AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (109)"Mas, kalau kamu kenal baik dengan Arga, apa kamu juga kenal baik dengan mantan suami Andin?" tanya Yuli sesaat kemudian."Heru? Tentu saja aku kenal dia! Hanya saja entah bisnis apa yang dia geluti saat ini. Aku rasa bisnis narkotika. Sebab tempo hari dia ditangkap dan dipenjara juga karena bisnis haram ini.""Setelah keluar dari penjara, sepertinya dia kembali menekuni bisnis ini, juga bisnis hiburan malam. Mafia besar dia. Kamu nggak usah dekat dekat kalau masih ingin selamat!" jawab Maruto memperingatkan Yuli.Namun, Yuli hanya mengulas senyum tipis."Jadi Heru seorang mafia, Mas? Kasihan sekali. Aku rasa Andin pasti berusaha menjauhkan mantan suaminya dari anak anaknya. Hmm ... Mas bisa nggak kenalin aku sama dia?" sambung Yuli lagi."Kenalin sama siapa? Heru? Kamu ingin coba coba mengajak dia berkencan? Jangan gila kamu, Yuli! Dia seorang bandar besar! Bisnis hiburan malamnya ada di mana mana, apa kamu mau cari mati berdekatan sama orang
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (110)"Mas serius ingin menjadikan aku istri kedua?'" tanya Yuli setelah beberapa saat.Maruto menganggukkan kepalanya."Tentu saja aku serius, Yul. Sudah lama aku menginginkan hal itu, tapi kamu acuh tak acuh saja?""Jadi gimana? Kamu mau tidak, menikah dengan Mas?" tanya Maruto lagi.Sejenak berpikir, akhirnya Yuli menganggukkan kepalanya.Ya, tak mengapa untuk sementara dia menjadi istri laki laki di sampingnya itu. Dibandingkan Arga dan Surya, Maruto juga tidak kalah kaya. Dia pasti bisa hidup enak dan kecukupan kalau mau menjadi istri kedua laki laki itu.Siapa tahu dia bisa mengumpulkan aset dan kekayaan dari menjadi istri kedua Maruto."Baiklah, Mas. Setelah aku pikir pikir seperti nya aku menerima tawaran Mas ini. Mas udah baik banget sama aku selama ini. Berkenan menolong aku saat aku butuh pertolongan.""Tapi apa Mas yakin bisa berbuat adil kalau aku jadi istri kedua Mas? Aku sekarang tinggal di kontrakan Mas bareng kakakku yang sedang sak
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (111)"Mbak, Maruto mengajak aku menikah. Menurut Mbak gimana? Kalau aku jadi istri kedua dia, aku akan dibelikan rumah, mobil dan disediakan asisten rumah tangga. Menurut Mbak gimana?" tanya Yuli pada Yuni meminta pertimbangan saat ia tiba di rumah."Wah, baguslah itu, Yul. Kesempatan bagus jangan ditolak! Cuma .... bukannya kamu sedang berusaha untuk mendekati Surya? Dengan mendekati dia, kamu bisa bantu Mbak balas dendam ke Mayang?" Yuni menaikkan alisnya."Nah, itu juga alasanku menikah dengan Maruto, Mbak. Lewat tangan dia, kita bisa mengobrak abtrik kehidupan mereka. Bahkan bukan hanya dia, hidup Arga dan Andin pun bisa.""Jadi gimana? Aku terima tawaran menikah dengan Maruto atau aku tolak, Mbak? Jujur aku nggak punya perasaan apa apa sama laki laki itu, tapi fasilitas yang dia janjikan kalau aku bersedia menikah dengan dia sangat menggiurkan.""Rumah, mobil dan fasilitas lainnya. Sejauh ini cuma Maruto yang menawarkan itu padaku, Mbak.""Ya
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (112)"Apa kata kamu, Mas? Masih ada dua istri lagi yang harus kamu cukupi kebutuhan nya? Kamu ... kamu gila, Mas? Apa kamu serius?" tanya Yuli dengan nada kaget dan tak percaya.Maruto menganggukkan kepalanya."Tentu saja Mas nggak main main. Buat apa main main? Apa untungnya?" jawab Maruto masih dengan nada santai tanpa beban, membuat Yuli meradang."Kamu g*la, Mas! Kamu bohong berarti! Kemarin kamu bilang aku ini istri kedua! Berarti bukan kan? Jadi aku ini sebenarnya istri ke berapa Mas? Keempat? Iya!" Yuli murka karena merasa dipecundangi oleh laki laki yang sekarang telah resmi menjadi suaminya itu.Andai dia tahu dari awal kalau Maruto sudah punya tiga istri, tentu dia tak akan sudi menerima tawaran laki laki itu untuk menikah dengannya.Tapi sekarang nasi sudah jadi bubur. Dia sudah jadi istri Maruto. Dan malangnya bukan istri ke dua melainkan istri ke empat dari laki laki don Juan itu.Maruto menyeringai tipis."Memangnya kenapa kalau kamu
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (113)"Kamu mau datangi Pak Arga? Boleh banget lah! Soalnya Mbak mau datangi dia nggak bisa karena masih sakit gini. Tapi nanti kalau udah sehat, Mbak pasti akan datangi dia dan minta tanggung jawabnya," sahut Yuni."Kalau gitu biar aku saja dulu yang mencoba melakukan itu, Mbak! Nggak bisa juga dia seenaknya main abai gini aja. Ya udah, kamu di rumah aja ya. Aku pergi sekarang. Nanti untuk makan siang, aku belikan aja makanan di luar ya, Mbak," balas Yuli.Yuni pun menganggukkan kepalanya. Setelah itu Yuli pergi sementara dia tinggal sendirian di rumah baru adiknya tersebut.Tok ...! Tok ...! Tok ...!Selang setengah jam sejak Yuli pergi, tiba tiba pintu rumahnya diketuk dari luar.Yuni mengernyitkan keningnya, merasa bingung siapa yang datang pagi pagi begini ke rumah ini? Apa jangan jangan suami adiknya itu si Maruto? Tapi bagaimana kalau iya, sementara Yuli sedang tak ada di rumah? Apa harus dia bukakan pintu atau membiarkan saja hingga lama lam
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (114)"Jangan, Pak ... jangan ...." ujar Yuni lirih dengan perasaan takut dan tak enak sebab bagaimana pun juga Maruto adalah suami adiknya yang tak lain berarti adik iparnya.Namun, Maruto tak peduli. Tetap saja berusaha menggapai tubuh Yuni dan memeluknya erat erat."Nggak usah munafik kamu, Yuni. Kamu pasti sudah lama nggak merasakan belaian laki laki bukan? Hari ini biar aku tuntaskan semuanya. Makanya nggak usah menolak, nanti keburu adik kamu pulang dan melihat kita," bisik Maruto dengan suara parau karena telah dikuasi naf*u b*rahi.Yuni mendorong tubuh Maruto. Tapi apa daya tak mampu membuat laki laki yang tengah dikuasai keinginan liar itu menghentikan tindakannya. Dengan satu sentakan kasar, Maruto kemudian mencengkeram tubuh Yuni dan menggendongnya dengan paksa ke dalam kamar.Tak dipedulikannya jeritan tertahan Yuni yang merasa kesakitan karena luka luka yang diderita yang belum sembuh betul.Maruto seperti kesetanan, berusaha melampias
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (115)"Ngapain lagi kamu ke sini? Yuli sedang pergi!" ujar Yuni dengan nada ketus saat beberapa hari kemudian Maruto kembali datang saat Yuli tak ada di rumah.Barusan adiknya itu pamit ke supermarket untuk membeli kebutuhan sehari hari mereka berdua. Dan dia tak mengira kalau Maruto bakal datang di saat adiknya itu sedang tak ada di rumah. Seperti kali ini.Maruto tersenyum lebar lalu menjatuhkan tubuhnya di sofa dengan gerakan santai."Aku tahu! Malahan aku juga kok yang menyuruh dia pergi supaya aku bisa mendatangi kamu saat dia tak ada di rumah.""Aku kangen kamu, Yuni. Meski pun kamu sedang sakit, tapi kamu tetap cantik dan membuatku ber*airah!" jawab Maruto sambil menyeringai lebar.Yuni mencibirkan bibirnya mendengar perkataan laki laki itu."Kau gi*a, Maruto! Kau nikahi adikku tapi kau zin*hi aku! Apa maumu sebenarnya?" Yuni berkata kesal.Lagi lagi Maruto tertawa."Aku tak tahu kalau Yuli punya kakak secantik kamu soalnya. Kalau tahu, aku t
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (116)"Mas Maruto! Mbak Yuni? Kalian .... ?" Yuli berkata tertahan dengan perasaan tak percaya melihat pemandangan yang terhidang di depan matanya. Bagaimana kakak kandung yang selama ini telah dia rawat dengan sepenuh hati di kala sedang sakit dan tak berdaya seperti ini, tengah berada dalam dekapan suaminya dalam keadaan pasrah dan menerima.Meski dia tak mencintai Maruto sepenuh hati, tapi melihat suaminya tengah melakukan hal yang tak seharusnya dilakukan pada Yuni, membuat perasaannya terluka. Yuli merasa sakit, telah dikhianati bukan saja oleh laki laki yang telah menjadi suaminya itu, tetapi juga oleh kakak kandung sendiri yang selama ini sudah dia percayai dengan sepenuh hati. Tega Yuni mengkhianatinya di saat dia telah melakukan segalanya untuk kakaknya itu.Melihat Yuli terpaku di depan pintu, Yuni buru buru mengenakan pakaiannya lalu tertatih menghampiri adiknya."Yuli, Mbak bisa jelaskan semua ini. Ini nggak seperti apa yang ada dalam pi
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (148)Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Andin pun membalikkan badannya, hendak meninggalkan kamar Yuli dan Sri karena merasa perintahnya sudah sangat jelas dan tegas. Tak ada lagi alasan sedikit pun bagi Yuli untuk menolak perintahnya atau pun pura pura takut menghadap sebab Yuli bisa jadi lebih licik dari yang mereka bayangkan.Namun, Yuli yang memang tak mengira jika rencananya nyaris diambang kegagalan, spontan berusaha mengelak dengan terus berusaha pura pura tak tahu apa yang baru saja terjadi dan apa maksud perkataan Andin sebenarnya."Ma - maksud Mbak Andin apa? Saya orang suruhan? Suruhan siapa Mbak dan untuk apa?" tanya Yuli masih dengan ekspresi pura pura lugu.Mendengar pertanyaan itu, Andin kembali mengulas senyum tipis."Sudahlah Marni. Saya dan Mas Arga sudah tahu siapa kamu sebenarnya! Sri sudah cerita semuanya kalau kamu tak sesuai seperti apa yang kamu ceritakan pada kami kemarin. Apalagi sejak ngobrol sama kamu di taman belakan
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (147)Sementara itu mengetahui jika Sri ternyata telah tahu rahasia tentang dirinya dan membongkar rahasia itu pada Andin, Yuli pun seketika merasa kesal bukan main. Apalagi saat Heru menelponnya dan terang terangan mengatakan jika dirinya baru saja menghubungi anak anak karena tak sabar lagi ingin segera memiliki Andin kembali dengan cara menghancurkan rumah tangga mantan istrinya itu dengan suami barunya dengan menjadikan anak anak sebagai umpan untuk memaksa Andin bercerai dari Arga, Yuli pun makin merasa gundah.Ia merasa rencananya untuk diam diam mengacaukan keluarga kecil Arga dan Andin menjadi berjalan di luar skenario yang telah dia susun semula. Heru bukan saja bersikap seolah olah tak percaya pada kemampuannya untuk memisahkan Arga dengan Andin. Namun juga telah membuat kekacauan yang menjadikan dia jadi serba salah seperti sekarang ini.Sekarang Andin pasti menaruh rasa curiga padanya kalau dia sebenarnya bukanlah wanita yang diusir ole
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (146)Flashback ....Sebelumnya saat masuk ke dalam kamar, Sekar menemukan ponselnya berbunyi. Gadis kecil yang memang diberi mamanya hape sendiri itu lantas menerima panggilan telepon dari nomor tak dikenal tersebut.Ternyata nomor tersebut adalah nomor hape papa kandung mereka yakni Heru yang sebenarnya sudah lama memiliki nomor telepon kedua anak perempuannya tersebut tetapi baru berani menghubungi saat dirinya merasa tak sabar lagi ingin segera bisa memiliki Andin kembali dan dekat dengan kedua putrinya itu apapun aral yang terjadi. Heru merasa tak sabar lagi ingin cepat cepat mewujudkan keinginannya walaupun di rumah Arga dan Andin sekarang sudah ada Marni alias Yuli yang tengah membantunya mewujudkan cita citanya tersebut.Akan tetapi karena mendapatkan kabar dari Yuli yang mengatakan jika Andin sedang berbadan dua, menyebabkan Heru tak mampu lagi untuk menunggu lebih lama. Dia pun berusaha menghubungi kedua putrinya itu untuk menjalin kembali
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (145)Mendengar perkataan Bi Hanun, refleks Andin dan Sri menoleh dengan kening mengernyit.Sekar menangis dan mengamuk? Yang benar saja? Apa penyebabnya?"Apa, Bi? Sekar nangis dan ngamuk ngamuk? Kok bisa?" tanya Andin dengan nada heran dan tak percaya karena seumur umur putrinya itu tak pernah berkelakuan seperti ini.Dia pun gegas berlari ke arah kamar anaknya tersebut. Ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi.Benar saja, di dalam kamar terlihat Sekar tengah menangis sesenggukan di atas tempat tidur sembari meremas remas bantal guling dan seprai yang sekarang keadaannya menjadi kacau berantakan.Selama ini tak pernah Andin melihat putrinya itu dalam keadaan demikian. Itu sebabnya wanita cantik itu sempat mematung di depan pintu sebelum akhirnya gegas memburu sosok Sekar yang tengah menangis di atas ranjang. Begitu pun Seruni yang terlihat sedih meski tak sampai menangis keras seperti Sekar."Sekar, kamu kenapa, Sayang? Kenapa nangis?" tanya Andin d
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (144)"Kamu yakin yang kamu lihat itu hape sama skincare, Sri? Kamu nggak salah lihat?" Andin masih mencoba untuk tidak mempercayai perkataan ART nya itu meski dia tahu Sri bukanlah tipe perempuan yang suka menebar fitnah dan kebohongan. Sri bukan gadis seperti itu walaupun gadis itu tegas dalam berbicara dan apa adanya.Sri menggelengkan kepalanya dengan yakin."Nggak, Bu. Saya yakin saya nggak salah lihat. Mbak Marni memang punya hape dan bawa skincare, Bu.""Terus tadi waktu Ibu ngantar Pak Arga di teras depan waktu Pak Arga mau berangkat ke kantor, Mbak Marni juga ngeliatin Pak Arga terus, Bu. Nggak meleng meleng.""Waktu saya ajak sarapan, Mbak Marni ternyata juga sudah tahu kalau nama bapak itu adalah Arga. Coba Ibu pikir, dari mana Mbak Marni tahu nama bapak adalah Arga sedangkan sebelumnya Mbak Marni belum pernah bertemu Bapak?""Wajar kan, Bu, kalau saya jadi curiga, Mbak Marni itu ada niat tersembunyi ke Ibu dan bapak? Ada tujuan yang Sri
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (143)"Kenapa, Bu? Kok Ibu diem aja? Ada masalah ya, Bu?" tanya Sri begitu melihat Andin masuk ke dapur dengan wajah terlihat muram.Sri memang sangat dekat dengan Andin sehingga berani bertanya seperti itu meskipun Andin notabene adalah majikannya.Andi mengulas senyum tipis lalu menghembuskan nafasnya."Tadi anak anak bicara sama Marni. Tapi setelah itu tingkah mereka jadi aneh, Sri. Sama Mas Arga nggak negur lagi. Saya 'kan jadi heran, Sri. Kenapa sikap mereka mendadak jadi aneh begitu," jawab Andin yang benar benar tak mengerti mengapa kedua putrinya itu hanya diam saja saat berpapasan dengan Papa sambung mereka barusan. Papa sambung yang selama ini sudah bersikap baik melebihi Papa kandung sendiri akan tetapi hari ini telah diacuhkan begitu saja oleh kedua putrinya itu."Hmm ... Marni lagi Marni lagi! Bukan apa apa sih, Bu, cuma ....apa Ibu nggak curiga, Mbak Marni mengaku susah karena diusir suaminya, tapi kok wajahnya cantik dan terawat sekal
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (142)"Tapi, Tante ... apa Mama mau kembali sama Papa lagi? Mereka kan sudah bercerai?" tanya Sekar dengan mimik ragu. Begitu pun Seruni. Wajah keduanya tampak bimbang dan tak menentu."Kalau kalian ingin ketemu Papa lagi dan ingin hidup bersama dengan Papa kalian lagi, maka jalan satu satunya hanyalah dengan membuat Papa Arga pergi dari rumah ini.""Kalau Papa Arga sudah pergi, maka Papa Heru akan kembali dengan Mama kalian lagi. Apa kalian nggak mau hal itu terjadi? Katanya kalian ingin ketemu Papa lagi? Cuma ini satu satunya cara supaya kalian bisa berkumpul lagi dengan Papa Heru.""Papa Arga 'kan hanya Papa tiri kalian. Sedangkan Papa Heru adalah papa kandung kalian. Masa kalian lebih memilih tinggal bersama Papa Arga dari pada dengan Papa Heru?" bujuk Yuli lagi."Tapi, Tan ... " Sekar dan Seruni ragu ragu."Kalian sayang sama Papa kalian kan? Ingat, Papa Heru adalah papa kandung kalian, sementara Papa Arga hanya papa tiri," tandas Yuli kembali
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (141)"Hai, Sekar ... Seruni ... apa kabar?" tanya Yuli dengan nada ramah pada dua gadis kecil yang tengah bermain perosotan tersebut.Sekar menoleh lalu menatap heran saat melihat sosok Yuli yang tengah berjalan mendekati dia dan adiknya."Tante siapa? Kok tahu nama kita?" tanya Sekar dengan tidak mengerti, sebab baru kali ini dia bertemu Yuli tapi Yuli tahu namanya. Tentu saja benak gadis kecil itu merasa heran dan bertanya tanya.Ditanya seperti itu, sesaat Yuli kaget, tapi detik berikutnya cepat cepat dia meralat. Untung saja di dekat mereka saat ini tak ada Sri, Andin atau pun Bi Hanun, andai ada mereka juga pasti heran bagaimana bisa dia tahu nama dua gadis perempuan di depannya itu karena sebelumnya mereka belum pernah bertemu."Hmm ... Tante tahu dong dari Mama kalian dan Mbak Sri. Tapi itu nggak penting. Yang penting Tante membawa pesan penting dari seseorang untuk kalian. Kalian ingin tahu nggak?""Oh ya, sebelumnya kenalkan Tante ini Tant
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (140)"Emang boleh Mbak saya melihat lihat sekeliling sama Mbak Andin? Kalau boleh, saya maulah jalan jalan ke taman," jawab Yuli dengan wajah berbinar.Bagus juga dia keluar dari kamar ini untuk mencari celah dan kesempatan yang kiranya bisa digunakan untuk mewujudkan rencananya, merebut cinta Arga dan memisahkan laki laki itu dari Andin. Apalagi Heru sudah banyak memberinya uang untuk merusak rumah tangga mantan istrinya itu dengan suaminya agar bisa kembali lagi pada Andin. Hal ini membuat Yuli semakin semangat untuk mencari celah dan kesempatan guna mewujudkan niatnya itu."Ya boleh aja sih kalau Mbak mau," jawab Sri lagi merasa senang karena Yuli tampaknya bersedia keluar dari kamar supaya dia bisa segera menggeledah tempat tidur perempuan itu.Itu sebabnya Sri tersenyum lebar saat Yuli menganggukkan kepalanya dengan gembira lalu segera keluar dari kamar setelah mendapat izin darinya.Segera setelah Yuli keluar dari kamar, Sri membuka dan meng