Beranda / Rumah Tangga / Aku Mundur Kau Hancur, Bang! / Bab 131. Tragedi   Menjelang  Sidang Perceraian

Share

Bab 131. Tragedi   Menjelang  Sidang Perceraian

last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-18 09:41:25

“Toko ini akan saya isi lagi penuh! Besok pagi harus beroperasi kembali. Kau benahi toko ini agar kembali seperti sedia kala. Kau selesaikan smeua urusan dnegn pelanggan yang orderannay belum sempat dikirim karen akehabisan barang! Beri mereka pemahaman bahwa discount lima puluh persen itu adalah penipuan. Kau bisa?”

“Ta ta tapi, Buk?”

“Kenapa, kau ragu melakukannya? Pokoknya kau harus bisa mengembalikan toko ini seperti sedia kala! Kuberi kau waktu dua minggu! Setelah dua minggu, toko ini akan aku serahkan pada abangku dan calon istrinya. Kau akan aku tarik ke Medan, menjadi kasir di toko pusat! Kau bersedia?”

“A aku aku … aku akan kerja di Medan? Di toko pusat?”

Nara melonjak kaget. Kaget karena sedikitpun tak menyangka. Setelah berbuat kesalahan bukannya dipecat, malah akan dipindahkan ke toko pusat. Tetapi syaratnya begitu berat. Memperbaiki toko ini selama dua minggu ke depan. Mampukah dia?

Rasanya itu tak mungkin. Pelanggan pasti banyak komplen karena orderan mereka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Asnidar Ummu Syifa
belum apa² Binsar sdh dpt azab,, pasti orang tua Binsar akan menyalahkan Elma
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 130.  Alva Selalu Ada Untuk Alma

    “Selamat pagi! Tak ada yang meninggalkan tempat ini! Anda semua harus kami bawa ke kantor polisi!” Beberapa petugas berseragam memasuki ruangan toko. Pegangan para karyawan toko di tangan Elma spontan dilepas. “Kenapa ada polisi? Bapak-bapak ada apa ke sini!” Sang kasir berteriak. “Siapa kau sebenarnya? Suruhan Nara, iya?” Gadis itu berdiri tegak di hadapan Elma. “Kau mau tau siapa aku? Tunggu di kantor polisi! Kau akan tahu siapa aku!” jawab Elma dingin. “Aku akan adukan hal ini pada Bang Binsar! Tunggu saja!” ancam wanita itu sambil meronta-ronta saat polisi menggelandangnya. “Bu Elma tidak apa-apa?” tanya Yogi memastikan keadaan Elma. “Hem, Abang yang memanggil polisi?” “Iya, Bu, atas perintah Bang Alva!” “Saya bingung, ini. Saya harus ngurus toko ini. Siapa yang mengurus kasus ini di kantor polisis, ya? Bang Yogi bisa?” “Maaf, saya mendapat perintah dari Bang Alva, bahwa saya tak boleh meninggalkan Bu Elma sejengkal pun. Maaf sekali! Saya tidak bisa.” “Saya akan telpo

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-18
  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 132.  Kejutan Buat Binsar

    Flash Back“Pak Binsar!” Seorang petugas membuka jeruji besi.“Saya, Pak!” sahut Binsar langsung bangkit lalu berjalan terburu. “Terima kasih, Pak!” ucapnya begitu bersemangat.Tanpa berkata-kata, petugas membawa pria itu ke sebuah ruangan khusus. Ruangan yang disediakan untuk para tahanan menemui tamu atau keluarga yang datang menjenguk.“Hey, Anda rupanya, aku sudah menduga, Anda akan datang sebelum sidang besok!” sapa Binsar semringah begitu melihat tamu yang menjenguknya. Parlindungan Pasasibu, seorang pengacara andal. Pengacara yang ditunjuk oleh orang tua Riris.Namun, wajah semringah Binsar berubah datar, kala melihat reaksi sang pengacara. Pria empat puluh tahun itu terlihat tegang. Wajah ditekuk, rahang mengeras dan sorot mata yang begitu tajam. Kenapa?“Hey, Bro! Ada apa ini! Kenapa tegang begitu? Ada masalah?” Binsar menghenyakkan tubuh di bangku keras yang disediakan di ruangan itu.“Penipu!” umpat Parlindungan tiba-tiba. Sorot mata kian tajam menunjukkan kebencian yang

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-19
  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 133.  Riris Hamil Di Penjara

    “Duduk di sini!” perintah petugas kepada Riris menunjuk kursi kosong agak jauh dari Binsar.Riris menurut dengan wajah ditekuk karena kecewa. Tapi otaknya berjalan lancar. Sebuah ide dia pikirkan.“Maaf, Bu! Boleh saya berbicara dengan Bang Binsar, ya! Ada yang ingin saya bicarakan, penting sekali! Boleh, ya!” pintanya mulai mengarang. Ada hal penting yang ingin dia sampaikan kepada sang selingkuhan. Kabar gembira. Baginya, tentu saja.“Tidak bisa! Duduk saja! Jam delapan tepat sidang akan dimulai! Lima belas menit lagi! Harap disiplin!” tegas petugas.“Ibu, tolong beri waktu lima menit saja! Pentiiiiiing sekali! Saya tidak akan macam-macam! Janji! Ini masalah masa depan saya! Tolong, ya, izinin ya, Bu! Toh, Petugas juga nungguin di sini, kan? Boleh, ya!” lirihnya memelas.Kedua petugas wanita itu saling tatap. “Ya, sudah! lima menit!” ucapnya kemudian.“Terima kasih, Bu!” ucap Riris bangkit lalu berjalan ke mendekati kursi Binsar.“Abang! Aku kangen!” ucapnya dengan nada khas m

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-19
  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 134. Kado Pernikahan Buat Arfan Dan Titian

    “Ketiganya sekarang seperti orang sinting, El. Kakek memang sakit, dirawat di rumah pakai suster pribadi yang sengaja aku gaji. Papa dan Mama tuh, yang seperti orang depresi gitu. Papa dan Mama bertengkar hebat setelah kejadian waktu itu. Keduanya sekarang diam. Tak pernah mau bicara. Kalaupun bicara manggil-manggil nama Bang Andre. Saat saat tertentu menjerit-jerit minta tolong agar Bang Andre pulang,” tutur nyelir memaparkan.“Aku turut prihatin, ya, An!” Elma mengusap pundak sahabatnya.“Terima kasih, El. Itu juga sebabnya suamiku aku suruh pulang. Buat menjalankan perusahaan. Papa tidak bisa lagi diharapkan. Dia sedang depresi, El.”“Oh, untung suami kamu mau, An.”“Ya, sebenarnya ini kejutan buat aku. Mas Elang tak pernah tertarik buat bantu-bantu di perusahaan keluargaku. Tapi, kok ini dia mau, ya? Agak janggal, sih.”“Mungkin karena dia merasa iba melihat keadaan keluarga kamu, An!”“Hem,mudah-mudahan karena itu. Karena putriku pernah bilang kalau Nayra sering ke rumah. E

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-19
  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 135. Tamu Mengejutkan

    “Selama ini selalu habis tak berbekas karena Rosa, kan, Bang? Rosa yang berfoya-foya dan tak menjaga amanah. Sekarang, yang di samping Abang bukan Rosa. Coba lihat! Siapa sekarang yang di samping Abang, ha? Titian. Seorang gadis yang sederhana, baik, dan mencintai Abang juga anak-anak. Tuh, bapaknya udah negeliatin ke sini, ayo bangun, jangan samapi dia duluan yang mendatangi Abang, gak sopan!” bujuk Andre menyemangati Arfan.Spontan Arfan menegakkan tubuh, lalu berjalan tegap ke arah ayah Titian. Sang gadis mengiring di belakangnya dengan wajah was-was karena masih ragu dan takut.“Tian! Kau datang Boru?” sambut sang Ayah dengan mata berkaca-kaca.“Bapak,” sahut Titian langsung menyalam dan mencium tangan ayahnya dengan takzim.“Pak, maaf, saya …. bawa Dek Titian memantau toko ini, ta ta tapi, kami tidak hanay berduaan, kok. Ada supir ikut, jadi saya … saya ….” Arfan terbata-bata. Sikap kurang pede dan penakutnya tetap tak jua lekang.“Arfan, jadi ini yang namanya Arfan? Salam, Na

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-19
  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 136. Ancaman Zul Kepada Elma

    Vita merasa rindunya sedikit terobat. Rindu pada sosok seseorang yang begitu memanjakan dirinya selalu. Mereka selalu bersama enam bulan yang lalu. Alva. Vita merindukan pria itu. Entah kenapa, dia seolah melihat sosok Alva pada diri sang tamu. Kerinduan membucah syahdu. Bocah empat tahun itu tak mampu menepis rasa, yang begitu menyeruak di dalam kalbu. Betapa Vita ingin menyentuh tangan pria itu. Betapa sang bocah ingin bergelayut di lengan itu. Bermanja di pangkuan, lalu berceloteh tentang kerinduan. Namun, dia tak punya nyali untuk itu. Sama hal dengan Elma. Wanita itu terperangah. Alva ada di hadapannya. Alva versi setengah baya. Siapa pria dewasa ini? “Jadi, kamu yang bernama Elma?” Suara Bariton terdengar begitu tegas. Tatapan tajam menukik bagai menghujam tepat di manik mata Elma. Bibir yang menghitam karena kebanyakan mengkonsumsi cerutu itu, menyungging senyum miring, begitu sinis. “Cantik! Lumayan!” sergahnya meneliti penampilan Elma dari ujung kepala hingga ke ujun

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-20
  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 137.  Pelukan Kerinduan Alva

    Andre mencengkram lengan pria paruh baya itu, lalu bersiap menyeretnya dengan kasar. Tetapi, hati nurani Elma menolak untuk itu. Biar bagaimanapun, Zul adalah ayah kandung dari Alva, pria yang snagat dicintainya. Tak tega jika Andre berlaku terlalu aksar terhadapnya. “Lepaskan, Bang! Jangan!” sergahnya kemudian. Zul menatapnya lama. Kaget dengan sikap wanita yang sangat dibencinya itu. “Biar bagaiamanpun, beliau adalah Papa Abang! Jangan kasar! Sebagai anak, kita tak boleh mengasari orang tua. Papa Anda akan pergi sendiri. Tak perlu diseret. Silahkan Pak Zul, tingalkan rumah saya! Dan tentang ancaman Anda tadi, semoga Anda berpikir seribu kali sebelum melaksanakannya. Karena saya tidak sendiri. Anak-anak Anda sellau melindungi saya tanpa saya minta. Termasuk Anyelir, dia akan siap menuntut Anda secara hukum, meskipun Anda adalah Papa kandungnya.” Elma berkata dengan nada begitu tenang. Suaranya yang memang merdu, lembut mendayu-dayu membuat Zul sempat terpana. Begitu lembut, namun

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-20
  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 138. Insiden Cinta Elma

    “Apa?” Sontak Alva berdiri, menoleh ke arah Elma. “Vita, bilang sama Bibik, buatkan minum untuk Oom, Sayang!” titahnya sengaja mengusir Vita secara halus. “Papa … Om Alva ini Papanya Vita, Mama!” sanggah Vita cepat. “Oh, iya, Papa.” Gadis kecil itu segera berlari kecil ke belakang. “Papa marahin kamu? Jawab dengan jujur!” Alva langsung mengintrogasi begitu Vita berlalu. “Tidak apa-apa, kita duduk, yuk!” ajak Elma mengalihkan pembicaraan. “Jawab dulu! Papa marahin kamu?” “Pak Alva, sabar! Biar bagaimanapun dia adalah Papanya Bapak. Aku juga tidak sakit hati. Dan tadi, Bang Andre sudah menegur beliau. Jadi, tolong jangan dipermasalahkan lagi, ya!” “Bang Andre?” Alva mengernyitkan kening. “Iya. Sebenarnya aku kasihan juga melihat Om Zul. Dia sepertinya sedih sekali. Kata Anyelir dia agak depresi juga karena kehilangan kalian berdua. Bapak dan Bang Andre.” “Kalau dia masih juga egois dan tak mau berubah, aku tak akan pernah menaruh rasa iba. Biarkan saja!” “Al! Kamu ke sini,

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-20

Bab terbaru

  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 200. Tamat (Binsar Meninggal)

    “Vita, sambil tengokin adek, ya! Tante mau buatkan jus buah!” titah Nirmala seraya bangkit. Ini hari keempat dia menemani anak-anak Elma. “Ya, Tante. Buatin buat Vita sekalian, ya, Tan! Gerah banget, nih!” sahut Vita tetap fokus dengan buku pelajaran di tangannya. Gadis kecil berusia delapan tahun itu akan menghadapi ujian kenaikan kelas besok. Itu sebab dia harus belajar keras hari ini. “Tampan mau jus enggak, biar Tante bawa sekalian?” teriak Nirmala lagi. “Mau, Tan! Pakai es yang banyak, ya!” sahut bocah laki-laki berusia lima tahun dari halaman. Dia tengah asik bermain bola sendirian. Keringat mengucur deras di dahi dan punggungnya. Nirmala bergerak ke dalam rumah. Vita tenggelam dengan bukunya ketika Tampan bergerak mendekati pintu pagar. Bola yang sedang dia mainkan terlempar ke luar. Berusaha menjangkau bola melalui celah besi pagar, bocah itu mulai putus asa. “Kakak, bolanya keluar!” teriaknya sedih. “Biar aja, ambil bola yang lain aja! Jangan keluar!” sang kakak b

  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 199. Karma Karena Sikap Tak Adil Keluarga Kepada Andre

    “Andre, kalian datang?” Serempak Sinulingga, Riani dan Anyelir menoleh. “Bagaimana keadaan Kak Elma, Kak Anyelir?” tanya Nara setelah menghirup napas beberapa kali. terlihat dia begitu kelelahan dengan perut yang kian membesar. Di usia kandungan yang ke tujuh bulan, wanita itu memang mulai mudah lelah. “Elma masih ditangani Dokter. Kamu baik baik saja? Ngapain ikut ke rumah sakit ini kalau kamu sendiri dalam keadaan hamil besar begini?” tanya Anyelir membantu Nara untuk duduk. “Aku khawatir, takut Kak Elma kenapa napa. Secara dia pernah hampir meninggal dulu karena serangan kanker rahim, kan?” dalih Nara sedih. “Kok bisa Elma drop, apa yang terjadi?” tanya Andre cemas. “Ini semua salah mama,” lirih Riani bersuara. Semua terpana. “Mama melakukan apa lagi” Andre menatapnya gusar. “Mama gak bisa terima kalau ternyata Alva enggak bakal pernah bisa punya anak. Mama sedih. Mama tak bisa menerima kenyataan. Nyatanya, Mama tk bisa berbuat apa-apa. Alva sudah menjatuhkan pilihan.

  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 198. Elma Drop

    “Maksud kamu? Mama … harus pergi dari sini?” tanya Alva menyipitkan kedua netranya. terkejut mendengar permintaan Elma. “Ya, maaf! Aku tidak mau Mama ada di sini! Di rumah ini. Setidaknya sampai hatiku kembali tenang,” lirih Elma lalu berjalan pergi meninggalkan kegaduhan. “Elma kau mengusir mama? Berani kau mengusir ibu mertuamu, hah?” Riani hendak mengejar Elma, tetapi segera ditahan oleh Anyelir. “Kau tidak bisa mengusirku, Elma! Mana janjimu untuk minta talak pada anakku? Mana janjimu akan menikahkan Alva dengan Nirmala! Kau penipu, Elma!” teriaknya memaki-maki Elma. Sontak Elma menghentikan langkah. Berbalik, lalu menatap ibu mertuanya penuh kecewa. Jemarinya memijit kening, pandangannya tiba-tiba gelap. Elma ambruk ke lantai. “Sayang!” Alva menangkap tubuhnya. “Elma, Sayang …! Kamu kenapa? El?” panggilnya seraya menepuk lembut pipi Elma. Namun, tak ada respon. “Denyut nadinya lemah banget!” seru Anyelir panik saat meraba pergelangan tangan Elma. “Kenapa? Kak Elma ken

  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 197. Elma Mengusir Ibu Mertua

    “Alva …?” Riani tersentak kaget. “Apa maksud kamu, Nak? Rencana apa? Mama enggak paham?” lanjutnya memasang wajah paling sedih. Dramanya masih berlanjut. “Enggak usah pura-pura lagi, deh, Ma! Dion, segera nyalakan proyektornya!” perintah Alva kepada anak buahnya. Dion dan Yopi segera melaksanakan perintah. Infokus mereka sorotkan ke dinding kamar. Menit berikutnya sebuah video rekaman sudah diputar. Rekaman dari CCTV di hotel tempat Alva dan Nirmala sempat berada di sebuah kamar tanpa busana. Terlihat jelas saat dua orang pria menurunkan tubuh Alva dan Nirmala dari dalam sebuah mobil. Keduanya lalu membawa Alva dan Nirmala masuk ke dalam kamar hotel. “Apa ini?” teriak Riani tiba tiba. “Hentikan itu! Mama enggak sanggup melihat hal yang menakutkan seperti itu!” pintanya pura-pura memelas. Alva melambaikan tangan, sebagai isyarat agar Dion menghentikan dulu memutar videonya. “Kenapa Mama enggak nanya, kenapa aku dan Nirmala bisa dalam keadaan tak sadarkan diri seperti itu? H

  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 196. Penyelidikan Alva Membongkar Rahasia Sang Bunda

    “Kau bilang apa barusan? Alva akan menikahi Nirmala, setelah menalak kamu?” Riany tersentak kaget. kedua bola matanya membulat sempurna. Sedikitpun dia tak menyangka, semua harapannya begitu mudahnya terlaksana. Awalnya, tak muluk cita-citanya. Cukuplah Elma setuju Alva menikahi Nirmala. Dia sudah sangat bahagia. Karena dengan begitu, dia akan mendpat cucu dari Nirmala. Anak kandung Alva, darah dagingnya, penerus marga dan keturunannya. Tak apa meski Nirmala hanya istri kedua. Sebab kalau mengharap cuuc dari Elma, itu sangat tidak mungkin. Elma pernah diponis menderita kangker rahim. Sudah dilakukan operasi besar juga. Besar kemungkinan rahim Elma sudah diangkat juga. Harapannya ternyata dikabulkan Tuhan berlipat ganda. Bukan hanya Alva yang akan menikahi Nirmala, tetapi juga Elma akan mengundurkan diri sebagai menantunya. Artinya, Nirmala akan menjadi satu satunya istri buat Alva. Ratu di keluarga Sinulingga, hanya Nirmala saja. Keturunan langsung keluarga besar itu. Bukan Elma,

  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 195. Nirmala Bukan Madu

    “Kenapa kau bisa tidur dengan Alva! Dasar kau memang manusia tak tau terima kasih! Kurang baik apa Elma sama kamu selama ini! Kenapa kau malah mencuri suaminya! Dasar kau memang keturunan Bina tang! Kau mau menyakiti hati Elma, iya? Kurang baik apa dia sama kamu, Nirmala …! Kenapa begini balasanmu!” lanjut Riani lagi memaki dan mengumpat dengan kata kata kasar.“Ma! Ada apa ini?” Elma mendorong pintu kamar langsung menerobos masuk ke dalam. “Nirmala, kau sudah pulang?” tanyanya menoleh kepada Nirmala.“Lihat perempuan sundal ini, Elma! Dia sudah berjinah dengan suamimu! Dia tega berselingkuh di belakangmu, Elma," teriak Riani pura-pura histeris.“Aku tidak selingkuh, Tante! Bang Alva yang sudah menjebak aku, entah apa yang terjadi aku enggak sadar. Saat aku bangun, aku sudah berad di dalam sebuah kamar hotel bersama Bang Alva. Bang Alva yang sudah perkosa aku, Tante!” jerit Nirmala tak terima tuduhan sang Tante.“Jangan ngarang kamu! Jangan pura-pura jadi korban! Akui saja, kalau ka

  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 194. Drama Sang Ibu Mertua

    “Elma …! Kau ngomong apa! Menikah apa?! Aku tidak mau …!” teriak Alva histeris. Elma tak menghiraukan. Langkahnya makin panjang keluar dari kamar.“Kak El, aku juga enggak mau nikah sama Bang Alva!” Nirmala ikut berteriak. Namun, dia tak bisa mengejar Elma. Dia maish sibuk mengenakan seragam sekolahnya kembali.“Elma … tunggu!” Alva menangkap lengan Elma dari belakang. Terpaksa Elma menghentikan langkah. Namun, detik berikutnya sebuah tamparan langsung dia layangkan tepat di pipi Alva.“Sudah kubilang, jangan pernah sentuh aku lagi! Aku jijik padamu, paham!” tegasnya lalu meneruskan langkah.Alva terperangah, meraba pipinya yang panas. Elma sedang benar-benar marah. Dia bisa berbuat apa sekarang? Tak ada, selain pasrah.“Aku akan buktikan kalau aku tidak bersalah,” ucapnya lirih. Sebuah tekat terpatri di dalam benak. Semua ini akan bisa diusut tuntas. Akan dia buktikan kalau dia bukan pria bejat seperti anggapan Elma saat ini.“Bang Al, saya harus meningglkan Abang! Saya akan setiri

  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 193. Permintaan Mengejutkan Dari Elma

    Elma berdiri kaku di ambang pintu, menatap nanar pemandangan di atas ranjang. Suaminya berbaring dengan tanpa busana sehelai benang. Hanya ujung kain sepre yang menutup bagian selangkangan.Sementara Nirmala, gadis yang selama ini sudah menumpang hidup di rumahnya. Dia biayai pendidikanya, dia tanggung makan dan biaya hidupnya. Saat ini, dia dapati tengah berda di satu ranjang yang sama dengan suaminya. Dalam keadaan sama. Bahu, pundak dan dada atas gadis itu terlihat tanpa penutup apapun juga. Hanya sehelai selimut tipis yang menutupi batas kaki hingga wilayah dada.“Kalian?” lirihnya tercekat. Hilang suara di kerongkongan. Langit serasa runtuh, kini ambruk menimpa dirinya. Searas seluruh tubuhnya remuk. Redam, tak lagi berbentuk. Elma merasakan sakit, sangat sakit, tapi entah di bagian mana.Entah dengan kekuatan apa, dia akhirnya berhasil menggerakkan kakinya. Meski tungkainya terasa tak bertenaga. Elma merasa tubuhnya ringan, melayang, tubuhnya lalu menghampiri kedua sosok yang

  • Aku Mundur Kau Hancur, Bang!   Bab 192. Elma Datang Ke Hotel

    “Nirmala bangun! Nirmala …! Banguuuun!” Alva mengguncang bahu polos Nirmala. Panik yang melanda pria itu membuat dia bingung harus berbuat apa sekarang. Pacu jantungnya semakin tidak karuan. Bingung, takut, khawatir, marah, kecewa, bercampur dan mengaduk perasaannya.“Eeeehm …, di mana ini? Palaku sakit banget, mataku sepat ….” racau Nirmala masih saja terpejam. Hanya bibirnya yang bergerak gerak saat berusaha berucap.“Buka mata kamu! Lihat apa yang terjadi ini, Nirmala! Bangun!” perintah Alva meski dia sendiri hanya mampu bersuara tanpa bisa bergerak. Otaknya serasa buntu untuk memerintahkan anggota badan untuk berbuat sesuatu meski hanya untuk mengenakan pakaiannya kembali.“Astaga! Apa yang telah terjadi ini sebenarnya? Apa yang telah aku lakukan? Kenapa aku ada di kamar ini?” Alva memukul mukul keningnya.“Oooough …! Ini di mana?” Nirmala menguap panjang, lalu mengulet lagi hendak melanjutkan tidur.“Bangun Nirmala! Kita dalam masalah besar!” sergah Alva sekali lagi menggunca

DMCA.com Protection Status