Share

Bab 82

Rudi dan Linda maju untuk memberi hormat, "Rudi Wijaya, hormat pada Panglima!"

"Linda Ismail, hormat pada Panglima!"

Alfred mendongak dan tersenyum saat berkata, "Akhirnya kalian sampai."

Rudi berucap, "Kami terlambat karena jalanan ditutupi oleh salju. Panglima, mohon maaf."

"Takdir tidak merestui, ini bukan salah Jenderal Rudi dan Jenderal Linda." Alfred menoleh pada Intan. Intan hanya melirik mereka sekilas, tetapi tidak berjalan ke sana. Alfred merasa pasti telah terjadi sesuatu di antara mereka.

Sementara itu, Teddi dan Rizki yang adalah mantan bawahan jenderal Keluarga Belima mengamati Rudi. Rudi memang tampan, energik dan gagah. Mereka sangat puas.

Rudi adalah menantu yang dipilih oleh Nyonya Marisa. Bagaimana mungkin Rudi adalah pria yang buruk?

Teddi maju dan menepuk Rudi, lalu tertawa terbahak-bahak. "Jenderal Rudi, akhirnya bisa bertemu denganmu hari ini. Kamu beruntung sekali bisa memiliki istri yang begitu unggul."

Rizki juga tersenyum seraya berucap, "Jenderal Rudi, selam
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status