Home / Fantasi / Aku, Musuhku dan Para Pemburu / Aku yakin kau akan menyesal jadi manusia!

Share

Aku yakin kau akan menyesal jadi manusia!

Author: NAS
last update Last Updated: 2022-03-21 21:23:04

Damien mendekati Jamie dan Darick yang sedang bernegosiasi. Dia tak setuju jika Jamie ingin ke Burlington karena berbahaya. Tak ada satu pun dari mereka tahu apa yang akan terjadi di Burlington.

“Tidak! Minta yang lain saja.” Damien menolak dengan halus.

“Kalau begitu … ponsel! Aku perlu menghubungi kedua orang tuaku … hm?” Jamie mulai merengek.

Darick berpikir sejenak. Dia kesulitan menentukan keduanya. Pasalnya, Darick masih belum tahu, para vampire jahat yang memburu Jamie.

Dia yakin kalau mengembalikan ponsel, Jamie tak mungkin hanya menghubungi orang tuanya. Jamie pasti akan menghubungi Josh dan itu berbahaya. Mereka semua menyalahkan Josh karena Josh yang menyebabkan Jamie diburu vampire jahat.

Sedangkan, mengajak Jamie ke Burlington. Sama saja seperti menyerahkan Jamie karena niat awal para vampire jahat adalah membawa Jamie ke Burlington. Namun, Darick pasti bisa melindungi Jamie.

Jamie menghela napas

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Apa mereka datang untuk menculikku?

    Jamie masih belum terbiasa dengan peringatan dari penjaganya. Saat perasaannya tak enak, Jamie tak tahu apa yang harus dilakukan. Ia tak mengambil pelajaran dari pertemuannya dengan Elena dulu karena tak tahu akan bertemu siapa dan di mana. Jika Jamie sedang sendiri mungkin dirinya memutuskan akan berbalik dan berlari, tetapi saat itu Jamie sedang berada bersama Darick dan kelompoknya. Ia pikir tak ada yang perlu dirinya takutkan. Saat Jamie terjatuh, tangannya tak sengaja menggapai lengan Carden yang berada di depannya. Carden berhenti mengoceh dan menoleh ke belakang. Zaros yang berada di belakang Jamie menangkap dan memegangi tubuh Jamie agar tak menyentuh lantai parkiran. “Jamie!” pekik Carden dan Zaros bersamaan. Darick berada di depan Jamie seperti Carden. Damien dan Talon berada di sisi kiri dan kanannya. Mereka langsung menoleh dan melihat Jamie sudah bersandar pada Zaros. Jamie tak dapat bernapas. Ia masih memegangi dadanya yang sesak

    Last Updated : 2022-03-22
  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Mengapa kau tak mencobanya?

    “Bakar mereka semua, Talon!” perintah Darick, “Zaros, ikut denganku!” Darick dan Zaros mencari dua penduduk yang dikepung vampire buas tadi, sedangkan Talon, membakar tubuh vampire buas untuk memusnahkannya. Darick dan Zaros yakin mereka belum jauh. Ketika mencium aroma manusia, Darick dan Zaros langsung melesat dan tiba di depan dua penduduk tadi. Darick hanya ingin berbicara pada mereka untuk menenangkan, tetapi mereka sangat ketakutan. Tubuh mereka gemetar dan sudah dibasahi keringat. Keduanya berjalan mundur menjauhi Darick dan Zaros. Darick berbicara baik-baik dengan mereka. “Tenang, kami tak bermaksud jahat.” “K-Ka-Kalian vampire,” ucap seorang penduduk terbata-bata. Zaros maju untuk menenangkan dan meyakinkan mereka. “Ya, tapi kami menolong kalian.” Zaros melihat seorang di antara mereka memegang botol air yang tutupnya sudah hampir terbuka. Ada cairan yang menetes keluar dari botol. Zaros sedi

    Last Updated : 2022-03-23
  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Damien dalam bahaya!

    Jamie kesal karena tak mendapat jawaban dari penjaganya. Ia memutuskan untuk menarik selimut dan tidur karena lelah.Jamie mendapat mimpi yang sangat mengerikan dan tubuhnya mulai menegang. Ia bergumam lirih dan mulai gelisah. Akhirnya Jamie terbangun.“Tidak!” Jamie memekik. Ia langsung menegakkan tubuhnya di atas ranjang.Jamie berkeringat karena mimpi yang sangat menakutkan. Ia mengusap dahinya sembari melihat ke arah jendela kayu yang tertutup. Ia yakin hari sudah pagi karena sinar matahari menyeruak masuk dari sela-sela jendela.Jamie buru-buru beringsut turun dari ranjang. Ia masih memakai pakaian tidur yang dibasahi keringat ketika menuju lantai bawah. Ia celingak-celinguk mencari Darick dan kelompoknya.Samar-samar, Jamie mendengar suara dari arah ruang makan. Ia langsung berderap masuk dengan wajah panik.“Di mana Damien??”Darick mendongak saat Jamie masuk dengan terburu-buru. Dia tersenyum pada Jamie

    Last Updated : 2022-03-24
  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Sial! Mereka menipu kita!

    Josh mencari William—ayahnya, dengan mantra pembuka jalan. Josh ingat William pernah mengatakan mantra itu membukakan jalan untuk melihat kehidupan dari pemberi benda. Mantra tersebut pernah Josh gunakan untuk menemukan si laki-laki tua. Namun, tak berhasil karena si laki-laki tua sudah meninggal.Ia tak merapal menggunakan cincin karena William tak pernah memberikan cincin pada Josh. William hanya menyuruh Josh memakainya. Karena itu, jika Josh kembali merapal menggunakan cincin, Josh hanya akan melihat kehidupan si laki-laki tua yang memberikan cincin pada William.Berbeda dengan Jamie yang memang diberi cincin oleh neneknya setelah kejadian di Pittsburgh. Jadi, ketika Josh merapal mantra menggunakan cincin Jamie, hanya kehidupan nenek Jamie yang dilihatnya.Untungnya, William pernah memberikan Josh sebuah topi sebagai kado ulang tahun. Josh merapal mantra menggunakan topi tersebut. Ia melihat William dengan tangan terikat. Para vampire jahat ju

    Last Updated : 2022-03-25
  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Kau … mencurigakan!

    Josh berusaha menghubungi Jamie setelah pembicaraan mereka terputus, tetapi nomor tersebut tak bisa lagi dihubungi. Josh panik setelah Jamie mengatakan para vampire jahat memburu Jamie. Ia menjadi curiga mereka ingin menculik Jamie, karena itu membawa William—ayahnya, ke Burlington.“Mengapa? Mereka sudah mendapatkan Dad, tetapi masih ingin mendapatkan Jamie?” gumam Josh lirih.Ia menatap William yang sedang berbincang dengan Mike dan baru menyadari satu hal. “Dad, bagaimana caranya kau keluar?”William yang sedang berhenti berbicara dan menoleh pada Josh. Dia sedikit memiringkan kepalanya.“Entahlah … tiba-tiba mereka semua menghilang,” ungkap William.“Apa maksudmu?”William mengatakan tentang penutup kepalanya. Walaupun ditutupi dengan kain hitam, tetapi penutupnya sedikit menerawang. Dia tak bisa melihat dengan jelas mata atau gerakan bibir para vampire

    Last Updated : 2022-03-26
  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Kau percaya pada mereka, Jams?

    “Jamie!” Darick, Damien, Talon, Zaros dan Carden berteriak bersamaan.Mereka langsung keluar dari ruang makan. Kelimanya melihat Jamie tak jauh dari ruang makan sedang berjongkok dan berlindung dengan kedua tangannya. Darick langsung melesat ke arah Jamie.“Kau tak apa-apa, Jamie?” tanya Darick sembari membantunya berdiri.Jamie mengangguk. “Suara apa itu, Darick?” tanya Jamie seraya berbisik.Jamie gemetar dan wajahnya menjadi pucat. Ia terkejut dengan suara kaca yang pecah dan membayangkan para vampire jahat yang datang ke kediaman itu.Darick dan kelompoknya sudah mengetahui siapa yang datang. Darick menyuruh Jamie ke kamar tidurnya, tetapi Jamie terlalu takut untuk melangkahkan kaki menaiki anak tangga.Akhirnya, Darick menyuruh Jamie bersembunyi di belakangnya. Damien bersama Carden berada di kanan dan kiri Darick, sedangkan Talon bersama Zaros di kanan dan kiri Jamie.Mereka berderap

    Last Updated : 2022-03-27
  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Dia vampire buas dan pantas dibunuh!

    “Aku percaya pada mereka. Mereka tak mengisap darah manusia, Josh,” ucap Jamie dengan yakin, “mereka hanya minum darah hewan.” Josh memejamkan mata sejenak untuk menahan emosi. “Mereka minum darah hewan karena belum bisa mencari mangsa lagi, Jams! Penduduk sedang mencari mereka!” Josh tak percaya dengan vampire setelah bertahun-tahun keluarga dan leluhurnya diburu. Di mata Josh, semua vampire sama dan dalam kelompok yang sama. Josh pernah bertemu tiga di antara mereka. Satu vampire ketika di Toronto, kemudian bertemu lagi di gedung apartemen Jamie. Dua vampire lagi dirinya temui saat berada di bandara. Ia sangat yakin, mereka kelompok yang sama dengan para vampire jahat. Mereka pasti yang mengawasi dirinya karena itu William—ayahnya, berhasil diculik. Untung saja, dirinya menemukan William di Burlington. Darick menimpali ucapan Josh. “Iya, benar. Kami memburunya.” Jamie dan Josh langsung men

    Last Updated : 2022-03-28
  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Kalian benar-benar tertipu olehnya.

    Josh terjatuh di atas tumpukan pecahan kaca. Ia bangkit dari duduknya dengan bertumpu pada telapak tangan, kemudian membersihkan telapak tangannya dari pecahan kaca sembari menceritakan tentang Elena. Josh tak sadar tangannya terluka dan mengeluarkan darah.Darick dan Damien memang hanya menatap Josh dengan tatapan tak percaya. Berbeda dengan Talon, Zaros dan Carden. Mereka mulai menjadi emosi saat mencium aroma darah manusia.Bibir Zaros bergetar karena menahan diri. “D-Darick …,” panggil Zaros sembari menggertakkan gigi.Darick tak mendengar panggilan Zaros karena kepalanya dipenuhi pertanyaan seputar Elena.“Darick!!” panggil Zaros lagi dengan penuh emosi.Darick dan Damien baru tersadar setelah mendengar suara Zaros. Mereka menoleh dan melihat raut wajah Zaros yang berubah. Darick menoleh pada Talon dan Damien pada Carden. Talon, Zaros dan Carden melirik pada tangan Josh. Darick dan Damien mengikuti arah tatapan m

    Last Updated : 2022-03-29

Latest chapter

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Tentu saja! Kalian semua diundang.

    Di tengah kecurigaan Jamie, dirinya teringat Darick pernah mengatakan Zaros memanipulasi pikiran seseorang di kantor pusat tempat dirinya bekerja agar melakukan perubahan pada data Jamie. Dengan begitu, Noir dan kelompoknya tak dapat menemukan keluarga Jamie. Jamie akhirnya mulai mencurigai Zaros. Ia juga berkali-kali melihat sosok Damien, Talon, Zaros, Carden, Gabriel dan Adam di sekitarnya, tetapi tak ada satu pun dari mereka yang ingin menemuinya. Jamie menoleh pada Damien dengan tajam. “Apa kau pikir aku tak melihatmu dari jendela kamarku?!” ketusnya. “A-Aku … itu … hm, maaf, Jamie,” jawab Damien menyesal. Jamie menunjuk Talon, Zaros Carden dan Gabriel dengan mata berkaca-kaca. “Aku tahu Talon membersihkan apartemenku setiap datang! Aku tahu Gabriel dan Adam pernah mengunjungiku, tetapi kepergok oleh Josh, ‘kan?! Aku juga tahu Carden mengisap makhluk gaib di sekitarku! Aku tahu pasti yang membawa kalian berpindah pasti Zaros!” Talon, Zaros, Carden dan Gabriel gelagapan. “M-Maa

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Ini untuk kebaikanmu, Jamie.

    Adam mempersilakan mereka maju dan menghiraukan ucapannya karena dia akan bersembunyi di tempat persembunyiannya.“Apa dia minta mati kali ini?!” Darick menyeringai sadis.Darick melindungi kediaman itu dengan kekuatannya dan hanya manusia yang dapat masuk ke dalam kediaman itu. Sayangnya, Darick dan kelompoknya tak bisa membedakan aroma manusia yang satu dan lainnya. Jika manusia sudah masuk ke dalam kediaman yang Darick lindungi, tentunya manusia yang memiliki kekuatan bisa menggunakan kekuatan dalam kediaman itu.Darick juga melindungi pikiran dirinya dan kelompoknya dari kelompok lain. Oleh karena itu, hanya Darick dan kelompoknya yang bisa masuk ke dalam pikiran satu sama lain, seperti Carden yang selalu membaca pikirannya.Dan sekarang, ada manusia yang berani masuk ke dalam kediamannya bahkan memecahkan kaca kediaman itu. Tentu saja, Darick dan kelompoknya sudah mengetahui siapa yang berani melakukan itu berdasarkan pengalaman.Mereka melesat mencari asal kaca pecah yang ternya

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Mengapa Darick sangat keras kepala?

    Darick berdecak kesal. “Sudah aku bilang jangan menemui Jamie lagi! Dia sudah cukup sedih sekarang!” perintahnya.“Kalau dia belum melupakan kita, dia pasti senang bertemu dengan kita, Darick!” Carden membujuk Darick.“Tetapi masalahnya tak semudah itu, Carden!” desis Darick sembari menggertakkan giginya.Zaros menunduk dan mengakui kesalahannya. “Aku tak memanipulasi pikirannya karena tak ingin Jamie melupakan kenangan bersama kita!” Zaros membela diri.“Ya, bagus itu!” jawab Adam yang tiba-tiba kembali lagi setelah selesai merajuk dan tak sengaja menguping mereka.“Masalahnya … aku memanipulasi pikiran orang lain dan membuat seolah kejadian yang Jamie alami adalah mimpi,” ungkap Zaros.Mereka semua terkejut dengan apa yang baru saja Zaros ungkapkan. “Apa maksudmu?” tanya Damien, Talon, Carden dan Adam bersamaan.Zaros memang mendapat perintah

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Kami hanya merindukan Jamie, Darick!

    “Mengapa setega itu pada Jamie, Darick?” tanya Zaros sedih.“Salah siapa?” hardik Darick.Darick melihat Zaros hanya mengerucutkan bibirnya. Dia mengambil ponselnya dan menghubungi salah satu pengikutnya yang lain.“Halo, Darick,” sapa pengikutnya dari balik ponsel.“Earl, aku titipkan dia padamu,” tutur Darick.“Kau akan kembali sekarang? Kita tak jadi bertemu?” Earl sebenarnya tahu Darick datang bukan untuk menemui dirinya.“Maaf, aku harus segera kembali. Pastikan kau dan Kalen tak ketahuan olehnya, oke?” Darick memperingatkan Earl agar tak mengulang kesalahan seperti Damien dan Carden. “Dia sangat pintar mengenali vampire.”“Kau tak ingin berpamitan dulu dengannya? Aku sering melihat dia bersedih,” ungkap Earl membujuk Darick.Darick tersenyum tipis. “Tidak. Ini untuk kebaikannya juga. Penyihir itu pasti akan menja

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   M-Maaf … salah orang.

    Jamie menghela napas pasrah. Ia ingin menceritakan pada Josh yang sebenarnya terjadi. Namun, Jamie ragu sekaligus takut kalau sampai apa yang mereka katakan benar.Ia memilih menelan semua sendiri dan berusaha menganggap kejadian itu hanya mimpi, walaupun masih tak percaya itu hanya mimpi. Namun, sekeras apa pun dirinya mengelak, tak ada orang lain yang tahu kejadian itu selain dirinya, sekalipun Josh yang bersama dengannya saat kejadian.Satu yang pasti, itu bukan penglihatan karena Jamie sudah bisa membedakan mimpi biasa dan mimpi pertanda melalui penglihatan. Lagi pula, dalam penglihatan biasanya hanya kilasan kejadian yang akan terjadi dan tak sedetail yang dirinya alami.Jamie mulai menjalani aktivitasnya setelah cuti dan membiarkan kejadian itu menjadi misteri.“Jamie! Akhirnya kau kembali dari cuti!” sambut Mr Lewis.“Dasar tua bangka! Semua yang aku alami karenamu!” geram Jamie dalam hati.“Selamat pagi,

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Jadi itu semua hanya mimpi?

    Jamie merasa sesak dan bersandar pada kursi meja makan. Lama-kelamaan tubuhnya terkulai lemas dan dirinya hampir terjatuh dari kursi. Leslie buru-buru menahan tubuh Jamie. “Ada apa, Jams? Jams! Jamie!” Jamie mendengar suara Leslie semakin lama semakin menghilang dan matanya mulai berkaca-kaca. “Apa yang terjadi? Apa itu benar-benar hanya mimpi?” batinnya. Leslie menampar pelan wajah Jamie. “Jams! Jamie!! Ya Tuhan, ada apa denganmu?!” Jamie terkesiap karena tamparan pelan dan suara memekakkan telinga yang berasal dari Leslie. Ia menoleh dan melihat raut wajah Leslie yang panik serta khawatir dengan dirinya. Jamie melihat Leslie sepanik itu saat dirinya hampir terjatuh dari kursi atau saat dirinya berteriak dari dalam kamarnya. Jadi, rasanya tak mungkin kalau memang dirinya baru kembali dari Roxbury setelah tak mengabari berhari-hari dan Leslie memasang raut wajah biasa saja. “Jadi, aku hanya bermimpi?” gumam Jamie lirih. “Sepertinya tid

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Apa itu hanya mimpi?

    Jamie kebingungan karena berada di dalam ruang gelap. Ia menoleh ke kanan dan kirinya, kemudian menyadari tadi dirinya tak menyalakan lampu karena langsung tertidur. “Apa sekarang sudah malam? Jadi aku tidur seharian?” gumam Jamie sendiri sembari bangkit dari tidurnya. Jamie merasa lapar yang luar biasa dan perutnya mulai mengeluarkan bunyi. Ia merasa heran karena biasanya Darick atau Adam yang membangunkan dirinya. “Aneh, biasanya Darick akan mengetuk pintu untuk membangunkan aku,” gumamnya lagi. “Apa dia terlalu lelah setelah pertempuran?” Jamie mendesis seraya memiringkan kepalanya. “Tapi … dia vampire. Apa vampire bisa lelah juga?” “Aku rasa Adam masih sibuk mengurus Gabriel,” gumamnya sambil meraba dinding untuk mencari sakelar lampu dekat pintu kamar. Jamie menyalakan lampu dan matanya membulat saat melihat ruangan di sekelilingnya. Ruangan itu tak lagi berdinding kayu dan tak ada jendela kayu besar yang tertutu

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Lupakan dulu pekerjaanmu, Jams.

    Zaros merasa ngeri dengan tatapan Jamie. Dia sudah menjadi vampire ratusan tahun, tetapi baru kali itu ada manusia yang menatapnya tajam sampai dia merasa takut.Zaros berderap ke belakang Darick. “Aku hanya disuruh, Jamie.”“Iya, tetapi … apa harus pakai penyadap?” tanya Jamie tak percaya. “Itu namanya … melanggar hak privasi!”“Kami tak menaruh di kamar mandi, Jamie,” ucap Carden setelah membaca pikiran Jamie. Dia tahu Jamie panik. “Lagi pula, penyadap tak seperti kamera CCTV.”“Kami juga hanya menaruhnya di ruang terbuka.” Damien menimpali Carden untuk menenangkan Jamie.Seperti biasa dan seperti yang semua orang tahu, mereka bagai ayah dan anak. Sekalipun Carden berbohong, Damien tak akan menyentuh tangannya untuk mendeteksi kebohongan Carden. Namun, dia dan Carden sekarang memang hanya mengatakan yang sejujurnya pada Jamie.“Bagaimana caranya kal

  • Aku, Musuhku dan Para Pemburu   Aku tak bisa menyumbangkan darah!

    Zaros kembali membawa Gabriel dalam keadaan selamat, tetapi kurang sehat karena Gabriel terlihat pucat. Bukan karena Gabriel menjadi vampire, melainkan kedinginan. Pasalnya, suhu di Arlington, Vermont saat itu satu derajat celcius. Baik Arlington, maupun Roxbury, keduanya merupakan kota dengan kelembaban di atas sembilan puluh dua persen. Selama awal tahun rata-rata per bulan untuk hari kering hanya tiga sampai lima hari, hari berkabut tujuh sampai sembilan hari dan sisanya hari salju. Sinar matahari muncul hanya di hari-hari tertentu tak lebih dari lima jam. “Kau baik-baik saja, Gabriel?” tanya Jamie khawatir. Darick dan Damien hampir memarahi Zaros yang selalu ceroboh dan terburu-buru. Mereka paham Zaros pasti sangat ingin membantu pertempuran mereka dengan Noir dan kelompoknya semalam, tetapi khawatir juga Gabriel terkena hipotermia. Darick dan Damien mengurungkan niat untuk memarahi Zaros karena mereka juga salah. Mereka tak menyadari Gabriel tak

DMCA.com Protection Status