Share

Bab 3

Penulis: Anjani
Begitu melihatku, ekspresi Joel yang tadinya tenang langsung berubah menjadi tegang. Dia berjalan cepat menuju ke arahku dan ketika melihat luka-luka di tubuhku, ada emosi samar yang muncul di matanya.

“Apa yang terjadi? Kok kamu bisa keluar sendirian dari gunung?”

Aku hanya bisa menjelaskan kejadian yang terjadi. Setelah mendengarnya, dia hanya menghela napas panjang.

“Tak ada malapetaka yang tak mendatangkan berkah. Ayo, kita pergi bersihkan lukamu dulu.”

“Iya.”

Tadinya aku mengira dia akan memapahku berjalan, tapi ternyata dia malah menggendongku, membawaku ke mobil yang terparkir di kaki gunung.

Aku bersandar di pelukannya, mendengarkan detak jantungnya yang kuat dan bertenaga. Tanpa sadar, pipiku memerah.

Aku merasa agak malu dan berkata,

“Kak Joel, turunkan aku saja, aku bisa berjalan sendiri ….”

Namun, Joel malah menggendongku lebih erat.

“Ada banyak rumput liar, kakimu bisa tambah terluka.”

Akhirnya, aku hanya bisa menyerah, membiarkan dia membawaku sampai ke mobil dan meletakkanku di kursi.

Kemudian, dia mengambil kotak P3K dari kursi dan dengan lembut membersihkan lukaku dengan alkohol.

“Sakit, nggak?”

“Nggak.”

Melihatnya begitu peduli padaku, aku menggenggam lengan tangan kananku erat-erat, berusaha menahan air mata yang hampir jatuh.

Aku teringat kehidupan sebelumnya, ketika aku baru saja menikah dengan Steve. Saat itu perusahaan mengadakan perjamuan dan orang-orang di sekelilingku terus-menerus mengajak untuk minum. Aku khawatir dia mabuk, jadi aku menyuruhnya untuk minum sedikit saja.

Namun, dia tiba-tiba marah besar dan di depan semua orang kantor, dia mendorongku hingga aku terjatuh menabrak menara sampanye.

Gelas-gelas sampanye yang ada di atas menara itu jatuh, pecah di lantai dan aku jatuh di atas serpihan kaca.

Kaca-kaca itu menancap di tubuhku, darah bercampur dengan cairan alkohol dan tubuhku penuh dengan luka.

Aku terpekik kesakitan dan baru bisa bangkit dengan bantuan karyawan. Aku memandang Steve dengan tatapan tak percaya.

Namun, dari tatapannya, tak ada sedikitpun rasa sayang.

Dengan suara dingin, Steve berkata, “Sakit? Ya, memang harusnya sakit. Waktu Paula meninggal, jasadnya juga hancur. Dia lebih sakit ribuan kali lipat! Kalau bukan karena kamu merebut parasutnya, dia nggak akan mati! Silvia, semua ini terjadi karena kamu!”

Aku berdiri di sana, di depan banyak orang, menerima semua tuduhannya tanpa bisa melawan, membiarkannya menginjak-injak harga diriku.

Dari saat itulah aku baru sadar, ternyata dia dan Paula sudah lama saling mencintai. Dia menikah denganku hanya untuk mendapatkan harta keluargaku.

“Hahahaha.”

Aku tertawa keras di tempat, menatapnya seolah sedang menonton lelucon murahan.

“Steve, kamu merasa semua ini salahku?”

“Pesawat itu rusak karena sabotase dari musuh bisnismu dan parasut yang kurang itu juga karena mereka, tapi kamu malah menyalahkanku? Dasar pengecut!”

Usai bicara, aku langsung pergi ke rumah sakit untuk mengobati luka-lukaku.

Sejak saat itu, hubunganku dan Steve benar-benar memburuk. Dia mulai merendahkanku di mana pun dan di setiap kesempatan.

Namun sekarang, kakak yang tumbuh bersamaku justru takut aku kesakitan. Tangannya begitu lembut waktu mengobati lukaku.

Aku menarik napas panjang, berusaha membuat suaraku terdengar biasa saja.

“Kak Joel, terima kasih, ya.”

Tiba-tiba Joel menatapku, satu tangannya memegang pergelangan kakiku, tatapannya juga terlihat serius.

“Silvia, mungkin kamu dan Steve memang nggak cocok. Tapi, perjanjian pernikahan antara keluarga kita masih bisa dilanjutkan.”

Aku memandangnya dengan tidak percaya.

“Apa maksudmu, Kak Joel?”

Tapi, dia malah menarik kembali tangannya, membantuku memakai sepatu dan tidak melanjutkan topik tadi.

“Lupakan saja, aku antar kamu pulang, ya?”

Sejujurnya, mungkin karena sedikit egois, aku tak terlalu ingin pulang.

Orang tuaku menikah karena perjanjian bisnis, bukan karena cinta. Setelah aku lahir, mereka malah menemukan cinta sejati masing-masing.

Bagi mereka, aku hanya anak dari hubungan sebelumnya. Meski mereka sepakat menyerahkan warisan padaku, tapi dari segi kasih sayang, tak ada satupun yang benar-benar peduli.

Sedangkan Steve, di kehidupan sebelumnya, setelah menikah, dia tak pernah sekalipun mengajakku ke acara formal.

Bahkan menyentuhku pun tidak pernah. Kalau ada yang tanya soal aku, dia hanya mengejek dan merendahkanku.

Dan begitu perusahaan keluarga diambil alih sepenuhnya, dia langsung memutus semua hakku, seperti pembagian keuntungan, saham dan bahkan uang bulanan.

Makanya sekarang, melihat Joel yang lagi fokus mengobati lukaku, aku langsung manja dan menarik lengan bajunya.

“Aku nggak mau pulang, boleh nggak aku tinggal bersamamu beberapa hari?”

Melihat dia tak langsung menjawab, aku mencoba menatapnya dengan tatapan memelas, seolah minta belas kasihan.

Di kehidupan sebelumnya, dia pergi keluar negeri. Jadi, interaksiku tak banyak dengannya. Tapi, waktu tahu aku mau cerai, dia langsung pulang ke sini tanpa ragu untuk membantuku.

Jadi, baik dulu maupun sekarang, Joel selalu orang yang membantuku.

Melihatku memasang tampang memelas, tiba-tiba Joel menunduk. Tatapannya hangat dan dalam, napasnya terasa di telingaku.

“Kamu yakin? Tinggal bersamaku itu ada pengorbanannya, lho.”

Karena jaraknya yang tiba-tiba sangat dekat, aku reflek mundur sedikit. Tapi, malah mencium aroma khas cemara dari tubuhnya, sangat wangi sampai aku agak pusing.

“Pengorbanan apapun aku siap.”

“Serius?”

“Iya.”

Jawabku dengan tegas, tapi dia malah tersenyum.

Seketika, suasananya jadi mesra. Aku sempat berpikir kami bakalan ciuman.

Namun, Joel malah mundur dan mengacak rambutku.

“Ingat apa yang kamu bilang, ya.”

“Iya.”

Namun pada akhirnya, aku tetap pulang ke rumah.

Mobil melaju melewati jalan dan waktu berhenti sebentar di pom bensin, aku lagi manja-manjaan, minta dibelikan es krim sambil memegang tangan Joel.

Tiba-tiba malah bertemu Steve dan tim penyelamatnya.

“Silvia, benaran kamu?! Kamu nggak apa-apa, ‘kan?”

Begitu melihatku, ekspresi Steve jelas-jelas terkejut, lalu berubah menjadi senang.

Namun, aku hanya menatapnya dingin, tetap menggenggam tangan Joel.

“Memangnya, apa yang bakal terjadi padaku?”

Steve menatapku kaget, seolah tak menyangka aku bisa selamat dari ketinggian ribuan meter.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Aku Menyelamatkan Pujaan Hati Suamiku   Bab 4

    Namun, Paula yang di belakangnya tanpa sengaja melirik ke arah Joel yang berdiri di belakangku, lalu dia langsung berdiri di depan Steve dan mulai bicara,“Silvia, Joel yang menyelamatkanmu?”“Lalu bagaimana caranya kamu bisa selamat dari ketinggian sepuluh ribu meter? Kok bisa kebetulan sekali ketemu Joel? Jangan-jangan kalian berdua memang sudah berkomplot dari awal?”Apa maksudnya? Dia mengira aku yang merencanakan ini semua?“Lagipula, kamu juga tahu Joel dan Steve sedang bersaing memperebutkan warisan keluarga. Lalu kamu malah kebetulan keluar dari hutan bersama dia.”“Silvia, kamu berani bilang semua ini nggak ada hubungan denganmu?”Aku menarik napas panjang, lalu kembali menatap Paula. Di kehidupan sebelumnya, meski akhirnya dia mati hingga tak bersisa, aku tetap merasa bersalah padanya.Padahal, meskipun dia hanya lebih muda beberapa bulan dariku, aku selalu menganggapnya seperti adik kandung sendiri.Namun sekarang, sepertinya dia tak pernah benar-benar menganggapku sebagai k

  • Aku Menyelamatkan Pujaan Hati Suamiku   Bab 5

    Saat keluar dari kantor polisi, hari pun sudah malam.Aku menggandeng tangan Joel, perlahan berjalan keluar dari gerbang.Baru saja hendak naik mobil Joel, Steve yang berdiri di samping tiba-tiba buka suara,“Silvia, orang tuamu sudah tahu soal kejadian hari ini. Mereka sangat khawatir padamu. Mereka ada di rumahmu sekarang, kamu nggak mau pulang dan melihat mereka sebentar?”Mendengar itu, aku merasa konyol.Katanya sangat khawatir, tapi tak datang menjengukku, tak juga menelepon untuk tanya kabarku, melainkan hanya duduk manis di rumah menunggu aku pulang. Wah, benar-benar khawatir sekali.Lagipula ….Mereka juga sudah menemukan cinta sejati masing-masing. Kalau bukan karena dulu sudah sepakat soal warisan untukku, mungkin aku bahkan tak bakal kebagian harta apapun.Entah kenapa, mengingat masa kecilku, aku malah tertawa pahit.Dulu, aku tak paham kenapa mereka bercerai, kenapa mereka tak mau bertemu denganku.Makanya, demi bisa bertemu mereka, aku berusaha keras belajar, hanya supay

  • Aku Menyelamatkan Pujaan Hati Suamiku   Bab 6

    Begitu turun dari mobil dan membuka pintu rumah, aku langsung melihat kedua orang tuaku duduk di masing-masing ujung sofa.Tak satupun dari mereka yang bicara, malah sebaliknya suasana terasa tegang dan penuh tekanan.Baru saja aku duduk di sofa, ayahku langsung berdiri dan mulai memarahiku.“Kamu sudah sebesar ini, kenapa masih bertindak semaunya! Kamu tahu nggak, hari ini aku sampai batalkan jamuan bisnis senilai puluhan miliar untuk menunggumu!”“Dan satu lagi, sejak kapan kamu bisa menyetir pesawat? Kok aku nggak pernah tahu?!”Saking kesalnya, ayahku sampai menepuk meja dan menunjukku sambil berteriak marah.“Paula hanya tanya kamu beberapa hal di kantor polisi, kamu malah mengancamnya! Mana ada sikap seorang kakak seperti itu?!”“Lalu apa hubunganmu dengan Joel? Jangan lupa ….”Belum sempat ayahku menyelesaikan kalimatnya, ibuku sudah mengambil vas bunga di meja dan melemparkannya ke arahku.“Joni! Apa maksudmu?!”“Demi anak haram, berani-beraninya kamu memarahi Silvia! Kamu suda

  • Aku Menyelamatkan Pujaan Hati Suamiku   Bab 7

    Aku tak menyangka Steve akan mengejar sampai keluar.“Silvia, aku bisa jelasin alasan kenapa aku melakukan semua itu ….”Aku langsung membalikkan badan dan masuk ke mobil Joel. Setelah jendela mobil diturunkan, aku menatapnya dengan tatapan mengejek.“Kalau kamu menyesalinya dulu, seharusnya kamu lebih menghargainya sekarang, ‘kan?”Usai aku bicara, jendela pelan-pelan dinaikkan kembali. Joel menggenggam tanganku dan berkata, “Nggak perlu bicara panjang lebar dengan dia. Dia nggak pantas.”“Hm, iya benar juga.”Jawabku sambil membalas genggamannya.Aku dan Joel menghabiskan sepanjang hati bersama di rumahnya. Keesokan paginya, aku mulai bersiap-siap untuk berangkat kerja.Di kehidupan sebelumnya, meskipun aku berhasil mendarat dengan selamat, aku tetap syok berat dan gagal mendapatkan proyek di Kota A.Karena tak ada saingan, akhirnya Steve memenangkan proyek itu dan nilai kekayaannya berlipat ganda.Itu sudah cukup jadi bukti bahwa proyek ini benar-benar luar biasa dan tentu saja, ak

  • Aku Menyelamatkan Pujaan Hati Suamiku   Bab 1

    Saat aku sadar diriku telah terlahir kembali, pesawat sudah mulai berguncang hebat.Di sampingku, para kru sedang membagikan parasut, tapi ketika sampai ke aku dan Paula, mereka menemukan salah satu parasut rusak.Setelah beberapa saat ragu, akhirnya Steve menyerahkan parasut terakhir itu padaku.“Silvia, parasut ini untukmu.”Melihat ekspresi penuh rasa sakit di wajah Steve saat memberikan parasut itu padaku, aku justru mundur selangkah dan menolak dengan tegas.“Nggak perlu.”“Steve, selamatkan Paula dulu saja.”Kali ini, aku tak ingin memikul nyawa orang lain. Aku ingin hidup demi diriku sendiri!Mendengar itu, Steve langsung menghela napas lega.Dia menatapku dalam-dalam, lalu kerutan di dahinya pun perlahan mengendur, bahkan suaranya terdengar agak senang.Tanpa banyak pikir, dia langsung menarik Paula ke sisinya dan mengenakan parasut terakhir itu ke badannya.“Silvia, kamu itu tunanganku, seharusnya aku menyelamatkanmu dulu. Tapi, karena kamu sendiri yang memintaku menyelamatka

  • Aku Menyelamatkan Pujaan Hati Suamiku   Bab 2

    Melihat mereka melompat tanpa ragu sedikit pun, aku langsung mulai mencari cara untuk menyelamatkan diri.Bagaimanapun juga, kali ini aku tak yakin apakah setelah Steve selamat, dia masih akan ingat memanggil tim penyelamat demi aku.Karena dari dua kehidupan yang kujalani, satu-satunya yang selalu dia pedulikan hanyalah Paula, adik tiriku.Di kehidupan sebelumnya, meski peluangnya kecil, begitu dia sampai di area yang ada sinyal, dia tetap langsung menghubungi tim penyelamat.Tapi sekarang, yang memegang parasut keselamatan adalah Paula.Jadi, aku bahkan tidak berharap dia akan langsung memanggil bantuan begitu mendarat.Aku bahkan sudah sangat bersyukur kalau dia tidak buru-buru menyebarkan kabar kematianku.Cinta matinya selama dua kehidupan hanya untuk Paula.Dan di kehidupan sebelumnya, aku baru tahu setelah menikah, ternyata Steve dan Paula sudah saling kenal sejak lama.Mereka sekolah di tempat yang sama dan sama-sama anak haram dari luar nikah yang kemudian diakui oleh keluarga

Bab terbaru

  • Aku Menyelamatkan Pujaan Hati Suamiku   Bab 7

    Aku tak menyangka Steve akan mengejar sampai keluar.“Silvia, aku bisa jelasin alasan kenapa aku melakukan semua itu ….”Aku langsung membalikkan badan dan masuk ke mobil Joel. Setelah jendela mobil diturunkan, aku menatapnya dengan tatapan mengejek.“Kalau kamu menyesalinya dulu, seharusnya kamu lebih menghargainya sekarang, ‘kan?”Usai aku bicara, jendela pelan-pelan dinaikkan kembali. Joel menggenggam tanganku dan berkata, “Nggak perlu bicara panjang lebar dengan dia. Dia nggak pantas.”“Hm, iya benar juga.”Jawabku sambil membalas genggamannya.Aku dan Joel menghabiskan sepanjang hati bersama di rumahnya. Keesokan paginya, aku mulai bersiap-siap untuk berangkat kerja.Di kehidupan sebelumnya, meskipun aku berhasil mendarat dengan selamat, aku tetap syok berat dan gagal mendapatkan proyek di Kota A.Karena tak ada saingan, akhirnya Steve memenangkan proyek itu dan nilai kekayaannya berlipat ganda.Itu sudah cukup jadi bukti bahwa proyek ini benar-benar luar biasa dan tentu saja, ak

  • Aku Menyelamatkan Pujaan Hati Suamiku   Bab 6

    Begitu turun dari mobil dan membuka pintu rumah, aku langsung melihat kedua orang tuaku duduk di masing-masing ujung sofa.Tak satupun dari mereka yang bicara, malah sebaliknya suasana terasa tegang dan penuh tekanan.Baru saja aku duduk di sofa, ayahku langsung berdiri dan mulai memarahiku.“Kamu sudah sebesar ini, kenapa masih bertindak semaunya! Kamu tahu nggak, hari ini aku sampai batalkan jamuan bisnis senilai puluhan miliar untuk menunggumu!”“Dan satu lagi, sejak kapan kamu bisa menyetir pesawat? Kok aku nggak pernah tahu?!”Saking kesalnya, ayahku sampai menepuk meja dan menunjukku sambil berteriak marah.“Paula hanya tanya kamu beberapa hal di kantor polisi, kamu malah mengancamnya! Mana ada sikap seorang kakak seperti itu?!”“Lalu apa hubunganmu dengan Joel? Jangan lupa ….”Belum sempat ayahku menyelesaikan kalimatnya, ibuku sudah mengambil vas bunga di meja dan melemparkannya ke arahku.“Joni! Apa maksudmu?!”“Demi anak haram, berani-beraninya kamu memarahi Silvia! Kamu suda

  • Aku Menyelamatkan Pujaan Hati Suamiku   Bab 5

    Saat keluar dari kantor polisi, hari pun sudah malam.Aku menggandeng tangan Joel, perlahan berjalan keluar dari gerbang.Baru saja hendak naik mobil Joel, Steve yang berdiri di samping tiba-tiba buka suara,“Silvia, orang tuamu sudah tahu soal kejadian hari ini. Mereka sangat khawatir padamu. Mereka ada di rumahmu sekarang, kamu nggak mau pulang dan melihat mereka sebentar?”Mendengar itu, aku merasa konyol.Katanya sangat khawatir, tapi tak datang menjengukku, tak juga menelepon untuk tanya kabarku, melainkan hanya duduk manis di rumah menunggu aku pulang. Wah, benar-benar khawatir sekali.Lagipula ….Mereka juga sudah menemukan cinta sejati masing-masing. Kalau bukan karena dulu sudah sepakat soal warisan untukku, mungkin aku bahkan tak bakal kebagian harta apapun.Entah kenapa, mengingat masa kecilku, aku malah tertawa pahit.Dulu, aku tak paham kenapa mereka bercerai, kenapa mereka tak mau bertemu denganku.Makanya, demi bisa bertemu mereka, aku berusaha keras belajar, hanya supay

  • Aku Menyelamatkan Pujaan Hati Suamiku   Bab 4

    Namun, Paula yang di belakangnya tanpa sengaja melirik ke arah Joel yang berdiri di belakangku, lalu dia langsung berdiri di depan Steve dan mulai bicara,“Silvia, Joel yang menyelamatkanmu?”“Lalu bagaimana caranya kamu bisa selamat dari ketinggian sepuluh ribu meter? Kok bisa kebetulan sekali ketemu Joel? Jangan-jangan kalian berdua memang sudah berkomplot dari awal?”Apa maksudnya? Dia mengira aku yang merencanakan ini semua?“Lagipula, kamu juga tahu Joel dan Steve sedang bersaing memperebutkan warisan keluarga. Lalu kamu malah kebetulan keluar dari hutan bersama dia.”“Silvia, kamu berani bilang semua ini nggak ada hubungan denganmu?”Aku menarik napas panjang, lalu kembali menatap Paula. Di kehidupan sebelumnya, meski akhirnya dia mati hingga tak bersisa, aku tetap merasa bersalah padanya.Padahal, meskipun dia hanya lebih muda beberapa bulan dariku, aku selalu menganggapnya seperti adik kandung sendiri.Namun sekarang, sepertinya dia tak pernah benar-benar menganggapku sebagai k

  • Aku Menyelamatkan Pujaan Hati Suamiku   Bab 3

    Begitu melihatku, ekspresi Joel yang tadinya tenang langsung berubah menjadi tegang. Dia berjalan cepat menuju ke arahku dan ketika melihat luka-luka di tubuhku, ada emosi samar yang muncul di matanya.“Apa yang terjadi? Kok kamu bisa keluar sendirian dari gunung?”Aku hanya bisa menjelaskan kejadian yang terjadi. Setelah mendengarnya, dia hanya menghela napas panjang.“Tak ada malapetaka yang tak mendatangkan berkah. Ayo, kita pergi bersihkan lukamu dulu.”“Iya.”Tadinya aku mengira dia akan memapahku berjalan, tapi ternyata dia malah menggendongku, membawaku ke mobil yang terparkir di kaki gunung.Aku bersandar di pelukannya, mendengarkan detak jantungnya yang kuat dan bertenaga. Tanpa sadar, pipiku memerah.Aku merasa agak malu dan berkata, “Kak Joel, turunkan aku saja, aku bisa berjalan sendiri ….”Namun, Joel malah menggendongku lebih erat.“Ada banyak rumput liar, kakimu bisa tambah terluka.”Akhirnya, aku hanya bisa menyerah, membiarkan dia membawaku sampai ke mobil dan meletak

  • Aku Menyelamatkan Pujaan Hati Suamiku   Bab 2

    Melihat mereka melompat tanpa ragu sedikit pun, aku langsung mulai mencari cara untuk menyelamatkan diri.Bagaimanapun juga, kali ini aku tak yakin apakah setelah Steve selamat, dia masih akan ingat memanggil tim penyelamat demi aku.Karena dari dua kehidupan yang kujalani, satu-satunya yang selalu dia pedulikan hanyalah Paula, adik tiriku.Di kehidupan sebelumnya, meski peluangnya kecil, begitu dia sampai di area yang ada sinyal, dia tetap langsung menghubungi tim penyelamat.Tapi sekarang, yang memegang parasut keselamatan adalah Paula.Jadi, aku bahkan tidak berharap dia akan langsung memanggil bantuan begitu mendarat.Aku bahkan sudah sangat bersyukur kalau dia tidak buru-buru menyebarkan kabar kematianku.Cinta matinya selama dua kehidupan hanya untuk Paula.Dan di kehidupan sebelumnya, aku baru tahu setelah menikah, ternyata Steve dan Paula sudah saling kenal sejak lama.Mereka sekolah di tempat yang sama dan sama-sama anak haram dari luar nikah yang kemudian diakui oleh keluarga

  • Aku Menyelamatkan Pujaan Hati Suamiku   Bab 1

    Saat aku sadar diriku telah terlahir kembali, pesawat sudah mulai berguncang hebat.Di sampingku, para kru sedang membagikan parasut, tapi ketika sampai ke aku dan Paula, mereka menemukan salah satu parasut rusak.Setelah beberapa saat ragu, akhirnya Steve menyerahkan parasut terakhir itu padaku.“Silvia, parasut ini untukmu.”Melihat ekspresi penuh rasa sakit di wajah Steve saat memberikan parasut itu padaku, aku justru mundur selangkah dan menolak dengan tegas.“Nggak perlu.”“Steve, selamatkan Paula dulu saja.”Kali ini, aku tak ingin memikul nyawa orang lain. Aku ingin hidup demi diriku sendiri!Mendengar itu, Steve langsung menghela napas lega.Dia menatapku dalam-dalam, lalu kerutan di dahinya pun perlahan mengendur, bahkan suaranya terdengar agak senang.Tanpa banyak pikir, dia langsung menarik Paula ke sisinya dan mengenakan parasut terakhir itu ke badannya.“Silvia, kamu itu tunanganku, seharusnya aku menyelamatkanmu dulu. Tapi, karena kamu sendiri yang memintaku menyelamatka

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status