Share

Empat Puluh Tujuh

Penulis: Aura_Aziiz16
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Permisi, pasien darurat, Pak. Minta pertolongan segera," ujar Purnomo pada petugas yang berjaga di ruang Unit Gawat Darurat.

Demikian juga Surya yang masuk ruangan dengan buru-buru dan menghampiri petugas yang sama.

"Pak, tolong ... klien saya tiba-tiba pingsan dan belum sadarkan diri sejak lima belas menit yang lalu."

Mendapat laporan dua orang laki-laki yang sama-sama membawa pasien darurat dan butuh pertolongan segera, petugas tampak bingung. Namun, petugas itu kemudian segera menginstruksikan sejawatnya untuk sama-sama melakukan tindakan.

Dua buah brankar kemudian didorong cepat menuju mobil di mana pasien berada.

Mila yang sedang meringis kesakitan di jok depan mobil Purnomo dan Mayang yang ditidurkan di kursi tengah sambil dijaga oleh staf Surya langsung dipindahkan ke brankar dan didorong masuk ke ruang UGD.

Purnomo yang tengah fokus pada kondisi Mila sama sekali tak mengenali Mayang yang terbaring tak sadarkan diri di atas brankar.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Empat Puluh Delapan

    "Mana mas tahu itu anak siapa? Mayang kan sudah lama pergi dari rumah!" sahut Purnomo mengelak, pura-pura tak tertarik membahas soal pertemuan tak terduga mereka dengan sosok wanita yang pernah menghuni hidupnya itu yang lebih sebulan lalu pergi dari rumah. Padahal dalam hati lelaki itu gelisah dan ingin tahu bukan main.Ya, pertanyaan yang sama yang saat ini sepertinya tengah menggelitik benak Mila, anak siapa yang ada dalam kandungan Mayang itu?"Alah, Mas. Nggak usah pura-pura cuek dan nggak mau tahu begitu deh! Sekarang ini kamu pasti sedang mikir keras kan, yang ada di dalam rahim Mayang itu anak kamu atau bukan?" sergah Mila lagi dengan nada marah.Wanita itu memang merasa cemburu dan kesal bukan main. Di saat ia baru saja kehilangan rahimnya, Mayang yang selama ini dikabarkan mandul, justru katanya sedang berbadan dua. Siapa yang tidak keki dan iri hati?"Kok kamu jadi marah sama mas? Memangnya salah mas apa?" tanya Purnomo pura-pura tak mengerti m

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Empat Puluh Sembilan

    Purnomo menghembuskan nafasnya begitu keluar dari ruang perawatan Mila. Benaknya masih terngiang ucapan istrinya itu soal Mayang.Tapi apa yang akan dilakukannya pada anak yang saat ini berada dalam kandungan mantan istrinya itu ya?Apa ia harus mengejar kembali mantan istrinya itu dan menafikan ketakutan Mila, sebab wanita itu sekarang tak bisa lagi memberinya keturunan karena telah kehilangan rahimnya?Purnomo mengeluarkan ponsel dari saku celananya lalu mencoba menghubungi nomor telepon Mayang, tetapi ternyata nomor telepon itu sudah tidak aktif. Begitu pun akun whatsapp mantan istrinya itu juga hanya centang satu saat ia berusaha mengirim pesan.Ah, ke mana ia harus mencari Mayang? Sudah dua bulan sejak kepergian perempuan itu, ia tak berusaha untuk mencari tahu sebab berpikir tak butuh lagi keberadaan perempuan itu.Namun, tern

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Lima Puluh

    "Saya Surya. Pengacara Ibu Mayang. Saya ke sini untuk mengecek kondisi Bu Mayang karena beliau klien saya. Jadi saya berhak memastikan kondisi kesehatan beliau karena beliau telah mempercayakan saya menangani kasus hukum yang saat ini sedang saya upayakan untuk menangani. Anda sendiri, ke sini mau apa? Di atas kertas, anda mungkin masih berstatus suami ibu Mayang, tetapi secara pribadi, Anda dan Bu Mayang mungkin sudah tidak bisa dikatakan suami istri lagi," sahut Surya sambil mengulurkan tangannya tetapi dengan kasar ditepis oleh Purnomo."Oh ya? Maksud, Anda? Pengacara? Ada apa dengan istri saya sampai harus menyewa jasa pengacara seperti Anda segala?" Purnomo makin bersikap ketus dan arogan."Hmm, begini. Jadi, Bu Mayang sudah menyerahkan perkaranya pada saya untuk ditangani. Dia ingin menggugat cerai Anda sebagai suaminya. Jadi, saya kira tidak usahlah bersikap pura-pura atau pun basa-basi lagi, Anda dan Bu Mayang mungkin tak lama lagi akan bertemu di pengadilan ag

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Lima Puluh Satu

    "Kamu tahu Mila kehilangan rahimnya dan sedang sakit? Kamu tahu dari mana, May?" Purnomo memicingkan matanya."Nggak penting aku tahu dari mana! Yang jelas, aku nggak akan kembali lagi sama kamu, Mas. Jadi, silahkan pergi sekarang juga dari sini. Pergi!" seru Mayang dengan nada kalap."Oh, pasti kamu tahu dari lelaki ini bukan? Dia pengacara kamu sekaligus laki-laki yang membuat kamu berani minta cerai dari mas! Iya kan! Dengar, mas nggak akan pernah menceraikan kamu! Kecuali kamu bersedia menyerahkan bayi yang kamu kandung saat ini pada mas setelah dia lahir! Dengar itu, Mayang!" bentak Purnomo marah.Mayang pun membentak tak kalah marah."Apa? Menyerahkan bayi ini pada mas setelah dia lahir? Mas sudah gila? Tentu saja aku nggak akan menyerahkan bayi ini begitu saja sama mas. Nggak akan! Sekarang pergi mas dari rumah ini! Pergi!"Mayang keluar dari rumah lalu menghampiri sosok Purnomo dan mendorong tubuh lelaki itu supaya segera pergi tetapi

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Lima Puluh Dua

    "Mas, kamu dari mana? Kok lesu gitu?" tanya Mila saat Purnomo kembali ke rumah sakit. Dilihatnya suaminya itu menekuk muka, membuatnya penasaran."Nggak papa. Ada masalah pekerjaan aja di kantor tadi," sahut Purnomo berusaha menutupi kegundahannya akibat kejadian bersama Mayang tadi di mana pada akhirnya mantan istrinya itu mengalami keguguran yang menyebabkan harapannya untuk punya anak dari benihnya sendiri pun menjadi gagal."Kenapa? Ada masalah apa?" Mila masih merasa penasaran.Purnomo menggelengkan kepalanya."Nggak. Udah selesai kok. Nggak usah dipikirin. Oh ya kamu kapan boleh pulang sama dokter? Sudah tiga hari lho kita di rumah sakit," jawab laki-laki itu lagi mengalihkan pembicaraan.Purnomo memang sedikit bertanya-tanya, kenapa sudah tiga hari berada di ruang perawatan ini tapi belum ada juga kabar dari dokter kapan mereka boleh pulang.Ia sudah mulai bosan harus tidur di ruang perawatan rumah sakit ini. Ia ingin tidur di rumah d

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Lima Puluh Tiga

    Yuni mendekati sosok Purnomo lalu membelai kepala laki-laki yang tengah memejamkan mata itu tanpa menyadari Purnomo masih setengah sadar dan membuka matanya lalu menatap wajah Yuni yang terpampang di hadapannya dengan perasaan bingung dan bertanya-tanya. Apalagi saat merasakan belaian tangan ART itu di kepalanya."Yuni? Kamu ngapain?" Purnomo membuka suaranya.Yuni yang baru menyadari perbuatannya ternyata diketahui Purnomo dan tidak menyangka jika laki-laki itu ternyata masih belum tertidur, menghentikan gerakannya lalu bersurut perlahan."Ma-maaf, Pak. Sa-saya tidak sengaja," ujarnya sambil menarik tangannya dari genggaman tangan Purnomo tetapi lelaki itu tak mau melepaskan, justru menahan dan kemudian menarik tangan gadis itu makin dekat hingga tubuh mereka menjadi tak berjarak.Sekarang gantian Yuni yang bingung. Taoi sebenarnya tidak benar-benar bingung karena gadis itu telah lama menunggu kesempatan seperti ini, Purnomo merespon perlakuannya.

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Lima Puluh Empat

    "Mas? Ini aku, Mila, Yun! Kamu manggil mas Purnomo dengan panggilan mas? Sejak kapan? Bukannya biasanya kamu manggil Bapak?!" tanya Mila dengan nada marah dan curiga saat telah berhasil meredakan rasa kagetnya pada Yuni yang barusan memanggil Purnomo dengan panggilan 'mas'.Di depannya, Purnomo menegakkan kepalanya dan mengernyit kaget saat mendengar perkataan Mila pada Yuni. Apa barusan Yuni telah menyapanya dengan panggilan 'mas' sehingga membuat Mila semakin menaruh rasa curiga? Ah, gawat kalau begitu, bisa marah dan mengamuk habis-habisan setelah ini kalau istrinya itu sampai tahu hubungannya dengan Yuni saat ini.Bukan apa-apa, ia hanya tak mau ribut dengan Mila sekarang. Nanti saja kalau ia sudah siap dengan keributan yang jauh lebih besar lagi saat ia akan meminta izin untuk menikah lagi pada istrinya itu. Sekarang ia ingin tenang dulu karena Mila juga baru saja menjalani operasi."Eh, oh ini Mbak Mila ya? Maaf mbak, aku kira tadi mas ... eh Pak Purnomo.

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Lima Puluh Lima

    "Kamu diam aja dan patuhi saja semua perintahku supaya selamat, Mila. Mas pria bebas dan masih sangat merindukan keturunan. Kamu bisa mengerti maksud mas bukan? Sebenarnya mas tidak ingin membicarakan hal ini secepat ini, tapi kamu terus memaksa. Jadi ... apa daya. Mas terpaksa mengatakan ini semua sama kamu supaya kamu tahu. Mas akan mencari ibu baru untuk anak-anak mas! Dan perempuan itu bisa saja Yuni atau pun perempuan lainnya!" ucap Purnomo tegas tanpa keraguan sedikitpun sambil menatap Mila dengan tatapan tajam.Mendengar kalimat yang keluar dari mulut lelaki di depannya itu, Mila menggigit bibir. Jantungnya bergolak tak karuan. Pengakuan Purnomo telah sukses membuat hatinya terkoyak.Ia tak mengira rasa cinta lelaki itu padanya ternyata hanya sebatas memperoleh keturunan saja. Saat ia tak mendapatkan itu darinya, saat itu juga Purnomo berpaling darinya. Semudah itu.Padahal selama ini ia mengira Purnomo cinta mati padanya dan bersedia melakuka

Bab terbaru

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 148

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (148)Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Andin pun membalikkan badannya, hendak meninggalkan kamar Yuli dan Sri karena merasa perintahnya sudah sangat jelas dan tegas. Tak ada lagi alasan sedikit pun bagi Yuli untuk menolak perintahnya atau pun pura pura takut menghadap sebab Yuli bisa jadi lebih licik dari yang mereka bayangkan.Namun, Yuli yang memang tak mengira jika rencananya nyaris diambang kegagalan, spontan berusaha mengelak dengan terus berusaha pura pura tak tahu apa yang baru saja terjadi dan apa maksud perkataan Andin sebenarnya."Ma - maksud Mbak Andin apa? Saya orang suruhan? Suruhan siapa Mbak dan untuk apa?" tanya Yuli masih dengan ekspresi pura pura lugu.Mendengar pertanyaan itu, Andin kembali mengulas senyum tipis."Sudahlah Marni. Saya dan Mas Arga sudah tahu siapa kamu sebenarnya! Sri sudah cerita semuanya kalau kamu tak sesuai seperti apa yang kamu ceritakan pada kami kemarin. Apalagi sejak ngobrol sama kamu di taman belakan

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 147

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (147)Sementara itu mengetahui jika Sri ternyata telah tahu rahasia tentang dirinya dan membongkar rahasia itu pada Andin, Yuli pun seketika merasa kesal bukan main. Apalagi saat Heru menelponnya dan terang terangan mengatakan jika dirinya baru saja menghubungi anak anak karena tak sabar lagi ingin segera memiliki Andin kembali dengan cara menghancurkan rumah tangga mantan istrinya itu dengan suami barunya dengan menjadikan anak anak sebagai umpan untuk memaksa Andin bercerai dari Arga, Yuli pun makin merasa gundah.Ia merasa rencananya untuk diam diam mengacaukan keluarga kecil Arga dan Andin menjadi berjalan di luar skenario yang telah dia susun semula. Heru bukan saja bersikap seolah olah tak percaya pada kemampuannya untuk memisahkan Arga dengan Andin. Namun juga telah membuat kekacauan yang menjadikan dia jadi serba salah seperti sekarang ini.Sekarang Andin pasti menaruh rasa curiga padanya kalau dia sebenarnya bukanlah wanita yang diusir ole

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 146

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (146)Flashback ....Sebelumnya saat masuk ke dalam kamar, Sekar menemukan ponselnya berbunyi. Gadis kecil yang memang diberi mamanya hape sendiri itu lantas menerima panggilan telepon dari nomor tak dikenal tersebut.Ternyata nomor tersebut adalah nomor hape papa kandung mereka yakni Heru yang sebenarnya sudah lama memiliki nomor telepon kedua anak perempuannya tersebut tetapi baru berani menghubungi saat dirinya merasa tak sabar lagi ingin segera bisa memiliki Andin kembali dan dekat dengan kedua putrinya itu apapun aral yang terjadi. Heru merasa tak sabar lagi ingin cepat cepat mewujudkan keinginannya walaupun di rumah Arga dan Andin sekarang sudah ada Marni alias Yuli yang tengah membantunya mewujudkan cita citanya tersebut.Akan tetapi karena mendapatkan kabar dari Yuli yang mengatakan jika Andin sedang berbadan dua, menyebabkan Heru tak mampu lagi untuk menunggu lebih lama. Dia pun berusaha menghubungi kedua putrinya itu untuk menjalin kembali

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 145

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (145)Mendengar perkataan Bi Hanun, refleks Andin dan Sri menoleh dengan kening mengernyit.Sekar menangis dan mengamuk? Yang benar saja? Apa penyebabnya?"Apa, Bi? Sekar nangis dan ngamuk ngamuk? Kok bisa?" tanya Andin dengan nada heran dan tak percaya karena seumur umur putrinya itu tak pernah berkelakuan seperti ini.Dia pun gegas berlari ke arah kamar anaknya tersebut. Ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.Benar saja, di dalam kamar terlihat Sekar tengah menangis sesenggukan di atas tempat tidur sembari meremas remas bantal guling dan seprai yang sekarang keadaannya menjadi kacau berantakan.Selama ini tak pernah Andin melihat putrinya itu dalam keadaan demikian. Itu sebabnya wanita cantik itu sempat mematung di depan pintu sebelum akhirnya gegas memburu sosok Sekar yang tengah menangis di atas ranjang. Begitu pun Seruni yang terlihat sedih meski tak sampai menangis keras seperti Sekar."Sekar, kamu kenapa, Sayang? Kenapa nangis?" tanya Andin d

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 144

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (144)"Kamu yakin yang kamu lihat itu hape sama skincare, Sri? Kamu nggak salah lihat?" Andin masih mencoba untuk tidak mempercayai perkataan ART nya itu meski dia tahu Sri bukanlah tipe perempuan yang suka menebar fitnah dan kebohongan. Sri bukan gadis seperti itu walaupun gadis itu tegas dalam berbicara dan apa adanya.Sri menggelengkan kepalanya dengan yakin."Nggak, Bu. Saya yakin saya nggak salah lihat. Mbak Marni memang punya hape dan bawa skincare, Bu.""Terus tadi waktu Ibu ngantar Pak Arga di teras depan waktu Pak Arga mau berangkat ke kantor, Mbak Marni juga ngeliatin Pak Arga terus, Bu. Nggak meleng meleng.""Waktu saya ajak sarapan, Mbak Marni ternyata juga sudah tahu kalau nama bapak itu adalah Arga. Coba Ibu pikir, dari mana Mbak Marni tahu nama bapak adalah Arga sedangkan sebelumnya Mbak Marni belum pernah bertemu Bapak?""Wajar kan, Bu, kalau saya jadi curiga, Mbak Marni itu ada niat tersembunyi ke Ibu dan bapak? Ada tujuan yang Sri

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 143

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (143)"Kenapa, Bu? Kok Ibu diem aja? Ada masalah ya, Bu?" tanya Sri begitu melihat Andin masuk ke dapur dengan wajah terlihat muram.Sri memang sangat dekat dengan Andin sehingga berani bertanya seperti itu meskipun Andin notabene adalah majikannya.Andi mengulas senyum tipis lalu menghembuskan nafasnya."Tadi anak anak bicara sama Marni. Tapi setelah itu tingkah mereka jadi aneh, Sri. Sama Mas Arga nggak negur lagi. Saya 'kan jadi heran, Sri. Kenapa sikap mereka mendadak jadi aneh begitu," jawab Andin yang benar benar tak mengerti mengapa kedua putrinya itu hanya diam saja saat berpapasan dengan Papa sambung mereka barusan. Papa sambung yang selama ini sudah bersikap baik melebihi Papa kandung sendiri akan tetapi hari ini telah diacuhkan begitu saja oleh kedua putrinya itu."Hmm ... Marni lagi Marni lagi! Bukan apa apa sih, Bu, cuma ....apa Ibu nggak curiga, Mbak Marni mengaku susah karena diusir suaminya, tapi kok wajahnya cantik dan terawat sekal

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 142

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (142)"Tapi, Tante ... apa Mama mau kembali sama Papa lagi? Mereka kan sudah bercerai?" tanya Sekar dengan mimik ragu. Begitu pun Seruni. Wajah keduanya tampak bimbang dan tak menentu."Kalau kalian ingin ketemu Papa lagi dan ingin hidup bersama dengan Papa kalian lagi, maka jalan satu satunya hanyalah dengan membuat Papa Arga pergi dari rumah ini.""Kalau Papa Arga sudah pergi, maka Papa Heru akan kembali dengan Mama kalian lagi. Apa kalian nggak mau hal itu terjadi? Katanya kalian ingin ketemu Papa lagi? Cuma ini satu satunya cara supaya kalian bisa berkumpul lagi dengan Papa Heru.""Papa Arga 'kan hanya Papa tiri kalian. Sedangkan Papa Heru adalah papa kandung kalian. Masa kalian lebih memilih tinggal bersama Papa Arga dari pada dengan Papa Heru?" bujuk Yuli lagi."Tapi, Tan ... " Sekar dan Seruni ragu ragu."Kalian sayang sama Papa kalian kan? Ingat, Papa Heru adalah papa kandung kalian, sementara Papa Arga hanya papa tiri," tandas Yuli kembali

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 141

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (141)"Hai, Sekar ... Seruni ... apa kabar?" tanya Yuli dengan nada ramah pada dua gadis kecil yang tengah bermain perosotan tersebut.Sekar menoleh lalu menatap heran saat melihat sosok Yuli yang tengah berjalan mendekati dia dan adiknya."Tante siapa? Kok tahu nama kita?" tanya Sekar dengan tidak mengerti, sebab baru kali ini dia bertemu Yuli tapi Yuli tahu namanya. Tentu saja benak gadis kecil itu merasa heran dan bertanya tanya.Ditanya seperti itu, sesaat Yuli kaget, tapi detik berikutnya cepat cepat dia meralat. Untung saja di dekat mereka saat ini tak ada Sri, Andin atau pun Bi Hanun, andai ada mereka juga pasti heran bagaimana bisa dia tahu nama dua gadis perempuan di depannya itu karena sebelumnya mereka belum pernah bertemu."Hmm ... Tante tahu dong dari Mama kalian dan Mbak Sri. Tapi itu nggak penting. Yang penting Tante membawa pesan penting dari seseorang untuk kalian. Kalian ingin tahu nggak?""Oh ya, sebelumnya kenalkan Tante ini Tant

  • Aku Menyerah Menjadi Istrimu, Mas!   Bab 140

    AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (140)"Emang boleh Mbak saya melihat lihat sekeliling sama Mbak Andin? Kalau boleh, saya maulah jalan jalan ke taman," jawab Yuli dengan wajah berbinar.Bagus juga dia keluar dari kamar ini untuk mencari celah dan kesempatan yang kiranya bisa digunakan untuk mewujudkan rencananya, merebut cinta Arga dan memisahkan laki laki itu dari Andin. Apalagi Heru sudah banyak memberinya uang untuk merusak rumah tangga mantan istrinya itu dengan suaminya agar bisa kembali lagi pada Andin. Hal ini membuat Yuli semakin semangat untuk mencari celah dan kesempatan guna mewujudkan niatnya itu."Ya boleh aja sih kalau Mbak mau," jawab Sri lagi merasa senang karena Yuli tampaknya bersedia keluar dari kamar supaya dia bisa segera menggeledah tempat tidur perempuan itu.Itu sebabnya Sri tersenyum lebar saat Yuli menganggukkan kepalanya dengan gembira lalu segera keluar dari kamar setelah mendapat izin darinya.Segera setelah Yuli keluar dari kamar, Sri membuka dan meng

DMCA.com Protection Status