Perlahan pikiran Clara mulai tersadar. Dia juga dapat mendengar suara dari keyboard yang tengah di ketik. Lalu, Clara membuka matanya. Melihat sekeliling ruangan yang tampak berbeda. Dia tidak tidur di kamarnya, melainkan di dalam ruangan Aland.“Kau bangun?” tanya Aland ketika melihat Clara yang beranjak dari tempatnya.Clara sedikit merapikan rambutnya yang berantakan. Dia duduk di atas sofa sembari memandangi Aland yang terlihat begitu sibuk. Lalu wanita cantik itu memandangi tubuhnya yang kini sudah mengenakan pakaian yang berbeda.“Kau yang mengangganti pakaianku?” tanya Clara memastikan.“Ya, pakaianmu robek.”Clara menundukan wajah sembari menggigit bibir bagian bawahnya. “Maafkan aku, Aland.”“Beristirahatlah, Clara.” balas Aland. Pria tampan itu berbicara tanpa menatap Clara.Clara menganggukan wajahnya kemudian menjawab. “Ya.”Kemudian, Clara keluar dari ruangan Aland dan berjalan menuju kamarnya. Dia masih mengingat dengan jelas kejadian sebelum dirinya tertidur tadi. Merek
Happy Reading ....“Bagaimana? Apa yang Jonathan katakan?” tanya Clara kepada Aland.Kini mereka berdua tengah berada di dalam sebuah lift dan turun menuju basemant. Setelah pemeriksaanya selesai, Aland langsung mengajaknya pergi tanpa membiarkanya untuk bertemu Jonathan terlebih dahulu. Aland beralasan jika Jonathan tengah sibuk, dan tentu Clara menghargainya.Sesaampainya di basemant rumah sakit. Seorang pria memberikan sebuah kunci mobil kepada Aland. Dan Aland meminta Clara untuk naik ke dalam mobil yang berbeda dengan yang di naikinya ketika berangakat tadi. Mobil sport mewah dengan Aland yang menyetirnya sendiri.“Masuklah.”“Baik.”Mobil melaju kencang dan membelah jalanan. Mungkin ini yang pertama kalinya bagi Clara, menaiki mobil dengan Aland yang mengendarainya. Suasananya terasa berbeda, terlebih hanya ada mereka berdua di dalam mobil tersebut.Sudah ada sekitar dua McD yang mereka lewati, dan ada sebuah raut wajah kecewa yang di tampilkan Clara. Sejak kemarin, Clara ingin
Pandanganya kosong, pikiranya melayang membayangkan bagaimana hari ini Aland bersikap kepadanya. Manis. Akankah Clara jatuh cinta kepadanya sebelum ingatanya benar-benar kembali? Kini, wanita cantik itu tengah berada di dalam dapur dan mempelajari cara membuat kopi yang benar. Mulai hari ini, biarkan Clara yang membuat dan menyiapkan kopi untuk Aland.“Nona, kau menambahkan tertalu banyak gula.” ujar seorang pelayan yang langsung membuyarkan lamunan Clara.“Ah, maafkan aku.”Clara menundukan wajahnya sembari tersenyum tipis. Dia menggeser gelas berisikan kopi itu kemudian mengambil gelas yang baru. Ini percobaanya untuk yang ke tiga kali, dua kali sebelumnya Clara juga gagal karena terlalu banyak melamun karena memikirkan Aland.“Aku akan melakukanya dengan baik kali ini.”Di ruang baca, Aland tengah sibuk dengan setumpuk pekerjaanya. Dia melirik arloji di pergelangan tanganya, dan kini waktu sudah menunjukan pukul Sembilan malam. Itu artinya sudah dua jam berlalu semenjak makan malam
21+Aland pergi ke ruang bawah tanah mansion untuk melihat seseorang yang sebelumnya telah di laporkan oleh pria yang baru saja masuk ke dalam ruangannya. Sesampainya di sana, Aland melihat seorang pria paruh baya yang tengah tersungkur di lantai dengan luka memar pada wajahnya.Pria tampan itu menatapnya dengan begitu intens. “Perlukah aku membuatkanmu coffe?” tanya Aland kepada pria paruh baya tersebut.Aland duduk dengan kaki yang saling bertumpu. Pandangannya tak pernah lepas dari menatap seorang pengkhianat di depannya. Salah besar jika orang tersebut memilih untuk bermain-main dengan Aland.“Katakan, siapa yang kau ajak bernegosiasi?” tanya Aland, masih dengan nada yang tenang.Namun, pria tersebut hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaan Aland. Dan Aland bukan orang sabar yang akan diam saja dan menunggu. Dia tidak akan segan melakukan segala cara untuk membuat pria tersebut membuka mulut.Kemudian, satu pengawal menghajar pria malang tersebut tepat di bagian wajah. Dagu, h
“Ada apa? Apakah ada sesuatu yang menganggumu? Berbagilah denganku.”“Tidak ada. Beristirahatlah.” Jawab Aland singkat.Kemudian pria tampan itu berbalik dan melangkah pergi. Satu tangan Clara terulur ke depan namun tidak sampai meraih lengan Aland, sehingga tidak sempat menahan kepergian pria tampan itu. Tidak sesuai dengan khayalan Clara beberapa menit yang lalu.Clara meraih gelas dan obatnya di atas meja. Lalu membawanya menuju kamar tidur.**Waktu sudah menunjukan pukul setengah tujuh pagi, dan Clara sudah bersiap turun ke bawah dan sarapan bersama. Namun sesampainya di meja makan, Clara tidak melihat Aland di sana. Apakah dia terlambat datang lagi?Pelayan menyajikan makanan di atas piring. Dan seperti sebelumnya, Clara tidak akan memakan sarapanya sebelum Aland berada di sana. Namun selama beberapa menit berlalu, Aland tidak kunjung tiba. Clara menatap diam ke arah kursi yang biasa Aland tempati, dan kini kursi itu kosong.“Apa Aland tidak akan datang untuk sarapan?” tanya Cla
Wanita cantik itu duduk di meja makan sembari mengaduk-aduk sarapan miliknya. Sudah tiga hari semenjak dia tidak bisa bertemu dengan Aland. Aland begitu sibuk, dia bahkan lebih memilih tinggal di perusahaan untuk menyelesaikan pekerjannya.Clara menghela napas panjang. Tidak ada selera makan hari ini. Dia beranjak dari kursinya dan memilih untuk kembali ke dalam kamar. Ketika sampai di lantai dua, lagi-lagi Clara melihat Elios yang baru saja keluar dari ruang baca Aland sembari membawa beberapa dokument.Lantas Clara mendekatinya, dan bertanya. “Kau di sini?”Elios dengan sopan menundukan kepalanya untuk menyapa. “Nona muda.”“Kapan Aland akan kembali?” “Saya tidak tahu pasti, Nona.”“Bisakah kau menyampaikan sesuatu untuknya?”“Tentu saja, Nona.”“Katakan padanya, jika aku merasa sangat bosan berada di rumah.”“Baik, Nona, Saya akan menyampaikannya.”“Terimakasih, Elios. Aku mengandalkanmu.”Kemudian Elios berlalu pergi dari sana, dan Clara langsung kembali ke dalam kamarnya. Di dal
Hari ini adalah hari ke empat Clara mengikuti kelas memasak bersama Jeff. Yang artinya sudah satu minggu penuh Aland tidak pulang, dan Clara tidak pernah melihatnya. Bahkan sangat susah baginya walau hanya bertukar pesan singkat. Clara harus menunggu berjam-jam sampai Aland dapat menjawabnya.‘Aku berharap kau pulang malam ini. Aku membuatkan makan malam untukmu.’ Isi pesan Clara untuk Aland.Clara menatap hidangan di atas meja dengan senyuman. Semuanya terlihat sempurna untuk sebuah dinner yang romantis. Hidangan steak yang Clara buat sendiri, dan dua gelas red wine sebagai pendamping. Dia sudah tidak sabar untuk menikmati itu semua berdua dengan Aland.Aku akan merasa sangat senang jika dia datang.Wanita cantik itu berbalik dan melangkah pergi dari meja makan. Dia pergi ke kamarnya untuk bersiap-siap. Haruskah Clara berdandan untuk makan malam? Tapi, bagaimana jika Aland tidak datang? Seharusnya Clara tidak berharap lebih agar tidak terlalu kecewa.Di dalam kamar mandi, Clara membu
Sudah beberapa menit Clara bertahan dengan posisinya. Dia tidak mampu beranjak atau bergerak sedikitpun. Clara takut jika dia melakukan pergerakan sedikit saja, maka akan menganggu tidur pria tampan di sampingnya. Aland terlihat sangat lelah, tidurnya begitu nyenyakSeperti tupai yang tengah melakukan hibernasi. Clara terkekeh pelan menertawai pikiranya.Clara ingin segera terbangun dan menyiapkan sarapan untuk Aland. Perlahan, dia menurunkan lengan Aland dari memeluk tubuhnya. dan Clara bergerak sepelan mungkin untuk bergeser dan turun dari ranjang. Namun sebelum itu, tiba-tiba Aland menahan tubuhnya dan membuat Clara kembali berbaring di sampingnya.“Kau sudah bangun?” tanya Clara.“Biarkan seperti ini, sebentar saja.” pinta Aland seraya memeluk tubuh ramping Clara. Berbicara dengan mata yang masih terpejam.“Kau harus bangun dan bersiap untuk pergi bekerja.”“Aku adalah bosnya, aku bisa pergi kapanpun aku mau.”“Apa kau tidak memiliki janji temu?”“Aku mengosongkan jadwalku hari in
Happy Reading …. Clara baru saja kembali dari ruang rapat, sebelum masuk ke dalam ruangan sekretarisnya mengatakan jika Aland sedang menunggunya. Clara langsung masuk ke dalam ruangan, melihat pria yang sedang berdiri menatap keluar dinding kaca.“Sepertinya kau memiliki banyak waktu senggang,” ucap Clara seraya menghampirinya.Aland berbalik, menyambut Clara dengan pelukan hangat. “Mau bagaimana lagi? Aku tidak bisa tidak merindukanmu.”Clara tersenyum. “Mulutmu itu sangat manis.”“Aku tahu, karena itu kau sangat menyukainya, bukan?” goda Aland.Clara berdecak, melepaskan pelukannya pada tubuh Aland. “Jangan membicarakan hal seperti itu di dalam ruanganku.”“Baiklah, Nyonya Clara.”Kemudian, Clara duduk di atas sofa dan Aland mengikutinya. Dia menuangkan teh ke dalam gelas, lalu memberikannya kepada Aland.“Aland, apa kau tidak sibuk?” tanya Clara.“Aku menyelesaikan pekerjaanku dengan cepat hari ini, dan aku juga tidak memiliki pertemuan penting.”Clara melihat arloji yang melingka
Happy Reading ….“Clara, apa kau sudah selesai bersiap?” teriak Aland dari dalam kamar.Clara sedang berada di dalam walk in closet, wanita cantik itu tengah berdandan, memoleskan make up pada wajahnya. Malam ini, mereka akan hadir di pesta pernikahan William. Dan Clara sudah berdandan sangat lama hampir satu jam penuh. Membuat Aland bosan menunggunya.“Aku sudah selesai,” ucap Clara seraya keluar dari ruangan pakaiannya.Clara mengenakan sebuah gaun berwarna peach tanpa lengan, berpadu cantik dengan higheels yang di kenakannya. Rambut legamnya yang terurai semakin memperindah penampilannya malam ini.Aland beranjak dari duduknya, berjalan mendekati Clara lalu meraih pinggang ramping wanita cantik itu. “Baby, kau sangat cantik. Apa malam ini kau berencana memikat para pria?” goda Aland.“Aku tidak ingin memikat mereka. Tapi mereka sendiri yang akan terpikat olehku,” ucap Clara dengan bangga.Aland tersenyum, mencium ceruk leher istrinya. “Kau sangat cantik. Aku tidak senang jika orang
Happy Reading ….Setelah menyelesaikan makan malam, mereka kembali ke kamarnya masing-masing. Kini Clara sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur, sementara Aland masih sibuk dengan macbook di atas pangkuannya.Seketika Clara teringat dengan sebuah undangan pernikahan yang Jessie berikan padanya kemarin. Karena sibuk dengan pekerjaan, Clara belum sempat untuk memberitahunya kepada Aland.Setelah mengikatkan mantel tidurnya, dia pergi menuju walk in closet dan mengambil tas yang kemarin dia pakai. Mengambil sebuah undangan dari sana, lalu kembali ke dalam kamar dan menemui Aland.“Aland, ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”“Katakan, Clara,” ucap Aland tanpa mengalihkan pandangannya dari layar macbook.Clara berdecak samar, duduk di samping Aland lalu mengambil macbook tersebut dan menggentikannya dengan sebuah undangan yang dia bawa. Kemudian Aland membuka undangan itu, dan membacanya.“Kemarin Jessie memberikannya padaku,” tutur Clara.Aland menyimpan undangan tersebut ke
Happy Reading ….Wanita cantik itu melenggang masuk ke dalam mansion, menaiki anak tanggan dan pergi menuju kamarnya. Sesampainya di sana, dia menyimpan tasnya ke atas nakas, menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang.“Aku sangat lelah,” gumamnya rendah.Aland keluar dari kamar mandi, dia baru saja menyelesaikan acara mandinya. Melihat Clara yang sedang berbaring di atas ranjang, dia langsung menghampiri istri cantiknya itu.“Kau sudah pulang?” “Ya.” Clara mengangguk.“Ada apa? Kau bahkan memiliki jam kerja lebih banyak dariku,” ucap Aland.Clara beranjak duduk, menatap Aland dengan wajahnya yang lesu. “Ini sangat melelahkan ….”Aland tersenyum, duduk di samping Clara di tepi ranjang. “Sudah aku katakan, kau hanya cukup menjadi Nyonya Aland Wahsington, dan aku akan menjamin hidupmu. Kau akan bahagia, hanya perlu duduk manis, dan mengatakan apa yang kau inginkan, aku akan menurutinya. Bagaimana?”“Tidak … itu membosankan.”“Apa membosankan menjadi istriku?” tanya Aland sedikit kesal.Cl
Happy Reading ….Keluarga kecil itu tengah sarapan di meja makan bersama. Keempatnya sudah bersiap untuk pergi dan menjalani kegiatan mereka masing-masing. Fiona dan Fillio terlebih dulu menghabiskan sarapan mereka, karena keduanya harus segera pergi ke sekolah.“Mami, kau akan menjemput kami di sekolah hari ini, kan?” tanya Fillio.Clara tersenyum. “Tentu, Sayang.”Setelah memeluk ringan dan mencium mami dan papinya, kedua anak itu pergi ke sekolah dengan di anatarkan oleh supir. Sementara Clara dan Aland masih berada di meja makan, dengan santai memakan sarapan mereka.“Bagaimana pertemuanmu dengan investor kemarin?” tanya Aland.“Semuanya berjalan lancar, mereka setuju untuk berinvestasi meskipun awalnya mereka ragu.”“Ragu?”“Ya.” Clara mengangguk. “Karena aku baru menjabat sebagai pemimpin perusahaan, mereka takut jika perusahaanku sedang tidak stabil. Tapi tenang saja, aku bisa menyakinkan mereka,” imbuhnya dengan bangga.Jika Aland tahu bahwa orang yang aku temui kemarin adalah
Happy Reading ….Clara berada di dalam kamarnya, berdiri di depan cermin seraya mengikatkan tali mantel tidur miliknya. Kini waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam, namun Aland belum juga kembali. Clara sudah terlalu lama menunggu pria itu, dia memutuskan untuk tidur terlebih dulu dan tidak akan menunggunya lagi.“Aku harap dia tidak menganggu tidurku,” gumam Clara rendah.Aland selalu meminta jatahnya sebagai seorang suami, tapi dia sendiri yang tidak bisa menepati waktu untuk melakukannya. Pria itu selalu sibuk dengan pekerjaan, lalu meminta pada Clara disaat waktu yang tidak tepat. Contohnya seperti di perusahaan Clara tadi siang. Membuat Clara kesal.Wanita cantik itu baru membaringkan dirinya di atas ranjang, menarik selimut dan hendak memejamkan mata. Tapi tiba-tiba saja pintu kamar terbuka, Aland masuk ke dalam kamar dan langsung naik ke atas ranjang, berbaring di samping istrinya, memeluk tubuh Clara dengan erat.“Aland … menyingkirlah dariku.”“Tidak, Clara.”Clara berde
Happy Reading ….Clara baru saja kembali dari rapat para pemegang saham. Mereka mendiskusikan untuk pengangkatan CEO baru perusahaan Royce. Sebagai pemegang saham tertinggi dan pendidikan yang memadai, dia berhasil menjadi pemimpin baru dari perusahaan keluarganya.Awalnya, mereka semua meragukan kemampuan Clara. Namun Clara memberikan beberapa bukti jika selama belajar di luar negeri, dia telah berhasil menderikan sebuah perusahaan kecil yang bisa terbilang sukses. Mereka tidak bisa meragukan kemampuan Clara lagi.Wanita cantik itu baru saja diantar ke ruang kerjanya yang baru, ruang kerja CEO. Clara meraba meja kerja, menatap kursi yang dulunya ditempati oleh Robert Royce. Dia teringat kembali kenangan masa kecilnya ketika pertama kali di bawa ke ruangan itu.Clara kecil menangis dan ingin ikut Robert bekerja, ibunya tidak berdaya untuk menolak permintaannya. Terpaksa Robert membawa Clara ke perusahaan, duduk menemaninya selama bekerja. Semuanya sangat indah disaat kehancuran belum t
Happy Reading ….Pria itu melangkah dengan cepat masuk ke dalam mansion. Pergi menuju kamar buah hatinya. Namun seketika langkahnya terhenti saat dia mendapati seorang wanita cantik berdiri di hadapannya. Wanita itu menatapnya dengan senyuman penuh.“Hai, apa kabar?”“Clara ….”“Ya, aku kembali.”Aland tersenyum, berjalan cepat menghampiri wanita cantik itu kemudian memeluknya erat. Clara membalas pelukannya dengan hangat. Mereka tidak saling bertemu hampir setengah tahun, dan kini waktunya mereka untuk saling melepaskan rindu satu sama lain.Tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan dari lantai dua. Fiona dan Fillio sedang menonton kedua orang tuanya yang sedang berpelukan. Menyadari hal itu, Aland dan Clara langsung melepaskan pelukan mereka.Fiona dan Fillio berlari menuruni tangga, lalu menghambur ke dalam pelukan mami papinya. “Kami juga ingin dipeluk,” ucap mereka bersamaan.Rasanya kini keluarga kecil mereka sudah lengkap kembali, kebahagiaan mereka akan bertambah setiap harinya.
EMPAT TAHUN KEMUDIAN.Happy Reading ….Di dalam sebuah kelas sekolah taman kanak-kanak. Beberapa anak kecil sedang berlarian dan bermain. Meskipun guru di depan kelas meminta mereka untuk mengikuti pelajaran, namun beberapa anak nakal hanya sibuk bermain dan tidak memerdulikan pelajaran.“Papiku membelinya kembarin, ini sangat bagus,” ucap seorang anak laki-laki seraya memperlihatkan mainannya pada beberapa anak yang lain.“Aku akan meminta papiku untuk membelikannya juga.”“Aku mau!”“Aku mau!”Seorang guru mendatangi kerumunan anak laki-laki yang berada di sudut kelas itu. Mengambil sebuah mainan yang sejak tadi menjadi perhatian mereka.“Fillio, kau membawa mainanmu lagi ke sekolah. Apa kau ingin Bu guru mengambilnya?”“Aku hanya ingin memperlihatkannya kepada mereka,” jawab Fillio.“Baiklah.” Guru muda dan cantik itu memberikan mainannya kembali pada Fillio. “Besok kau bisa melakukannya ketika istirahat, tidak pada jam pelajaran.”Anak laki-laki itu mengangguk paham.“Fiona Fiona,