“Assalamu’alaikum," ucap Sinta, Rizki dan juga David yang berdiri di pintu.
“Wa’alaikumsalam,” ucap Ahmad yang membukakan pintu.
“Sudah pulang ya,” ucap Tuti yang berlari dari belakang saat mendengar Sinta yang sudah kembali.
“Iya Tante," ucap David yang menyalami tangan Tuti.
“Kenalkan om, nama saya David om,” ucap David yang menyalami tangan Ahmad.
“Oh iya om sudah dengar tentang nak David,” ucap Ahmad yang tersenyum saat menjabat tangan David. “Mari nak duduk dulu,” ucap Ahmad yang tersenyum memandang David.
“Terima kasih om,” ucap David yang duduk di kursi ruang tamu.
Tuti tersenyum memandang David. Tuti duduk di samping Ahmad suaminya.
Ahmad begitu suka melihat pemuda yang saat ini duduk di depannya. Melihat sikap pemuda itu terlihat bahwa pemuda itu begitu sangat baik dan juga sopan.
“Maaf om saya lupa mau nurunin
Clarissa memandang dirinya di depan cermin. Wajahnya terlihat begitu sangat cantik dengan riasan make up pengantin yang membuatnya cantik seperti boneka Barbie. Clarissa memandang tubuhnya yang cantik dan sempurna dengan balutan gaun berwarna putih yang akan dipakainya untuk resepsi. "Gimana gak cantik, ini gaun harganya 100 juta," ucap Clarissa yang tersenyum saat mengingat gaun yang saat ini melekat di tubuhnya. Clarissa seakan tidak percaya saat menyadari bahwa dirinya memakai gaun senilai 100 juta seperti ini.Fathir berdiri di belakang istrinya. Pria itu memeluk tubuh istrinya dari belakang. “Cantik sekali sayang, mirip boneka yang dimainkan Sheren,” ucap Fathir yang tersenyum.Clarissa memutar kepalanya dan memandang suaminya. “Yang riasnya hebat ya Bang," ucap Clarissa yang tersenyum. Clarissa begitu sangat tidak percaya melihat dirinya yang begitu sangat cantik.“Yang dirias sudah sangat cantik, jadi mau dibuat seperti
Fathir tersenyum dan memeluk tubuh istrinya. Clarissa tersenyum saat suaminya mencium bibirnya. "Kenapa kita nggak pulang ke rumah tanya Clarissa.“Malam ini akan menjadi momen yang sangat penting dalam hidup kita, dan abang mau kita menikmati momen ini berdua, tanpa ada yang gangguin. Kamar yang kita pakai sekarang memang disediakan pihak hotel jadi gratis, ini bonus,” ucap Fathir yang mencium bibir istrinya. Selama Fathir menikah dengan Clarissa belum pernah sekalipun Fathir membawa istrinya untuk menginap di hotel ataupun sekedar jalan-jalan menikmati momen berdua dengan istrinya, dan ini adalah hari pertama untuk mereka merasakan momen berdua seperti ini. Kamar yang saat ini ditempati mereka di dekorasi dengan nuansa romantis, hingga membuat suasana semakin terasa nyaman.“Yang benar, kamar ini nggak bayar,” tanya Clarissa yang membesarkan matanya.Fathir menganggukkan kepalanya.Clarissa memandang ke sekeliling kamar. Berada d
Fathir berbaring di atas tempat tidur. Di saat seperti ini Clarissa sudah sangat hafal apa yang ingin dilakukan oleh suaminya. Clarissa mulai menggigit bibir bawahnya ketika suaminya mencium leher putih miliknya. Clarissa sedikit mendorong kepala suaminya ketika mendengar suara bel di pintu kamarnya. “Ada yang datang Bang,” ucap Clarissa.Fathir sangat kesal ketika kesenangannya terganggu."Abang Buka pintu,” ucap Clarissa."Siapa yang berani mengganggu seperti ini. Abang akan pindahkan itu orang," ucap Fathir kesal. Pria itu begitu sangat malas beranjak dari atas tempat tidurnya. Fathir hanya mengambil remote untuk membuka pintu kamarnya.Clarissa tersenyum lebar ketika melihat sosok mungil yang mendorong pintu kamarnya. “Papi, Mama, Aku ingin tidur disini,” ucap Devan yang datang dengan membawa robot ultraman di tangannya.“Abang sudah besar jangan tidur sama Papi lagi,” ucap Fathir yang tidak setuj
“Abang nanti Risa ke kantor ya,” ucap Clarissa ketika memasangkan dasi suaminya.“Iya,” jawab Fathir yang menganggukkan kepalanya.“Nanti mau Risa bawain makan siang,” tanya Clarissa.“Ya mau lah,” ucap Fathir.“Nanti Risa ke kantor bawa anak-anak ya,” ucap Clarissa.“Iya boleh,” jawab Fathir yang mencium bibir istrinya. “Makan siang gak usah dibawa. Nanti kita makan di restoran aja,” ucap Fathir.“Kenapa gitu?" tanya Clarissa.“Bisa kotor ruang Abang kalau makan siang di ruangan sama anak-anak. Kita makan di restoran aja nanti siang. Di restoran Juga disediakan tempat bermain anak. Jadi mereka pasti suka," ucap Fathir yang menarik hidung istrinya.“Lihat bang, anak-anak masih tidur,” ucap Clarissa yang memandang kedua anaknya yang masih tertidur di atas tempat tidur.Fathir tersenyum memandang kedua anaknya. &ldqu
Clarissa begitu sangat senang ketika bisa menginjakkan kakinya ke perusahaan milik suaminya. Clarissa merasakan degup jantungnya yang begitu sangat kuat. Ada rasa deg-degan ketika pertama kali ke Clarissa menginjakkan kakinya ke perusahaan besar milik suaminya.“Setelah Risa berhenti kerja di sini, ini untuk pertama kalinya Risa datang ke sini ma," ucap Clarissa yang tersenyum memandang Haryati.“Mulai dari sekarang Risa bisa bebas datang ke sini kapan pun Risa mau. Tapi Risa wajib ingat, ini perusahaan Fathir bosnya, jadi sebelum datang ke sini kabari dia dulu, siapa tahu dia sedang banyak kerjaan, kemudian dia juga sibuk, atau mungkin dia sedang berjumpa dengan tamu penting. Jadi Risa harus memahami itu,” ucap Haryati.Clarissa dengan sangat cepat menganggukkan kepalanya. Ada rasa bangga tersendiri ketika Clarissa bisa menunjukkan kepada semua orang bahwa dialah pemilik pria berwajah tampan yang menjadi pemilik perusahaan besar tersebut. Clar
Fathir memandang istrinya yang saat ini sedang duduk bersandar di tempat tidur. Fathir bisa mengetahui bahwa saat ini istrinya sedang memikirkan sesuatu, melihat raut wajah istrinya yang tidak seperti biasa.“Sayang, Abang sudah pulang,” ucap Fathir yang duduk di tepi tempat tidur.Clarissa mengangkat kepalanya dan memandang wajah suaminya. “Risa nggak tahu kalau Abang sudah pulang, Risa lupa turun,” ucap Clarissa yang tersenyum. Clarissa begitu sangat sibuk dengan pikirannya sendiri, sehingga melupakan jam suaminya pulang dari kantor.“Ya enggak apa-apa, tapi kenapa melamun sampai-sampai abang masuk ke dalam kamar gak tau," ucap FathirClarissa diam saat mendengar apa yang diucapkan oleh suaminya.Fathir menarik tangan istrinya agar semakin mendekat dengannya. Fathir mencium kening istrinya dengan sangat lembut. “Lagi mikirin apa,” ucapnya.Clarissa diam ketika mendengar pertanyaan suaminya.
“Saya akan menjawab semampu saya. Saya akan berusaha untuk memberikan jawaban sesuai dengan yang Pak Fathir inginkan,” ucap Rudi yang sedikit ragu mengucapkan kalimat tersebut. Entah mengapa Rudi merasa firasatnya sangat tidak baik saat ini.“Saya ingin bertanya tentang ibu Rini?" ucap Fathir. “Apa saya boleh tahu bagaimana ceritanya bapak bertemu dengan ibu Rini. Kapan peristiwa itu terjadi. Kemudian bagaimana ketika bapak menikah dengan ibu Rini itu berapa tahun yang lalu,” ucap Fathir.Wajah Rudi berubah ketika mendengar apa yang dikatakan oleh fathir. Bayangan peristiwa itu kembali segar diingatannya.Back to back.“Pak Didin tidak usah cepat-cepat,” ucap Rudi yang duduk di kursi belakang.“Iya pak, hanya saja saat ini kondisi sudah malam. Ditambah lagi dengan hujan lebat seperti ini, nanti bila kita lambat ada orang yang berniat jahat yang memanfaatkan hal tersebut,” ucap P
Back to Back. “Ini Pak minumannya,” ucap Didin yang sudah berganti pakaian. Didin meletakkan dua kopi di kursi yang kosong di samping Rudi. Rudi menganggukkan kepalanya dan menyeruput kopi panas tersebut.“Bagaimana pak,” tanya Didin.“Panas,” jawab Rudi.“Iya Pak saya tahu, maksud saya bukan kopinya Pak, tapi wanita yang tadi,” ucap Didin sedikit mengulum senyumnya.“Sudah dipindahkan ke ruangan operasi, Saya juga sudah menandatangani semua surat pernyataan dan persetujuan untuk operasi, jadi kita menunggu hasilnya,” ucap Rudi.“Saya tidak mengerti Pak, mengapa ada wanita sendirian di tengah malam,” ucap Didin.Rudi mengusap wajahnya. “Yang ada ada hanya kartu identitas penduduk miliknya saja, dan itu juga sudah basah, dan saya hanya bisa membaca namanya, jadi kita tidak tahu mencari keluarganya di mana,” ucap Rudi menjelaskan.