AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (104)Setelah satu minggu Yuni dirawat kembali di rumah sakit, kondisinya sudah mulai membaik. Jadi Yuli berencana ingin membawa kakaknya itu keluar dari rumah sakit ini dan mengontrak rumah supaya mereka bisa lebih bebas dan nyaman ketimbang tidur di rumah sakit seperti ini.Dan akhirnya hari ini mereka mendapatkan juga rumah untuk disewa dan segera menempatinya usai meninggalkan RS."Mbak, aku kan sekarang memutuskan tinggal di kota ini. Gimana kalau aku cari kerja aja di sini ya. Memang sih pelanggan ku banyak di kota ini, kalau butuh uang aku nggak kerepotan. Tapi rasanya aku kok bosan ya kerja jadi perempuan penghibur terus. Sampai kapan coba aku mau begini?""Aku kok iri ya sama nasibnya Andin dan Mayang. Mereka berdua juga janda. Tampang biasa biasa aja. Kalau dibandingkan dengan kita masih cantikan kita tapi kok mereka bisa punya suami tampan dan kaya raya ya? Kok kita nasibnya apes banget. Kamu ditinggalkan Purnomo masuk penjara. Nggak dapa
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (105)"Eh, Pak Maruto? Siapa dia?" tanya Yuni penasaran sambil memicingkan matanya.Yuli mengerlingkan matanya lalu menjawab."Salah satu pengguna jasaku waktu aku sering ke sini dulu sebelum kamu kerja di rumah Pak Purnomo, Mbak. Sejak kenal sama dia, kita sering kontak dan sering ketemuan. Kalau nggak dia yang mendatangi aku di kampung, ya aku yang ke sini. Tapi seringnya sih dia yang nemuin aku di kampung. Soalnya kamu tahu sendiri kan, Bapak sama ibu nggak ada yang menemani kalau aku pergi pergi?""Ini aja sebelum ke sini terpaksa aku nyarikan orang buat ngurus ibu dan bapak. Dan aku bilang kalau aku mungkin bakalan lama di sini.. Aku bilang sama ibu kalau Mbak sakit, cuma aku nggak bilang kalau Mbak Yuni ditabrak orang, biar nggak kepikiran.""Hmm ... Mbak ngapain nanyain Pak Maruto? Pengen deketin dia? Nggak usah deh, Mbak. Soalnya Pak Maruto itu sudah tua. Udah nggak pantas lagi buat dijadikan suami walau pun istrinya juga sudah lama nggak bi
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (106)"Sayang, Mas berangkat ke kantor dulu ya. Hari ini ada teman ngajak ketemuan, makanya Mas agak pagi berangkatnya.""Oh ya, siapa, Mas temen kamu itu?" tanya Mayang sambil lalu. Disebut namanya pun dia tak akan kenal teman suaminya yang hendak janjian ketemu itu."Pak Maruto. Pengusaha spare part otomotif. Sering jadi klien Mas dulu. Cuma sekarang udah jarang. Heran juga tiba tiba ngajak ketemuan. Tapi katanya mau minta sedikit bantuan Mas, cuma bantuan apa Mas juga belom tahu. Dia nggak mau bicara di telepon soalnya," jawab Surya sambil membantu Mayang yang tengah memasangkan dasi di lehernya.Mayang tersenyum lalu membuka mulutnya."Ya udah Mas, temuin aja. Siapa tahu temen Mas itu memang sedang butuh bantuan. Besar pahala bantu orang lho. Asal bantu dalam kebaikan, bukan keburukan," balas Mayang sambil merapikan kemeja suaminya lalu membantu Surya membawa tas kerjanya setelah selesai bersiap siap."Tentu, Sayang. Ya udah, Mas berangkat dulu
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (107)"Surya, kenalin, ini temen saya Yuli. Dia baru aja datang dari luar kota hendak mencari pekerjaan di sini. Lulusan SMA, tapi aku yakin dia bisa bekerja dengan baik.""Hmm ... apa kamu bisa menerima dia kerja di perusahaan kamu, Sur? Atau ... di kantor pengacara kamu juga boleh. Please ... kita kan teman. Tolong menolong di antara teman itu sudah biasa. Siapa tahu suatu saat kamu juga butuh bantuan dari aku. Jadi sekarang tolong terima dulu temanku ini bekerja di perusahaan kamu ya? Nanti kapan kapan kalau kamu butuh bantuan dari aku, tinggal bilang aja. Oke?" ujar Maruto panjang lebar sambil menyeringai lebar ke arah Surya yang seketika menjadi bingung bagaimana harus menjawab permintaan dari rekan bisnisnya itu.Apakah akan menerima permintaan tolong tersebut dengan baik atau menolaknya sebab jujur dari pandangan kasat mata saat ini saja, dia bisa melihat kalau Yuli bukan wanita baik baik. Sedari tadi perempuan berpakaian seksi dan kurang bah
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (108)Maruto keluar dari ruangan kerja Surya dengan wajah kelam dan diselimuti amarah. Tangannya mengepal. Tak pernah seumur hidupnya dia merasa dihinakan seseorang seperti ini. Tapi hari ini,, dia mendapatkan kehinaan itu karena permintaannya untuk menerima Yuli di perusahaan Surya ditolak mentah mentah oleh laki laki itu.Rasanya dia tak bisa terima begitu saja dan jadi dendam pada Surya."Sialan! Sombong sekali Surya! Permintaanku untuk menerima kamu kerja di sini ditolak mentah mentah sama dia! Awas saja! Tunggu saja pembalasanku!" gerutu Maruto sambil membuka pintu mobil dan menutupnya dengan keras setelah ia berada di belakang kemudi dan Yuli juga sudah duduk di sampingnya.Setelah Yuli masuk ke dalam mobil, dia pun mengendarai roda empat nya dengan kencang keluar dari halaman parkiran."Iya Mas, sombong sekali Surya itu! Baru aja sukses sedikit sudah sombong minta ampun! Aku jadi kesel banget Mas, pengen rasanya bikin perhitungan sama laki la
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (109)"Mas, kalau kamu kenal baik dengan Arga, apa kamu juga kenal baik dengan mantan suami Andin?" tanya Yuli sesaat kemudian."Heru? Tentu saja aku kenal dia! Hanya saja entah bisnis apa yang dia geluti saat ini. Aku rasa bisnis narkotika. Sebab tempo hari dia ditangkap dan dipenjara juga karena bisnis haram ini.""Setelah keluar dari penjara, sepertinya dia kembali menekuni bisnis ini, juga bisnis hiburan malam. Mafia besar dia. Kamu nggak usah dekat dekat kalau masih ingin selamat!" jawab Maruto memperingatkan Yuli.Namun, Yuli hanya mengulas senyum tipis."Jadi Heru seorang mafia, Mas? Kasihan sekali. Aku rasa Andin pasti berusaha menjauhkan mantan suaminya dari anak anaknya. Hmm ... Mas bisa nggak kenalin aku sama dia?" sambung Yuli lagi."Kenalin sama siapa? Heru? Kamu ingin coba coba mengajak dia berkencan? Jangan gila kamu, Yuli! Dia seorang bandar besar! Bisnis hiburan malamnya ada di mana mana, apa kamu mau cari mati berdekatan sama orang
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (110)"Mas serius ingin menjadikan aku istri kedua?'" tanya Yuli setelah beberapa saat.Maruto menganggukkan kepalanya."Tentu saja aku serius, Yul. Sudah lama aku menginginkan hal itu, tapi kamu acuh tak acuh saja?""Jadi gimana? Kamu mau tidak, menikah dengan Mas?" tanya Maruto lagi.Sejenak berpikir, akhirnya Yuli menganggukkan kepalanya.Ya, tak mengapa untuk sementara dia menjadi istri laki laki di sampingnya itu. Dibandingkan Arga dan Surya, Maruto juga tidak kalah kaya. Dia pasti bisa hidup enak dan kecukupan kalau mau menjadi istri kedua laki laki itu.Siapa tahu dia bisa mengumpulkan aset dan kekayaan dari menjadi istri kedua Maruto."Baiklah, Mas. Setelah aku pikir pikir seperti nya aku menerima tawaran Mas ini. Mas udah baik banget sama aku selama ini. Berkenan menolong aku saat aku butuh pertolongan.""Tapi apa Mas yakin bisa berbuat adil kalau aku jadi istri kedua Mas? Aku sekarang tinggal di kontrakan Mas bareng kakakku yang sedang sak
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (111)"Mbak, Maruto mengajak aku menikah. Menurut Mbak gimana? Kalau aku jadi istri kedua dia, aku akan dibelikan rumah, mobil dan disediakan asisten rumah tangga. Menurut Mbak gimana?" tanya Yuli pada Yuni meminta pertimbangan saat ia tiba di rumah."Wah, baguslah itu, Yul. Kesempatan bagus jangan ditolak! Cuma .... bukannya kamu sedang berusaha untuk mendekati Surya? Dengan mendekati dia, kamu bisa bantu Mbak balas dendam ke Mayang?" Yuni menaikkan alisnya."Nah, itu juga alasanku menikah dengan Maruto, Mbak. Lewat tangan dia, kita bisa mengobrak abtrik kehidupan mereka. Bahkan bukan hanya dia, hidup Arga dan Andin pun bisa.""Jadi gimana? Aku terima tawaran menikah dengan Maruto atau aku tolak, Mbak? Jujur aku nggak punya perasaan apa apa sama laki laki itu, tapi fasilitas yang dia janjikan kalau aku bersedia menikah dengan dia sangat menggiurkan.""Rumah, mobil dan fasilitas lainnya. Sejauh ini cuma Maruto yang menawarkan itu padaku, Mbak.""Ya
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (148)Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Andin pun membalikkan badannya, hendak meninggalkan kamar Yuli dan Sri karena merasa perintahnya sudah sangat jelas dan tegas. Tak ada lagi alasan sedikit pun bagi Yuli untuk menolak perintahnya atau pun pura pura takut menghadap sebab Yuli bisa jadi lebih licik dari yang mereka bayangkan.Namun, Yuli yang memang tak mengira jika rencananya nyaris diambang kegagalan, spontan berusaha mengelak dengan terus berusaha pura pura tak tahu apa yang baru saja terjadi dan apa maksud perkataan Andin sebenarnya."Ma - maksud Mbak Andin apa? Saya orang suruhan? Suruhan siapa Mbak dan untuk apa?" tanya Yuli masih dengan ekspresi pura pura lugu.Mendengar pertanyaan itu, Andin kembali mengulas senyum tipis."Sudahlah Marni. Saya dan Mas Arga sudah tahu siapa kamu sebenarnya! Sri sudah cerita semuanya kalau kamu tak sesuai seperti apa yang kamu ceritakan pada kami kemarin. Apalagi sejak ngobrol sama kamu di taman belakan
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (147)Sementara itu mengetahui jika Sri ternyata telah tahu rahasia tentang dirinya dan membongkar rahasia itu pada Andin, Yuli pun seketika merasa kesal bukan main. Apalagi saat Heru menelponnya dan terang terangan mengatakan jika dirinya baru saja menghubungi anak anak karena tak sabar lagi ingin segera memiliki Andin kembali dengan cara menghancurkan rumah tangga mantan istrinya itu dengan suami barunya dengan menjadikan anak anak sebagai umpan untuk memaksa Andin bercerai dari Arga, Yuli pun makin merasa gundah.Ia merasa rencananya untuk diam diam mengacaukan keluarga kecil Arga dan Andin menjadi berjalan di luar skenario yang telah dia susun semula. Heru bukan saja bersikap seolah olah tak percaya pada kemampuannya untuk memisahkan Arga dengan Andin. Namun juga telah membuat kekacauan yang menjadikan dia jadi serba salah seperti sekarang ini.Sekarang Andin pasti menaruh rasa curiga padanya kalau dia sebenarnya bukanlah wanita yang diusir ole
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (146)Flashback ....Sebelumnya saat masuk ke dalam kamar, Sekar menemukan ponselnya berbunyi. Gadis kecil yang memang diberi mamanya hape sendiri itu lantas menerima panggilan telepon dari nomor tak dikenal tersebut.Ternyata nomor tersebut adalah nomor hape papa kandung mereka yakni Heru yang sebenarnya sudah lama memiliki nomor telepon kedua anak perempuannya tersebut tetapi baru berani menghubungi saat dirinya merasa tak sabar lagi ingin segera bisa memiliki Andin kembali dan dekat dengan kedua putrinya itu apapun aral yang terjadi. Heru merasa tak sabar lagi ingin cepat cepat mewujudkan keinginannya walaupun di rumah Arga dan Andin sekarang sudah ada Marni alias Yuli yang tengah membantunya mewujudkan cita citanya tersebut.Akan tetapi karena mendapatkan kabar dari Yuli yang mengatakan jika Andin sedang berbadan dua, menyebabkan Heru tak mampu lagi untuk menunggu lebih lama. Dia pun berusaha menghubungi kedua putrinya itu untuk menjalin kembali
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (145)Mendengar perkataan Bi Hanun, refleks Andin dan Sri menoleh dengan kening mengernyit.Sekar menangis dan mengamuk? Yang benar saja? Apa penyebabnya?"Apa, Bi? Sekar nangis dan ngamuk ngamuk? Kok bisa?" tanya Andin dengan nada heran dan tak percaya karena seumur umur putrinya itu tak pernah berkelakuan seperti ini.Dia pun gegas berlari ke arah kamar anaknya tersebut. Ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.Benar saja, di dalam kamar terlihat Sekar tengah menangis sesenggukan di atas tempat tidur sembari meremas remas bantal guling dan seprai yang sekarang keadaannya menjadi kacau berantakan.Selama ini tak pernah Andin melihat putrinya itu dalam keadaan demikian. Itu sebabnya wanita cantik itu sempat mematung di depan pintu sebelum akhirnya gegas memburu sosok Sekar yang tengah menangis di atas ranjang. Begitu pun Seruni yang terlihat sedih meski tak sampai menangis keras seperti Sekar."Sekar, kamu kenapa, Sayang? Kenapa nangis?" tanya Andin d
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (144)"Kamu yakin yang kamu lihat itu hape sama skincare, Sri? Kamu nggak salah lihat?" Andin masih mencoba untuk tidak mempercayai perkataan ART nya itu meski dia tahu Sri bukanlah tipe perempuan yang suka menebar fitnah dan kebohongan. Sri bukan gadis seperti itu walaupun gadis itu tegas dalam berbicara dan apa adanya.Sri menggelengkan kepalanya dengan yakin."Nggak, Bu. Saya yakin saya nggak salah lihat. Mbak Marni memang punya hape dan bawa skincare, Bu.""Terus tadi waktu Ibu ngantar Pak Arga di teras depan waktu Pak Arga mau berangkat ke kantor, Mbak Marni juga ngeliatin Pak Arga terus, Bu. Nggak meleng meleng.""Waktu saya ajak sarapan, Mbak Marni ternyata juga sudah tahu kalau nama bapak itu adalah Arga. Coba Ibu pikir, dari mana Mbak Marni tahu nama bapak adalah Arga sedangkan sebelumnya Mbak Marni belum pernah bertemu Bapak?""Wajar kan, Bu, kalau saya jadi curiga, Mbak Marni itu ada niat tersembunyi ke Ibu dan bapak? Ada tujuan yang Sri
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (143)"Kenapa, Bu? Kok Ibu diem aja? Ada masalah ya, Bu?" tanya Sri begitu melihat Andin masuk ke dapur dengan wajah terlihat muram.Sri memang sangat dekat dengan Andin sehingga berani bertanya seperti itu meskipun Andin notabene adalah majikannya.Andi mengulas senyum tipis lalu menghembuskan nafasnya."Tadi anak anak bicara sama Marni. Tapi setelah itu tingkah mereka jadi aneh, Sri. Sama Mas Arga nggak negur lagi. Saya 'kan jadi heran, Sri. Kenapa sikap mereka mendadak jadi aneh begitu," jawab Andin yang benar benar tak mengerti mengapa kedua putrinya itu hanya diam saja saat berpapasan dengan Papa sambung mereka barusan. Papa sambung yang selama ini sudah bersikap baik melebihi Papa kandung sendiri akan tetapi hari ini telah diacuhkan begitu saja oleh kedua putrinya itu."Hmm ... Marni lagi Marni lagi! Bukan apa apa sih, Bu, cuma ....apa Ibu nggak curiga, Mbak Marni mengaku susah karena diusir suaminya, tapi kok wajahnya cantik dan terawat sekal
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (142)"Tapi, Tante ... apa Mama mau kembali sama Papa lagi? Mereka kan sudah bercerai?" tanya Sekar dengan mimik ragu. Begitu pun Seruni. Wajah keduanya tampak bimbang dan tak menentu."Kalau kalian ingin ketemu Papa lagi dan ingin hidup bersama dengan Papa kalian lagi, maka jalan satu satunya hanyalah dengan membuat Papa Arga pergi dari rumah ini.""Kalau Papa Arga sudah pergi, maka Papa Heru akan kembali dengan Mama kalian lagi. Apa kalian nggak mau hal itu terjadi? Katanya kalian ingin ketemu Papa lagi? Cuma ini satu satunya cara supaya kalian bisa berkumpul lagi dengan Papa Heru.""Papa Arga 'kan hanya Papa tiri kalian. Sedangkan Papa Heru adalah papa kandung kalian. Masa kalian lebih memilih tinggal bersama Papa Arga dari pada dengan Papa Heru?" bujuk Yuli lagi."Tapi, Tan ... " Sekar dan Seruni ragu ragu."Kalian sayang sama Papa kalian kan? Ingat, Papa Heru adalah papa kandung kalian, sementara Papa Arga hanya papa tiri," tandas Yuli kembali
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (141)"Hai, Sekar ... Seruni ... apa kabar?" tanya Yuli dengan nada ramah pada dua gadis kecil yang tengah bermain perosotan tersebut.Sekar menoleh lalu menatap heran saat melihat sosok Yuli yang tengah berjalan mendekati dia dan adiknya."Tante siapa? Kok tahu nama kita?" tanya Sekar dengan tidak mengerti, sebab baru kali ini dia bertemu Yuli tapi Yuli tahu namanya. Tentu saja benak gadis kecil itu merasa heran dan bertanya tanya.Ditanya seperti itu, sesaat Yuli kaget, tapi detik berikutnya cepat cepat dia meralat. Untung saja di dekat mereka saat ini tak ada Sri, Andin atau pun Bi Hanun, andai ada mereka juga pasti heran bagaimana bisa dia tahu nama dua gadis perempuan di depannya itu karena sebelumnya mereka belum pernah bertemu."Hmm ... Tante tahu dong dari Mama kalian dan Mbak Sri. Tapi itu nggak penting. Yang penting Tante membawa pesan penting dari seseorang untuk kalian. Kalian ingin tahu nggak?""Oh ya, sebelumnya kenalkan Tante ini Tant
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (140)"Emang boleh Mbak saya melihat lihat sekeliling sama Mbak Andin? Kalau boleh, saya maulah jalan jalan ke taman," jawab Yuli dengan wajah berbinar.Bagus juga dia keluar dari kamar ini untuk mencari celah dan kesempatan yang kiranya bisa digunakan untuk mewujudkan rencananya, merebut cinta Arga dan memisahkan laki laki itu dari Andin. Apalagi Heru sudah banyak memberinya uang untuk merusak rumah tangga mantan istrinya itu dengan suaminya agar bisa kembali lagi pada Andin. Hal ini membuat Yuli semakin semangat untuk mencari celah dan kesempatan guna mewujudkan niatnya itu."Ya boleh aja sih kalau Mbak mau," jawab Sri lagi merasa senang karena Yuli tampaknya bersedia keluar dari kamar supaya dia bisa segera menggeledah tempat tidur perempuan itu.Itu sebabnya Sri tersenyum lebar saat Yuli menganggukkan kepalanya dengan gembira lalu segera keluar dari kamar setelah mendapat izin darinya.Segera setelah Yuli keluar dari kamar, Sri membuka dan meng