir terjatuh dari kursi atau saat dirinya berteriak dari dalam kamarnya. Jadi, rasanya tak mungkin kalau memang dirinya baru kembali dari Roxbury setelah tak mengabari berhari-hari dan Leslie memasang raut wajah biasa saja. “Jadi, aku hanya bermimpi?” gumam Jamie lirih. “Sepertinya tid

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Apa itu hanya mimpi?

    Jamie kebingungan karena berada di dalam ruang gelap. Ia menoleh ke kanan dan kirinya, kemudian menyadari tadi dirinya tak menyalakan lampu karena langsung tertidur. “Apa sekarang sudah malam? Jadi aku tidur seharian?” gumam Jamie sendiri sembari bangkit dari tidurnya. Jamie merasa lapar yang luar biasa dan perutnya mulai mengeluarkan bunyi. Ia merasa heran karena biasanya Darick atau Adam yang membangunkan dirinya. “Aneh, biasanya Darick akan mengetuk pintu untuk membangunkan aku,” gumamnya lagi. “Apa dia terlalu lelah setelah pertempuran?” Jamie mendesis seraya memiringkan kepalanya. “Tapi … dia vampire. Apa vampire bisa lelah juga?” “Aku rasa Adam masih sibuk mengurus Gabriel,” gumamnya sambil meraba dinding untuk mencari sakelar lampu dekat pintu kamar. Jamie menyalakan lampu dan matanya membulat saat melihat ruangan di sekelilingnya. Ruangan itu tak lagi berdinding kayu dan tak ada jendela kayu besar yang tertutu

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Lupakan dulu pekerjaanmu, Jams.

    Zaros merasa ngeri dengan tatapan Jamie. Dia sudah menjadi vampire ratusan tahun, tetapi baru kali itu ada manusia yang menatapnya tajam sampai dia merasa takut.Zaros berderap ke belakang Darick. “Aku hanya disuruh, Jamie.”“Iya, tetapi … apa harus pakai penyadap?” tanya Jamie tak percaya. “Itu namanya … melanggar hak privasi!”“Kami tak menaruh di kamar mandi, Jamie,” ucap Carden setelah membaca pikiran Jamie. Dia tahu Jamie panik. “Lagi pula, penyadap tak seperti kamera CCTV.”“Kami juga hanya menaruhnya di ruang terbuka.” Damien menimpali Carden untuk menenangkan Jamie.Seperti biasa dan seperti yang semua orang tahu, mereka bagai ayah dan anak. Sekalipun Carden berbohong, Damien tak akan menyentuh tangannya untuk mendeteksi kebohongan Carden. Namun, dia dan Carden sekarang memang hanya mengatakan yang sejujurnya pada Jamie.“Bagaimana caranya kal

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Aku tak bisa menyumbangkan darah!

    Zaros kembali membawa Gabriel dalam keadaan selamat, tetapi kurang sehat karena Gabriel terlihat pucat. Bukan karena Gabriel menjadi vampire, melainkan kedinginan. Pasalnya, suhu di Arlington, Vermont saat itu satu derajat celcius. Baik Arlington, maupun Roxbury, keduanya merupakan kota dengan kelembaban di atas sembilan puluh dua persen. Selama awal tahun rata-rata per bulan untuk hari kering hanya tiga sampai lima hari, hari berkabut tujuh sampai sembilan hari dan sisanya hari salju. Sinar matahari muncul hanya di hari-hari tertentu tak lebih dari lima jam. “Kau baik-baik saja, Gabriel?” tanya Jamie khawatir. Darick dan Damien hampir memarahi Zaros yang selalu ceroboh dan terburu-buru. Mereka paham Zaros pasti sangat ingin membantu pertempuran mereka dengan Noir dan kelompoknya semalam, tetapi khawatir juga Gabriel terkena hipotermia. Darick dan Damien mengurungkan niat untuk memarahi Zaros karena mereka juga salah. Mereka tak menyadari Gabriel tak

DMCA.com Protection Status