Share

BAB 162. Berhasil.

Author: Kencana Ungu
last update Last Updated: 2023-08-30 07:05:35

POV Lisa.

***

“Sebaiknya lukanya diobati dulu, Pak, sebentar saya akan telepon keamanan," kata Pak RT, beliau sibuk dengan ponselnya sedangkan Mbok bergegas mengambil obat untuk bapaknya Teh Ocha.

“Lihatlah kelakuan anak kalian yang gila itu. Sama bapaknya saja berani dan tega melukai apalagi pada anakku pokoknya jika terjadi sesuatu pada Via, Aku akan habisi Teh Ocha tak peduli penjara. Aku tidak akan pernah takut selama itu aku lakukan untuk anakku!” Ancamku.

“Terserah Eneng apa yang akan Neng lakukan. Bapak sudah pasrah," jawab bapaknya Teh Ocha dan ini membuatku sangat geram. Bagaimana bisa dia menyerah begitu harusnya tetap membujuk anaknya. Mereka ini benar-benar keluarga sinting.

“Pak, jangan bicara seperti ini, pak, anak kita melakukan ini pasti tidak sengaja. Pasti dia hanya untuk melindungi dirinya, Pak, kalau sampai Ocha di penjara ataupun dibunuh oleh Lisa kita nggak punya dia lagi, Pak," jawab ibunya Teh Ocha, sebenarnya jauh di dalam lubuk hatiku pun aku tak tega, tapi
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 163. Buat mereka mati kutu.

    POv Lisa. *** “Apa-apaan si, Teteh! Kasar banget sama orang tua!” bentak Rara. “Kalian memang pantas untuk dikasari, pergi dari rumah ini, cepat pergi!" sentakku, tapi Rara seolah menantang. Bahkan dia bersedekap tangan dagunya diangkat dengan senyum mengejekku. “Sudah kalian enggak usah berantem. Ibu nggak apa-apa kamu mau ke mana Lisa, kamu mau bawa ke mana Via?" tanya mertuaku “Apa Inu tidak tahu bahwa cucunya ini sedang kesakitan akibat ulah dari perempuan gila itu? Pakai tanya segala akan aku bawa ke mana. Dasar orang tua nggak punya otak," makiku. “Lisa, jaga mulutmu, Ibu tahu kamu sedang marah, tapi nggak gini juga kamu ngatain Ibu seenak jidat," jawab ibu mertuaku. “Ibu pun bebas melakukan apa pun padaku seenak jidat Ibu, jadi jangan atur aku untuk berkata apa yang ingin aku keluarkan dari dalam hatiku." “Oh, jadi kamu dendam sama Ibu begitu, Lisa? Kamu dendam pada orang tua suamimu, Nenek dari anak yang kamu gendong itu, hah!? Kamu dendam sama ibu?" “Iya, memang aku d

    Last Updated : 2023-08-31
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 164. Lemparan maut.

    POV Lisa. ***“Lisa, kamu tuh kebiasaan ya, tangan kamu itu dipakai untuk nampar orang istighfar, Lisa!” seru ibu mertuaku“Kenapa Ibu nggak terima aku nampar menantu kesayangan Ibu ini atau Ibu juga kepingin merasakan tanganku?" tanyaku sinis.“Sudahlah aku nggak ada waktu banyak aku harus bawa anakku ke rumah sakit. Sekarang pergi dari sini atau kalian aku pukuli pakai linggis ini biar sekalian is dead!"“Lakukan, lakukan saja, Lisa. Jika kamu berani!" tantang ibu mertuaku.“Benar?” tanyaku memastikan.“Iya, lakukan saja biar kamu kualat!”“Ini sakit banget loh, bisa patah tulang kita. Kalau Ibu sampai patah tulang bisa pakai kursi roda ke mana-mana. Beneran mau aku pukul pakai linggis ini?”“Ibu, enggak usah nantang Teh Lisa, dia lagi kesurupan setan, Bu, yang ada kita rugi. Udahla, ayo, ebih baik kita pergi dari sini! Aku nggak mau Ibu cacat kalau Ibu cacat dan jalan pakai kursi roda siapa yang mau bantu? Aku nggak bisa, Bu. Aku banyak tugas kuliah dan aku harus kerja sedangkan T

    Last Updated : 2023-08-31
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 165. Ketahuan lagi kebusukannya.

    POV Lisa.***“Assalamualaikum … Mbak Lisa, ada di sini. Syukurlah ini orang yang tadi menyekap anaknya, Mbak Lisa mau disidang atau gimana mbak. Soalnya dari tadi kami menunggu, Mbak Lisa dan keluarga untuk datang, tapi tidak tidak datang-datang. Akhirnya saya putuskan ke sini," ucap pak RT beliau tergopoh-gopoh menghampiriku, menerjang panasnya matahari demi sampai ke rumahku.“Terserah kalian mau diapain aku serahkan semuanya dan aku percaya dia mendapat hukuman dari Pak RT. Waktu aku ini terbatas jadi bukan tidak mau menghukum mereka yang salah, tapi kalau Pak RT mau lapor polisi tidak apa-apa sekalian nih laporin mertuaku," kataku menakut-nakuti Ibu benar saja beliau langsung terbelalak kaget dan berupaya menyangkal perkataanku, tapi aku yakin beliau bingung mau menyangkal bagaimana.“Baik, Mbak Lisa… saya akan lapor polisi kalau gitu. Mungkin Mbak Lisa juga akan dipanggil sebagai korban, jadi tolong kerjasamanya ya, Mbak," jawab Pak rt.“Tenang aja Pak RT, selagi yang memanggil

    Last Updated : 2023-08-31
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 166. Siapa lagi?

    POV Lisa.***“Sebaiknya kita nggak usah bawa Via ke rumah sakit takutnya mertua ku menyusul. Kita bawa ke dokter anak saja nanti kalau ke rumah sakit pasti ngantri. Aku khawatir dengan kondisi Via," kataku.“Iya, Bu yang terbaik aja untuk Non Via," jawab Mbok. Pak sopir lalu putar arah mengantar kami ke dokter spesialis anak yang memang sudah langganan kami.“Oh, ya, Pak tentang uang yang dulu 30 juta dipakai oleh Mas Eko untuk mengurus mobil yang katanya ditipu oleh temannya itu masuk ke dalam laporan keuangan atau tidak ya?" tanyaku. Mustahil akan ketahuan karena kejadiannya sudah beberapa tahun yang lalu, tapi dengan begini aku akan mencatatnya di laporan keuangan lagi sewaktu-waktu diperlukan akan aku tanyakan pada Mas Eko.Demi apa pun aku tidak rela jerih payahku dimakan oleh dia dan para gundiknya. Cukup sudah selama ini aku diam karena tidak tahu setelah aku tahu sepeser pun yang aku miliki tak akan pernah kukembalikan padanya. Biar saja nanti Mas Eko akan merasakan bagaiman

    Last Updated : 2023-08-31
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 167. Jadi pusat perhatian.

    POV Lisa. ***“Ya, ampun pasti Ibu lupa sama aku karena penampilanku sekarang, kan? Aku Rini, temannya Ocha, anda mertuanya ‘kan?" jawab perempuan di sebelahku. Entah kenapa ini seperti kejadian yang memang sudah diatur oleh Tuhan. Agar aku tahu lebih jauh tentang Teh Ocha dan juga ibu mertuaku.“Oh, iya, Ibu lupa-lupa ingat. Dulu ‘kan kamu nggak pakai jilbab sekarang pakai jilbab jadi ya Ibu lupa-lupa ingat. Gimana kabar kamu?" tanya ibu kali ini beliau jadi sok ramah sekali padanya Ibu menarik lenganku untuk berdiri sejajar dengannya.“Kabarku baik, alhamdulillah. Ibu ke sini siapa yang sakit? anaknya Ocha atau anak Kakak madunya Ocha?" jawab perempuan ini lagi.Aku sebenarnya tidak terlalu terkejut karena memang sudah mengetahui siapa Ocha sebenarnya hanya saja setiap orang menyebut nama para maduku, hatiku teriris perih dan sakit sekali.“Eh ... kamu ngomong apaan sih, jangan suka ngelantur. Ibu ke sini nemenin menantu kesayangan Ibu Cucu Ibu lagi nggak enak badan dan tadi diba

    Last Updated : 2023-08-31
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 168. Jadi Hamil?

    POV Lisa.***“Iya, benar apa yang dikatakan Salsa. Tolong berikan uang Ibu, kami butu makan yang bergizi agar Ibu cepat pulih, Lisa," sahut ibu.“Oke. Baiklah, aku akan kasih kalian uang, tapi tolong kalian jangan seperti ini ditonton orang banyak bisa-bisa kita viral masuk berita memang ibu mau?” kataku pada akhirnya.“Baik, Ibu dan Salsa akan berdiri, tapi kamu janji akan berikan kami uang," kata ibu berusaha meyakinkanku lebih tepatnya memutuskan sesuatu sebelah pihak.“Baiklah. Cepat kalian berdiri. Ini aku ambil uangnya buat kalian, tapi sebelumnya bilang pada mereka yang menonton kita untuk bubar,” jawabku.“Iya, Teh, iya, aku akan suruh mereka pergi, Teh, tapi teteh jangan bohong ya?" Aku hanya menggangguk saja malas sekali rasanya mau berbicara dengan Salsa.Bergegas kuambil uang dari tas. Melihat tindakanku ibu dan juga Salsa langsung berdiri matanya berbinar sudah tidak menangis lagi dan orang-orang yang mengerumuni kami pun pergi satu persatu.“Aku kasih kamu uang Rp200.0

    Last Updated : 2023-08-31
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 169. Mertuaku takut.

    POV Lisa. ***“Oh ya, Lisa tadi ibu sudah nelpon orang tuamu katanya mereka akan ke sini lusa."“Ibu yang menyuruh orang tuaku ke sini," jawabku balik bertanya.“Iya, Ibu memberitahu kalau kita kecelakaan. Orang tuamu panik jadi mereka akan ke sini lusa setelah 3 hari kematian pamanmu."“Yah, baguslah kalau orang tuaku akan datang ke sini dengan begitu mereka akan tahu tentang keadaan rumah tanggaku."“Nah, yang akan Ibu sampaikan ke kamu. Pokoknya kamu nggak usah ngomong yang aneh-aneh tentang rumah tangga kamu. Anggap saja semuanya tidak terjadi apa-apa dan baik-baik saja, pokoknya kamu harus layani orang tuamu dengan baik mereka ‘kan ke sini nggak lama jangan buat mereka sedih. Paham, kamu Lisa,” pinta mertuaku. Sudah keduga bakalan panjang urusan.“Paham Bu, paham banget, tapi sayangnya aku nggak mau nurutin omongan Ibu. Kemauan Ibu itu terlalu berlebihan dan hanya menguntungkan Ibu saja. Aku akan katakan yang sebenarnya pada orang tuaku meski tidak kukatakan pun mereka sudah cur

    Last Updated : 2023-08-31
  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 170. Pekerjaan baru Salsa.

    POV Lisa.***“Oh nggak usah, nggak usah, nggak usah! Biarkan mereka sama Ibu saja udah benar kata kamu setelah Ibu pikir-pikir bahwa mereka ini adalah saudara Ibu, jadi memang sudah kewajiban Ibu untuk menjamu mereka. Ocha ayo ikut ibu!" sahut mertuaku lagi bahkan beliau menarik lengan Teh Ocha mengajak menjauh dari sini.Ah, aku sih, terserah saja mau Ocha dibawa Ibu sekalipun tak mengapa aku tetap akan buka rahasia Ibu dan tentu saja rahasia mereka.Ocha tidak mau ikut, dia berontak lalu mendorong Ibu sekuat tenaga. Ibu terpelanting ke jalan dan mengaduh kesakitan. Akku yakin badan ibu luka-luka.“Astaghfirullahaladzim, Ocha, kamu nggak boleh gitu," teriak ibunya teh Ocha, membela dan membantu mertuaku sedangkan Teh Ocha dipegang oleh bapaknya.“Aduh badanku sakit sekali! Kamu itu gimana, sih! Enggak pernah ngajarin anak kamu untuk sopan santun masa sama orang tua begitu, kan kaliam tahu aku baru saja kecelakaan ini sudah dorong ke jalan. Sakit semua badanku," omel mertuaku sedangk

    Last Updated : 2023-08-31

Latest chapter

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 185. Kebenaran map merah. End.

    POV Lisa. ***“Ibu, aku ada di mana? Di mana Via da Bapak?” tanyaku pada ibu yang sedang mengaji di sampingkuAku pindai ruangan ini dan sekarang aku paham aku ada di mana seingatku memang aku pingsan rupanya aku dirawat di sini.“Alhamdulillah ... Nak, kamu sudah sadar. Bapak ada di luar. Via juga ada di luar sama Mbok. Alhamdulillah sadar, Ibu senang sekali. Kamu pingsan terlalu lama Lisa, sampai membuat Ibu khawatir. Jangan tinggalkan Ibu, ya, Nak, kita hadapi ini sama-sama kalau kamu sakit begini Ibu juga ikut sakit. Kalau kamu lemah, Ibu lemah tidak bisa berbuat apa-apa, tapi kalau kamu kuat menghadapi, Ibu akan jauh lebih kuat lagi. Lisa, maafkan Ibu. Sungguh maafkan Ibu selama ini tidak jadi orang tua yang perhatian padamu sampai-sampai masalah seperti ini harus kamu telan sendiri. Ayo, Sayang, bangkit anak Ibu yang cantik anak ibu yang kuat. Tetaplah bersama Ibu, tetaplah menjadi kebanggaan Ibu yang tidak pernah takut apa pun di luar sana. Ibu akan selalu ada di sampingmu sam

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 184. Kenyataan pahit.

    POV Lisa. ***“Ibu, nggak usah kebiasaan memotong pembicaraan orang lain. Kalaupun orang tuanya teh Ocha mau mengatakan sesuatu ya, biarkan saja dulu berbicara setelah selesai berbicara baru Ibu menyangkalnya tidak begini. Namanya nggak sopan,” kataku.“Mungkin ini akan terdengar aneh, tapi kami harus mengungkapkan kebenarannya. Neng Lisa maafkan Ibu selama ini menyembunyikan padahal sebenarnya awal dari kedatangan kami ke sini ingin memberitahukan kebenaran ini pada Neng Lisa, tapi yang ada banyak sekali kendala-kendalanya dan mungkin hari ini adalah kesempatan yang Tuhan berikan kepada kami untuk mengatakan sejujurnya. Perlu Neng Lisa dan keluarga tahu bahwa Ocha benar-benar istrinya ke dua Eko. Sedangkan Rara istri ketiganya Eko jelas,” bapaknya Teh Ocha.Ibuku jangan ditanya beliau langsung ambruk jatuh ke lantai,meski tidak pingsan, tapi aku yakin hatinya hancur mendengar kejujuran ini semua.“Kenapa begini? Kenapa rumah tangga anakku jadi begini sakit sekali aku mendengarnya. A

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 183. Kejutan lagi.

    POV Lisa. *** “Lapor sana, lapor cepetan aku tidak akan pernah takut! Asal kamu tahu saja ya, perempuan murahan, pezina macam kamu bisa dipenjara. Perselingkuhan yang kamu lakukan dengan Eko bisa kena pasal dan kamu akan membusuk di penjara bersama Eko! Paham kamu?!” teriak ibuku tepat di depan wajahnya Rara sampai dia mundur matanya dan wajahnya merah aku tahu Rara ketakutan. “Jangan sok tahu Ibu tua. Aku dan A Eko itu melakukannya atas dasar suka dan sama suka, jadi tidak ada yang bisa memisahkan kami dan begitu dengan kamu tidak akan pernah bisa memenjarakan kami,” jawab Rara. “Dasar perempuan bodoh! Selain bodoh kamu juga norak. Perselingkuhan zaman sekarang bisa dipenjarakan. Oh, ya, aku baru tahu kalau ternyata seleranya Eko rendahan begini. Lihat besan selingkuhannya Eko bahkan tidak lebih baik daripada Lisa. Udik sudah seperti jemuran jalan nggak jelas begitu. Pokoknya aku mau Eko dan Lisa pisah,” ucap ibuku. “Terserah kamu saja Besan yang penting aku juga tetap pada pendi

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 182. Perang dunia ke-3.

    POV Lisa. **** “Bahkan perempuan yang duduk di seberang Ibu yang diperkenalkan sebagai saudara itu adalah maduku,” kataku lagi. Perih sekali aku harus mengatakan jujur kepada kedua orang tuaku, tapi di sisi lain aku plong karena merasa berhasil mengeluarkan racun yang ada di dalam dadaku. “Apa!” teriak ibuku. “Be—san ... ini masuknya gimana, ya, tolong jelaskan pada kami!” bentak bapak. “Tidak ... ini pasti Lisa dan Besan sedang ngeprank kan, bentar lagi kan Ibu mau ulang tahun jadi pasti kalian bikin surprise kan?” kata ibuku sepertinya beliau memang belum bisa menerima kenyataan ini, tapi air mata sudah membasahi pipinya. “Tenang dulu Bu, kita minta penjelasan mengenai ini dari Besan dan juga Lisa,” sahut Bapak seraya mengusap bahu ibu. “Bapak, tahu ‘kan kalau mereka biasanya memang suka bikin kejutan begini. Bikin hati orang tua cemas ujung-ujungnya nge-prank seperti yang sering kita lihat di YouTube itu loh, Pak dan ujung-ujungnya kita dapat hadiah. Iya, kan, Lisa?” kata i

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 181. Jujur.

    POV Lisa.****“Iya, Besan memang aku yang melarang Lisa untuk memberitahukannya pada kalian karena kami pikir bisa menyelesaikannya. Kasihan kalian juga kan, kalau terbebani dengan masalah anakku. Sudah kukatakan tadi bahwa anakku di sini posisinya bersalah Aku malu jika harus memberitahukan padamu. Aku juga yang mewanti-wanti Lisa agar tidak memberitahukan bukan kami tidak menghargai Besan, tapi sebenarnya malu," jawab ibu mertua aku beliau pasang muka sesedih mungkin.Bapak menatapku meminta penjelasan. Aku mengangguk saja karena memang aku tidak perlu menjelaskan apa-apa. Biarkan saja Ibu mendramatisir apa yang terjadi itu tidak akan pernah merubah keputusanku nantinya jadi aku bebaskan saja Ibu mengarang cerita.“Tapi, ya, enggak boleh gitu juga lah besan. Kita ini kan, keluarga jadi mau sekecil apa pun permasalahan kita harus berdiskusi apalagi ini sampai di penjara loh, si Eko dan sampai dihajar bahkan kritis begitu. Kita bisa menuntut yang menghajar Eko jangan mau kita diinjak

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 180. Syok!

    POV Lisa. ***“Ibu sama Bapak cuma berdua aja si Via nggak nangis kan, Bu," tanyaku mengalihkan pembicaraan. Aku muak mendengar ucapan manis mertuaku yang tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.“Eggak ... tadi sih, sama Mbok lagi mainan boneka. Happy kok, Ibu sama Bapak ke sini juga nggak sendiri sama saudara besan loh, tadi ketemu di depan rumah si Lisa. karena mereka kaget Eko ada di rumah sakit ya, sudah akhirnya kami ajak ke sini," jawab ibuku. Sementara Salsa dan mertuaku terlihat kaget aku pun sebenarnya iya, tapi mencoba bersikap biasa saja. Saudara yang dimaksud orang tuaku pasti itu Teh Ocha dan kedua orang tuanya kalau begitu moment ini sungguh sangat istimewa. Aku tidak akan menyia-nyiakannya. Saatnya aku membongkar kebusukan mertua dan suamiku di depan orang tuaku.“Saudara yang mana besan? “tanya mertuaku sok tidak tahu. Padahal dari matanya jelas terbaca beliau sangat panik.“Si Ocha sama orang tuanya tapi tadi lagi izin ke toilet katanya kebelet. Oh, ya, Eko sakit apa

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 179. Kedatangan orang tuaku.

    POV Lisa. ***Aku benar-benar tidak menduga bahwa dia otaknya konslet bahkan lebih konslet dari Teh ocha. Ya, Tuhan beginikah selera suamiku? Selera seorang berpendidikan tinggi sungguh turun derajat sekali karena sewaktu dulu kuliah Mas Eko itu termasuk lelaki yang benar-benar pemilih kualitas perempuan giliran selingkuh kok, sama remahan rengginang begini. Astagfirullah dan itu menjadi sainganku kalau diladenin mungkin sampai lebaran monyet tidak akan berhenti. Ya, lebih baik aku diam saja malas ngeladenin orang-orang yang otaknya lebih konslet daripada Teh Ocha.“Diamkan kamu nggak usah balas ucapanku. Makanya kalau mau ngomong itu ngaca dulu kamu itu siapa? Ih ... malas banget meskipun kata Eko kamu adalah wanita yang paling berjasa dalam hidupnya, tapi kalau soal yang lain contohnya soal ranjang A Eko selalu memujiku bawa aku adalah yang terbaik,” kata Rara seraya mengibaskan rambut pirangnya.Astaghfirullahaladzim aku mimpi apa ya, bisa berhadapan dengan pelakor model begini. S

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 178. Konslet.

    POV Lisa. ***“Puas kamu, Lisa, udah buat anak Ibu begini. Pokoknya kamu harus mempertanggungjawabkan semuanya. Lihatlah sekarang Eko kritis. Ibu benar-benar kecewa sama kamu," ucap mertuaku begitu melihat kedatanganku. Untung saja Via tidak aku ajak karena situasi di sini sangat tidak kondusif. Mertuaku bahkan berusaha menyerangku.“Puas banget tuh, aku kira datang ke sini Mas Eko tinggal nama ternyata masih ada orangnya, ya, meskipun dalam keadaan kritis," jawabku pasti mereka semua tidak akan pernah menyangka bahwa aku akan menjawab seperti itu bahkan orang-orang sampai melongo.“Apa kamu bilang, dasar ya, kamu itu istri nggak tahu diri suami sekarat malah Alhamdulillah, benar-benar ya kamu kurang seons otaknya pantas aja dia pergi ninggalin kamu lihatlah, Bu, menantu yang Ibu bangga-banggakan ternyata begitu kan? Licik dan jahat. Bahkan dia mendoakan suaminya meninggal," sahut Rara. Aku hanya tertawa saja mendengarkan ocehannya. Terserah mau ngomong apa aku tak peduli.“Teteh kay

  • Aku Mbabu, Kau Hadirkan Madu   BAB 177. Kritis?

    POV Lisa. *** “Ya, mau bagaimana lagi Ibu juga khawatir, tapi kalau kita pergi malam ini lebih mengkhawatirkan keselamatan kita. Duh, tiba-tiba kepala Inu jadi pusing begini memikirkan sesuatu yang terjadi semuanya secara tiba-tiba,” keluh mertuaku. “Ayo, Mbok kita pergi dari sini aku nggak mau lagi mendengarkan perdebatan mereka!" ajakku pada Mbok, lalu kumatikan lampu agar mereka benar-benar pulang. “Tuh, kan, lampunya mati lagi, Bu. Sudahlah Ayo, kita pulang!" teriak Salsa. Sampai kamar aku menimbang-nimbang apa yang harus aku lakukan. Sejujurnya aku sedikit khawatir pada Mas Eko. Pasti sakit maag-nya kambuh lagi sampai dia dibawa ke rumah sakit begitu. Mas Eko itu orangnya milih-milih soal makanan sedangkan di penjara pasti makan seadanya dan Mas Eko nggak mau makan itu sebabnya dia sakit. “Apakah besok Ibu akan jenguk pak Eko?" tanya Mbok Wati. Aku menggeleng saja belum tahu apa yang akan aku lakukan besok. “Mbok, jadi curiga jangan-jangan Bapak dipenjara digebukin sama na

DMCA.com Protection Status